• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 38-45)

3. Hasil Angket Tanggapan Guru

4.2.1 Pengembangan Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi

Pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi meliputi lima tahap berdasarkan langkah-langkah model ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), tahap design (perancangan), tahap development (pengembangan), tahap implementation (pelaksanaan), dan tahap evaluation (evaluasi).

Tahap analisis dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan peneliti sesuai dengan analisis kebutuhan menurut Moelanda (2004) yaitu melakukan analisis kebutuhan dengan mengidentifikasi kesenjangan dan kemungkinan penyebab kesenjangan. Hasil analisis menentukan jenis tindakan atau produk yang akan dilakukan atau dikembangkan. Sehingga setelah melakukan analisis kebutuhan peneliti berupaya untuk

95

mengembangkan produk berupa modul pelatihan PTK berbasis andragogi.

Pemilihan modul pelatihan PTK berbasis andragogi didasari bahwa sasaran dari produk yang dikembangkan adalah orang dewasa. Selain itu andragogi juga mendukung pembelajaran mandiri seperti prinsip belajar andragogi yang dikemukakan menurut sudjana (2007: 2) yaitu: 1) orang dewasa memiliki konsep diri (mampu mengatur diri secara mandiri); 2) orang dewasa memiliki akumulasi pengalaman; 3) orang dewasa memiliki kesiapan belajar; 4) orang dewasa memiliki kemampuan belajar; 5) orang dewasa dapat belajar efektif.

Tahap perancangan kerangka dilakukan sesuai dengan karakteristik modul yang dapat digunakan secara mandiri. Kesesuaian penyusunan kerangka modul ini didukung oleh pendapat Rohman (2013: 93) yang menyatakan bahwa modul merupakan materi pembelajaran yang disusun secara tertulis dan sistematis serta mengacu pada tujuan pembelajaran yang dapat dipelajari secara mandiri dan dapat meningkatkan kemampuan pembelajar dalam menguasai satu unit pembelajaran serta dilengkapi dengan aktivitas kegiatan dan alat evaluasi.

96

Rancangan modul pelatihan PTK yang telah dihasilkan tersebut kemudian dikembangkan pada tahap pengembangan. Pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi dilakukan dengan memperhatikan karakteristik modul menurut Rahdiyanta (2017: 2-3) yaitu: 1) self instruction yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pihak lain karena: a) memuat tujuan pembelajaran yang jelas; b) memuat materi pembelajaran dalam unit kegiatan yang spesifik sehingga mudah dipelajari secara tuntas; c) tersedia contoh dan ilustrasi uang mendukung kejelasan pemaparan materi; d) terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya untuk mengukiu tingkat penguasaan ; e) konstektual; f) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; g) terdapat rangkuman materi pembelajaran; h) terdapat instrumen penilaian untuk melakukan penilaian mandiri; i) terdapat umpan balik untuk mengetahui tingkat penguasaan materi; dan j) terdapat informasi tentang rujukan atau referensi yang mendukung materi; 2) self contained yaitu semua materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul; 3) stand alone yaitu tidak tergantung pada bahan ajar atau media lain; 4) adaptif yaitu modul memiliki daya adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan 5) user friendly yaitu

97

setiap instruksi dan paparan informasi bersifat membantu dan bersahabat dengan pembaca, termasuk kemudahan pembaca dalam merespon, mengakses sesuai keinginan.

Peneliti berhasil mengambangkan modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran. Masing-masing kegiatan pembelajaran berisi pengantar, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan yang dilengkapi rambu-rambu pengerjaan latihan, rangkuman, tes formatif, serta umpan balik dan tindak lanjut.

Modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang telah dikembangkan secara utuh oleh peneliti kemudian divalidasi oleh dosen ahli PTK, dosen ahli modul dan seorang guru matematika SMP untuk mendapatkan komentar, saran dan perbaikan dalam penyempurnaan modul sebelum diuji coba secara terbatas pada tahap implementasi. Setelah modul diperbaiki sesuai saran hasil validasi, modul pelatihan PTK berbasis andragogi dicetak berbentuk buku untuk siap diimplementasikan.

Penilaian atau validasi oleh ahli modul terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebesar 74% dan berada pada kategori baik yang artinya adalah bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai produk

98

pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi menggunakan model ADDIE ini memiliki kualitas yang baik. Beberapa saran lisan juga diberikan oleh ahli modul yaitu: 1) menambahkan petunjuk belajar pada setiap kegiatan pembelajaran; 2) latihan dilengkapi dengan rambu-rambu pengerjaan latihan; 3) menambahkan Tes formatif; dan 4) menambahkan Glosarium.

Penilaian atau validasi oleh ahli PTK terhadap materi dalam modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebesar 74% dan berada pada kategori baik yang artinya adalah bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai produk pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi menggunakan model ADDIE ini memiliki kualitas yang baik. Beberapa saran tertulis juga diberikan oleh ahli PTK yaitu: 1) jika masih mungkin materi bisa lebih didalami; 2) mengecek kembali daftar pustaka yang digunakan; 3) membenahi kesalahan pengetikan.

Penilaian atau validasi oleh ahli guru SMP sebagai calon pengguna modul pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebesar 82,5% dan berada pada kategori amat baik yang artinya adalah bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai produk pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi

99

menggunakan model ADDIE ini memiliki kualitas yang amat baik. Beberapa saran lisan juga diberikan oleh guru SMP sebagai calon pengguna modul pelatihan yaitu: 1) membenahi kesalahan pengetikan; 2) membenahi penggunaan kaidah bahasa; 3) membenahi kesalahan penulisan istilah-istilah.

Berdasarkan penjelasan tentang penilaian atau hasil uji validitas ahli modul, ahli PTK, dan guru SMP sebagai calon pengguna modul pelatihan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan modul pelatihan PTK berbasis andragogi memiliki kualitas yang sudah baik dengan tingkat validasi tinggi sehingga modul pelatihan PTK berbasis andragogi ini layak diiplementasikan setelah diperbaiki sesuai saran.

Tahap implementasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi dilakukan melalui pelatihan yang melibatkan 11 orang guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur. Implementasi modul melalui pelatihan PTK berbasis andragogi berhasil dilakukan selama 2 hari serta berjalan dengan lancar dan aman, modul yang menjadi sumber utama pelatihan mampu dipahami dengan baik oleh guru-guru peserta pelatihan. Hasil implmentasi produk melalui pelatihan tidak mengalami revisi.

100

Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pelatihan PTK berbasis andragogi dan tanggapan guru peserta pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi melalui data: 1) hasil tes kompetensi guru sebelum dan sesudah pelatihan; 2) hasil observasi oleh 2 orang observer; dan 3) angket tanggapan guru peserta pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi.

Evaluasi untuk melihat peningkatan kompetensi peserta pelatihan melalui pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru. Rata-rata nilai pre-test adalah 6,5 dengan persentase 54,5% dan rata-rata nilai post-test adalah 8,2 dengan persentase 81,8%.

Hasil ini menunjukkan keefektifan modul pelatihan PTK berbasis andragogi karena memberikan dampak yang cukup tinggi terhadap peningkatan kompetensi peserta pelatihan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Halukati (2010) yang menunjukkan hasil bahwa model bahan belajar mandiri berbasis andragogi efektif meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional pendidik PAUD. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyono dkk (2014: 7) dengan hasil bahwa melalui fasilitas modul dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru dan akhirnya kompetensi profesionalnya

101

juga meningkat. Serta penelitian yang dilakukan oleh Giarti (2016) menemukan hasil bahwa pelatihan menggunakan modul pelatihan berbasis andragogi meningkatkan kompetensi guru SD.

Evaluasi untuk mengetahui kelayakan modul dilakukan melalui angket tanggapan guru (peserta pelatihan) terhadap modul pelatihan PTK berbasis andagogi. Rata-rata tanggapan peserta pelatihan pada aspek tampilan, materi pelatihan dan penggunaan bahasa dengan 16 butir pertanyaan adalah 4,5 dengan rata-rata persentase 89,4% berkategori amat baik.

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, dapat dikatakan bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang dikembangkan sudah termasuk bahan ajar yang baik serta layak untuk digunakan sebagai bahan belajar mandiri maupun bahan diskusi dalam forum ilmiah tetang penelitian tindakan kelas (PTK). Materi dalam modul disusun secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 38-45)

Dokumen terkait