Sistem informasi monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian ini dibangun didasarkan dengan pendekatan System Development Life Cycle (O’brien, 1999) yang merupakan suatu metoda dalam pengembangan sistem software yang mencakup tahapan logic proses pengembangan sistem dan terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1. Tahapan Investigasi Sistem
Tahap ini merupakan tahap yang merumuskan permasalahan dalam pengembangan sistem informasi monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian diperlukan suatu sistem informasi yang mampu memberikan informasi mengenai data alat dan mesin pertanian yang tersebar di wilayah pulau Jawa secara keseluruhan dan terpadu sehingga dapat menjadi salah satu alternatif kemudahan dalam penulusuran informasi yang lebih baik dari yang sudah ada. Pada tahapan ini dilakukan analisis kelayakan tentang sistem yang akan dikembangkan baik secara teknis, ekonomis, dan operasional, sehingga dapat diketahui apakah sistem ini layak untuk dikembangkan.
2. Tahapan Analisis Sistem
Kegiatan ini adalah melakukan analisis terhadap informasi yang dibutuhkan dengan mengungkapkan komponen atau hal-hal yang terkait dengan informasi yang akan dibangun. Melalui tahap ini dapat diketahui kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, juga akan diketahui sumber dari informasi yang dibutuhkan.
3. Tahapan Desain Sistem
Tahapan ini dibangun untuk menjelaskan sistem yang akan memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna dan akan menjelaskan bagaimana dan mengapa sistem mampu memberikan informasi kepada pengguna.
Tahapan ini meliputi kegiatan user interface, desain basis data, dan desain proses (O’brien, 1999). Aktivitas desain bertujuan untuk mempermudah proses implementasi dan sebagai panduan dalam tahapan implementasi agar tidak menyimpang dari garis besar desain yang telah dibuat kemudian dilakukan perancangan form input dan output, spesifikasi proses untuk melakukan transformasi input menjadi output, serta desain user interface yang mencakup desain menu dan dialog.
Desain user interface merupakan desain untuk interaksi antara pengguna dengan komputer sehingga menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna baik dari segi kebutuhan informasi maupun dari segi kemudahan penggunaan sistem tersebut. Desain basis data berguna untuk membuat sistem basis data yang efektif dan memudahkan administrator basis data dalam mengimplementasikan program aplikasi.
Sedangkan desain proses akan mendesain kebutuhan program dan prosedur bagi sistem informasi yang akan dikembangkan.
4. Tahapan Implementasi Sistem
Tahapan ini sistem meliputi pengadaan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang mendukung jalannya sistem, pemasukan data dan basis data, pengembangan dan pengujian program dan prosedur. Tahap ini bertujuan untuk membuat dan menerapkan sistem yang telah dibangun. Pengujian sistem meliputi pengujian kecepatan pengaksesan, kemudahan penggunaan, tampilan, kelengkapan dan pengaruh komponen multimedia terhadap informasi yang disajikan.
Pengujian sistem yang dilakukan meliputi : a. Pengujian pada local intranet b. Pengujian pada internet
c. Uji performansi pada browser engine
Sistem yang di uji cobakan disertai dengan lembar pertanyaan yang akan diisi oleh pengguna/responden dan hasilnya akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan sistem.
5. Tahapan Perawatan Sistem
Aktivitas perawatan sistem yang dilakukan dengan perbaikan sistem dan dokumentasinya secara keseluruhan berdasarkan hasil uji coba performansi sistem di lapangan. Aktivitas ini meliputi pengawasan, evaluasi dan modifikasi sistem agar sistem yang dibangun sesuai dengan kriteria kebutuhan yang dinginkan dari pengguna sistem informasi tersebut.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. INVESTIVIGASI SISTEM
Studi kelayakan sebagai bagian dari investigasi sistem dilakukan dengan cara analisis kelayakan baik secara teknis, ekonomis, dan operasional sehingga sistem ini layak untuk dikembangkan. Pembangunan sistem informasi tersebut memerlukan pengujian kelayakan sebagai berikut :
1. Kelayakan teknis
Kelayakan teknis ialah kelayakan suatu sistem yang ditinjau dari komposisi hardware dan software, apakah mendukung semua kebutuhan dari sistem yang akan dibangun. Secara teknis, spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem informasi ini ialah Processor minimal setara 1.20 GHz, harddisk minimal 20 Gbyte, RAM minimal 128 MB dan software (Apache, PHP, dan MySQL) yang digunakan bersifat freeware yang dapat berjalan di flatform sistem operasi Windows maupun Linux yang telah berkembang pesat penggunaanya pada saat ini. Sistem yang telah dibangun dalam penggunaanya dikoneksikan kepada internet.
Spesifikasi sistem yang ada telah mendukung bila sistem informasi ini diakses melalui internet, sehingga dapat menampilkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat.
Dari hasil studi kelayakan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang dibangun secara teknis layak untuk dikembangkan untuk pengguna yang membutuhkan informasi alat dan mesin pertanian.
2. Kelayakan Ekonomis
Kelayakan ekonomis dapat dilihat dari segi biaya pembangunan sistem, biaya operasional sistem, dan keuntungan yang diperoleh dari informasi sistem. Biaya pembangunan sistem ini tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal., Pada saat ini, biaya yang dikeluarkan maksimal Rp 2.000.000,- untuk investasi dari spesifikasi sistem yang mampu menjalankan sistem ini dengan baik. Segi ekonomis juga dapat di tinjau dari biaya yang dikeluarkan untuk perawatan sistem (maintenance)
antara lain upgrade sistem dan biaya untuk mengelola sistem yang di percayakan kepada seorang adminstrator.
Pengguna dapat menggunakan jasa warung internet, hal ini disebabkan pengguna tanpa harus membeli peralatan untuk mengakses internet. Sistem ini dapat memberikan keuntungan riil secara ekonomis.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis pada warung internet bahwa biaya untuk mengakses internet rata-rata Rp 4.000,-/jam. Biaya ini sangat murah dibandingkan dengan biaya yang keluarkan untuk transportasi mencari data ke sumber informasi, menelusuri pustaka, membeli buku, dan jurnal-jurnal pertanian yang tersebar di berbagai sumber informasi. Investasi paling murah untuk sistem ini dalam memperoleh informasi yang diinginkan pengguna dengan hanya membayar jasa internet.
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi yang dibangun layak bila ditinjau dari segi ekonomis.
3. Kelayakan Operasional
Kelayakan operasional sistem dapat ditinjau dari kemampuan dalam manajemen, pengguna dan juga bagaimana cara menggunakan, dan mendukung sistem yang berjalan. Dalam kegiatan manajemen sistem hanya memerlukan seorang pengelola sistem yang ditetapkan sebagai administrator. Seorang administrator harus memiliki pengetahuan dalam operasional sistem, sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.
Dari pihak pengguna, sistem ini telah mengenal dalam mengakses informasi melalui media internet. Meskipun terdapat pengguna dari kelompok petani yang belum pernah mengenal internet namun hal ini dapat ditanggulangi dengan memberikan penyuluhan mengenai teknologi baru dalam media penyampaian informasi dan menjelaskan bagaimana cara menggunakan internet..
Kelayakan operasional dari sistem informasi yang dibangun ini mempertimbangkan beberapa aspek-aspek antara lain :
a. Kemudahan penggunaan jasa pelayanan Internet oleh pengguna informasi.
b. Sistem yang dikembangkan mudah diakses dan ditampilkan dalam bentuk halaman HTML di layar komputer yang terkoneksi ke internet.
c. Sistem yang dikembangkan ini mudah untuk diperbaharui (update) dan mudah untuk dilakukan pemeliharaan (maintenance), bila komponen sistem informasi telah dipersiapkan dengan baik. Komponen sistem informasi tersebut meliputi lunak (software), perangkat keras (hardware), perangkat manusia (brainware), jaringan (netware), dan data (dataware).
d. Kelayakan operasional juga didukung oleh program internet masuk desa yang dicanangkan pemerintah sehingga jaringan akses informasi juga semakin luas dalam pengoperasiannya, dan salah satu target pengguna yaitu petani, dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai alat dan mesin pertanian.