• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko

Dalam dokumen LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN (Halaman 25-0)

BAB III. PENYELENGGARAAN SPIP SATKER

3.5. Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko

Pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko untuk mencapai tujuan suatu aktivitas/kegiatan tersebut pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.

a. Kategori Rencana Kebijakan dan Aktivitas/Kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

1) Kebijakan

Rencana kebijakan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko:

a) Kebijakan yang kemungkinan akan berimplikasi pada timbulnya anggaran atau berpengaruh terhadap perubahan struktur angaran;

b) Kebiajakan yang kan berimplikasi pada munculnya aktivitas/kegiatan baru;

c) Kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan tujuan organisasional maupun operasional;

d) kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan struktur organisasi;

dan

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

26 e) Kebijakan yang dalam pelaksanaannya akan melibatkan organisasi,

instansi dan pihak lain diluar kementerian.

2) Aktivitas/kegiatan

Rencana aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko :

a) Mempunyai alokasi anggaran relative besar sehingga jika terjadi kesalahan, kelemahan atau penyimpangan akan berakibat dan berdampak negatif secara material terhadap akuntabilitas keuangan dan kinerja;

b) Khusus untuk pengadaan barang/jasa, kemungkinan mempunyai tingkat kegagalan tinggi dalam mencapai tujuan dan pemanfaatan yang disebabkan:

(1) Adanya keterbatasan waktu sejak dari konsultansi perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan;

(2) Dalam pelaksanaannya sangat bergantung/dipengaruhi oleh kondisi alam/cuaca/(angin, gelombang laut, hujan, dll) dan lingkungan masyarakat setempat.

(3) Aksebilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dengan satuan kerja penyelenggara.

(4) Aksesbilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dalam mobilitas peralatan/mesin, bahan baku dan SDM.

(5) Adanya keterbatasan persediaan bahan baku/barang di dalam negeri dan sangat bergantung dengan suplai dari luar negeri sebagai input untuk aktivitas/kegiatan; dan

(6) Pengadaan barang/jasa yang menurut pertimbangan pimpinan satuan kerja diperlukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.

c) Mempunyau tingkat Kompleksitas yang relative tinggi, yaitu dalam pelaksanaannya harus mendapatkan input dan, atau harus melibatkan satker atau unit lain, baik dari dalam maupun luar kementerian begitu pula dalam pemanfaatannya.

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

27 b. Penilaian Risiko

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 13 ayat (1) bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Pada pasal 18 ayat (1) bahwa pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dan ayat (2) huruf b bahwa kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko.

Dari uraian Pasal 13 dan Pasal 18 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan pengendalian tidak dapat dilepaskan dari adanya risiko dan adanya kewajiban pimpinan untuk mengendalikan risiko dalam suatu instansi. Untuk mengetahui adanya risiko dalam suatu instansi yang berasal dari kegiatan dan aktivitas maka diperlukan adanya penilaian risiko.

Salah satu titik tolak dalam kegiatan pengendalian

Pengendalian rutin telah dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan tujuan menciptakan pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan KKP, melalui pelaksanaan kegiatan pengendalian rutin (tabel pengendalian rutin terlampir).

a) SPI Penyerapan Anggaran

Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

28 Penyerapan anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III per 30 September 2021 sebesar Rp. 8.894.994.719 atau sebesar 70,79%

dari total anggaran sebesar Rp. 12.564.907.000 dan realisasi belanja Triwulan III Tahun Anggaran 2021 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Realisasi anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus berdasarkan output sampai dengan Triwulan III Tahun 2021

Nama Kegiatan

Total Total Pagu

Total Realisasi

Persen Realisasi

(Rp) (Rp) %

2337

Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan dan Sertifikat Awak Kapal Perikanan

16.500.000 6.440.000 39.03 2338

Pengelolaan Pelabuhan Perikanan 1.416.090.000 899.827.851 63.54 2339

Pengelolaan perizinan dan

kenelayanan 41.455.000 30.974.200 74.72

2341

Pengelolaan Sumber daya Ikan 107.087.000 33.905.000 31.66 2342

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

10.983.775.000 7.923.847.668 70.79

Total 12.564.907.000 8.894.994.719 70.79

b) Formulir Penilaiai Risiko

Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, diperlukan dokumentasi yang baik atas SPIP. Rencana kegiatan pengendalian yang telah diuraikan dalam formulir dan ditetapkan dari hasil pelaksanaan penilaian risiko akan digunakan untuk penyelenggaraan manajemen risiko. Media untuk dokumentasi adalah formulir penilaian risiko. Kriteria ukuran Kemungkinan /Probabilitas/Likelihood tersebut adalah seperti pada Tabel 2 seperti di bawah ini.

Tabel 2. Kriteria Kemungkinan terjadinya Risiko

Level Keterjadian Penjelasan

1 Jarang Terjadi Mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal. Probabilitas 0% <x≤ 20%

2 Kemungkinan Kecil Terjadi

Mungkin terjadi pada beberapa waktu Probabilitas 20% <x≤ 40%

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

29 3 Kemungkinan Terjadi Dapat terjadi pada beberapa waktu

Probabilitas 40% <x≤ 60%

4 Kemungkinan Besar Terjadi

Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan. Probabilitas 60% <x≤ 80%

5 Hampir Pasti Terjadi Dapat terjadi pada banyak keadaan Probabilitas 80% <x≤ 100%

Kriteria ukuran Dampak adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria ukuran dampak risiko

Level Dampak Aspek

Kinerja Keuangan

1 Tidak Signifikan

Tidak berdampak pada pencapaian tujuan secara umum. Dapat ditangani dengan pengendalian rutin

Kerugian keuangan kecil

2 Kecil

Mengganggu pencapaian tujuan meskipun tidak signifikan

Kerugian keuangan sedang

3 Sedang Mengganggu pencapaian tujuan secara signifikan

Kerugian keuangan cukup besar 4 Besar Tujuan tercapai sebagian Kerugian keuangan

cukup besar 5 Sangat Tinggi/

Katastropik Tujuan gagal dicapai Kerugian keuangan sangat besar

c) Pengendalian SPIP di PPS Bungus

Setiap pimpinan unit kerja wajib menyusun dan menyampaikan laporan tentang penyelenggaraan SPI di unit kerja masing-masing. Laporan disampaikan secara berkala dan berjenjang mulai dari unit kerja paling bawah sampai dengan unit kerja paling tinggi (eselon I) di lingkungan Kementerian dengan tembusan kepada Ketua Satgas SPIP Kementerian dan evaluator pelaksanaan SPIP di masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian selanjutnya akan direviu dan dievaluasi oleh Inspektorat Jenderal selaku pengawas intern Kementerian. Pada Satker Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus pelaporan SPIP dilaksanakan di Triwulan III Tahun Anggaran 2021 antara lain :

1. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang meliputi :

a. Penyusunan dokumen program dan anggaran

b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

30 c. Pengelolaan SDM aparatur

d. Pengelolaan organisasi e. Penatausahaan BMN

f. Layanan hubungan masyarakat g. Layanan perkantoran

3.6 Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

Dalam penerapan penyelenggaraan SPIPP di lingkup PPS BUngus, terdapat beberapa hambatan/kendala yaitu:

A. Hambatan

a. Hambatan yang kami alami dalam penerapan SPIP di PPS Bungus adalah belum semua pegawai memahami secara mendalam terkait dengan SPIP, sehingga belum berjalan secara maksimal.

b. Terdapat BMN yang mengalami rusak berat senilai 3.569.287.200,- yang belum bisa dihapuskan.

c. Belum berjalannya SOP dengan baik di lingkup PPS Bungus karena belum optimalnya pengawasan kegiatan operasional pelabuhan.

B. Rencana Pemecahan Masalah

Rencana pemecahan masalah terhadap hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan SPIP yaitu:

1. Rencana pemecahan masalah, kedepan perlu dilakukan sosialisasi maupun FGD yang dilaksanakan oleh pembina SPIP dalam hal ini Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Tim SPIP Satker dan seluruh pegawai Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus

2. Untuk penghapusan BMN, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah berkirim surat ke Sesditjen Perikanan Tangkap KKP dengan nomor 1527/PPSB/PL.820/V/2018. Tertanggal 25 Mei 2018 tentang Penyampaian kelengkapan dokumen usulan PSP (Penetapan Status Pengguna Barang). Hingga saat ini proses tersebut masih menungu proses lebih lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3. Meningkatkan pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan SOP di PPS Bungus.

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

31 C. Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

Realisasi dari rencana pemecahan masalah dalam penyelenggaraan SPIP BBPI periode sebelumnya yaitu:

1. PPS Bungus telah melaksanakan Inhouse Training untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap penting SPIP di lingkup PPS Bungus.

2. Selanjutnya PPS Bungus melakukan usulan penghapusan tersebut, dengan terlebih dahulu membentuk Tim Inventarisasi BMN berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pelabuhan PPS Bungus dengan Nomor 18/PPSB/PL.113/I/2021 dan Tim Penghapusan BMN dengan Nomor 22/PPSB/PL.113/I/2021 .

3. Melakukan kendali pelaksanaan SOP dengan menerapkan kartu kendali.

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

32 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah melaksanakan kewajiban dengan menyusun Laporan Sistem Pengendalian Intern Triwulan III Tahun 2021.

Laporan SPI pada PPS Bungus terdiri dari ; Formulir : SPI-SDM, Formulir : SPI-ANG, Formulir : SPI-BJ, Formulir : SPI-BMN, Formulir : SPI-KN, dan Form Manajemen Risiko

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, antara lain:

1. Telah ada komitmen pimpinan untuk menerapkan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan melaksanakan implementasi pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.

2. Pengendalian intern rutin dan berkala lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sudah dilaksanakan dengan cukup baik.

3. Laporan Penyelenggaraan SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 ini merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan dan kebijakan dari seluruh program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.

4.2 Saran

Oleh karena masih banyaknya kekurangan dalam penerapan implementasi SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, khususnya pada Triwulan III Tahun 2021, maka perlu komitmen yang kuat dari seluruh pegawai, baik dari pimpinan sampai dengan pelaksana, dalam bentuk upaya strategis dan konkrit untuk meningkatkan kualitas implementasi SPIP di masa yang akan datang. Dengan begitu, tujuan implementasi SPIP yang antara lain (1) Kegiatan yang efekrif dan efisien, (2) Laporan Keuangan yang dapat diandalkan (3) Pengamanan aset negara dan (4) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dapat terwujud.

PENGENDALIAN RUTIN SPIP PPS BUNGUS TRIWULAN III 2021

No Kelompok/Uraian Risiko Komentar/Catatan

A. Organisasi

1. Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu

Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu karena

1. Renstra 2020-2025 sudah disusun

2. PK Eselon II Sudah ditandatangani Eselon I

2. Pegawai tidak mengetahui dan

memahami tujuan organisasi Pegawai sudah mengetahui dan memahami tujuan organisasi, hal ini dengan membuat uraian tugas dll

3. Satuan kerja belum sepenuhnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan prosedur dan keseluruhan kegiatan

Satuan kerja sudah sepenuhnya memiliki SOP yang formal tetapi masih dalam proses review SOP Data dukung : SOP, Usulan perbaikan waktu pelayanan

4. SOP yang ada tidak berjalan secara

optimal atau tidak ditaati SOP yang ada belum berjalan secara optimal atau belum ditaati karena tidak sesuai dengan norma waktu yang telah ditetapkan

Data dukung : SOP

5. SOP ada tetapi belum berbasis risiko SOP sudah berbasis risiko, dengan adanya penetapan norma waktu Data dukung : SOP

6. Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi tidak berjalan secara optimal atau terjadi tumpang tindih

Tugas dan fungsi berjalan secara optimal.

Data Dukung : uraian tugas kepala

satker s.d. uraian tugas staff

B. Perencanaan

1. Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) belum melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)

Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) sudah melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)

Data dukung: Surat Rekomendasi dari dinas PUPR Kota Padang

2. Perencanaan barang/aset melebihi dari kebutuhan yang seharusnya dan belum didasarkan pada asas kebutuhan

Barang/aset yang sudah melebihi nilai ekonomisnya dan dalam kondisi rusak berat di usulkan untuk dilakukan penghapusan Data dukung : Usulan Penghapusan, Usulan PSP dan Revaluasi

3. Perencanaan barang/aset belum mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan

Penanggung jawab pengguna barang/aset ditingkatkan kapasitas dan keahliannya serta melakukan pemeliharaan barang/ aset

Data dukung : diklat dan catatan pemeliharaan

4. Perencanaan belum

mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM)

Melakukan pemetaan kebutuhan kompetensi dan gap analisis pegawai. Melakukan usulan diklat dalam rangka meningkatkan kebutuhan SDM

Data dukung : Kebutuhan diklat dan gap analisis

5. Perencanaan belum

mempertimbangkan risiko dan belum menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

Melakukan pemetaan risiko dan pengendalian internal pemerintah dalam rangka percepatan tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan Data dukung : Manajemen risiko dan Laporan SPIP Triwulan

6. Kurangnya keterpaduan, konsistensi, dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran

Melakukan sinkronisasi data terhadap Perjanjian Kinerja, Indikator Kinerja Utama dengan kegiatan/anggaran

data dukung : PK, IKU dan RKAKL

2021

7. Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain

Dalam penyusunan anggaran dilakukan asistensi terhadap inspektorat jenderal dan biro perencanaan sehingga tidak terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain

Data dukung : Lembar asistensi RKAKL 2021

8. Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Data dukung : Usulan anggaran operasional pemeliharaan vessel lift belum terakomodir dalam RKAKL C. Pelaksanaan Anggaran

1. Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid/tidak sesuai ketentuan)

Pertanggungjawaban sudah akuntabel (bukti lengkap/valid/

sesuai ketentuan)

Data dukung : LPJ Bendahara, Laporan Monev Anggaran

2. Pekerjaan dilaksanakan mendahului

kontrak atau penetapan anggaran Pekerjaan dilaksanakan sesuai kontrak atau penetapan anggaran Data dukung : RUP (rencana umum pengadaan), dokumen lelang outsourcing

3. Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)

Proses pengadaan barang/jasa sudah sesuai ketentuan dengan melaksanakan kontrak di LPSE Data dukung : SK Pokja PBJ, resume lelang pekerjaan melalui LPSE LKPP

4. Pemecahan kontrak untuk

menghindari pelelangan Tidak ada pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan, semua pekerjaan sesuai dengan RUP

data dukung : SIRUP

5. Pelaksanaan lelang secara proforma Pelaksanaan lelang tidak dilakukan secara proforma

Data dukung : proses lelang melalui LPSE LKPP

6. Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan

Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di

bendaharawan ke Kas

negara/daerah tepat waktu yang ditentukan

Data dukung : Laporan penyetoran PNBP

7. Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan

Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan tidak melebihi batas waktu yang ditentukan

Data dukung : Neraca Laporan Keuangan

8. Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah

Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran sudah disetor ke kas negara/daerah

Data dukung : SSBP 9. Kepemilikan aset tidak/belum

didukung bukti yang sah Kepemilikan aset sudah didukung bukti yang sah

Data dukung : sertifikat, PSP 10. Pengalihan/revisi anggaran tidak

sesuai ketentuan Pengalihan/revisi anggaran sudah sesuai ketentuan

Data dukung : Revisi Anggaran 11. Kesalahan pembebanan anggaran dan

pelampauan terhadap pagu anggaran

Dilakukan revisi terhadap kegiatan yang melebihi pagu.

Data dukung : revisi anggaran dan Laporan Realisasi Anggaran

12. Pelaksanaan belanja di luar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Pelaksanaan belanja sesuai mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Data dukung : DIPA, SK penetapan pejabat pengelola anggaran, kuitansi dan bukti pembayaran, BAST Pekerjaan

13. Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran

Sudah ada pemisahan tugas dan

fungsi pelaksanaan

pertanggungjawaban anggaran

Data dukung : SK penetapan pejabat pengelola anggaran

14. Pelaksanaan pemisahan tugas dan

fungsi pelaksanaan

pertanggungjawaban anggaran tidak/kurang memadai

Anggaran telah dibagi per masing-masing sektor kegiatan.

Data dukung: SK penetapan pejabat pengelola anggaran

15. Penggunaan anggaran tidak tepat

sasaran/tidak sesuai peruntukan Penggunaan anggaran sudah tepat sasaran/sudah sesuai peruntukan Data dukung : Laporan realisasi keuangan

D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

1. Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara

Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan sudah ditetapkan

dipungut/diterima/disetor ke kas negara

Data dukung : Surat Teguran kepada pengguna jasa yang telat membayar

2. Penggunaan langsung terhadap

penerimaan negara Tidak ada penggunaan langsung terhadap penerimaan negara

Data dukung : Billing setoran PNBP.

3. Penerimaan negara diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak

Tidak ada, semua PNBP disetor ke kas negara dan digunakan oleh PPS Bungus

Data dukung : Laporan bulanan setoran PNBP

4. Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih

rendah dari ketentuan Pengenaan tarif pajak/PNBP sudah sesuai ketentuan

Data dukung : Billing setoran PNBP dan Pajak

5 Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara tidak sesuai ketentuan

Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara sesuai ketentuan

Data dukung : SOP

E. Akuntansi dan Pelaporan

1 Pencatatan tidak/belum dilakukan

atau tidak akurat Rekonsiliasi laporan keuangan setiap bulan oleh KPPN.

Data dukung : BAR e-Rekon 2 Proses penyusunan laporan tidak

sesuai ketentuan Proses penyusunan laporan sudah sesuai ketentuan

Data dukung : LK sesuai PMK No.

222/PMK.05/2016 3 Entitas terlambat menyampaikan

laporan Entitas menyampaikan laporan

tepat waktu

Data dukung : BAR e-Rekon 4 Pelaporan tidak/belum mengacu pada

kaidah-kaidah yang berlaku Pelaporan sudah mengacu pada kaidah-kaidah yang berlaku

Data dukung : LK sesuai PMK No.

222/PMK.05/2016 5 Pelaporan belum didukung SDM yang

memadai Pelaporan sudah didukung SDM

yang memadai

Data dukung : SK Petugas SAI dan BMN

6 Perhitungan penyusutan tidak sesuai

ketentuan Perhitungan penyusutan sudah

sesuai ketentuan

Data dukung : Aplikasi simak BMN, BAR dengan KPKNL dan reval BMN 7 Pengelolaan BMN termasuk persediaan

belum dilakukan secara memadai Pengelolaan BMN termasuk

persediaan sudah dilakukan secara memadai

Data dukung : laporan barang persediaan di aplikasi persediaan F. Kerugian Negara

1 Belanja atau pengadaan barang/jasa

fiktif Tidak ada belanja atau pengadaan

barang/jasa fiktif

Data dukung : Bukti pertanggungjawaban, BAST, dokumentasi barang/jasa

2 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak Rekanan pengadaan barang/jasa

menyelesaikan pekerjaan sudah menyelesaikan pekerjaan Data dukung : Bukti pertanggungjawaban, BAST, dokumentasi barang/jasa BPK 3 Kekurangan volume pekerjaan

dan/atau barang Tidak ada Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

Data dukung : Bukti pertanggungjawaban, BAST, dokumentasi barang/jasa

4 Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

Tidak ada Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

Data dukung : Bukti pertanggungjawaban, BAST, dokumentasi barang/jasa

5 Pemahalan harga (Mark up) Tidak ada Pemahalan harga (Mark

up)

Data dukung : Bukti pertanggungjawaban, BAST, dokumentasi barang/jasa

6 Penggunaan uang/barang untuk

kepentingan pribadi Tidak ada Penggunaan

uang/barang untuk kepentingan pribadi

Data Dukung : SK

Penanggungjawab penggunaan barang, BA penggunaan barang 7 Pembayaran honorarium dan/atau

biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan

Tidak ada Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas

ganda atau

melebihi standar yang ditetapkan Data Dukung : Bukti pembayaran biaya perjalanan dinas

8 Spesifikasi barang/jasa yang diterima

tidak sesuai dengan kontrak Belum ada pengadaan barang/jasa yang diadakan dengan sistem kontrak

Data Dukung : Aplikasi SIRUP 9 Belanja tidak sesuai atau melebihi

ketentuan Belanja sudah sesuai ketentuan

Data Dukung : Bukti

pertanggungjawaban, BAST,

dokumentasi barang/jasa

10 Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara tidak sesuai ketentuan dan merugikan Negara

Belum ada Penjualan/pertukaran/

penghapusan aset negara sesuai ketentuan dan tidak merugikan Negara

Data Dukung : SK Penetapan Tim Penghapusan aset negara

11 Penyetoran penerimaan negara dengan

bukti fiktif Penyetoran penerimaan negara

dengan bukti yang sah.

Data Dukung : Bukti NTPN, Aplikasi Simponi.

12 Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya

Tidak ada Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa dan pekerjaan sudah dilakukan seluruhnya

Data Dukung : Bukti pertanggungjawaban, BAST, dokumentasi barang/jasa

13 Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan

Belum ada kegiatan pemeliharaan barang hasil pengadaan.

Data Dukung : Aplikasi SIRUP (LPSE)

14 Aset dikuasai pihak lain Tidak ada Aset dikuasai pihak lain Data Dukung : Sertifikat tanah, BPKB kendaraan, Dokumen Kontrak

16 Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada Negara

Belum ada kegiatan pengadaan aset negara oleh pihak ketiga

Data Dukung : Aplikasi SIRUP 17 Pencairan anggaran pada akhir tahun

anggaran untuk pekerjaan yang

anggaran untuk pekerjaan yang

Dalam dokumen LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN (Halaman 25-0)

Dokumen terkait