• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Jiwa Kewirausahaan

2. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan

Jiwa kewirausahaan seseorang disebut kuat bila memiliki: percaya diri (PD), inisiatif, disiplin dan kreatifitas yang kuat pula. PD tetap kuat bahkan berkembang bila aktifitas sesorang jarang gagal, bila pernah gagal maka kegagalan itu dipandang sebagai guru yang terbaik. Inisiatif diperkuat dengan memingat pepatah yang ada dimasyarakat yang bersifat mendorong bersikap kreatif, meniru teladan dan berdisiplin untuk berinisiatif. Kedisiplinan dapat terbentuk tanpa merasa terpaksa.

Karakter yang harus di miliki seorang wirausaha yang memiliki jiwa kepemimpinan wirausaha yaitu:

Keberanian adalah modal hakiki manusia. Seseorang yang mempunyai kemauan yang dapat dilakukan karena ia juga mempunyai kemampuan mewujudkan kemauan itu ialah benar adanya. Kalau mereka benar harus berani melakukannya walaupun hal ini berarti ia menembus ketidakpastian yang mengandung resiko. Dan berani mencoba karena mau dan mampu atau mampu dan mau adalah sebuah motivasi yang kuat dalam mewujudkan hakikat wirausaha yang merupakan modal utama dan hakikat yaitu keberanian untuk memulai untuk berwirausaha. Keberanian berwirausaha seseorang adalah untuk:

1) Menembus ketidakpastian; 2) Menanggapi peluang usaha;

3) Siap menghadapi resiko setelah melakukan perhitungan; 4) Mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

b) Membangun tim yang baik (Good Team Leader)

Target penjualan dan biaya operasi merupakan komitmen pemimpin dan karyawan perusahaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk itu. Dukungan aspek administratif usaha melekat pada komitmen atas target yang akan dicapai oleh persahaan pada periode tertentu. Untuk mewujudkan komitmen perusahaan, mutlak diperlukan kebersamaan langkah semua karyawan yang dikendalikan oleh pemimpin perusahaan. Kebersamaan karyawan dalam intern perusahaan, mencerminkan

keterlibatan dan kontribusi tenaga dan pikiran seluruh karyawan dalam mewujudkan target perusahaan. Hubungan antara karyawan dan karyawan lainnya, maupun hubungan pemimpin perusahaan bersifat saling memberi dan menerima yang berorientasi pada target perusahaan yang telah dijabarkan pada rencana operasional jangka pendek. Kualitas kebersamaan karyawan dalam perusahaan, indikatornya adalah:

1) Terealisasinya rencanapenjualan dan keuangan;

2) Masalah yang timbul yang mengakibatkan rencana tidak dapat direalisasikan merupakan tanggung jawab bersama dalam ditindaklanjuti dengan komitmen solusi pencerahan sealigus merupakan kebijakan usaha perusahaan.

c) Berpikir dan berjiwa besar

Kebanyakan evaluasi diri terdiri atas perbuatan daftar metal yang panjang dari kesalahan seseorang, kekurangannya dan ketidakmampuan dirinya. Memang baik jika kita mengenali ketidakmampuan diri kita, karena hal ini memperlihatkan kepada kita, bidang – bidang yang masih dapat diperbaiki, akan tetapi jika kita hanya mengenal dari segi negatif diri kita, maka nilai dari diri kita akan semakin kecil. Pemikiran besar adalah ahli dalam menciptakan gambar yang positif, memandang ke depan, optimistik baik pikiran mereka sendiri maupun orang lain. Untuk

berpikir besar kita harus menggunakan bahasa atau yang menghasilkan citra atau gambar mental positif dan besar

d) Berani mengambil resiko

Resiko yang dihadapi oleh business firm dan rsiko yang dihadapi oleh keluarga yaitu:

Objective Risk

Ialah resiko yang terjadi secara alami yang sama bagi setiap orang dan cara mengatasinyapun sama.

Subjective Risk

Adalah resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang sebagai akibat dari Objective Risk.

Uncertainty

Adalah kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu, tetapi sulit untuk memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang terjadi. Tidak seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur dengan alat apapun yang dapat diterima.

 Reaksi terhadap resiko

Adalah reaksi seseorang atau tindakan seseorang dalam situasi yang tidak pasti. Reaksi orang terhadap resiko tidak sama, tergantung pada hal berikut:

- Jenis kelamin; - Pendidikan;

- Umur; - Intilegensi; - Kondisi ekonomi.

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko menempatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau megambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Wirausaha akan lebih menyukai resiko yang seimbang (moderat). Sehingga keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas – tugasnya secara realistik. Situasi resiko kecil dan tinggi dihidari karena sumber kepuasan tidak mungkn didapat dari masing – masing situasi. Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai (Geoffrey G Meredith, 1996:37). Kemampuan untuk mengambil resiko ditentukan oleh:

- Keyakinan pada diri sendiri;

- Kesediaana untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan;

- Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realistik.

Having Mentor

Seorang mentor dapat mendorong aktivitas

entrepreneurial adalah semangat dan kebebasan untuk mandiri dalam mendirikan usaha baru sehingga dimensi otonomi ini merupakan bagian yang sangat penting dari

entrepreneurial.

 Pikiran yang terbuka (Open Mindel)

Orang yang terbuka terhadap pengalaman baru akan lebih siap untuk merespon segala peluang dan tanggap terhadap tantangan dan perubahan sosial. Orang yang terbuka terhadap ide – ide baru merupakan wirausaha yang invatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Dalam menggapai keberhasilan usaha pikiran kita harus terbuka untuk memperoleh masukan dan kritikan dari berbagai pihak. Masukan dan kritikan ini sebagai bahan koreksi, evaluasi, dan perbaikan atas langkah yang harus diambil dan sebagai bahan untuk mengambil keputusan

 Adanya kepercayaan (Trusted)

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau

pekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1993:33). Dalam praktiknya sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimis, individualis, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai suatu keberhasilan (Zimmerer 1996:7). Kepercayaan diri bersifat internal pribadi seseorang yang sangat realitf dan dinamis. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, objektif dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam serta tingkat sosialnya tinggi dan mau menolong orang lain.

 Kreatif

Kreativitas merupakan sekumpulan ide baik berupa pengetahuan maupun pengalaman yang berada dalam pikiran manusia yang kemudian digabungkan menjadi sesuatu hal yang sifatnya kreatif yang berguna baik pada dirinya maupun orang lain atau organisasi dalam situasi

atau kondisi yang tidak menentu. Oleh karena itu Hubeis (2005,13) menyatakan bahwa kreativitas adalah suatu pertimbangan subjektif dan berkonteks khusus mengenai segala sesuatu yang baru serta merupakan hasil dari perilaku secara individu maupun kolektif.

Ciri dari berpikir kreatif dan individu yang dikatakan kreatif diantaranya:

- Mencoba mengemukakan ide atau gagasan asli dengan membuat keterkaitan baru di antara hal-hal yang telah diketahui;

- Memerhatikan hal-hal yang tidak terduga;

- Mempertimbangkan karakteristik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran;

- Kerja keras untuk membentuk gagasan sehingga orang lain dapat melihat nilai dalam dirinya;

- Tidak berpuas hati dengan hanya menghasilkan ide kreatif.

Terdapat pula ciri orang kreatif yang didasarkan pada pengembangan sejumlah kualitas pribadi seperti :

- Nilai intelektual dan artistik

Contoh nilai intelektual dan artistic seperti membaca buku bermutu;

Hal ini ditunjukkan dari ketertarikan pada usaha menjelajahi masalah sulit dan rumit untuk mendapatkan solusi dan memahami masalah tersebut;

- Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian

Dalam hal ini ditunjukan oleh disiplin diri yang berkaitan dengan perkejaan, motivasi yang tinggi, serta peduli terhadap usaha mencapai keunggulan;

- Ketekunan

Orang yang kreatif biasanya mempunyai tekad keras untuk mencapai tujuan dan mengklasifikasikan serta memecahkan masalah di tempat kerja, mempunyai keyakinan kuat akan kekuatan dan ketrampilan yang mendukung tekadnya;

- Pemikiran mandiri

Orang yang kreatif dan inovatif menunjukkan kemandirian dalam membuat keputusan meski diantaranya ada kecenderungan menyesuaikan diri dengan pandangan mayoritas atau yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi;

- Toleransi terhadap keraguan

Orang kreatif merespon secara positif terhadap situasi yang dianggap meragukan atau tidak menentu;

- Otonomi

Cenderung mengandalkan diri sendiri dan kurang bergantung kepada orang lain, termasuk membutuhkan kebebasan;

- Kepercayaan diri

Biasanya yakin akan kemampuan yang dimiliki; - Kesiapan mengambil resiko

Biasanya lebih cenderung siap mengambil resiko dengan ide-ide baru serta mencoba cara baru meski kondisi lingkungan atau orang yang berada di sekitarnya kurang mendukung.

Dokumen terkait