54 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian mendeskripsikan permasalahan pelatihan yang pernah dilaksanakan dan bagaimana cara mengembangkan modul pelatihan PTK berbasis andragogi menggunakan model ADDIE. Pembahasan menjelaskan secara mendalam hasil penelitian yang dikaitkan dengan kajian teori.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pelatihan yang Selama Ini Dilakukan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui prosedur serta kelemahan penyelenggaraan pelatihan PTK yang selama ini telah diikuti oleh guru-guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara terhadap seorang pengawas (WS), kepala sekolah (EMA) dan seorang guru PNS (ABS) SMP Negeri 4 Wewewa Timur.
Hasil wawancara dengan WS pada hari Jumat, 15 September 2017 menunjukkan bahwa pelatihan PTK selalu diadakan setiap tahun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dan sudah merupakan program tetap Dinas Pendidikan. Pelatihan PTK ini diikuti secara
55
bergiliran oleh sekolah-sekolah di Kabupaten SBD, sehingga peserta pelatihan PTK selalu berubah pada setiap tahun. Sekolah yang telah mengikuti pelatihan tidak bisa berpartisipasi pada tahun berikutnya karena berganti giliran dengan sekolah lainnya. Pelatihan dilakukan selama 1 minggu dan semua peserta pelatihan dikumpulkan dalam satu penginapan. Target akhir dari pelatihan ini adalah laporan PTK.
Pelatihan PTK dimulai dengan pemberian materi tentang teknik-teknik membuat PTK yaitu hal-hal yang dianggap penting untuk diketahui guru dan membantu guru dalam memahami dan membuat proposal dan laporan PTK. Kemudian dilanjutkan dengan latihan pembuatan proposal PTK dengan bimbingan pelatih. Proposal yang telah dihasilkan kemudian dipresentasikan untuk mendapat masukan dari pelatih dan peserta pelatihan lainnya. Selanjutnya peserta pelatihan diberikan waktu 1 hari untuk melakukan simulasi pengambilan data dengan kembali ke sekolah masing-masing untuk mempraktikkan teknik pengumpulan data PTK yang telah dipelajari selama pelatihan. Setelah mendapatkan data PTK, peserta pelatihan melakukan analisis data dengan bimbingan pelatih. Tahap akhir dari pelatihan ini adalah
56
finalisasi dengan menyatukan data yang telah dihasilkan dan dianalisis menjadi satu laporan PTK yang utuh.
Menurut WS, pelatihan PTK ini sudah cukup efektif karena beberapa guru berhasil menghasilkan laporan PTK, namun yang menjadi kendala pelatihan PTK selama ini adalah kompetensi guru dalam penggunaan komputer masih rendah sehingga terkendala pada penghasilan target akhir pelatihan yaitu pada tahap finalisasi untuk menghasilkan laporan PTK yang utuh.
Hasil wawancara dengan EMA dan ABS pada hari Minggu, 24 September 2017 menunjukkan bahwa SMP Negeri 4 Wewewa Timur pernah mengikuti pelatihan PTK yang diadakan oleh Dinas Pendidikan pada tahun 2012 yang diwakili oleh 2 guru PNS dan setelah itu tidak pernah lagi mengikuti pelatihan maupun seminar tentang PTK. Keikutsertaan beberapa guru dalam pelatihan PTK ternyata masih belum efektif untuk membantu guru menghasilkan laporan PTK. Secara terbuka kepala sekolah mengaku bahwa guru-guru disekolah tersebut belum ada yang menghasilkan laporan PTK. Jika berhubungan dengan kenaikan pangkat, mereka memilih jalan pintas dengan membayar jasa penulisan laporan PTK untuk memenuhi syarat laporan hasil PTK. Cara ini menjadi pilihan guru karena: 1) guru mengaku tidak mampu untuk
57
membuat dan menghasilkan laporan PTK secara mandiri (kompetensi guru berkaitan dengan PTK masih rendah); 2) guru mengaku tidak memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan dan melaksanakan PTK sampai pada penulisan laporan PTK. Guru sulit membagi waktu mengajar dengan waktu untuk keluarga sehingga membayar jasa penulisan laporan PTK menjadi pilihan.
Hasil wawancara dengan ABS pada hari Minggu, 24 September 2017 menunjukkan bahwa prosedur pelaksanaan pelatihan dimulai dengan penjelasan materi tentang teknik-teknik pembuatan PTK, latihan membuat proposal PTK, dilanjutkan dengan pengambilan data selama 1 hari di sekolah masing-masing yang kemudian dianalisis untuk menghasilkan satu laporan PTK yang utuh. Menurutnya prosedur pelatihan yang pernah diikuti sudah mencakup semua hal yang harus diketahui guru berkaitan dengan PTK. Tetapi pelaksanaan tahap-tahap tersebut tidak maksimal, sehingga walaupun sudah pernah mengikuti pelatihan dan diajarkan cara membuat proposal, mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat laporan PTK, ABS mengaku belum bisa menghasilkan proposal dan laporan PTK. Menurut ABS pada saat tahap pembuatan proposal, pelatih tidak bisa membimbing setiap peserta pelatihan sehingga hanya beberapa dari peserta
58
pelatihan yang serius membuat proposal dan pada akhirnya menghasilkan laporan PTK, hal ini disebabkan oleh banyaknya peserta pelatihan dan terbatasnya pelatih (hanya 2 orang) sehingga semua peserta tidak terjangkau. Selain itu materi pelatihan PTK tidak tersedia dalam bentuk cetak sebagai pegangan peserta pelatihan selama mengikuti pelatihan melainkan hanya ditampilkan dalam bentuk power point melalui LCD.
4.1.2 Deskripsi Kelemahan Pelatihan yang Selama Ini Dilakukan
Berdasarkan deskripsi hasil wawancara dengan WS, EMA dan ABS, peneliti menyimpulkan beberapa hal yang menjadi kelemahan pelatihan PTK yang telah dilaksananan selama ini adalah:
1. Pelaksanaan pelatihan PTK oleh tingkat kabupaten dengan menyatukan semua peserta pelatihan dalam satu ruangan mengakibatkan tidak efektifnya pelatihan karena banyaknya peserta pelatihan yang tidak seimbang dengan jumlah pelatih. Akibatnya semua peserta pelatihan tidak terjangkau baik pada saat penjelasan materi sampai pada latihan pembuatan proposal, analisis data hasil penelitian dan pembuatan
59
laporan PTK. Sehingga target akhir dari pelatihan PTK tidak tercapai.
2. Tidak tersedianya bahan pelatihan dalam bentuk cetak sebagai pegangan peserta pelatihan selama mengikuti pelatihan. Sehingga peserta pelatihan hanya dapat mendengarkan penjelasan pelatih dan membuat catatan kecil seadanya. Akibatnya peserta pelatihan tidak bisa melakukan pembelajaran secara mandiri setelah pelatihan berakhir. Kurangnya bahan referensi ini sangat berpengaruh terhadap guru dalam membuat dan menghasilkan laporan PTK
Beberapa kelemahan dari pelatihan yang selama ini dilakukan tersebut menjadi bahan refleksi peneliti agar pelatihan yang hendak dilalukan dalam penelitian dan pengembangan ini lebih baik dan mampu meningkatkan kompetensi guru.
4.1.3 Pengembangan Modul Pelatihan PTK berbasis Andragogi
Pengembangan modul dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan sesuai dengan tahapan model ADDIE. Langkah-langkah pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi dilakukan berdasarkan lima tahap pengembangan model ADDIE.
60 A. Hasil Tahap Analysis (Analisis)
Kegiatan yang dilakukan adalah analisis kebutuhan akan modul pelatihan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui tingkat kebutuhan guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur akan sumber belajar mandiri tentang PTK. Analisis kebutuhan dilakukan melalui wawancara mendalam dengan kepala sekolah dan guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan yang pernah diikuti oleh guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur masih kurang efektif dan belum berhasil. Beberapa hal yang menjadi penyebab yaitu: 1) kurangnya buku atau modul yang menjadi sumber belajar; 2) metode pelatihan yang digunakan belum efektif, hal ini diakibatkan oleh banyaknya jumlah peserta pelatihan, sehingga walaupun sudah mengikuti, namun tidak mampu membantu meningkatkan kemampuan guru untuk menghasilkan proposal dan laporan PTK.
Kurangnya sumber belajar dan kurang efektifnya pelatihan yang pernah diikuti diperburuk dengan tidak mampunya guru dalam belajar mandiri. Sehingga program pengembangan kompetensi berkelanjutan yang diharapkan untuk dilakukan guru pada aspek publikasi ilmiah belum tercapai serta amanat Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
61
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang menjelaskan tentang komponen kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik pada poin 10.3, kompetensi kepribadian pada poin 14.1 dan 14.3, kompetensi sosial pada poin 19.2, dan kompetensi profesional pada poin 23.3 belum dimiliki oleh semua guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur.
Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk mengembangkan sebuah modul pelatihan mandiri bagi pembelajar dewasa yaitu modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang mendukung belajar mandiri dengan harapan dapat menjawab permasalahan dan memenuhi kebutuhan guru akan sumber belajar mandiri.
Modul pelatihan PTK berbasis andragogi ini dikembangkan sebagai sebuah produk penelitian yang memiliki keunggulan yaitu: 1) dapat digunakan sebagai bahan belajar mandiri karena dilengkapi dengan petunjuk belajar mandiri; 2) materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan; 3) dilengkapi dengan contoh-contoh nyata yang dapat digunakan sebagai sarana penyelesaian masalah yang relevan dengan kebutuhan mengajar guru; 4) dilengkapi dengan aktivitas belajar dan latihan-latihan yang dapat membantu guru untuk lebih memahami apa itu PTK serta melatih guru menyusun dan melakukan PTK.
62
B. Hasil Tahap Design (Perancangan)
Tahap perancangan dilakukan setelah diketahui produk apa yang hendak dirancang untuk menjawab kebutuhan yang ditemukan pada tahap analisis. Tahap ini meliputi pembuatan kerangka atau rancangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi dan penyusunan peta kompetensi modul pelatihan PTK berbasis andragogi. 1. Hasil Rancangan Modul Pelatihan PTK Berbasis
Andragogi
Tahap ini peneliti menyusun kerangka struktur dan menentukan sistematika penulisan modul pelatihan PTK berbasis andragogi dan panduan pelatihan untuk instruktur/pelatih dan peserta pelatihan.
Kerangka struktur dan sistematika penulisan modul pelatihan PTK berbasis andragogi yaitu: (1) bagian awal yang terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi dan glosarium; (2) bagian pendahuluan yang terdiri dari pengantar, latar belakang, tujuan, peta kompetensi, ruang lingkup, dan petunjuk penggunaan modul; (3) bagian pembelajaran berisi kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tujuan pembelajaran, indikator pencapaian, uraian materi,
63
aktivitas pembelajaran, latihan, rangkungan, tes formatif, umpan balik dan tindak lanjut; (4) bagian evaluasi yang terdiri dari butir soal dan kunci jawaban; (5) bagian akhir yang terdiri dari penutup, daftar pustaka dan lampiran.
Kerangka struktur dan sistematika penulisan panduan pelatihan untuk instruktur dan peserta pelatihan yaitu: (1) bagian awal yang terdiri dari halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi; (2) bagian isi yang terdiri dari pendahuluan, tujuan pelatihan, kompetensi yang harus dicapai, materi dan pendekatan pelatihan, skenario pelaksanaan pelatihan, jadwal pelaksanaan pelatihan, tata tertib pelatihan peran istruktur, dan silabus pelatihan. 2. Hasil Rancangan Peta Kompetensi Modul Pelatihan
PTK Berbasis Andragogi
Hasil rancangan pada tahap ini yaitu peta kompetensi yang kemudian dijabarkan dalam beberapa unit kegiatan pembelajaran yang menjadi judul bab dalam modul pelatihan PTK berbasis andragogi, seperti pada tabel 4.1.
64
Tabel. 4.1 Peta Kompetensi Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi
No Materi Kompetensi Pelatihan Indikator Pokok Bahasan 1. Konsep
Dasar PTK
Memahami hakikat PTK, karakteristik PTK,
perbedaan PTK dan penelitian kelas non PTK, tujuan dan manfaat PTK, serta prinsip-prinsip pelaksanaan PTK
1. Menjelaskan hakikat PTK
2. Mendeskripsikan karakteristik PTK
3. Menjelaskan perbedaan PTK dan penelitian kelas non PTK
4. Menjelaskan tujuan dan manfaat PTK
5. Menjelaskan prinsip PTK
Hakikat PTK Karakteristik PTK
PTK dan penelitian kelas non PTK
Tujuan dan Manfaat PTK Prinsip pelaksanaan PTK 2. Prosedur Pelaksanaan PTK Menmahami prosedur
pelaksanan PTK 1. Menjelaskan prosedur pelaksanaan PTK
2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PTK
Prosedur pelaksanaan PTK
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK 3. Penyusunan
Proposal PTK
Menyusun proposal PTK 1. Menjelaskan pengertian proposal PTK 2. Menyusun proposal PTK Pengertian proposal PTK Sistematika penyusunan proposal PTK 4. Penyusunan Laporan PTK
Menyusun laporan PTK 1. Menjelaskan komponen laporan PTK
2. Menjelaskan sistematika penyusunan laporan PTK
Komponen laporan PTK Sistematika penyusunan
65
C. Hasil Tahap Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan merupakan tahap merealisasikan rancangan yang telah dibuat pada tahap perancangan yaitu mengembangkan modul pelatihan PTK berbasis andragogi berdasarkan kerangka struktur dan sistematika serta peta kompetensi yang telah dirancang.
Langkah-langkah pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi dimulai dengan penulisan modul pelatihan berdasarkan kerangka struktur dan sistematika penulisan modul dan panduan pelatihan berdasarkan kajian referensi dan bahan pustaka pendukung. Setelah menghasilkan modul pelatihan PTK yang utuh, selanjutnya dilakukan dengan kegiatan review atau validasi modul oleh ahli. Hasil review dari ahli menjadi dasar peneliti untuk melakukan revisi guna menyempurnakan produk untuk siap diimplementasikan pada tahap selanjutnya. 1. Penulisan Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi
Modul Pelatihan PTK berbasis andragogi ini dilengkapi dengan buku panduan pelatihan untuk pelatih dan peserta pelatihan.
a. Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi
Penulisan modul pelatihan PTK berbasis andragogi ini menggunakan Microsoft office word 2007 dan Corel drow.
66
Penulisan modul pelatihan PTK berbasis andragogi berdasarkan peta kompetensi yang telah dirancang yaitu terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran yaitu (a) Konsep Dasar PTK; (b) Prosedur Pelaksanaan PTK; (c) Penyusunan Proposal PTK; dan (d) Penyusunan Laporan PTK.
Modul pelatihan PTK berbasis andragogi pada setiap kegiatan pembelajaran berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut.
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Judul atau Cover Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi
67
Gambar 4.2 Tampilan Kegiatan Pembelajaran 1 Konsep Dasar PTK
b. Buku Panduan untuk Pelatih
Buku panduan pelatihan untuk pelatih ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian awal dan bagian isi.
i. Bagian awal terdiri dari halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
ii. Bagian isi terdiri dari pendahuluan, tujuan pelatihan, kompetensi yang harus dicapai, materi dan pendekatan pelatihan, skenario pelaksanaan pelatihan, jadwal pelaksanaan pelatihan, tata tertib pelatihan, penilaian peserta pelatihan, peran instruktur, dan silabus pelatihan PTK berbasis andragogi.
68
c. Buku Panduan untuk Peserta Pelatihan
Buku panduan pelatihan untuk peserta pelatihan ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian awal dan bagian isi.
i. Bagian awal terdiri dari halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
ii. Bagian isi terdiri dari pendahuluan, tujuan pelatihan, kompetensi yang harus dicapai, materi dan pendekatan pelatihan, skenario pelaksanaan pelatihan, jadwal pelaksanaan pelatihan, tata tertib pelatihan, penilaian peserta pelatihan, dan silabus pelatihan PTK berbasis andragogi.
2. Validasi Modul Oleh Para Ahli
Validasi modul dilakukan untuk menilai tingkat kelayakan modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang dilakukan oleh tiga orang yaitu seorang ahli PTK, seorang ahli Modul dan seorang guru SMP sebagai calon pengguna modul pelatihan PTK berbasis andragogi. Validasi dilakukan menggunakan instrumen penilaian yang telah disetujui dosen pembimbing.
Validasi modul dilakukan dengan tujuan untuk menilai kelayakan modul pelatihan serta untuk mendapatkan masukan dari para validator yaitu dosen dan guru, selanjutnya masukan dan saran tersebut menjadi
69
bahan evaluasi dan penyempurnan modul pelatihan PTK berbasis andragogi dan untuk mengetahui apak modul yang telah dihasilkan layak untuk diimplementasikan pada tahap selanjutnya. Daftar validator Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi akan dijelaskan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daftar Validator Modul Pelatihan No Nama Validator Pakar Keterangan 1. Prof. Dr. Slameto, M.Pd Validator Modul Dosen Magister Manajemen Pendidikan 2. Dr. Wasitohadi, M.Pd Validator Materi PTK Dosen Magister Manajemen Pendidikan 3. Y. Eko Budi Wahyono, S.Pd Calon Pengguna Modul Pelatihan Guru Matematika SMP Kristen Satya Wacana
Hasil validasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi oleh 3 validator adalah sebagai berikut:
a) Hasil Validasi Ahli Modul
Validasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi oleh ahli modul bertujuan untuk menilai kelayakan modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai suatu modul
70
pelatihan yang dapat digunakan secara mandiri maupun menjadi bahan diskusi dalam forum ilmiah. Hasil validasi oleh ahli modul pelatihan seperti pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Modul Pelatihan
No Komponen Skor
1. Kesesuaian judul dengan uraian materi pada
setiap unit kegiatan pembelajaran 5 2.
Kesesuaian uraian materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
5
3. Kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi pelatihan dengan uraian materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran
4
4. Keakuratan uraian materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran 4
5.
Kejelasan petunjuk belajar pada setiap unit kegiatan pembelajaran untuk pelatihan mandiri
berbasis andragogi 3
6. Kejelasan uraian materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran untuk pelatihan mandiri berbasis andragogi
4
7. Kelengkapan uraian materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran 3 8. Kejelasan contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran 3 9. Keragaman contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran 3 10. Kesesuaian contoh-contoh dengan uraian materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran 3
Jumlah Skor 37
Rata-rata 3,7
71
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase penilaian oleh ahli modul pelatihan PTK sebesar 74% dan berada pada kategori baik dengan keterangan validasi yang menyatakan bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi layak digunakan dengan revisi sesuai saran. Beberapa hal yang menjadi saran untuk diperbaiki dan dilengkapi adalah: 1) Menambahkan petunjuk belajar pada setiap kegiatan pembelajaran; 2) Latihan dilengkapi dengan rambu-rambu pengerjaan latihan; 3) Menambahkan Tes formatif; dan 4) Menambahkan Glosarium.
b) Hasil Validasi Ahli PTK
Validasi materi modul pelatihan PTK berbasis andragogi oleh ahli PTK bertujuan untuk menilai kelayakan dan kelengkapan materi dalam modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang dapat dipelajari dan lengkap. Hasil validasi oleh ahli PTK seperti pada tabel 4.4.
72
Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli PTK
No Komponen Skor
1. Kesesuaian antara indikator pencapaian
kompetensi dengan uraian materi 4 2. Kejelasan rumusan tujuan dengan indikator
yang mengarah pada pencapaian kompetesi 4 3. Keoperasionalan indikator pencapaian kompetensi peserta pelatihan yang akan
dicapai 4
4. Konsistensi sistematika sajian pada setiap unit kegiatan pembelajaran 5 5. Keruntutan penyajian dalam setiap unit kegiatan pembelajaran 4
6.
Proporsi tugas mandiri dalam modul
memungkinkan peserta berpartisipasi secara
aktif dalam pelatihan 3
7.
Kelengkapan isi pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup pada setiap unit kegiatan
pembelajaran 3
8. Ketepatan struktur kalimat yang digunakan
dalam setiap unit kegiatan pembelajaran 4 9. Ketepatan penggunaan kaidah bahasa 3 10. Ketepatan penggunakan bahasa yang dapat mendorong berfikir kritis 3
Jumlah Skor 37
Rata-rata 3,7
Persentase (%) 74%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase penilaian oleh ahli modul pelatihan PTK sebesar 74% dan berada pada kategori baik dengan keterangan validasi yang menyatakan bahwa materi modul pelatihan PTK berbasis
73
andragogi layak digunakan dengan revisi sesuai saran. Beberapa hal yang menjadi saran untuk diperbaiki dan dilengkapi adalah: 1) Jika masih mungkin materi bisa lebih didalami; 2) Mengecek kembali daftar pustaka yang digunakan; dan 3) Membenahi kesalahan pengetikan. c) Hasil Validasi Calon Pengguna
Validasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi oleh calon pengguna bertujuan untuk menilai kelayakan modul pelatihan PTK berbasis andragogi untuk digunakan oleh seorang guru SMP yang menjadi sasaran modul pelatihan PTK berbasis andragogi. Hasil validasi oleh calon pengguna seperti pada tabel 4.5 berikut.
74
Tabel 4.5 Hasil Validasi Calon Pengguna
No Aspek yang dinilai Skor
1. Ukuran fisik Modul Pelatihan PTK tidak terlalu besar atau terlalu kecil 4
2. Desain sampul menggambarkan isi Modul Pelatihan PTK 5
3. Desain isi modul rapi. 5
4. Ukuran huruf yang digunakan tidak terlalu besar atau terlalu kecil dan mengunakan jenis teks mudah dibaca 5
5. Sistematika dan keruntutan penyajian 4
6. Uraian materi menarik, sehingga menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar 4
7. Uraian materi sesuai dengan tujuan pembelajaran 4
8. Materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran diuraikan secara jelas. 4 9. Materi pelatihan dikaitkan dengan masalah nyata disekolah 4 10. Latihan pada setiap unit kegiatan pembelajaran mengarah pada pencapaian tujuan modul pelatihan 4 11. Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran jelas 4 12. Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran beragam 4
13. Menggunakan kaidah bahasa yang tepat 3
14. Menggunakan bahasa yang dapat mendorong untuk berfikir kritis 4 15. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan enak dibaca 4 16. Menggunakan bahasa yang menarik dan merangsang rasa ingin tahu 4
Skor 66
Rata-rata 4,1
78
Tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa persentase penilaian oleh calon pengguna modul sebesar 82,5% dan berada pada kategori baik. Selain itu, keterangan validasi oleh calon pengguna menyatakan bahwa Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi ini layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran. Beberapa hal yang menjadi saran untuk diperbaiki dan dilengkapi adalah: 1) Membenahi kesalahan pengetikan; 2) Membenahi penggunaan kaidah bahasa; dan 3) Membenahi kesalahan penulisan istilah-istilah.
3. Revisi Produk Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi
Hasil uji validasi oleh para ahli telah dinyatakan secara umum bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi sudah valid, artinya memiliki keabsahan untuk diujicobakan atau digunakan melalui pelatihan dengan revisi sesuai saran. Revisi mengacu pada saran-saran dan rekomendasi dari para ahli untuk dilengkapi atau diperbaiki. Berikut adalah deskripsi revisi modul pelatihan PTK berbasis andragogi.
a) Menambahkan pengantar yang berisi petunjuk belajar pada setiap kegiatan pembelajaran
79
Gambar 4.3 Kegiatan Pembelajaran 1 Sebelum Revisi
Gambar 4.4 Setelah Revisi oleh Ahli Modul
b) Menambahkan latihan yang dilengkapi dengan rambu-rambu pengerjaan latihan.
80
Gambar 4.6 Setelah Revisi oleh Ahli Modul c) Menambahkan Tes formatif
Gambar 4.7 Setelah Revisi oleh Ahli Modul d) Menambahkan Glosarium
81
e) Mengecek kembali daftar pustaka yang digunakan f) Membenahi kesalahan pengetikan
g) Membenahi penggunaan kaidah bahasa h) Membenahi kesalahan penulisan istilah-istilah
Setelah melakukan revisi sesuai saran validator, peneliti menyetak modul pelatihan PTK berbasis andragogi dalam bentuk buku secara terbatas untuk diujicobakan pada tahap berikutnya yaitu tahap implementasi.
C. Hasil Tahap Implementation (Implementasi)
Modul pelatihan PTK berbasis andragogi ini diimplementasikan atau diujicobakan melalui pelatihan skala kecil setelah mendapatkan persetujuan dan direvisi sesuai saran validator yang melibatkan 11 orang guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur. Implementasi dilaksanakan dalam 2 hari yaitu pada hari Kamis, 11 Januari dan Jumat, 11 Januari 2018 mulai dari pukul 08.00 - 15.00. Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum pelatihan adalah:
a. Meminta ijin kepada kepala sekolah SMP Negeri 4 Wewewa Timur untuk melaksanakan pelatihan.
b. Meminta kesediaan dan kesiapan Bapak WS sebagai pelatih dalam pelatihan PTK berbasis andragogi.
82
c. Meminta kesediaan dan kesiapan 11 orang guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur untuk mengikuti pelatihan PTK berbasis andragogi.
d. Memperbanyak Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi sebanyak 12 buah dan dilengkapi ATK pendukung pelatihan.
e. Memperbanyak instrumen pre-test dan post-test untuk mengetahui peningkatan kompetensi peserta pelatihan. f. Memperbanyak angket tanggapan untuk mengetahui pendapat guru-guru peserta pelatihan tentang Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi.
g. Mempersiapkan alat, bahan serta perlengkapan pendukung lainnya.
Implementasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi melalui pelatihan diawali dengan pembukaan yang dilanjutkan dengan pengerjaan pre-test oleh peserta pelatihan dan penegasan tata tertib. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi dimulai dari kegiatan pembelajaran 1 sampai pada kegiatan pembelajaran 4. Pelatihan diakhiri dengan pengerjaan post-test dan pengisian angket tanggapan oleh peserta pelatihan. Secara bagan, skenario implementasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi melalui pelatihan seperti pada gambar 4.9.
83
Gambar 4.9 Skenario Pelaksanaan Pelatihan
Jadwal pelaksanaan tahap implementasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi melalui pelatihan PTK berbasis andragogi adalah sebagai berikut:
Hari I:
08.00 - 09.00 Pembukaan, Pre Test, Penegasan tata tertib 09.00 - 10.40 Konsep Dasar PTK
10.40 - 11.00 Coffe Break
11.00 - 12.40 Prosedur Pelaksanaan PTK 12.40 - 13.00 Istrahat Makan Siang
13.00 - 15.00 Penyusunan Proposal PTK (Uraian materi)
PENEGASAN TATA TERTIB KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 POST TEST & ANGKET KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN MENINGKAT PRE TEST PEMBUKAAN
84 Hari II:
08.00 - 10.40 Penyusunan Proposal PTK (Aktivitas Pembelajaran)
10.40 - 11.00 Coffe Break
11.00 - 12.40 Penyusunan Proposal PTK (Aktivitas Pembelajaran)
12.40 - 13.00 Istrahat Makan Siang 13.00 - 14.30 Penyusunan Laporan PTK 14.30 - 15.00 Post Test dan Angket
Pada tahap implementasi, selain pre-test dan post-test juga dilakukan observasi menggunakan instrumen observasi dan pada akhir kegiaan pelatihan disebarkan angket untuk mengetahui tanggapan guru terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi berupa instrumen angket tanggapan yang telah disetujui pembimbing. Observasi dilakukan untuk menilai proses pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan yang dilakukan oleh 2 orang observer yaitu peneliti (I) dibantu oleh seorang guru SMP Negeri 4 Wewewa Timur (II). Hasil pre-test dan post-test, hasil observasi dan hasil tanggapan peserta pelatihan PTK berbasis andragogi akan dijelaskan pada tahap evaluasi. Pada tahap implementasi juga satu proposal berhasil disusun oleh peserta pelatihan pada kegiatan latihan membuat proposal.
85
D. Hasil Tahap Evaluation (Evaluasi)
Tahapan Evaluasi merupakan tahap terakhir pada model ADDIE. Evaluasi dilakukan untuk melihat efektivitas modul pelatihan PTK berbasis andragogi dengan meninjau kembali apakah modul pelatihan PTK yang telah dikembangkan dapat menjawab kebutuhan dan mengatasi kesenjangan yang menjadi dasar pengembangan ini dilakukan. Evaluasi sebenarnya dilakukan peneliti pada setiap tahap pengembangan model ADDIE. Sehingga yang dilakukan pada tahap ini adalah untuk melihat hasil setelah modul pelatihan PTK berbasis andragogi diimplementasikan dengan mengevaluasi hasil Pre-test dan Post-test, hasil observasi oleh 2 orang observer, dan angket tanggapan guru peserta pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai berikut.
1. Hasil Pre-test dan Post-test
Pre-test dan Post-test dilakukan untuk mengetahui kompetensi peserta pelatihan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan PTK berbasis andragogi. Peningkatan kompetensi guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur setelah mengikuti pelatihan PTK berbasis andragogi diketahui dengan membandingkan nilai pre-test dan post-test. Sedangkan untuk melihat keberhasilan pelatihan PTK
86
berbasis andragogi secara keseluruhan yaitu jika 80% dari peserta pelatihan atau 9 dari 11 peserta pelatihan mendapatkan nilai post-test minimal 7. Hasil pre-test dan post-test peserta pelatihan PTK berbasis andragogi disajikan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil pre-test dan post-test peserta pelatihan PTK berbasis andragogi
No Nama
Guru
Nilai
pre-test Ket post-test Ket
1. EMA 7 T 9 T 2. YBR 7 T 9 T 3. DDG 5 TT 6 TT 4. MELM 4 TT 6 TT 5. A 5 TT 7 T 6. ABS 5 TT 7 T 7. AUP 4 TT 8 T 8. JOL 8 T 9 T 9. MR 10 T 10 T 10. ORT 7 T 9 T 11. MKWS 9 T 10 T Rata-rata 6,5 8,2 Persentase 54,5% 81,8%
Keterangan: T = Tuntas; TT = Tidak Tuntas
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata pre-test peserta pelatihan adalah 6,2 dimana 5 dari 11 orang peserta pelatihan tidak tuntas dengan presentase 54,5%. Rata-rata post-test peserta pelatihan adalah 8,2 dimana 9 dari 11
87
orang peserta pelatihan tuntas dengan presentase 81,8%. Data tersebut menegaskan adanya peningkatan kompetensi peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan PTK berbasis andragogi. Selain meningkatnya nilai, peserta pelatihan juga berhasil menyusun satu proposal lengkap yang disusun oleh MR di hari kedua pelatihan saat kegiatan penyusunan proposal PTK, sedangkan 10 peserta yang lain hanya bisa menyusun sampai pada Bab I yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Adanya peserta pelatihan yang berhasil menyusun proposal juga menjadi bukti keberhasilan pelaksanaan pelatihan menggunakan modul pelatihan PTK berbasis andaragogi.
2. Hasil Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui respon guru dan proses pelaksanaan pelatihan PTK berbasis andragogi. Hasil observasi disajikan pada tabel 4.7.
88
Tabel 4.7 Hasil Observasi proses pelaksanaan pelatihan PTK berbasis andragogi
No Komponen Skor
I II 1. Kejelasan narasumber dalam
memberikan materi 4 5
2. Keaktifan guru dalam berdiskusi dan
tanya jawab selama pelaksanaan pelatihan 4 4 3. Keseriusan guru dalam mengerjakan
latihan selama pelaksanaan pelatihan 3 4 4. Intensitas arahan dan bimbingan Narasumber terhadap guru dalam
mengerjakan latihan 4 5
5. Keseriusan guru dalam mengerjakan tugas rencana awal PTK 4 4 6. Kejelasan guru dalam presentasi tugas
rencana awal PTK 5 4
7. Intensitas arahan dan bimbingan Narasumber terhadap guru dalam
pengerjaan tugas rencana awal PTK 4 5 8. Keseriusan guru dalam mengerjakan proposal PTK 4 4 9. Intensitas arahan dan bimbingan Narasumber terhadap guru dalam
pengerjaan proposal PTK
4 4
10. Kejelasan guru dalam presentasi proposal PTK 5 4
Skor 41 43
Rata-rata 4,1 4,3
89
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata skor pelaksanaan pelatihan PTK berbasis andragogi yang dilaksanakan pada tahap implementasi adalah 4,1 dan 4,3 dengan persentase 82% dan 86% berkategori baik. Artinya bahwa dilihat dari kejelasan, keaktifan, keseriusan dan keterlibatan pelatihan maupun peserta pelatih dalam mengikuti pelatihan PTK berbasis andragogi baik.
3. Hasil Angket Tanggapan Guru
Tanggapan guru terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi diketahui dengan cara mengisi instrumen tanggapan. Angket tanggapan guru peserta pelatihan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak Setuju; (3) Kurang Setuju; (4) Setuju; (5) Sangat Setuju. Hasil angket tanggapan guru terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi dapat dilihat pada tabel 4.8.
90
Tabel 4.8 Tanggapan peserta pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi
No Aspek yang ditanggapi Tanggapan Peserta Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A. Tampilan
1 Ukuran fisik Modul Pelatihan PTK tidak terlalu besar atau terlalu kecil
4 5 4 5 5 3 3 5 5 4 5
2 Desain sampul menggambarkan
isi Modul Pelatihan PTK 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4
3
Desain isi modul rapi terlihat pada penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak mengganggu pembaca serta menarik dan mudah dipahami.
4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5
4
Ukuran huruf yang digunakan tidak terlalu besar atau terlalu kecil dan mengunakan jenis teks yang mudah dibaca
4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4
91
B. Materi Pelatihan
6 Uraian materi menarik, sehingga menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
7 Uraian materi sesuai dengan tujuan pembelajaran 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 8
Materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran diuraikan secara
jelas. 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4
9 Materi pelatihan dikaitkan dengan masalah nyata disekolah 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4
10
Latihan pada setiap unit kegiatan pembelajaran mengarah pada pencapaian tujuan modul pelatihan PTK berbasis andragogi
4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4
11
Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan
pembelajaran jelas 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
12 Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran beragam
92
C. Penggunaan Bahasa
13 Menggunakan kaidah bahasa yang tepat 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 14 Menggunakan bahasa yang dapat mendorong untuk berfikir
kritis
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
15
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan enak
dibaca 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4
16
Menggunakan bahasa yang menarik dan merangsang rasa
ingin tahu 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 Skor 71 79 74 71 72 69 64 72 73 71 71 Rata-rata 4,4 4,9 4,6 4,4 4,5 4,3 4 4,5 4,6 4,4 4,4 Rata-rata Keseluruhan 4,5 Persentase 88,6% 98,8% 92,5% 88,6% 90% 86,3% 80% 90% 91,3% 88,6% 88,6% Rata-rata Persentase 89,4%
93
Tabel 4.8 memberikan informasi bahwa secara keseluruhan tanggapan guru peserta pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi sangat bagus yaitu rata-rata skor 4,5 dengan rata-rata persentase 89,4% berkategori amat baik. Tetapi ada beberapa aspek yang kurang ditanggapi dengan baik yaitu pada aspek tampilan, dimana ada 2 orang peserta pelatihan yang memberikan tanggapan kurang setuju pada poin (1) dan 1 orang peserta pelatihan yang memberikan tanggapan kurang setuju pada poin (4). Pada instrumen tanggapan peserta terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi juga terdapat beberapa komentar yang diberikan oleh guru sebagai peserta pelatihan yaitu:
a. Buku ini sangat bagus, ukuran dan bentuk buku memudahkan saya dapat belajar dimana saja.
b. Buku ini sangat bagus dan membantu belajar mandiri karena dilengkapi contoh-contoh yang mudah dipahami.
c. Buku ini sangat bagus. Secara keseluruhan mudah dipahami dan dipelajari mandiri.
d. Menurut saya buku ini sangat bagus mulai dari ukuran buku, cover, sampai pada pemaparan materi dan contoh yang disajikan lengkap, sehingga dengan
94
adanya buku ini sangat membantu kami guru dalam membuat laporan PTK.
e. Menurut saya buku ini sudah baik, karena materi yang disajikan sudah lengkap dan mudah dipahami da dimengerti pembaca serta penaggunaan bahasa yang memungkinkan dalam belajar mandiri.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Pengembangan Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi
Pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi meliputi lima tahap berdasarkan langkah-langkah model ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), tahap design (perancangan), tahap development (pengembangan), tahap implementation (pelaksanaan), dan tahap evaluation (evaluasi).
Tahap analisis dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan peneliti sesuai dengan analisis kebutuhan menurut Moelanda (2004) yaitu melakukan analisis kebutuhan dengan mengidentifikasi kesenjangan dan kemungkinan penyebab kesenjangan. Hasil analisis menentukan jenis tindakan atau produk yang akan dilakukan atau dikembangkan. Sehingga setelah melakukan analisis kebutuhan peneliti berupaya untuk
95
mengembangkan produk berupa modul pelatihan PTK berbasis andragogi.
Pemilihan modul pelatihan PTK berbasis andragogi didasari bahwa sasaran dari produk yang dikembangkan adalah orang dewasa. Selain itu andragogi juga mendukung pembelajaran mandiri seperti prinsip belajar andragogi yang dikemukakan menurut sudjana (2007: 2) yaitu: 1) orang dewasa memiliki konsep diri (mampu mengatur diri secara mandiri); 2) orang dewasa memiliki akumulasi pengalaman; 3) orang dewasa memiliki kesiapan belajar; 4) orang dewasa memiliki kemampuan belajar; 5) orang dewasa dapat belajar efektif.
Tahap perancangan kerangka dilakukan sesuai dengan karakteristik modul yang dapat digunakan secara mandiri. Kesesuaian penyusunan kerangka modul ini didukung oleh pendapat Rohman (2013: 93) yang menyatakan bahwa modul merupakan materi pembelajaran yang disusun secara tertulis dan sistematis serta mengacu pada tujuan pembelajaran yang dapat dipelajari secara mandiri dan dapat meningkatkan kemampuan pembelajar dalam menguasai satu unit pembelajaran serta dilengkapi dengan aktivitas kegiatan dan alat evaluasi.
96
Rancangan modul pelatihan PTK yang telah dihasilkan tersebut kemudian dikembangkan pada tahap pengembangan. Pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi dilakukan dengan memperhatikan karakteristik modul menurut Rahdiyanta (2017: 2-3) yaitu: 1) self instruction yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pihak lain karena: a) memuat tujuan pembelajaran yang jelas; b) memuat materi pembelajaran dalam unit kegiatan yang spesifik sehingga mudah dipelajari secara tuntas; c) tersedia contoh dan ilustrasi uang mendukung kejelasan pemaparan materi; d) terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya untuk mengukiu tingkat penguasaan ; e) konstektual; f) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; g) terdapat rangkuman materi pembelajaran; h) terdapat instrumen penilaian untuk melakukan penilaian mandiri; i) terdapat umpan balik untuk mengetahui tingkat penguasaan materi; dan j) terdapat informasi tentang rujukan atau referensi yang mendukung materi; 2) self contained yaitu semua materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul; 3) stand alone yaitu tidak tergantung pada bahan ajar atau media lain; 4) adaptif yaitu modul memiliki daya adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan 5) user friendly yaitu
97
setiap instruksi dan paparan informasi bersifat membantu dan bersahabat dengan pembaca, termasuk kemudahan pembaca dalam merespon, mengakses sesuai keinginan.
Peneliti berhasil mengambangkan modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran. Masing-masing kegiatan pembelajaran berisi pengantar, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan yang dilengkapi rambu-rambu pengerjaan latihan, rangkuman, tes formatif, serta umpan balik dan tindak lanjut.
Modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang telah dikembangkan secara utuh oleh peneliti kemudian divalidasi oleh dosen ahli PTK, dosen ahli modul dan seorang guru matematika SMP untuk mendapatkan komentar, saran dan perbaikan dalam penyempurnaan modul sebelum diuji coba secara terbatas pada tahap implementasi. Setelah modul diperbaiki sesuai saran hasil validasi, modul pelatihan PTK berbasis andragogi dicetak berbentuk buku untuk siap diimplementasikan.
Penilaian atau validasi oleh ahli modul terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebesar 74% dan berada pada kategori baik yang artinya adalah bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai produk
98
pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi menggunakan model ADDIE ini memiliki kualitas yang baik. Beberapa saran lisan juga diberikan oleh ahli modul yaitu: 1) menambahkan petunjuk belajar pada setiap kegiatan pembelajaran; 2) latihan dilengkapi dengan rambu-rambu pengerjaan latihan; 3) menambahkan Tes formatif; dan 4) menambahkan Glosarium.
Penilaian atau validasi oleh ahli PTK terhadap materi dalam modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebesar 74% dan berada pada kategori baik yang artinya adalah bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai produk pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi menggunakan model ADDIE ini memiliki kualitas yang baik. Beberapa saran tertulis juga diberikan oleh ahli PTK yaitu: 1) jika masih mungkin materi bisa lebih didalami; 2) mengecek kembali daftar pustaka yang digunakan; 3) membenahi kesalahan pengetikan.
Penilaian atau validasi oleh ahli guru SMP sebagai calon pengguna modul pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebesar 82,5% dan berada pada kategori amat baik yang artinya adalah bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi sebagai produk pengembangan modul pelatihan PTK berbasis andragogi
99
menggunakan model ADDIE ini memiliki kualitas yang amat baik. Beberapa saran lisan juga diberikan oleh guru SMP sebagai calon pengguna modul pelatihan yaitu: 1) membenahi kesalahan pengetikan; 2) membenahi penggunaan kaidah bahasa; 3) membenahi kesalahan penulisan istilah-istilah.
Berdasarkan penjelasan tentang penilaian atau hasil uji validitas ahli modul, ahli PTK, dan guru SMP sebagai calon pengguna modul pelatihan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan modul pelatihan PTK berbasis andragogi memiliki kualitas yang sudah baik dengan tingkat validasi tinggi sehingga modul pelatihan PTK berbasis andragogi ini layak diiplementasikan setelah diperbaiki sesuai saran.
Tahap implementasi modul pelatihan PTK berbasis andragogi dilakukan melalui pelatihan yang melibatkan 11 orang guru PNS SMP Negeri 4 Wewewa Timur. Implementasi modul melalui pelatihan PTK berbasis andragogi berhasil dilakukan selama 2 hari serta berjalan dengan lancar dan aman, modul yang menjadi sumber utama pelatihan mampu dipahami dengan baik oleh guru-guru peserta pelatihan. Hasil implmentasi produk melalui pelatihan tidak mengalami revisi.
100
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pelatihan PTK berbasis andragogi dan tanggapan guru peserta pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi melalui data: 1) hasil tes kompetensi guru sebelum dan sesudah pelatihan; 2) hasil observasi oleh 2 orang observer; dan 3) angket tanggapan guru peserta pelatihan terhadap modul pelatihan PTK berbasis andragogi.
Evaluasi untuk melihat peningkatan kompetensi peserta pelatihan melalui pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru. Rata-rata nilai pre-test adalah 6,5 dengan persentase 54,5% dan rata-rata nilai post-test adalah 8,2 dengan persentase 81,8%.
Hasil ini menunjukkan keefektifan modul pelatihan PTK berbasis andragogi karena memberikan dampak yang cukup tinggi terhadap peningkatan kompetensi peserta pelatihan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Halukati (2010) yang menunjukkan hasil bahwa model bahan belajar mandiri berbasis andragogi efektif meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional pendidik PAUD. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyono dkk (2014: 7) dengan hasil bahwa melalui fasilitas modul dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru dan akhirnya kompetensi profesionalnya
101
juga meningkat. Serta penelitian yang dilakukan oleh Giarti (2016) menemukan hasil bahwa pelatihan menggunakan modul pelatihan berbasis andragogi meningkatkan kompetensi guru SD.
Evaluasi untuk mengetahui kelayakan modul dilakukan melalui angket tanggapan guru (peserta pelatihan) terhadap modul pelatihan PTK berbasis andagogi. Rata-rata tanggapan peserta pelatihan pada aspek tampilan, materi pelatihan dan penggunaan bahasa dengan 16 butir pertanyaan adalah 4,5 dengan rata-rata persentase 89,4% berkategori amat baik.
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, dapat dikatakan bahwa modul pelatihan PTK berbasis andragogi yang dikembangkan sudah termasuk bahan ajar yang baik serta layak untuk digunakan sebagai bahan belajar mandiri maupun bahan diskusi dalam forum ilmiah tetang penelitian tindakan kelas (PTK). Materi dalam modul disusun secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.