• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Pengembangan Software Multimedia Interaktif

Pengembangan software multimedia interaktif dengan tema kesetimbangan kimia dalam makhluk hidup dan industri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perancangan Software Multimedia Interaktif

a. Dilakukan analisis kurikulum, yakni mengkaji standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran kimia SMA/MA kelas XI; menganalisis dimensi literasi sains; merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran pada aspek kognitif dan sikap melalui telaah konteks, konten, dan kompetensi PISA; serta menentukan kompetensi dasar yang berhubungan dengan tema yang telah ditetapkan yaitu kesetimbangan kimia dalam makhluk hidup dan industri.

b. Perancangan tampilan software multimedia interaktif yang dituangkan dalam bentuk storyboard.

c. Pemproduksian software multimedia interaktif, proses pembuatan animasi, simulasi, menyusun teks, dan sebagainya yang dilanjutkan dengan proses pemograman. Pada tahap ini peneliti menggunakan jasa seorang profesional dalam pembuatan software.

d. Validasi judgment dosen ahli. e. Revisi.

2. Ujicoba Software Multimedia Interaktif

Uji coba tahap awal dilakukan pada siswa kelas IX SMA Z Jakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, pemilihan ini didasari pertimbangan bahwa siswa ini sudah memiliki pengetahuan yang memadai terhadap konten yang disajikan, memiliki kemampuan untuk memberikan pendapat terhadap isi maupun tampilan software multimedia interaktif kesetimbangan kimia yang dikembangkan.

3. Implementasi Pembelajaran Menggunakan Software Multimedia Interaktif

Pada tahap implementasi pembelajaran menggunakaan software multimedia interaktif dilakukan pada siswa kelas XI IPA-Reguler SMA X Jakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 dan dilakukan di ruang TIK yang memiliki kapasitas komputer + CPU sebanyak 25 unit Pentium 4 dan tersambung dengan fasilitas internet.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian ini, maka diperolehlah software multimedia interaktif dengan karakteristik sebagai berikut: (a) Materi disajikan dengan menggunakan pendekatan induktif dan berorientasi pada konteks, sehingga siswa dapat merumuskan dan membangun konsep berdasarkan contoh-contoh nyata yang ada di sekitarnya; (b) Menyajikan dampak negatif dari adanya ketidakseimbangan pH darah; (c) Memvisualisasikan konsep kesetimbangan kimia yang bersifat abstrak dengan menampilkan gambar, video, animasi, dan simulasi interaktif; (d) Mengembangkan pembelajaran mandiri; (e) Berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center); (f) Rumusan tujuan pembelajaran mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan dimensi literasi sains; (g) Menyajikan konsep terpadu dengan tema kesetimbangan kimia dalam makhluk hidup dan industri.

Software multimedia interaktif kesetimbangan kimia ini digunakan

pada semua tahapan pembelajaran STL. Software multimedia interaktif ini digunakan guru dalam menyampaikan materi pada tahap kontak dan kuriositi, sedangkan pada tahap elaborasi, nexus, pengambilan keputusan dan evaluasi digunakan oleh siswa dengan bimbingan guru.

Hasil implementasi pembelajaran kesetimbangan kimia dengan menggunakan software multimedia interaktif ini dapat meningkatkan literasi sains siswa. Pada aspek konten terjadi peningkatan sebesar 53% (kategori sedang). Pada aspek konteks aplikasi terjadi peningkatan sebesar 57,8% (kategori sedang). Pada aspek proses terjadi peningkatan sebesar 75,1% (kategori tinggi), dan pada aspek sikap sains siswa terjadi peningkatan sebesar 54,1% (kategori sedang). Peningkatan tertinggi terjadi pada aspek proses dan terendah pada aspek konten.

B. Saran

Adapun saran-saran demi perbaikan model pembelajaran ini antara lain: agar menghasilkan dampak yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan maka software multimedia interaktif ini harus digunakan dengan pengelolaan waktu yang cukup dan efisien, software multimedia yang dhasilkan belum dapat memberikan konstribusi yang maksimal untuk mamantapkan konsep-konsep yang bersifat hitungan sehingga diperlukan penguatan dengan penambahan jam pelajaran, software multimedia interaktif ini masih perlu perbaikan terutama pada simulasi percobaan serta konsep-konsep yang bersifat mikroskopik, dan untuk melihat adanya pengaruh penggunaan software multimedia interaktif terhadap peningkatan literasi sains sebaiknya digunakan kelas kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, W. S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asniar.(2012). Efektivitas Software Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected

Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII Pada Tema Rokok dan Kesehatan. Tesis S2 UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Başer, M. (2010). The Effectiveness of Computer Supported Versus Real Laboratory Inquiry Learning Environments on the Understanding of Direct Current Electricity among Pre-Service Elementary School Teachers. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2010, 6(1), 47-61.

Brady, J. (1993). Kimia Universitas Asas & Sruktur Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara.

BSNP. (2006). Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model

Silabus SMA/MA. Jakarta: Dirjen Pendidikan Nasional.

Campbell et al. (1999). Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Dahar, W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Defrianto. (2001). Perbaikan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Mekanika Klasik

dengan Menggunakan Metode Mengajar Interaktif dan Visualisasi Komputer. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Bandar Lampung: UNILA.

Echols, J.M dan Hassan Shadily. (2003). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Firman, H. (2007). Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA

Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Balitbang Depdiknas.

Fitriana. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) Dalam Proses

Pembelajaran Materi Kinetika Gas untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kretaif Siswa. Tesis S2 UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Fraenkel, J dan Wallen, N.E. (2006). How to Design and Evaluate Research in

Education Seventh Edition. San Francisco: The McGraw-Hill Companies.

Gunawan, A. Kondisi Tubuh Terlalu Asam Biang Kerok Beragam Penyakit.

Naturally Plus Jakarta Indonesia [25 Mei 2012].

Geissinger, H. (1997). Educational Software: Criteria For Evaluation. [Online]. Tersedia:http://www.ascilite.org.au/conferences/perth97/papers/Geissinger /Geissinger.html. [3 Juni 2012].

Hake, R.( 1997). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A

six-thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses: Journal American Association of Physics Teacher. 66 (1), 64-74.

Hadi, S. (2009). Ringkasan Laporan Penelitian Model Trend Prestasi Siswa

Berdasarkan Data PISA Tahun 2000, 2003 dan 2006. Jakarta: Pusat

Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, O. (2001). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hayat, B dan Yusuf, S. (2010). Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Heinich, R. et al. (1996). Instructional Media and Technology for Learning. New Jersey: Pretince Hall. Inc.

Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teachers of Science Subjects”.

Justiana, S. dan Muchtaridi. (2009). Chemistry for Senior High School. Jakarta: Yudistira.

Jong, OD. (2006). Context- Based Chemical Education: How to Improve it?. Sweden: Karlstad University.

Kustandi, dkk. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Karno To. (1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program Anates): Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP IKIP Bandung.

Mudzakir, A. (2005). Chemie im Kontext (Konsepsi Inovatif Pembelajaran Kimia di Jerman). Seminar Nasional Pendidikan Kimia.

Mahyuddin. (2007). Pembelajaran Asam Basa Dengan Pendekatan Konstektual

Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA. Tesis S2 UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Meltzer, D.E. (2002). “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Grains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostice Pretest Scores”. American Journal Physics. 70, (12), 1259 -1286.

Mayer. (2001). Handbook of Multimedia Learning Chemistry Education:

Research and Practice in Europe.1. Tersedia: http://www.uio.gr.

Nentwig, et al. (2002). “Chemie im Context-From Situated Learning in Relevant Contexts to a Systematic International of Basic Chemical Concept”.

Makalah Simposium Internasional IPN-UYSEG-oktober 2002, Kiel Jerman. OECD-PISA. (2006). Science Competencies for Tomorrow’s World. Volume 1:

analysis. USA. OECD-PISA.

OECD (1999). MEASURING STUDENT KNOWLEDGE AND SKILLS A New

Framework for Assessment. Paris: OECD Publications.

OECD (2009). PISA 2009 Assessment Framework Key competencies in reading,

mathematics and science. [online]. Tersedia: http://

www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf [ 10 September 2010].

OECD (2010). PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do – Student Performance in Reading, Mathematics and Science (Volume I) [online].

OECD. (2003). PISA 2009 Assesment Framework :Key Competencies in Reading,

Mathematic and Science.

PISA. (2000). The PISA 2000 Assesment of Reading, Mathematical and Scientific

Literacy. [Online]. Tersedia:

http://www.pisa.oecd.org/dataoecd/44/63/33692793.pdf. [26 Februari 2012].

Purba, M. (2007). Kimia untuk SMA Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, R. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat

Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Philips, et al. (2002). Chemistry Concept and Aplication. USA: Gleonce Poedjiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

Polla Gerardus. (2000). Buletin Pelangi Indonesia. Jakarta: UNJ.

Priatna, D. R. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu pada Topik Perubahan Materi

untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis S2 UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Retmana, L. R. (2010). Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk

Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis S2 UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Ruseffendi. (2001). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Setiadi, R. dan Agus, A. (2001). Dasar-dasar Pemprograman Software

Pembelajaran. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Setiawan, A. (2007). Dasar-dasar Multimedia Interaktif (MMI). Tesis S2 UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Shwartz, Y. (2005). The Importance of Involving High-School Chemistry Teacher

in the Process of Defining the Operational Meaning of Chemical Literacy.

Shwartz et al. (2006). The use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing thr

Development of Chemical Literacy Among High-school Student. Journal of

chemistry education research and practice: 7(4), 203-225.

Sofyan, A. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Suwarna, I.P. (2005). Model Pembelajaran Hypermedia Listrik Dinamis Untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Berfikir Kreatif, dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis pada PPS UPI Prodi IPA-P.

Fisika SL. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Group.

Suanda, D. (2010). Pembelajaran IPA Terpadu dengan Multimedia pada Tema

Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP.

Tesis S2 UPI Bandung.

Thiagarajan, S. Semmel, D.S & Semmel, M. L. (1974). Intructional Development

for Training Teacher of Exceptional Children. Minnesota: Indiana

University.

Thompson, S. A. (1994). Up Grading Your PC to Multimedia . Indianapolis: QUE Corporation.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2006). Jakarta: Depdiknas.

Wiratama, B.S. (2010). Pemanfaatan Laboratorium Virtual Interaktif Pada

Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis SPs UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Dokumen terkait