LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
1LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
2 KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya hingga Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Triwulan III Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Tahun 2021 dapat diselesaikan.
Penyusunan laporan ini merupakan pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat.
Laporan SPIP Triwulan III Tahun 2021 Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus berisi tentang penyelenggaraan SPIP, hambatan dalam pelaksanaan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut pemecahan masalah yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemendentifikasikan dan dianalisis. diharapkan mampu memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan SPIP lingkup Ditjen Perikanan Tangkap sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan penyelenggaraan SPIP pada periode selanjutnya. Akhirnya, atas perhatian dan bantuan semua pihak terhadap terselenggaranya program dan kegiatan SPIP pada Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus serta tersusunnya laporan ini diucapkan terimakasih.
Padang, September 2021 Kepala Pelabuhan
Perikanan Samudera Bungus
Ir. Soma Somantri, M.E
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
3 RINGKASAN EKSEKUTIFSistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metode guna memperbaiki sistem pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintah dapat dijalankan secara efektif, efesien, tranparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (Internal control culture). Untuk mendukung terselenggaranya sistem pengendalian intern di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara berkelanjutan maka melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan sistem pengendalian intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, sehingga di harapkan adanya peningkatan penerapan pengendalian intern secara sistematis, massif dan terstruktur untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Pelaksanaan SPI lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dimaksudkan agar salah satu indikator kinerja KKP dapat terwujud, yakni pencapaian predikat wajar tanpa pengecualian yang mencakup pengelolaan keuangan, pengelolaan barang milik negara (BMN), serta pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dilaksanakan melalui penyelenggaraan pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan Manajemen resiko. Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus terdiridari Formulir : SPI-SDM, Formulir SPI-BJ, Formulir SPI-BMN, Formuir SPI-KN dan Form Manajemen Resiko.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
4 DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ... 2
RINGKASAN EKSEKUTIF ... 3
DAFTAR ISI ... 4
BAB I. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP SATKER ... 5
1.1. Latar Belakang ... 5
1.2. Dasar Hukum ... 6
1.3. Maksud dan Tujuan ... 7
1.4. Ruang Lingkup ... 8
1.5. Sistematika Penyajian Laporan ... 8
BAB II. STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP ... 10
2.1. Struktur organisasi, visi misi dan tujuan Strategi Satker ... 10
2.2. Fungsi satker ... 13
2.3. Penyelenggaraan SPIP di lingkungan satker ... 14
2.4. Fokus pelaksanaan SPIP lingkup KKP ... 17
2.5. Pembentukan Satgas SPIP lingkup Satker PPS Bungus Tahun 2021 ... 17
2.6. Kondisi pelaksanaan SPIP lingkup Satker ... 17
BAB III. PENYELENGGARAAN SPIP SATKER ... 19
3.1. Pemahaman ... 19
3.2. Pelaksanaan SPIP ... 20
3.3. Pengendalian Rutin ... 20
3.4. Pengendalian Berkala ... 23
3.5. Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko ... 25
3.6. Hambatan,Rencana Pemecahan Masalah dan Tindak Lanjut Pemecahan Masalah . 30 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 32
4.1. Kesimpulan ... 32
4.2. Saran ... 32 LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN RUTIN
LAMPIRAN PENGENDALIAN BERKALA LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN RESIKO
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
5 BAB IGAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP SATKER
1.1 Latar Belakang
Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara yang ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metoda guna memperbaiki sistem pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan dapat dijalankan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (internal control culture). Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan KKP, yang menjadikan manajemen resiko sebagai bagian dalam penyelenggaraan SPIP.
Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Jadi SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Mengingat pentingnya tujuan pengendalian tersebut setiap pimpinan dan pegawai di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus perlu meningkatkan penerapan pengendalian intern dan wajib menyelenggarakan SPIP secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, seluruh seluruh pegawai wajib menyelenggarakan SPIP secara tertib, terkendali, serta efektif dan efisien di lingkungan kerjanya masing-masing.
Penyelenggaraan SPIP pada Kementerian Kelautan dan Perikanan diintegrasikan pada semua kegiatan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban sampai dengan pemanfaatan yang dilaksanakan melalui kegiatan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
6 pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko. Dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan SPIP, maka Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah membentuk Tim Penyelenggaraan SPIP yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.Pengawasan intern diperlukan untuk memberikan peringatan dini, meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, diperlukannya sistem pengendalian yang meliputi 5 (lima) unsur yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan pengendalian internal untuk mencapai tujuan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yaitu (a) Terwujudnya penyelenggaraan tata kelola administrasi yang efektif, efisien dan akunbabel; (b) Terwujudnya budaya kerja yang professional serta (c) Terwujudnya dukungan manajemen pemerintah yang baik di lingkungan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.
Tolok ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus adalah sekurang-kurangnya tidak ada hambatan yang mengganggu pencapaian tujuan organisasi; tidak menghambat kehandalan pertanggungjawaban keuangan satuan kerja; tidak menghambat pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja; tidak menghambat jalannya dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output; tidak menghambat terwujudnya pelayanan publik yang efektif dan efisien;
serta tidak menghambat pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.
1.2 Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
7 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentangPerikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara;
8. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013;
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kemeterian Kelautan dan Perikanan;
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Tangkap;
12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus – Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Tahun Anggaran 2021 Nomor : SP DIPA- 032.03.2.531488/2021 Tanggal 23 November 2020.
1.3 Maksud dan Tujuan
Laporan ini disusun dalam rangka efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kemeterian Kelautan dan Perikanan
Tujuan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan PPS Bungus, antara lain:
a. Mewujudkan budaya pengendalian intern (internal control culture) untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif; keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
8 negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan PPS Bungus;b. Memberikan informasi pelaksanaan penyelenggaraan SPI lingkup Sekretariat Jenderal, yang meliputi: a) Pengendlian Rutin; b) Pengendalian Berkala; dan c) Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko;
c. Mengidentifikasi hambatan yang ada dalam penyelenggaraan SPIP;
d. Memberikan rencana pemecahan masalah; dan
e. Memberikan informasi hasil tindak lanjut pemecahan masalah.
1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup dari laporan penyelenggaraan SPIP Triwulan III Tahun 2021 adalah mencakup laporan penyelenggaraan SPIP selama Tahun 2021 lingkup PPS Bungus sebagai pendukung penyusunan laporan tingkat Eselon I.
1.5 Sistematika Penyajian Laporan
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, maka laporan ini akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
a. BAB I GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP
Bab ini menyajikan mengenai latar belakang penyusunan laporan SPIP. Bab ini juga menjelaskan mengenai dasar hukum penyusunan laporan. Selanjutnya di bab ini dijelaskan juga maksud dan tujuan laporan. Ruang lingkup laporan juga dijelaskan untuk menggambarkan meliputi apa saja laporan SPIP yang disusun. Pada bagian akhir bab ini disajikan mengenai sistematika penyajian laporan.
b. BAB II STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP
Bab ini menjelaskan secara umum mengenai Struktur Organisasi, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Organisasi, Fungsi dan Arah Kebijakan Organisasi, Penyelenggaraan SPIP, Fokus Pelaksanaan SPIP, Pembentukan Tim Penyelenggaraan SPIP, serta Kondisi Pelaksanaan SPIP hingga saat ini.
c. BAB III ANALISA PENYELENGGARAAN SPIP
Bab ini menyajikan tahapan penyelenggaraan SPIP dari mulai peningkatan pemahaman melalui pembinaan dan Fokus Grup Diskusi (FGD), Pelaksanaan SPIP
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
9 terdiri dari pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen resiko. Pada bagian akhir bab ini menyajikan hambatan, rencana pemecahan masalah, dan tindak lanjut pemecahan masalah.d. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyimpulkan hasil penyelenggaraan SPIP yang telah dilakukan.
Selanjutnya atas kekurangan dan kelemahan yang ditemui diberikan saran perbaikan untuk peningkatan kualitas pelaksaaan SPIP lingkup PPS Bungus di masa yang akan datang.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
10SUBBAG.UMUM Yanti Murni, S.H Penata Tk I/ IIId
BAB II
STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP
2.1. Struktur Organisasi, Visi Misi dan Tujuan Strategis Satker 2.1.1. Struktur organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Tangkap, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan struktur organisasi sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1.
KOORDINATOR OPERASIONAL PELABUHAN DAN KESYAHBANDARAN
Ir. SUHADI, M.Si Pembina IV/a
Penata / III c SUBKOORDINATOR KESYAHBANDARAN PERIKANAN
IRVAN ARMANA, S.St.Pi Penata III/ c
SUBKOORDINATOR OPERASIONAL PELABUHAN SYAHRUROMADAN HSB, S.Pi
Penata Tk I/ IIId Plt. KOORDINATOR TATA
KELOLA DAN PU Ir.Suhadi,M.Si Pembina IV/a
Pembina, IV/a
P
Penata Tk I/ III d SUBKOORDINATOR TATA KELOLA SARANA PRASARANA
MELLY MASRUL, S.Pi, M.Si Pembina, IV/a
SUBKOORDINATOR PELAYANAN USAHA Muhammad Dede S, S.St.Pi
Penata III/c
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KOORDINATOR TATA USAHA BAYU EKO WIBOWO,S.ST.Pi
Penata / III c
Ir. HEWILDA Penata Tk I/ III d
p KEPALA
Ir, Soma Somantri, ME Pembina Utama Muda, IV/c
SUBKOORDINATOR KEUANGAN Risdianto, S.Kom
Penata Tk I/ IIId
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
11 2.1.2. Visi dan Misia. Visi
Visi PPS Bungus adalah sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan Kelautan dan Perikanan secara terpadu yang berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
b. Misi
Terkait dengan Visi tersebut diatas maka pengelola PPS Bungus menetapkan beberapa misi sebagai berikut :
1. Mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan Perikanan yang memadai dan ramah lingkungan;
2. Meningkatkan produktifitas, nilai tambah (Value added) dan daya saing produk perikanan untuk kesejahteraan nelayan;
3. Meningkatkan pengembangan sistem data/infomasi perikanan yang jelas, akurat dan tertelusur.
2.1.3. Tujuan Strategis Satker
Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai oleh KKP sebagai suatu outcome/impact dari beberapa program yang dilaksanakan. Dalam penyusunannya, KKP menjabarkan 3 misi yakni
“kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan dan dibagi dalam empat perspektif yakni (1) Stakeholder Perspektif, (2) Costumer Persfektif, (3) Internal Proses Perspektif, (4) Learning and growth Perspektif, dengan rincian sebagai berikut :
1. Stakeholder Perspective
Perspektif ini hanya memiliki 1 (satu) sasaran Strategis yakni Terwujudnya kesejahteraan masyarakat nelayan. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Pertumbuhan PDB Perikanan
Nilai Tukar Nelayan
Rata-rata Pendapatan RPT/bulanan
Rata-rata Pendapatan Nelayan/bulan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
12 2. Costumer PerspectivePerspektif ini memiliki 1 (satu) sasaran Strategis yakni Terwujudnya Pengelolaan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Jumlah produksi perikanan tangkap UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (Ton)
Nilai produksi perikanan tangkap UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (Rp Juta)
Jumlah penyaluran akses permodalan perikanan tangkap (Rp Triliun)
Jumlah WPP yang dikelola sesuai Rencana Pengelolaan Perikanan (WPP)
Nilai PNBP dari Sektor Perikanan Tangkap
3. Internal Process Perspective
Perspectif ini memiliki 2 (dua) sasaran strategis yakni :
1) Terselenggaranya Tata Kelola PemanfaatanUPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan.
2) IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Jumlah kapal perikanan yang menerapkan logbook penangkapan ikan di UPT PPS Bungus;
Tingkat penyediaan Data Perikanan Tangkap di UPT PPS Bungus sesuai kebutuhan (statistic dan logbook);
Tingkat pelayanan kesyahbandaran UPT PPS Bungus;
Rasio kecukupan fasilitas UPT PPS Bungus;
Nilai Pendapatan Negara BukanPajak (PNBP) di UPT PPS Bungus.
3) Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus secara professional dan partisipatif. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Jumlah kapal perikanan yang memenuhi standar laik laut, laik tangkap dan laik simpan di UPT PPS Bungus;
Tingkat Operasional PelabuhanPerikanan di UPT PPS Bungus;
Jumlah kapal perikanan yang terdaftar sebagai kapal perikanan di UPT PPS Bungus.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
13 4. Learning & Growth PerspectivePerspectif ini memiliki 4 (empat) sasaran strategis yakni :
1) Terwujudnya Aparatur Sipil Negara(ASN) UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang kompeten, professional dan berkepribadian. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Indeks kompetensi dan integritas lingkup UPT PPS Bungus.
2) Tersedianya manajemen pengetahuan DJPT yang handal dan mudah diakses.
IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Persentase unit kerja yang menerapkan system manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup DJPT.
3) Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima.
IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Persentase Pemenuhan Dokumen Reformasi Birokrasi lingkup UPT PPS Bungus;
Persentase Pemenuhan Dokumen AKIP lingkup UPT PPS Bungus
4) Terkelolanya anggaran pembangunan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus secara efisien dan akuntabel. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :
Nilai kinerja anggaran lingkup UPT PPS Bungus
2.2. Fungsi Satker
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Tangkap adalah sebagai berikut :
1) Penyusunan, pemantauan, dan evaluasi rencana, program, dan anggaran, serta pelaporan dibidang pelabuhan perikanan;
2) Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan;
3) Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan;
4) Pelaksanaan pemeriksaan Log Book penangkapan ikan;
5) Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
14 6) Pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan;7) Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar;
8) Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pendayagunaan, dan pengawasan, serta pengendalian sarana dan prasarana;
9) Pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil perikanan;
10) Pelayanan jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha;
11) Pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi;
12) Pelaksanaan penertiban Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB);
13) Pelaksanaan inspeksi pnengendalian mutu hasil perikanan pada kegiatan penangkapan ikan;
14) Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan; dan 15) Pelaksanaan urusan ketatausahaan.
2.3. Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Satker
Penerapan lima unsur SPIP di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dari akuntabilitas seluruh kegiatan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.
Pelaksanaan SPIP terdiri dari 5 (lima) unsur yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang diciptakan dalam suatu unit kerja sehingga akan mempengaruhi efektifitas kinerja unit kerja. Oleh sebab itu sebagaimana termasuk pada Permen KP nomor 10 tahun 2016, setiap pimpinan unit kerja dilingkungan kementerian harus menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI di lingkungan kerjanya melalui:
a. Kode etik;
b. Sertifikasi SDM (Panitia PBJ, Bendahara);
c. SK Tim Penyelenggara SPIP;
d. SK Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus tentang job desk;
e. Rencana diklat tahunan.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
15 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)Penilaian risiko dimaksudkan agar setiap satker dapat mengelola setiap risiko dalam pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya yang dapat mengancam visi, misi, tujuan, dan sasaran. Penilaian risiko dilaksanakan melalui:
a. Atas Kebijakan:
1) Efisiensi anggaran.
2) Kegiatan baru pada Eselon I.
3) Kegiatan melibatkan instansi lain.
b. Atas Kegiatan:
1) Dua kegiatan dengan anggaran terbesar.
2) Pengadaan barang dan jasa yang berisiko tidak selesai hingga akhir tahun anggaran/ perencanaan sampai dengan pelaksanaan dalam satu tahun anggaran.
3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Untuk mengatasi risiko dan mematikan adanya kepatuhan terhadap arahan pimpinan yang sudah ditetapkan, pimpinan unit kerja wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan.
a. Rutin
Aspek organisasi, perencanaan, pengelolaan keuangan, akutansi dan pelaporan, kerugian negara, kepegawaian, serta kinerja.
b. Berkala
Sistem pengendalian intern SDM, SPI Penyusunan Anggaran, SPI Pengadaan Barang/ Jasa, SPI Barang Milik Negara, SPI Kerugian Negara, SPI Pelaksanaan Anggaran.
c. Berbasis Manajemen Risiko
Sistem pengendalian intern atas kebijakan dan kegiatan.
4. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication)
Informasi dan komunikasi SPI bagi pihak internal dan eksternal dapat terdiri dari:
a. Notulen rapat, memo, surat edaran (internal); dan b. Pamflet, poster, spanduk, website (eksternal).
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
16 5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring)Pemantauan rutin, berkala, dan berbasis manajemen risiko. Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi serta tergambar dalam pedoman dan Standar Operational Procedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam mengatur penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi. Dalam pelaksanaan SPI di lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus melalui beberapa tahapan:
a. Pemahaman 1) Pembinaan; dan
2) Fokus grup diskusi (FGD).
b. Pelaksanaan 1) Internalisasi;
2) Pendokumentasian.
c. Pelaporan
d. Pengembangan berkelanjutan e. Evaluasi
Tolok ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP sebagaimana sekurang- kurangnya tidak ditemukan hambatan, seperti:
a. yang mengganggu pencapaian tujuan satuan kerja;
b. yang mempengaruhi kehandalan pertanggungjawaban keuangan Satker;
c. dalam pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja;
d. dalam menjalankan dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output dengan tetap taat terhadap hukum dan peraturan;
e. dalam mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien; dan f. dalam pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.
Pencapaian tolok ukur sekurang-kurangnya dapat diukur dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun laporan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan dari instansi lainnya.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
17 2.4. Fokus Pelaksanaan SPIP lingkup KKPPelaksanaan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sejalan searah dengan pelaksanaan SPI lingkup KKP, yaitu masih berfokus pada pengelolaan keuangan, pengamanan aset, dan pengadaan barang dan jasa.
2.5. Pembentukan Satgas SPIP Lingkup Satker Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Tahun 2021
Tim Penyelenggara SPIP PPS Bungus dibentuk sesuai dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran PPS Bungus Nomor 029/PPSB/OT.210/I/2021 tanggal 04 Januari 2021 tentang Tim Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Tahun 2021. Secara umum tugas Tim Penyelenggara SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kerja penyelenggaraan SPIP di satuan kerja masing-masing;
2. Mengoordinasikan penyelenggaraan SPIP di satuan kerja masing-masing;
3. Mengoordinasikan pelaksanaan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko di satuan kerja masing-masing;
4. Membantu Kepala Satuan Kerja melakukan analisis untuk menetapkan rencana aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko, dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Satuan Kerja untuk dilakukan tindakan pengendalian;
5. Melakukan inventarisasi terhadap risiko di satuan kerja yang memerlukan pengendalian pada tingkat kebijakan dan selanjutnya berkoordinasi dengan Kepala Satuan Kerja dan Satgas SPIP unit eselon I untuk mendistribusikan kepada para pimpinan di tingkat kebijakan;
6. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan SPIP di unit satuan kerja masing-masing setiap triwulan; dan
7. Membuat laporan secara berkala setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya yang disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja dan Satgas SPIP unit Eselon I.
2.6. Kondisi Pelaksanaan SPIP Lingkup Satker
Secara umum pelaksanaan SPIP PPS Bungus Triwulan III Tahun 2021 Masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala, di antaranya adalah:
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
18 1. Belum dijalankannya SPIP secara nyata dalam setiap pelaksanaan kegiatan,seringkali masih fokus pada penyampaian laporan;
2. Pemahaman dan keseriusan yang belum optimal terhadap pengendalian internal;
3. Perencanaan kegiatan yang tidak dilengkapi dengan penilaian resiko; dan 4. Dukungan SDM yang belum memadai.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
19 BAB IIIPENYELENGGARAAN SPIP SATKER
Tahapan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
3.1. Pemahaman
Pemahaman adalah tahap untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP. Hal ini sebagai upaya untuk menginternalisasi SPIP agar tetap menjadi bagian yang integral dan menyatu dalam kegiatan kepemerintahan, yaitu dengan melibatkan seluruh tingkatan pejabat dan pegawai di lingkungan PPS Bungus. Kegiatan untuk membangun kembali kesadaran, penyamaan persepsi, dan penyegaran, antara lain melalui:
3.1.1 Pembinaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan dapat dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) SPIP Kementerian, Inspektorat Jenderal, Satgas SPI Unit Eselon I dan jika diperlukan dengan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku instansi Pembina penyelenggara SPIP tingkat nasional.
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah melaksanakan upaya pembinaan tentang pengendalian internal pemerintah melalui Inhouse Training di bulan Januari 2021 yang dihadiri 50 orang pegawai negeri sipil lingkup PPS Bungus.
3.1.2 Focus Group Discussion (FGD)
Metoda lain untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP adalah dengan menyelenggarakan diskusi kelompok atau FGD. Satgas SPIP di lingkungan Kementerian/Satgas SPI Unit Eselon I/Tim SPI menjadi fasilitator dalam diskusi dengan tugas antara lain:
1. Memandu diskusi kelompok dalam FGD;
2. Menyiapkan materi diskusi yang diupayakan ke arah pemahaman atas semua unsur SPIP termasuk sub-unsur, butir-butir, dan hal-hal yang menjadikan perhatian dalam diskusi;
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
20 3. Memberikan contoh penyelenggaraan pengendalian intern padapelaksanaan tugas dan fungsi dalam kegiatan pemerintahan.
3.2 Pelaksanaan SPIP
Untuk mewujudkan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP) yang efektif dan efisien perlu disusun strategi dan kebijakan dengan memperhatikan prinsip prinsip umum penyelenggaran SPIP sebagai berikut:
1. SPIP secara Integral
2. Efektivitas SPI dipengaruhi Manusia
3. SPIP memberikan Keyakinan yang Memadai
4. Penerapan SPIP disesuaikan dengan kebutuhan, ukuran, kompleksitas 5. SPIP berfungsi sebagai sistem peringatan dini (Early Warning Sistem)
3.3 Pengendalian Rutin
Pengendalian Rutin adalah pengendalian secara simultan terhadap proses aktivitas sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku dan dilakukan setiap hari sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan. pengendalian rutin dilaksanakan terhadap 8 kegiatan yaitu:
1) Organisasi, 2) Perencanaan,
3) Pelaksanaan Anggaran,
4) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), 5) Akuntansi dan Pelaporan,
6) Kerugian Negara, 7) Kepegawaian, dan 8) Kinerja
8)
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
21 Tabel 1 Daftar Kelompok dan Uraian Resiko pada pengendalian rutinNo. Uraian Resiko
A Organisasi
1 Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu
2 Pegawai tidak mengetahui dan memahami tujuan organisasi
3 Satuan kerja belum sepenihnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan kegiatan
4 SOP yang ada tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati 5 SOP ada tetapi belum berbasis resiko
6 Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi tidak berjalan secara optimal atau terjadi tumpeng tindih
B. Perencanaan
1 Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) belum melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)
2 Perencanaan barang/aset melebihi dari kebutuhan yang seharusnya dan belum didasarkan pada asas kebutuhan
3 Perencanaan belum mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan 4 Perencanaan belum mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan
kompetensi SDM)
5 Perencanaan belum mempertimbangkan risiko dan belum menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/
kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko
6 Kurangnya keterpaduan, konsistensi dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran
7 Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpeng tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain
8 Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)
C. Pelaksana Anggaran
1 Pertanggungjawaban tidak akuntabel (buku tidak lengkap/tidak sesuai ketentuan)
2 Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran
3 Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)
4 Pemecahan kontrak untuk menghindari pelanggan 5 Pelaksanaan lelang secara proforma
6 Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan
7 Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan
8 Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
22 ke kas negara/daerah9 Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang saha 10 Pengalihan/revisi anggaran tidak sesuai ketentuan
11 Kesalahan pembebanan anggaran dan pelampauan terhadap pagu anggaran 12 Pelaksanaan belanja diluar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
13 Tidak ada pemisah tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran
14 Pelaksanaan pemisah tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggarang tidak/kurang memadai
15 Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
1 Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara
2 Penggunaan langsung terhadap penerimaan negara
3 Penerimaan negara diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak 4 Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan
5 Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan penerimaan negara tidak sesuai ketentuan
E. Akuntansi dan Pelaporan
1 Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat 2 Proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan 3 Entitas terlambat menyampaikan laporan
4 Pelaporan tidak/belum mengacu pada kaidah-kaidah yang berlaku 5 Pelaporan belum didukung SDM yang memadai
6 Perhitungan penyusutan tidak sesuai ketentuan
7 Pengelolaan BMN tidak terasuk persediaan belum dilakukan secara memadai F. Kerugian Negara
1 Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif
2 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan 3 Kekurangan volume pekerjaan dan atau barang
4 Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang 5 Pemahalan harga (mark up)
6 Penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi
7 Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan
8 Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak 9 Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan
10 Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara tidak sesuai ketentuan dan merugikan negara
11 Penyetoran penerimaan negara dengan bukti fiktif
12 Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
13 Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
23 14 Aset dikuasai pihak lain15 Pembelian aset yang berstatus sengketa
16 Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada negara
17 Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran untuk pekerjaan yang belum selesai
G. Kepegawaian
1 Pegawai yang ada belum seluruhnya menaati jam kerja
2 Dalam menjalankan tugas dan fungsi, terdapat pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya
3 Instansi belum mempunyai rencana pengembangan pegawai
4 Terdapat pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dan melanggar larangan tetapi belum dijatuhi hukuman disiplin
5 Terdapat pegawai yang belum menjalankan tugas dan fungsi H. Kinerja
1 Terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi instansi
2 Terdapat kegiatan belum dilaksanakan dan melewati batas waktu yang telah ditetapkan
3 Terdapat kegiatan sudah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan
4 Terdapat kegiatan yang tidak dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan 5 Terdapat kegiatan, dalam pelaksanaannya menyimpang sehingga
kemungkinan mengakibatkan tujuan yang tidak dapat dicapai
3.4 Pengendalian Berkala
Pengendalian berkala merupakan sarana penyampaian informasi actual mengenai kondisi beberapa aktivitas/kegiatan kepada Pimpinan Unit Eselon I dan Kepala Satuan Kerja sebagai bahan dalam pengambilan keputusan guna kegiatan pengendalian.
Tabel 2. Daftar Formulir Pengendalian Berkala
No. Kode Nama Formulir Tingkat
1. Formulir : SPI-SDM Pengendalian Kapasitas SDM
Pengelola Keuangan Satker / U-Esl. I 2. Formulir : SPI-ANG Pengendalian Penyusunan
Anggaran Satker / U-Esl. I
3. Formulir : SPI-PBJ Pengendalian Pengadaan
Barang/Jasa Satker / U-Esl. I
4. Formulir : SPI-BMN Pengendalian Barang Milik
Negara Satker / U-Esl. I
5. Formulir : SPI-KN Pengendalian Penyelesaian
Kerugian Negara Satker / U-Esl. I 6. Formulir : SPI-PA Pengendalian Penyerapan
Anggaran Satker / U-Esl. I
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
24 a) Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola KeuanganPengendalian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kapasitas SDM pengelola keuangan sehingga kepala satuan kerja dapat megnetahui kesenjangan atau kelemahan dan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Secara berjenjang, informasi terkait kapasitas SDM pengelola keuangan di tingkat unit eselon I, Pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.
b) Pengendalian Penyusunan Anggaran
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan jaminan dan kepastian bahwa kompnen yang diusulkan, dari aspek keuangan telah disesuaikan dengan kaidah- kaidah keuangan yang berlaku, Pimpinan Unit Eselon I dan kepala Satuan Kerja bertanggung jawab terhadap kebenaran usulan anggaran di lingkungannya dari kaidah-kaidah yang berlaku.
c) Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang rencana dan pelaksanaan serta hambatan-hambatan proses pengadaan barang/jasa sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui proses pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Secara berjenjang, informasi terkait pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan di tingkat unit eselon I, pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.
d) Pengendalian Barang Milik Negara
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengelolaan BMN yang mempunyai permasalahan sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahun BMN yang mempunya permasalahan. Selanjutnya, kepala satuan kerja diawaibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Kementerian Kelautan dan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
25 Perikanan. Secara berjenjang, terkait dengan informasi BMN yang mempunyai masalah di tingkat unit Eselon I, maka Pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.e) Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara (KN)
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penyelesaian kerugian negara dan indikasi kerugian negara sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui perkembangan proses penyelesaian kerugian negara maupun adanya indikasi ketugian negara dan hambatannya jika ada. Selanjutnya kepala satuan kerja diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Secara berjenjang, terkait dengan informasi penyelesaian kerugian negara dan indikasi kerugian negara di tingkat unit eselon I, pimpinan unit eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.
3.5 Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko
Pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko untuk mencapai tujuan suatu aktivitas/kegiatan tersebut pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.
a. Kategori Rencana Kebijakan dan Aktivitas/Kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko
1) Kebijakan
Rencana kebijakan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko:
a) Kebijakan yang kemungkinan akan berimplikasi pada timbulnya anggaran atau berpengaruh terhadap perubahan struktur angaran;
b) Kebiajakan yang kan berimplikasi pada munculnya aktivitas/kegiatan baru;
c) Kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan tujuan organisasional maupun operasional;
d) kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan struktur organisasi;
dan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
26 e) Kebijakan yang dalam pelaksanaannya akan melibatkan organisasi,instansi dan pihak lain diluar kementerian.
2) Aktivitas/kegiatan
Rencana aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko :
a) Mempunyai alokasi anggaran relative besar sehingga jika terjadi kesalahan, kelemahan atau penyimpangan akan berakibat dan berdampak negatif secara material terhadap akuntabilitas keuangan dan kinerja;
b) Khusus untuk pengadaan barang/jasa, kemungkinan mempunyai tingkat kegagalan tinggi dalam mencapai tujuan dan pemanfaatan yang disebabkan:
(1) Adanya keterbatasan waktu sejak dari konsultansi perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan;
(2) Dalam pelaksanaannya sangat bergantung/dipengaruhi oleh kondisi alam/cuaca/(angin, gelombang laut, hujan, dll) dan lingkungan masyarakat setempat.
(3) Aksebilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dengan satuan kerja penyelenggara.
(4) Aksesbilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dalam mobilitas peralatan/mesin, bahan baku dan SDM.
(5) Adanya keterbatasan persediaan bahan baku/barang di dalam negeri dan sangat bergantung dengan suplai dari luar negeri sebagai input untuk aktivitas/kegiatan; dan
(6) Pengadaan barang/jasa yang menurut pertimbangan pimpinan satuan kerja diperlukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.
c) Mempunyau tingkat Kompleksitas yang relative tinggi, yaitu dalam pelaksanaannya harus mendapatkan input dan, atau harus melibatkan satker atau unit lain, baik dari dalam maupun luar kementerian begitu pula dalam pemanfaatannya.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
27 b. Penilaian RisikoBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 13 ayat (1) bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Pada pasal 18 ayat (1) bahwa pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dan ayat (2) huruf b bahwa kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko.
Dari uraian Pasal 13 dan Pasal 18 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan pengendalian tidak dapat dilepaskan dari adanya risiko dan adanya kewajiban pimpinan untuk mengendalikan risiko dalam suatu instansi. Untuk mengetahui adanya risiko dalam suatu instansi yang berasal dari kegiatan dan aktivitas maka diperlukan adanya penilaian risiko.
Salah satu titik tolak dalam kegiatan pengendalian
Pengendalian rutin telah dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan tujuan menciptakan pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan KKP, melalui pelaksanaan kegiatan pengendalian rutin (tabel pengendalian rutin terlampir).
a) SPI Penyerapan Anggaran
Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
28 Penyerapan anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III per 30 September 2021 sebesar Rp. 8.894.994.719 atau sebesar 70,79%dari total anggaran sebesar Rp. 12.564.907.000 dan realisasi belanja Triwulan III Tahun Anggaran 2021 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Realisasi anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus berdasarkan output sampai dengan Triwulan III Tahun 2021
Nama Kegiatan
Total Total Pagu
Total Realisasi
Persen Realisasi
(Rp) (Rp) %
2337
Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan dan Sertifikat Awak Kapal Perikanan
16.500.000 6.440.000 39.03 2338
Pengelolaan Pelabuhan Perikanan 1.416.090.000 899.827.851 63.54 2339
Pengelolaan perizinan dan
kenelayanan 41.455.000 30.974.200 74.72
2341
Pengelolaan Sumber daya Ikan 107.087.000 33.905.000 31.66 2342
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
10.983.775.000 7.923.847.668 70.79
Total 12.564.907.000 8.894.994.719 70.79
b) Formulir Penilaiai Risiko
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, diperlukan dokumentasi yang baik atas SPIP. Rencana kegiatan pengendalian yang telah diuraikan dalam formulir dan ditetapkan dari hasil pelaksanaan penilaian risiko akan digunakan untuk penyelenggaraan manajemen risiko. Media untuk dokumentasi adalah formulir penilaian risiko. Kriteria ukuran Kemungkinan /Probabilitas/Likelihood tersebut adalah seperti pada Tabel 2 seperti di bawah ini.
Tabel 2. Kriteria Kemungkinan terjadinya Risiko
Level Keterjadian Penjelasan
1 Jarang Terjadi Mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal. Probabilitas 0% <x≤ 20%
2 Kemungkinan Kecil Terjadi
Mungkin terjadi pada beberapa waktu Probabilitas 20% <x≤ 40%
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
29 3 Kemungkinan Terjadi Dapat terjadi pada beberapa waktuProbabilitas 40% <x≤ 60%
4 Kemungkinan Besar Terjadi
Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan. Probabilitas 60% <x≤ 80%
5 Hampir Pasti Terjadi Dapat terjadi pada banyak keadaan Probabilitas 80% <x≤ 100%
Kriteria ukuran Dampak adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria ukuran dampak risiko
Level Dampak Aspek
Kinerja Keuangan
1 Tidak Signifikan
Tidak berdampak pada pencapaian tujuan secara umum. Dapat ditangani dengan pengendalian rutin
Kerugian keuangan kecil
2 Kecil
Mengganggu pencapaian tujuan meskipun tidak signifikan
Kerugian keuangan sedang
3 Sedang Mengganggu pencapaian tujuan secara signifikan
Kerugian keuangan cukup besar 4 Besar Tujuan tercapai sebagian Kerugian keuangan
cukup besar 5 Sangat Tinggi/
Katastropik Tujuan gagal dicapai Kerugian keuangan sangat besar
c) Pengendalian SPIP di PPS Bungus
Setiap pimpinan unit kerja wajib menyusun dan menyampaikan laporan tentang penyelenggaraan SPI di unit kerja masing-masing. Laporan disampaikan secara berkala dan berjenjang mulai dari unit kerja paling bawah sampai dengan unit kerja paling tinggi (eselon I) di lingkungan Kementerian dengan tembusan kepada Ketua Satgas SPIP Kementerian dan evaluator pelaksanaan SPIP di masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian selanjutnya akan direviu dan dievaluasi oleh Inspektorat Jenderal selaku pengawas intern Kementerian. Pada Satker Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus pelaporan SPIP dilaksanakan di Triwulan III Tahun Anggaran 2021 antara lain :
1. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang meliputi :
a. Penyusunan dokumen program dan anggaran
b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
30 c. Pengelolaan SDM aparaturd. Pengelolaan organisasi e. Penatausahaan BMN
f. Layanan hubungan masyarakat g. Layanan perkantoran
3.6 Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah Tindak Lanjut Pemecahan Masalah
Dalam penerapan penyelenggaraan SPIPP di lingkup PPS BUngus, terdapat beberapa hambatan/kendala yaitu:
A. Hambatan
a. Hambatan yang kami alami dalam penerapan SPIP di PPS Bungus adalah belum semua pegawai memahami secara mendalam terkait dengan SPIP, sehingga belum berjalan secara maksimal.
b. Terdapat BMN yang mengalami rusak berat senilai 3.569.287.200,- yang belum bisa dihapuskan.
c. Belum berjalannya SOP dengan baik di lingkup PPS Bungus karena belum optimalnya pengawasan kegiatan operasional pelabuhan.
B. Rencana Pemecahan Masalah
Rencana pemecahan masalah terhadap hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan SPIP yaitu:
1. Rencana pemecahan masalah, kedepan perlu dilakukan sosialisasi maupun FGD yang dilaksanakan oleh pembina SPIP dalam hal ini Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Tim SPIP Satker dan seluruh pegawai Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
2. Untuk penghapusan BMN, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah berkirim surat ke Sesditjen Perikanan Tangkap KKP dengan nomor 1527/PPSB/PL.820/V/2018. Tertanggal 25 Mei 2018 tentang Penyampaian kelengkapan dokumen usulan PSP (Penetapan Status Pengguna Barang). Hingga saat ini proses tersebut masih menungu proses lebih lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
3. Meningkatkan pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan SOP di PPS Bungus.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
31 C. Tindak Lanjut Pemecahan MasalahRealisasi dari rencana pemecahan masalah dalam penyelenggaraan SPIP BBPI periode sebelumnya yaitu:
1. PPS Bungus telah melaksanakan Inhouse Training untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap penting SPIP di lingkup PPS Bungus.
2. Selanjutnya PPS Bungus melakukan usulan penghapusan tersebut, dengan terlebih dahulu membentuk Tim Inventarisasi BMN berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pelabuhan PPS Bungus dengan Nomor 18/PPSB/PL.113/I/2021 dan Tim Penghapusan BMN dengan Nomor 22/PPSB/PL.113/I/2021 .
3. Melakukan kendali pelaksanaan SOP dengan menerapkan kartu kendali.
LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021
32 BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah melaksanakan kewajiban dengan menyusun Laporan Sistem Pengendalian Intern Triwulan III Tahun 2021.
Laporan SPI pada PPS Bungus terdiri dari ; Formulir : SPI-SDM, Formulir : SPI-ANG, Formulir : SPI-BJ, Formulir : SPI-BMN, Formulir : SPI-KN, dan Form Manajemen Risiko
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, antara lain:
1. Telah ada komitmen pimpinan untuk menerapkan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan melaksanakan implementasi pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.
2. Pengendalian intern rutin dan berkala lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sudah dilaksanakan dengan cukup baik.
3. Laporan Penyelenggaraan SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 ini merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan dan kebijakan dari seluruh program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.
4.2 Saran
Oleh karena masih banyaknya kekurangan dalam penerapan implementasi SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, khususnya pada Triwulan III Tahun 2021, maka perlu komitmen yang kuat dari seluruh pegawai, baik dari pimpinan sampai dengan pelaksana, dalam bentuk upaya strategis dan konkrit untuk meningkatkan kualitas implementasi SPIP di masa yang akan datang. Dengan begitu, tujuan implementasi SPIP yang antara lain (1) Kegiatan yang efekrif dan efisien, (2) Laporan Keuangan yang dapat diandalkan (3) Pengamanan aset negara dan (4) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dapat terwujud.
PENGENDALIAN RUTIN SPIP PPS BUNGUS TRIWULAN III 2021
No Kelompok/Uraian Risiko Komentar/Catatan