BAB V: Kesimpulan dan Rekomendasi: Menyajikan pemaknaan peneliti
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Untuk melihat peningkatan nilai-nilai kesantunan apakah signifikan atau tidak, akan digunakan alat statistik uji beda nonparametriks Wilcoxon. Alasan digunakan uji beda non parametriks adalah karena datanya berskala ordinal dan dan banyaknya data lebih kecil dari 30, dan alasan digunakan Wilcoxon karena datanya berpasangan. Rata-rata pre-test dikatakan berbeda dengan rata-rata post-test jika probability value (p-value) lebih kecil dari taraf nyata = 0.05
Adapun indikator yang diukur dalam pengembangan nilai-nilai kesantunan ini meliputi aspek kejujuran, kedisiplinan, toleransi, keberanian, tanggung jawab dan sikap hormat. Instrumen terlampir. Kriteria yang digunakan dalam melihat perubahan perilaku peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Format Penilaian
No Nama Peserta
Aspek Yang Dinilai
Rata-rata Ket Kejujur an Kedisiplin an Kebera nian Toleran si Tgg. Jawab Sikap Hormat
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu pengamatan, wawancara, angket, catatan lapangan dan analisis dokumen, sedangkan instrumen penelitian menyesuaikan dengan tahap penelitian. Selanjutnya dilakukan pengkajian terhadap pembelajaran nilai-nilai sosial meliputi penjaringan informasi mengenai pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai kesantunan yang telah diperolehnya selama ini.
Keempat alat pengumpul data tersebut digunakan untuk menjaring dan merekam kondisi empirik kegiatan pembelajaran pembentukan nilai kesantunan remaja dalam kelekatan dengan keseharian peserta didik, identitas peserta didik, serta angket untuk melihat hasil model pelatihan dan pembelajaran yang diterapkan. Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, seperti observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi (Fraenkel dan Wallen, 1993; Bogdan dan Biklen, 1992).
Pada penelitian ini, proses pengumpulan data penelitian dilakukan melalui studi literatur, dilengkapi dengan wawancara sekaligus observasi yang bersifat partisipatif. Pembelajaran nilai-nilai sosial pada kegiatan ekstrakurikuler ini didasari adanya fenomena melemahnya kesantunan di kalangan sebagian remaja, yang disebabkan oleh beberapa faktor pencetus seperti telah dipaparkan pada bab satu.
Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini ditempuh beberapa cara, antara lain melalui studi literatur, pengamatan langsung terhadap objek, dalam hal ini proses pembelajaran kesantunan pada remaja peserta ekstrakurikuler tari, dan wawancara dengan pelatih/pembina, peserta belajar.
Responden yang dipilih untuk wawancara mendalam adalah sebagai berikut.
1) Guru/pelatih kegiatan ekstrakurikuler tari, untuk memperoleh informasi mengenai kecenderungan perilaku anak melalui proses pendidikan tari yang berhubungan dengan pembentukan kesantunan sosial.
mengenai kecenderungan perilaku anak terhadap pemahaman nilai-nilai tata krama dan nilai-nilai sosial selama ini melalui media seni tari.
Fenomena mengenai perilaku yang terjadi di kalangan sebagian remaja (pelajar) dalam penelitian ini dapat dikaji melalui berbagai sumber literatur, dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai adat-istiadat, nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dalam kaitannya dengan proses membangun kesantunan sosial remaja melalui media seni. Selain hal tersebut studi literatur juga dimaksudkan untuk mempertajam orientasi dan dasar teoretis tentang masalah penelitian.
Di samping teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan wawancara, pada penelitian ini dilakukan observasi terhadap proses pengembangan nilai-nilai sosial dalam ekstrakurikuler tari. Observasi dilakukan untuk memusatkan perhatian terhadap kegiatan, kejadian dalam konteks keterkaitan antara subjek dengan fokus masalah penelitian yakni pemahaman remaja terhadap nilai-nilai sosial, pembelajaran, serta pendekatan yang digunakan guru/pelatih.
Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung untuk mencermati beragam fenomena yang menyangkut kegiatan pembelajaran. Pada tahap pendahuluan observasi dilakukan untuk pengenalan dan pengumpulan informasi mengenai aktivitas pembelajaran nilai-nilai sosial untuk menumbuhkan kesantunan sosial lewat pemaknaan simbol gerak tari.
Tahap pendahuluan ini dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung, yakni dengan mengkaji perilaku siswa di luar kelas dan di dalam kelas. Dari proses pengamatan tersebut diperoleh hasil bahwa peserta belajar masih belum menempatkan nilai-nilai yang diperolehnya di keluarga pada proporsi yang tepat. Observasi ini dilakukan sebagai landasan untuk melihat seberapa besar perubahan yang terjadi setelah siswa mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler tari.
Pada tahap pengembangan model observasi dilakukan pengamatan terhadap sikap, perilaku, ekspresi diri, cara berkomunikasi, body language, dan interpretasi terhadap interaksi sosial lainnya.
penelitian mengenai proses membangun kesantunan sosial remaja. Proses wawancara terhadap subjek pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk wawancara percakapan informal, yang berlangsung secara spontan di dalam alur interaksi yang wajar selama pertemuan berlangsung.
Wawancara dilakukan dengan pendekatan terarah, untuk menjaring informasi mengenai pokok bahasan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pertanyaan wawancara yang diajukan peneliti senantiasa disesuaikan dengan situasi dan kondisi, namun tidak terlepas dari pedoman wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti sebelumnya. Selain itu, wawancara dengan subjek penelitian juga dilakukan secara terbuka, yaitu dimaksudkan untuk menjaring informasi mengenai permasalahan penelitian secara mendalam sampai diperoleh keterangan yang sesuai dengan yang diharapkan.
Sugiono (2008: 140) mengungkapkan bahwa “Wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Dalam wawancara pedoman yang digunakan hanya memuat garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, sehingga dalam pelaksanaannya pertanyaan yang dikemukakan peneliti dapat berkembang sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan.
Teknik dokumentasi dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tertulis berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler tari. Selain itu juga merupakan studi terhadap penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah penelitian serta digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan atau peristiwa-peristiwa yang menunjang data penelitian. Dokumen-dokumen yang ada dianalisis dan dipelajari guna memperoleh jawaban yang akurat menyangkut perubahan perilaku peserta didik.
Angket diberikan untuk menggali informasi yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dalam hal ini siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler tari. Angket yang diberikan bersifat
analisis data sehingga hasil pengukuran yang dimaksud valid.