BAB III. PENYELENGGARAAN SPIP SATKER
3.5. Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko
Pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko untuk mencapai tujuan suatu aktivitas/kegiatan tersebut pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.
a. Kategori Rencana Kebijakan dan Aktivitas/Kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko
1) Kebijakan
Rencana kebijakan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko:
a) Kebijakan yang kemungkinan akan berimplikasi pada timbulnya anggaran atau berpengaruh terhadap perubahan struktur angaran;
b) Kebiajakan yang kan berimplikasi pada munculnya aktivitas/kegiatan baru;
c) Kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan tujuan organisasional maupun operasional;
d) kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan struktur organisasi;
dan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
26 e) Kebijakan yang dalam pelaksanaannya akan melibatkan organisasi,instansi dan pihak lain diluar kementerian.
2) Aktivitas/kegiatan
Rencana aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko :
a) Mempunyai alokasi anggaran relative besar sehingga jika terjadi kesalahan, kelemahan atau penyimpangan akan berakibat dan berdampak negatif secara material terhadap akuntabilitas keuangan dan kinerja;
b) Khusus untuk pengadaan barang/jasa, kemungkinan mempunyai tingkat kegagalan tinggi dalam mencapai tujuan dan pemanfaatan yang disebabkan:
(1) Adanya keterbatasan waktu sejak dari konsultansi perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan;
(2) Dalam pelaksanaannya sangat bergantung/dipengaruhi oleh kondisi alam/cuaca/(angin, gelombang laut, hujan, dll) dan lingkungan masyarakat setempat.
(3) Aksebilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dengan satuan kerja penyelenggara.
(4) Aksesbilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dalam mobilitas peralatan/mesin, bahan baku dan SDM.
(5) Adanya keterbatasan persediaan bahan baku/barang di dalam negeri dan sangat bergantung dengan suplai dari luar negeri sebagai input untuk aktivitas/kegiatan; dan
(6) Pengadaan barang/jasa yang menurut pertimbangan pimpinan satuan kerja diperlukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.
c) Mempunyau tingkat Kompleksitas yang relative tinggi, yaitu dalam pelaksanaannya harus mendapatkan input dan, atau harus melibatkan satker atau unit lain, baik dari dalam maupun luar kementerian begitu pula dalam pemanfaatannya.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
27 b. Penilaian RisikoBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 13 ayat (1) bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Pada pasal 18 ayat (1) bahwa pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dan ayat (2) huruf b bahwa kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko.
Dari uraian Pasal 13 dan Pasal 18 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan pengendalian tidak dapat dilepaskan dari adanya risiko dan adanya kewajiban pimpinan untuk mengendalikan risiko dalam suatu instansi. Untuk mengetahui adanya risiko dalam suatu instansi yang berasal dari kegiatan dan aktivitas maka diperlukan adanya penilaian risiko.
Salah satu titik tolak dalam kegiatan pengendalian
Pengendalian rutin telah dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan tujuan menciptakan pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan KKP, melalui pelaksanaan kegiatan pengendalian rutin (tabel pengendalian rutin terlampir).
a) SPI Penyerapan Anggaran
Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
28 Penyerapan anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III per 30 September 2021 sebesar Rp. 8.894.994.719 atau sebesar 70,79%dari total anggaran sebesar Rp. 12.564.907.000 dan realisasi belanja Triwulan III Tahun Anggaran 2021 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Realisasi anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus berdasarkan output sampai dengan Triwulan III Tahun 2021
Nama Kegiatan
Total Total Pagu
Total Realisasi
Persen Realisasi
(Rp) (Rp) %
2337
Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan dan Sertifikat Awak Kapal Perikanan
16.500.000 6.440.000 39.03 2338
Pengelolaan Pelabuhan Perikanan 1.416.090.000 899.827.851 63.54 2339
Pengelolaan perizinan dan
kenelayanan 41.455.000 30.974.200 74.72
2341
Pengelolaan Sumber daya Ikan 107.087.000 33.905.000 31.66 2342
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
10.983.775.000 7.923.847.668 70.79
Total 12.564.907.000 8.894.994.719 70.79
b) Formulir Penilaiai Risiko
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, diperlukan dokumentasi yang baik atas SPIP. Rencana kegiatan pengendalian yang telah diuraikan dalam formulir dan ditetapkan dari hasil pelaksanaan penilaian risiko akan digunakan untuk penyelenggaraan manajemen risiko. Media untuk dokumentasi adalah formulir penilaian risiko. Kriteria ukuran Kemungkinan /Probabilitas/Likelihood tersebut adalah seperti pada Tabel 2 seperti di bawah ini.
Tabel 2. Kriteria Kemungkinan terjadinya Risiko
Level Keterjadian Penjelasan
1 Jarang Terjadi Mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal. Probabilitas 0% <x≤ 20%
2 Kemungkinan Kecil Terjadi
Mungkin terjadi pada beberapa waktu Probabilitas 20% <x≤ 40%
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
29 3 Kemungkinan Terjadi Dapat terjadi pada beberapa waktuProbabilitas 40% <x≤ 60%
4 Kemungkinan Besar Terjadi
Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan. Probabilitas 60% <x≤ 80%
5 Hampir Pasti Terjadi Dapat terjadi pada banyak keadaan Probabilitas 80% <x≤ 100%
Kriteria ukuran Dampak adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria ukuran dampak risiko
Level Dampak Aspek
Kinerja Keuangan
1 Tidak Signifikan
Tidak berdampak pada pencapaian tujuan secara umum. Dapat ditangani dengan pengendalian rutin
Kerugian keuangan kecil
2 Kecil
Mengganggu pencapaian tujuan meskipun tidak signifikan
Kerugian keuangan sedang
3 Sedang Mengganggu pencapaian tujuan secara signifikan
Kerugian keuangan cukup besar 4 Besar Tujuan tercapai sebagian Kerugian keuangan
cukup besar 5 Sangat Tinggi/
Katastropik Tujuan gagal dicapai Kerugian keuangan sangat besar
c) Pengendalian SPIP di PPS Bungus
Setiap pimpinan unit kerja wajib menyusun dan menyampaikan laporan tentang penyelenggaraan SPI di unit kerja masing-masing. Laporan disampaikan secara berkala dan berjenjang mulai dari unit kerja paling bawah sampai dengan unit kerja paling tinggi (eselon I) di lingkungan Kementerian dengan tembusan kepada Ketua Satgas SPIP Kementerian dan evaluator pelaksanaan SPIP di masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian selanjutnya akan direviu dan dievaluasi oleh Inspektorat Jenderal selaku pengawas intern Kementerian. Pada Satker Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus pelaporan SPIP dilaksanakan di Triwulan III Tahun Anggaran 2021 antara lain :
1. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang meliputi :
a. Penyusunan dokumen program dan anggaran
b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
30 c. Pengelolaan SDM aparaturd. Pengelolaan organisasi e. Penatausahaan BMN
f. Layanan hubungan masyarakat g. Layanan perkantoran
3.6 Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah Tindak Lanjut Pemecahan Masalah
Dalam penerapan penyelenggaraan SPIPP di lingkup PPS BUngus, terdapat beberapa hambatan/kendala yaitu:
A. Hambatan
a. Hambatan yang kami alami dalam penerapan SPIP di PPS Bungus adalah belum semua pegawai memahami secara mendalam terkait dengan SPIP, sehingga belum berjalan secara maksimal.
b. Terdapat BMN yang mengalami rusak berat senilai 3.569.287.200,- yang belum bisa dihapuskan.
c. Belum berjalannya SOP dengan baik di lingkup PPS Bungus karena belum optimalnya pengawasan kegiatan operasional pelabuhan.
B. Rencana Pemecahan Masalah
Rencana pemecahan masalah terhadap hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan SPIP yaitu:
1. Rencana pemecahan masalah, kedepan perlu dilakukan sosialisasi maupun FGD yang dilaksanakan oleh pembina SPIP dalam hal ini Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Tim SPIP Satker dan seluruh pegawai Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
2. Untuk penghapusan BMN, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah berkirim surat ke Sesditjen Perikanan Tangkap KKP dengan nomor 1527/PPSB/PL.820/V/2018. Tertanggal 25 Mei 2018 tentang Penyampaian kelengkapan dokumen usulan PSP (Penetapan Status Pengguna Barang). Hingga saat ini proses tersebut masih menungu proses lebih lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
3. Meningkatkan pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan SOP di PPS Bungus.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
31 C. Tindak Lanjut Pemecahan MasalahRealisasi dari rencana pemecahan masalah dalam penyelenggaraan SPIP BBPI periode sebelumnya yaitu:
1. PPS Bungus telah melaksanakan Inhouse Training untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap penting SPIP di lingkup PPS Bungus.
2. Selanjutnya PPS Bungus melakukan usulan penghapusan tersebut, dengan terlebih dahulu membentuk Tim Inventarisasi BMN berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pelabuhan PPS Bungus dengan Nomor 18/PPSB/PL.113/I/2021 dan Tim Penghapusan BMN dengan Nomor 22/PPSB/PL.113/I/2021 .
3. Melakukan kendali pelaksanaan SOP dengan menerapkan kartu kendali.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
32 BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah melaksanakan kewajiban dengan menyusun Laporan Sistem Pengendalian Intern Triwulan III Tahun 2021.
Laporan SPI pada PPS Bungus terdiri dari ; Formulir : SPI-SDM, Formulir : SPI-ANG, Formulir : SPI-BJ, Formulir : SPI-BMN, Formulir : SPI-KN, dan Form Manajemen Risiko
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, antara lain:
1. Telah ada komitmen pimpinan untuk menerapkan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan melaksanakan implementasi pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.
2. Pengendalian intern rutin dan berkala lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sudah dilaksanakan dengan cukup baik.
3. Laporan Penyelenggaraan SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 ini merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan dan kebijakan dari seluruh program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.
4.2 Saran
Oleh karena masih banyaknya kekurangan dalam penerapan implementasi SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, khususnya pada Triwulan III Tahun 2021, maka perlu komitmen yang kuat dari seluruh pegawai, baik dari pimpinan sampai dengan pelaksana, dalam bentuk upaya strategis dan konkrit untuk meningkatkan kualitas implementasi SPIP di masa yang akan datang. Dengan begitu, tujuan implementasi SPIP yang antara lain (1) Kegiatan yang efekrif dan efisien, (2) Laporan Keuangan yang dapat diandalkan (3) Pengamanan aset negara dan (4) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dapat terwujud.
PENGENDALIAN RUTIN SPIP PPS BUNGUS TRIWULAN III 2021
No Kelompok/Uraian Risiko Komentar/Catatan