• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan instrumen

Dalam dokumen PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DAN NON TES SEB (Halaman 59-63)

C. Bentuk dan Teknik Penulisan Instrumen Non Tes 1 Pengertian Instrumen non tes

4. Pengembangan instrumen

Instrumen afektif yang dibahas pada buku ini adalah sikap, minat, nilai, dan konsep diri. Ada sepuluh langkah yang harus diikui dalam mengembangkan instrumen afektif, yaitu sebagai berikut.

1) Menentukan spesifikasi instrumen 2) Menulis instrumen

3) Menentukan skala instrumen 4) Menentukan sistem penskoran 5) Mentelaah instrumen

6) Melakukan ujicoba 7) Menganalisis instrumen 8) Merakit instrumen

9) Melaksanakan pengukuran 10) Menafsirkan hasil pengukuran 1) Spesifikasi instrumen

a. Wawancara

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yakni:

Tahap awal wawancara bertujuan untuk mengondisikan situasi wawancara. Buatlah situasi yang mengungkapkan suasana keakraban sehingga siswa tidak merasa tajut, dan ia terdorong untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas dan benar atau jujur.

b) Penggunaan pertanyaan

Setelah kondisi awala cukup baik, barulah diajukan pertanyaan- pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara. Pertanyaan diajukan secara bertahap dan sistematik berdasarkan rambu-rambu atau kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya. Apabila pertanyaan dibuat secara berstruktur, pewawancara membacakan pertanyaan dan, kalau perlu, alternatif jawabannya. Siswa diminta mengemukakan pendapatnya,lalu pendapat siswa diklasifikasikan ke dalam altenatif jawaban yang telah ada. Bila wawancara tak berstruktur, baca atau ajukan pertanyaan, lalu siswa menjawabnya secara bebas.

c) Pencatatan hasil wawancara

Tahap terakhir adalah mencatat hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga supaya tidak lupa. Mencatat hasil wawancara berstruktur cukup mudah sebab tinggal memberikan tanda pada alternatif jawaban, misalnya melingkari salah satu jawaban yang ada.

Sedangkan pada wawancara terbuka kita perlu mancatat pokok- pokok isi jawaban siswa pada lembaran tersendiri. Yang dicatat adalah jawaban apa adanya dari siswa, jangan tafsiran pewawancara atau ditambah dan dikurangi.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa pernyataan yang disampaikan kepadaresponden yang dijawab secara tertulis.

Tujuan penggunaan kuesioner dalam kegiatan pengajaran adalah: a) Untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan

dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya,

b) Untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dalam proses belajar yang ditempuhnya.

c) Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyususn kurikulum dan program belajar mengajar.

Sepsifikasi instrumen terdiri dari tujuan dan kisi-kisi instrumen. Dalam bidang pendidikan pada dasarnya pengukuran afektif ditinjau dari tujuannya, yaitu ada lima macam instrumen, yaitu:

a. Instrumen sikap. b. Instrumen minat. c. Instrumen konsep diri. d. Instrumen sikap. e. Insrtumen nilai moral

Dalam menyusun spesifikasi instrumen, ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. Menentukan tujuan pengukuran b. Menyusun kisi-kisi intrumen

c. Memilih bentuk dan format instrumen d. Menentukan panjang instrumen

Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta didik terhadap matam pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan menat peserta didik terhadap seuatu mata pelajaran.

Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu obyek, misalnya kegiatan sekolah. Sikap terhadap mata pelajaran bisa positif bisa negatif. Hasil pengukuran sikap bergunan untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa.

Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri eserta didik melakukan evaluasi terhadap potensi yang ada dalam dirinya. Informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan untuk menentukan program yang sebaiknya ditempuh oleh siswa. Hal ini berdasarkan informasi karakteristik eserta didik yang diperoleh dari hasil pengukuran. Karakteristik potensi pesert didik sangat penting untuk menentukan jenjang karirnya.

Instrumen nial dan keyakinan bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan individu. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang positif diperkuat sedang yang negatif diperlemah dan akhirnya dihilangkan.

Setelah tujuan penukuran afektif ditetapkan, kegiatan berikutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi, juga disebut blue-print, merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi instrumen yang akan ditulis. Kisi-kisi ini pada dasarnya berisi tentang defenisi konseptual yang ingin diukur, kemudian

ditentukan defenisi operasional dan selajutnya diuraikan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini merupakan acuan untuk menulis instrumen. Jadi pertanyaan atau pernyataan ditulis berdasarkan indikator.

Langkah pertama dalam menentukan kisi-kisi adalah menentukan defenisi konseptual yang diambil dari buku teks. Selanjutnya ditentukan defenisi operasional, yaitu yang bisa diukur. Defenisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini merupakan pedoman dalam menulis instrumen. Tiap indikator bisa ditulis dua atau lebih butir instrumen. Defenisi konseptual diambil dariteori-teori yang ada dalam buku, sedang defenisi operasional dapat dikembangkan oleh tim pembuat instrumen. Selanutnya defenisi operasional dikembangkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini menjadi acuan penulis instrumen. Salah satu format kisi-kisi instrumen afektif ditunjukkan tabel 5.1.

Tabel 2.11 Kisi-kisi Instrumen afektif

No Indikator Jumlah butir Pertanyaan/pernyataan skala 1. 2. 3. 4. 5. d. Observasi

Observasi bertujuan untuk mengamati dan mengkaji tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan

e. Studi Kasus

Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Kasus-kasus dipilih untuk dipilih dan dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang relatif lama.

Untuk mengungkap persoalan tersebut, perlu dicari data yang berkenaan dengan pengalaman individu tersebut pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti orang tuanya, teman dekatnya, guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik

perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, atau tes, bergantung pada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain.

2) Penulisan instrumen

Dalam dokumen PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DAN NON TES SEB (Halaman 59-63)

Dokumen terkait