• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kriteria Indikator dan Panduan

Kriteria 7.1 Penilaian dampak sosial dan lingkungan independen yang partisipatif dan komprehensif dilakukan sebelum melakukan penanaman atau operasi baru, atau memperluas yang sudah ada, dan hasilnya harus dimasukkan ke dalam perencanaan, pengelolaan, dan operasi.

Indikator:

 Penilaian dampak independen dilakukan melalui metodologi partisipatif yang melibatkan kelompok pemangku kepentingan eksternal.

 Prosedur operasional dan perencanaan pengelolaan yang sesuai.

 Bila pengembangan mencakup skema outgrower, dampak skema dan implikasi dari cara skema tersebut dikelola harus diberikan perhatian khusus.

Panduan:

Lihat juga kriteria 5.1 dan 6.1.

Kerangka acuan harus ditentukan dan penilaian dampak harus dilakukan oleh pakar

independen terakreditasi untuk memastikan proses yang objektif. Keduanya harus dilakukan oleh badan yang sama. Metodologi partisipatif yang melibatkan kelompok pemangku

kepentingan eksternal merupakan hal penting untuk identifikasi dampak, khususnya dampak sosial. Pemangku kepentingan seperti masyarakat lokal, departemen pemerintah, dan LSM harus terlibat melalui wawancara dan pertemuan serta melalui peninjauan temuan dan rencana untuk mitigasi.

Dampak potensial semua aktivitas utama yang diusulkan harus dinilai sebelum pengembangan. Penilaian harus termasuk, tidak dengan urutan preferensi, minimal:

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab

Kriteria Indikator dan Panduan

Penilaian terhadap dampak semua aktivitas utama yang direncanakan termasuk penanaman, operasi pabrik, jalan, dan infrastruktur lainnya.

Penilaian lokasi Bernilai Konservasi Tinggi (lihat kriteria 7.3), termasuk konsultasi pemangku kepentingan, yang dapat terkena dampak negatif.

Penilaian efek potensial terhadap ekosistem alami yang berdekatan dengan pembangunan yang direncanakan, termasuk apabila pembangunan atau perluasan akan meningkatkan tekanan terhadap ekosistem alami sekitarnya.

Identifikasi aliran air dan penilaian efek potensial terhadap hidrologi oleh pembangunan yang direncanakan. Langkah-langkah harus direncanakan dan diimplementasikan untuk menjaga kuantitas dan kualitas sumber air.

Survei garis dasar tanah dan informasi topografi, termasuk identifikasi tanah marjinal dan rapuh, daerah rawan erosi dan lereng yang tidak cocok untuk penanaman.

Analisis jenis tanah yang akan digunakan (hutan, hutan terrdegradasi, tanah yang dibuka).

Analisis kepemilikan tanah dan hak pengguna.

Analisis pola penggunaan lahan saat ini.

Penilaian dampak sosial potensial terhadap masyarakat sekitar perkebunan, termasuk analisis efek diferensial terhadap wanita versus laki-laki, masyarakat adat, migran dan penduduk jangka panjang.

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab

Kriteria Indikator dan Panduan

Penilaian penyimpanan karbon di bawah dan di atas tanah adalah hal penting namun di luar cakupan AMDAL. Catatan: Aspek ini akan dipertimbangkan oleh Kelompok Kerja Gas Rumah Kaca RSPO (lihat pendahuluan).

Rencana dan operasi lapangan harus dikembangkan dan diimplementasikan untuk memasukkan hasil dari penilaian. Satu hasil potensial dari proses penilaian adalah bahwa pembangunan tidak boleh dilanjutkan karena besarnya dampak potensial.

Untuk skema petani, manajemen skema harus melakukan ini. Untuk perseorangan, hal ini tidak berlaku.

Interpretasi nasional harus mengidentifikasi akreditasi terkait untuk pakar independen.

Interpretasi nasional harus mempertimbangkan menentukan ambang batas minimum ukuran penanaman baru, misal: 50 ha, di atas yang diharuskan sebuah SEIA.

Pertimbangkan membuat daftar dampak sosial negatif (misal: pengungsian, hilangnya ketahanan pangan masyarakat lokal, dsb.) dalam konteks nasional.

Kriteria 7.2 Survei tanah dan informasi topografi digunakan untuk perencanaan lokasi dalam pembangunan penanaman baru dan hasilnya dimasukkan ke dalam rencana dan operasi.

Indikator:

 Peta kecocokan tanah atau survei tanah yang cukup untuk menetapkan kesesuaian tanah terhadap budidaya kelapa sawit harus tersedia.

 Informasi topografi yang cukup untuk memandu perencanaan sistem drainase dan irigasi, jalan dan infrastruktur lainnya, harus tersedia.

Panduan:

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab

Kriteria Indikator dan Panduan

Aktivitas tersebut dapat dihubungkan dengan SEIA (7.1) tetapi tidak harus dilakukan oleh pakar independen. Peta kecocokan tanah atau survei tanah disesuaikan dengan skala operasi dan harus meliputi informasi mengenai jenis tanah, topografi, kedalaman akar, ketersediaan kelembapan, batuan, kesuburan, dan keberlanjutan tanah jangka panjang. Tanah yang tidak cocok untuk penanaman atau yang membutuhkan perlakuan khusus harus diidentifikasi. Informasi ini harus digunakan untuk merencanakan program penanaman, dll. Langkah-langkah harus direncanakan untuk meminimalkan erosi

melalui penggunaan tepat alat berat, terasering di lereng, konstruksi jalan yang tepat, pendirian tutup yang cepat, perlindungan tepi sungai, dsb.

Penilaian kecocokan tanah juga penting bagi produsen skala kecil, khususnya di mana ada jumlah signifikan yang beroperasi di lokasi tertentu. Informasi dapat dikumpulkan dan disediakan oleh organisasi petani atau pabrik yang membeli TBS dari petani perseorangan.

Interpretasi nasional harus menentukan kode praktik lokal atau nasional atau panduan

lainnya yang harus diikuti; atau menentukan apa yang merupakan 'praktik baik' dalam konteks lokal dan nasional.

Kriteria 7.3 Penanaman baru sejak November 2005 tidak pernah menggantikan hutan primer atau kawasan mana pun yang dibutuhkan untuk menjaga atau meningkatkan satu atau lebih Nilai Konservasi Tinggi.

Indikator:

 Penilaian HCV, termasuk konsultasi pemangku kepentingan dilakukan sebelum konversi apa pun.

 Tanggal persiapan lahan dan mulai dicatat

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab

Kriteria Indikator dan Panduan Panduan:

Aktivitas ini dapat diintegrasikan dengan SEIA yang disyaratkan oleh 7.1. Kriteria ini berlaku untuk hutan dan jenis vegetasi lainnya. Hal ini berlaku terlepas dari perubahan apa pun atas kepemilikan lahan atau pengelolaan pertanian yang telah terjadi setelah tanggal ini. Nilai Konservasi Tinggi (HCV) dapat diidentifikasi di area terlarang dari pemilikan tanah, dan dalam kasus seperti itu, penanaman baru dapat direncanakan untuk memungkinkan HCV untuk dijaga atau ditingkatkan.

Proses penilaian HCV membutuhkan pelatihan dan keahlian yang tepat dan harus mencakup konsultasi dengan masyarakat lokal, khususnya untuk mengidentifikasi HCV sosial. Penilaian HCV harus dilakukan sesuai dengan Interpretasi Nasional akan kriteria HCV, atau sesuai Global HCV Toolkit apabila Interpretasi Nasional tidak tersedia [lihat Definisi].

Pembangunan harus secara aktif mencari lahan yang sebelumnya dibuka dan/atau terdegradasi. Pembangunan perkebunan tidak boleh secara tidak langsung memberi tekanan terhadap hutan melalui penggunaan semua lahan pertanian yang tersedia di suatu area.

Bila peta HCV tingkat lanskap telah dikembangkan, harus dipertimbangkan dalam perencanaan proyek, baik peta tersebut membentuk sebagian dari rencana penggunaan lahan pemerintah atau tidak.

Interpretasi nasional harus mengacu kepada definisi HCV nasional yang sudah ada (atau apabila tidak ada, acu definisi lampiran) atau rencana penggunaan/konservasi setara

atau pertimbangkan bagaimana Grower dan tim audit dapat mengidentifikasi

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab

Kriteria Indikator dan Panduan

Nilai Konservasi Tinggi. Hal ini dapat melibatkan badan-badan lainnya. Untuk definisi 'Nilai Konservasi tinggi’, lihat definisi.

Kriteria 7.4 Penanaman meluas di lereng curam dan/atau tanah marjinal dan rapuh dihindari.

Indikator:

 Peta yang mengidentifikasi tanah marjinal dan rapuh, termasuk kemiringan berlebihan dan tanah gambut, harus tersedia.

 Bila penanaman terbatas di tanah rapuh dan marjinal diusulkan, rencana harus dikembangkan dan diimplementasikan untuk melindungi tanah tersebut tanpa menimbulkan dampak yang merugikan.

Panduan:

Aktivitas ini dapat diintegrasikan dengan SEIA yang disyaratkan oleh 7.1. Menanam di area luas tanah gambut dan tanah rapuh lainnya harus dihindari (lihat juga Kriteria 4.3).

Dampak yang merugikan bisa termasuk risiko hidrologis atau risiko yang meningkat secara signifikan (misal: risiko kebakaran) di area di luar perkebunan. (Kriteria 5.5.) Interpretasi nasional harus mempertimbangkan mencakup kontrol dan ambang batas tertentu, seperti batas kemiringan, membuat daftar jenis tanah di mana penanaman harus dihindari (khususnya tanah gambut), proporsi area perkebunan yang mengandung tanah marjinal/rapuh, dan/atau definisi dari 'luas', marjinal’, dan rapuh’.

Kriteria 7.5 Tidak boleh ada penanaman baru di lahan masyarakat lokal tanah persetujuan bebas,

berinformasi sebelumnya yang ditangani melalui

Indikator:

Lihat kriteria 2.2, 2.3, 6.2, 6.4, dan 7.6 untuk indikator dan panduan mengenai kepatuhan.

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab

Kriteria Indikator dan Panduan sistem terdokumentasi yang memungkinkan

masyarakat asli, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengekspresikan pandangan mereka melalui institusi perwakilan mereka masing-masing.

Panduan:

Aktivitas ini harus diintegrasikan dengan SEIA yang disyaratkan oleh 7.1.

Bila penanaman baru dianggap dapat diterima, rencana dan operasi pengelolaan harus menjaga situs sejarah atau suci. Perjanjian dengan masyarakat asli, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lainnya harus dilakukan tanpa paksaan atau pengaruh yang tidak semestinya (lihat panduan untuk 2.3).

Pemangku kepentingan terkait termasuk mereka yang terkena dampak atau berkepentingan dengan penanaman baru.

Kriteria 7.6 Masyarakat lokal diberi kompensasi untuk akuisisi lahan yang disetujui mana pun dan pelepasan hak, sesuai dengan izin bebas berinformasi

sebelumnya dan perjanjian yang dinegosiasikan.

Indikator:

 Identifikasi dan penilaian terdokumentasi hak legal dan adat.

 Pembentukan sistem untuk mengidentifikasi orang-orang yang berhak menerima kompensasi.

 Pembentukan sistem untuk menghitung dan mendistribusikan kompensasi yang adil (berupa uang maupun tidak).

 Komunitas yang kehilangan akses dan hak terhadap lahan untuk perluasan perkebunan diberikan hak untuk mendapatkan keuntungan dari pembangunan perkebunan.

 Proses dan hasil dari klaim kompensasi apa pun harus didokumentasikan dan dibuat

tersedia bagi publik.

 Aktivitas ini harus diintegrasikan dengan SEIA yang disyaratkan oleh 7.1.

Panduan:

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab

Kriteria Indikator dan Panduan

Lihat juga 2.2, 2.3, serta 6.4 dan panduan terkait.

Persyaratan ini mencakup masyarakat asli (lihat Lampiran 1).

Kriteria 7.7 Penggunaan api untuk menyiapkan penanaman baru dihindari kecuali dalam situasi tertentu seperti yang diidentifikasi dalam panduan ASEAN atau praktik terbaik regional lainnya.

Indikator:

 Tidak ada bukti persiapan lahan dengan membakar.

 penilaian terdokumentasi ASEAN di mana api digunakan untuk menyiapkan tanah untuk penanaman.

 Bukti persetujuan pembakaran terkendali seperti yang ditentukan di dalam panduan ASEAN atau praktik terbaik regional lainnya.

 Aktivitas ini harus diintegrasikan dengan SEIA yang disyaratkan oleh 7.1.

Panduan:

Api dapat digunakan hanya ketika sebuah penilaian telah menunjukkan bahwa api adalah pilihan yang paling efektif dan paling sedikit merusak alam untuk meminimalkan risiko wabah hama dan penyakit parah dan dengan bukti bahwa penggunaan api

dikontrol dengan hati-hati.

Program perpanjangan/pelatihan untuk petani mungkin diperlukan.

Interpretasi nasional harus mengidentifikasi situasi spesifik mana pun di mana penggunaan api diperbolehkan, contohnya melalui acuan terhadap Panduan untuk implementasi kebijakan ASEAN mengenai zero burning, atau panduan sepadan di lokasi

lainnya.

Panduan untuk Dasar 7: Pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab