• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.10 Pengembangan Materi

Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompete nsi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam kegaiatan serta proses pembelajaran (Sanjaya, 2008: 141). Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar ya ng harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar -benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Terdapat jenis -jenis materi pembelajaran menurut BNSP (2006b: 4), yaitu

1. Materi fakta

Segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama -nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.

2. Materi konsep

Segala yang berwujid pengertian -pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti/isi, dan sebagainya.

3. Materi prinsip

Berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

4. Materi prosedur

Meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dala m mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

5. Materi sikap atau nilai

Merupakan hasil belajar aspek afektif. Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan (BNSP, 2006b:3). Oleh karena itu, dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, serta memperhatikan keluasan dan kedalaman materinya. Terdapat dua pendekatan untuk menentukan urutan materi pembelajaran, yaitu (BNSP, 2006b:9) :

1. Pendekatan prosedural

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah -langkah melaksanakan tugas.

2. Pendekatan hierarkis

Urutan materi pembelajaran yang bersifat hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Pengembangan materi yang di lakukan peneliti dalam penelitian ini berusaha menggunakan kedua pendekatan tersebut untuk menentukan urutan materi pembelajaran. Materi merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran. Dalam mengembangkan dan menyusun materi pembelajaran s eorang guru harus memenuhi kriteria pengembangan dan penyusunan materi pembelajaran. Kriteria ini diperlukan agar materi pembelajaran yang dihasilkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Karena materi pembelajaran ti dak mungkin diberikan asal saja, dalam menyusun materi pembelajaran terdapat hal -hal penting yang harus dipertimbangkan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun materi pembelajaran menurut Mulyasa (2008:144), adalah tingkat perkembangan fisik, in telektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur keilmuan, kedalaman dan keluasan materi, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, yang terakhir adalah alokasi waktu.

Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dalam praktiknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan keterkaitan antara hal -hal yang telah disebutkan sebelumnya dengan kriteria yang diperlukan untuk men getahui sejauh mana materi yang akan disusun dapat digunakan dalam pembelajaran. Terdapat lima kriteria yang diperlukan untuk menentukan materi yang akan diajarkan, diantaranya sebagai berikut.

1) Kesahihan (validity)

Materi yang akan disampaikan dalam pembel ajaran hendaknya benar- benar telah teruji kesahihannya. Materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak ketinggalan zaman dan memberi kontribusi untuk pemahaman ke depan.

2) Tingkat kepentingan (significance)

Dalam memilih materi pembelajaran perlu dipertim bangkan tiga hal, yakni sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari, penting untuk siapa, dan mengapa penting, sehingga materi yang dipilih benar -benar diperlukan siswa.

3) Kebermanfaatan (utility)

Manfaat tersebut dilihat dari semua sisi, baik se cara akademis (materi yang diajarkan memberi dasar -dasar pengetahuan dan keterampilan) maupun non akademis (materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan dan sikap dalam kehidupan sehari -hari).

4) Layak dipelajari (learnability)

Materi harus layak dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun dari aspek kelayakan terhadap pemanfaatan bahan ajar dan kondisi lingkungan siswa.

5) Menarik minat (interest)

Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memberi motivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut dalam belajar. Selain memperhatikan beberapa kriteria di atas, dalam penelitian ini peneliti harus memperhatikan langkah -langkah menyusun materi, agar nantinya materi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Langkah - langkah tersebut penting diperhatikan oleh peneliti agar materi yang dihasilkan dapat diterima siswa dengan baik. Ada tiga langkah yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun materi. Pertama, pertimbangkan adanya kesesuaian antara sasaran dan tujuan. Agar s esuai dengan tujuan maka perlu mengadakan analisis kebutuhan pembelajar, dalam hal ini pembelajar di SMP Kelas VII Gayam Yogyakarta. Kedua, melakukan seleksi bahan/materi dan latihan dengan tepat. Dalam hal ini pemilihan materi dan lembar kerja siswa harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu sahih, tingkat kepentingan, kebermanfaatan, layak dipelajari, menarik minat. Ketiga, bahan disajikan secara urut dengan menggunakan prinsip urutan alamiah. Materi pembelajaran yang dikembangkan dalam pen elitian ini dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Terdapat beberapa prinsip yang yang dijadikan dasar untuk menentukan materi pembelajaran dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut.

1.Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peser ta didik berupa menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca maka materi pembelajaran yang diaj arkan harus berupa gagasan utama, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata/menit maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya referensi tentang rumus menghitung kecepatan membaca efektif, hal - hal yang dapat mempermudah menyimpulkan isi bacaan (pertanyaan, menentukan pokok-pokok bacaan) (materi konsep), bukan tata cara membaca yang baik (materi prosedural).

2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada tiga macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah mengomentari buku yang dibaca, menandai hal -hal yang akan dikomentari, menentukan unsur-unsur yang perlu dikomentari, maka materi yang diajarkan juga

harus meliputi teknik mengomentari buku yang dibaca, unsur -unsur yang perlu dikomentari, dan juga hal-hal yang perlu ditandai.

3.Adequacyartinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD). Sebagai salah satu sumber belajar, materi pembelajaran yang berkualitas menurut wajib memenuhi empat kelayakan, yaitu (BNSP, 2006c) :

1) Kelayakan Isi

a) isi materi harus mendukung tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar),

b) materi harus memenuhi tin gkat kelengkapan, keluasan, dan kedalaman materi.

2) Kelayakan bahasa

a) materi ditulis mengikuti kaidah b ahasa Indonesia yang benar dan jelas,

b) sesuai dengan tingkat perkembangan dan jenjang pendidikan peserta didik,

c) menggunakan bahasa yang komunikat if,

6) Kelayakan penyajian

a) mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan, b) melibatkan siswa secara aktif,

c) mengembangkan proses pembentukan pengetahuan. 7) Kelayakan kegrafikaan

Peneliti berusaha memperhatikan empat hal tersebut dalam mengembangkan materi pembelajaran agar materi yang dihasilkan sesuai dengan standar kelayakan materi pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dokumen terkait