• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

1

(2)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

2 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya hingga Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Triwulan III Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Tahun 2021 dapat diselesaikan.

Penyusunan laporan ini merupakan pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat.

Laporan SPIP Triwulan III Tahun 2021 Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus berisi tentang penyelenggaraan SPIP, hambatan dalam pelaksanaan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut pemecahan masalah yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemendentifikasikan dan dianalisis. diharapkan mampu memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan SPIP lingkup Ditjen Perikanan Tangkap sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan penyelenggaraan SPIP pada periode selanjutnya. Akhirnya, atas perhatian dan bantuan semua pihak terhadap terselenggaranya program dan kegiatan SPIP pada Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus serta tersusunnya laporan ini diucapkan terimakasih.

Padang, September 2021 Kepala Pelabuhan

Perikanan Samudera Bungus

Ir. Soma Somantri, M.E

(3)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

3 RINGKASAN EKSEKUTIF

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metode guna memperbaiki sistem pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintah dapat dijalankan secara efektif, efesien, tranparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (Internal control culture). Untuk mendukung terselenggaranya sistem pengendalian intern di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara berkelanjutan maka melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan sistem pengendalian intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, sehingga di harapkan adanya peningkatan penerapan pengendalian intern secara sistematis, massif dan terstruktur untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Pelaksanaan SPI lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dimaksudkan agar salah satu indikator kinerja KKP dapat terwujud, yakni pencapaian predikat wajar tanpa pengecualian yang mencakup pengelolaan keuangan, pengelolaan barang milik negara (BMN), serta pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dilaksanakan melalui penyelenggaraan pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan Manajemen resiko. Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus terdiridari Formulir : SPI-SDM, Formulir SPI-BJ, Formulir SPI-BMN, Formuir SPI-KN dan Form Manajemen Resiko.

(4)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

4 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

RINGKASAN EKSEKUTIF ... 3

DAFTAR ISI ... 4

BAB I. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP SATKER ... 5

1.1. Latar Belakang ... 5

1.2. Dasar Hukum ... 6

1.3. Maksud dan Tujuan ... 7

1.4. Ruang Lingkup ... 8

1.5. Sistematika Penyajian Laporan ... 8

BAB II. STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP ... 10

2.1. Struktur organisasi, visi misi dan tujuan Strategi Satker ... 10

2.2. Fungsi satker ... 13

2.3. Penyelenggaraan SPIP di lingkungan satker ... 14

2.4. Fokus pelaksanaan SPIP lingkup KKP ... 17

2.5. Pembentukan Satgas SPIP lingkup Satker PPS Bungus Tahun 2021 ... 17

2.6. Kondisi pelaksanaan SPIP lingkup Satker ... 17

BAB III. PENYELENGGARAAN SPIP SATKER ... 19

3.1. Pemahaman ... 19

3.2. Pelaksanaan SPIP ... 20

3.3. Pengendalian Rutin ... 20

3.4. Pengendalian Berkala ... 23

3.5. Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko ... 25

3.6. Hambatan,Rencana Pemecahan Masalah dan Tindak Lanjut Pemecahan Masalah . 30 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

4.1. Kesimpulan ... 32

4.2. Saran ... 32 LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN RUTIN

LAMPIRAN PENGENDALIAN BERKALA LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN RESIKO

(5)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

5 BAB I

GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP SATKER

1.1 Latar Belakang

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara yang ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metoda guna memperbaiki sistem pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan dapat dijalankan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (internal control culture). Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan KKP, yang menjadikan manajemen resiko sebagai bagian dalam penyelenggaraan SPIP.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Jadi SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Mengingat pentingnya tujuan pengendalian tersebut setiap pimpinan dan pegawai di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus perlu meningkatkan penerapan pengendalian intern dan wajib menyelenggarakan SPIP secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, seluruh seluruh pegawai wajib menyelenggarakan SPIP secara tertib, terkendali, serta efektif dan efisien di lingkungan kerjanya masing-masing.

Penyelenggaraan SPIP pada Kementerian Kelautan dan Perikanan diintegrasikan pada semua kegiatan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban sampai dengan pemanfaatan yang dilaksanakan melalui kegiatan

(6)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

6 pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko. Dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan SPIP, maka Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah membentuk Tim Penyelenggaraan SPIP yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.

Pengawasan intern diperlukan untuk memberikan peringatan dini, meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, diperlukannya sistem pengendalian yang meliputi 5 (lima) unsur yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan pengendalian internal untuk mencapai tujuan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yaitu (a) Terwujudnya penyelenggaraan tata kelola administrasi yang efektif, efisien dan akunbabel; (b) Terwujudnya budaya kerja yang professional serta (c) Terwujudnya dukungan manajemen pemerintah yang baik di lingkungan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.

Tolok ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus adalah sekurang-kurangnya tidak ada hambatan yang mengganggu pencapaian tujuan organisasi; tidak menghambat kehandalan pertanggungjawaban keuangan satuan kerja; tidak menghambat pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja; tidak menghambat jalannya dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output; tidak menghambat terwujudnya pelayanan publik yang efektif dan efisien;

serta tidak menghambat pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.

1.2 Dasar Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

(7)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

7 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara;

8. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kemeterian Kelautan dan Perikanan;

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Tangkap;

12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus – Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Tahun Anggaran 2021 Nomor : SP DIPA- 032.03.2.531488/2021 Tanggal 23 November 2020.

1.3 Maksud dan Tujuan

Laporan ini disusun dalam rangka efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kemeterian Kelautan dan Perikanan

Tujuan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan PPS Bungus, antara lain:

a. Mewujudkan budaya pengendalian intern (internal control culture) untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif; keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset

(8)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

8 negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan PPS Bungus;

b. Memberikan informasi pelaksanaan penyelenggaraan SPI lingkup Sekretariat Jenderal, yang meliputi: a) Pengendlian Rutin; b) Pengendalian Berkala; dan c) Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko;

c. Mengidentifikasi hambatan yang ada dalam penyelenggaraan SPIP;

d. Memberikan rencana pemecahan masalah; dan

e. Memberikan informasi hasil tindak lanjut pemecahan masalah.

1.4 Ruang lingkup

Ruang lingkup dari laporan penyelenggaraan SPIP Triwulan III Tahun 2021 adalah mencakup laporan penyelenggaraan SPIP selama Tahun 2021 lingkup PPS Bungus sebagai pendukung penyusunan laporan tingkat Eselon I.

1.5 Sistematika Penyajian Laporan

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, maka laporan ini akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

a. BAB I GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP

Bab ini menyajikan mengenai latar belakang penyusunan laporan SPIP. Bab ini juga menjelaskan mengenai dasar hukum penyusunan laporan. Selanjutnya di bab ini dijelaskan juga maksud dan tujuan laporan. Ruang lingkup laporan juga dijelaskan untuk menggambarkan meliputi apa saja laporan SPIP yang disusun. Pada bagian akhir bab ini disajikan mengenai sistematika penyajian laporan.

b. BAB II STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP

Bab ini menjelaskan secara umum mengenai Struktur Organisasi, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Organisasi, Fungsi dan Arah Kebijakan Organisasi, Penyelenggaraan SPIP, Fokus Pelaksanaan SPIP, Pembentukan Tim Penyelenggaraan SPIP, serta Kondisi Pelaksanaan SPIP hingga saat ini.

c. BAB III ANALISA PENYELENGGARAAN SPIP

Bab ini menyajikan tahapan penyelenggaraan SPIP dari mulai peningkatan pemahaman melalui pembinaan dan Fokus Grup Diskusi (FGD), Pelaksanaan SPIP

(9)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

9 terdiri dari pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen resiko. Pada bagian akhir bab ini menyajikan hambatan, rencana pemecahan masalah, dan tindak lanjut pemecahan masalah.

d. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyimpulkan hasil penyelenggaraan SPIP yang telah dilakukan.

Selanjutnya atas kekurangan dan kelemahan yang ditemui diberikan saran perbaikan untuk peningkatan kualitas pelaksaaan SPIP lingkup PPS Bungus di masa yang akan datang.

(10)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

10

SUBBAG.UMUM Yanti Murni, S.H Penata Tk I/ IIId

BAB II

STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP

2.1. Struktur Organisasi, Visi Misi dan Tujuan Strategis Satker 2.1.1. Struktur organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Tangkap, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan struktur organisasi sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1.

KOORDINATOR OPERASIONAL PELABUHAN DAN KESYAHBANDARAN

Ir. SUHADI, M.Si Pembina IV/a

Penata / III c SUBKOORDINATOR KESYAHBANDARAN PERIKANAN

IRVAN ARMANA, S.St.Pi Penata III/ c

SUBKOORDINATOR OPERASIONAL PELABUHAN SYAHRUROMADAN HSB, S.Pi

Penata Tk I/ IIId Plt. KOORDINATOR TATA

KELOLA DAN PU Ir.Suhadi,M.Si Pembina IV/a

Pembina, IV/a

P

Penata Tk I/ III d SUBKOORDINATOR TATA KELOLA SARANA PRASARANA

MELLY MASRUL, S.Pi, M.Si Pembina, IV/a

SUBKOORDINATOR PELAYANAN USAHA Muhammad Dede S, S.St.Pi

Penata III/c

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KOORDINATOR TATA USAHA BAYU EKO WIBOWO,S.ST.Pi

Penata / III c

Ir. HEWILDA Penata Tk I/ III d

p KEPALA

Ir, Soma Somantri, ME Pembina Utama Muda, IV/c

SUBKOORDINATOR KEUANGAN Risdianto, S.Kom

Penata Tk I/ IIId

(11)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

11 2.1.2. Visi dan Misi

a. Visi

Visi PPS Bungus adalah sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan Kelautan dan Perikanan secara terpadu yang berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

b. Misi

Terkait dengan Visi tersebut diatas maka pengelola PPS Bungus menetapkan beberapa misi sebagai berikut :

1. Mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan Perikanan yang memadai dan ramah lingkungan;

2. Meningkatkan produktifitas, nilai tambah (Value added) dan daya saing produk perikanan untuk kesejahteraan nelayan;

3. Meningkatkan pengembangan sistem data/infomasi perikanan yang jelas, akurat dan tertelusur.

2.1.3. Tujuan Strategis Satker

Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai oleh KKP sebagai suatu outcome/impact dari beberapa program yang dilaksanakan. Dalam penyusunannya, KKP menjabarkan 3 misi yakni

“kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan dan dibagi dalam empat perspektif yakni (1) Stakeholder Perspektif, (2) Costumer Persfektif, (3) Internal Proses Perspektif, (4) Learning and growth Perspektif, dengan rincian sebagai berikut :

1. Stakeholder Perspective

Perspektif ini hanya memiliki 1 (satu) sasaran Strategis yakni Terwujudnya kesejahteraan masyarakat nelayan. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Pertumbuhan PDB Perikanan

 Nilai Tukar Nelayan

 Rata-rata Pendapatan RPT/bulanan

 Rata-rata Pendapatan Nelayan/bulan

(12)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

12 2. Costumer Perspective

Perspektif ini memiliki 1 (satu) sasaran Strategis yakni Terwujudnya Pengelolaan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Jumlah produksi perikanan tangkap UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (Ton)

 Nilai produksi perikanan tangkap UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (Rp Juta)

 Jumlah penyaluran akses permodalan perikanan tangkap (Rp Triliun)

 Jumlah WPP yang dikelola sesuai Rencana Pengelolaan Perikanan (WPP)

 Nilai PNBP dari Sektor Perikanan Tangkap

3. Internal Process Perspective

Perspectif ini memiliki 2 (dua) sasaran strategis yakni :

1) Terselenggaranya Tata Kelola PemanfaatanUPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan.

2) IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Jumlah kapal perikanan yang menerapkan logbook penangkapan ikan di UPT PPS Bungus;

 Tingkat penyediaan Data Perikanan Tangkap di UPT PPS Bungus sesuai kebutuhan (statistic dan logbook);

 Tingkat pelayanan kesyahbandaran UPT PPS Bungus;

 Rasio kecukupan fasilitas UPT PPS Bungus;

 Nilai Pendapatan Negara BukanPajak (PNBP) di UPT PPS Bungus.

3) Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus secara professional dan partisipatif. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Jumlah kapal perikanan yang memenuhi standar laik laut, laik tangkap dan laik simpan di UPT PPS Bungus;

 Tingkat Operasional PelabuhanPerikanan di UPT PPS Bungus;

 Jumlah kapal perikanan yang terdaftar sebagai kapal perikanan di UPT PPS Bungus.

(13)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

13 4. Learning & Growth Perspective

Perspectif ini memiliki 4 (empat) sasaran strategis yakni :

1) Terwujudnya Aparatur Sipil Negara(ASN) UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang kompeten, professional dan berkepribadian. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Indeks kompetensi dan integritas lingkup UPT PPS Bungus.

2) Tersedianya manajemen pengetahuan DJPT yang handal dan mudah diakses.

IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Persentase unit kerja yang menerapkan system manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup DJPT.

3) Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima.

IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Persentase Pemenuhan Dokumen Reformasi Birokrasi lingkup UPT PPS Bungus;

 Persentase Pemenuhan Dokumen AKIP lingkup UPT PPS Bungus

4) Terkelolanya anggaran pembangunan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus secara efisien dan akuntabel. IKU untuk sasaran strategis ini adalah :

 Nilai kinerja anggaran lingkup UPT PPS Bungus

2.2. Fungsi Satker

Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Tangkap adalah sebagai berikut :

1) Penyusunan, pemantauan, dan evaluasi rencana, program, dan anggaran, serta pelaporan dibidang pelabuhan perikanan;

2) Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan;

3) Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan;

4) Pelaksanaan pemeriksaan Log Book penangkapan ikan;

5) Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;

(14)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

14 6) Pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan;

7) Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar;

8) Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pendayagunaan, dan pengawasan, serta pengendalian sarana dan prasarana;

9) Pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil perikanan;

10) Pelayanan jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha;

11) Pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi;

12) Pelaksanaan penertiban Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB);

13) Pelaksanaan inspeksi pnengendalian mutu hasil perikanan pada kegiatan penangkapan ikan;

14) Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan; dan 15) Pelaksanaan urusan ketatausahaan.

2.3. Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Satker

Penerapan lima unsur SPIP di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dari akuntabilitas seluruh kegiatan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.

Pelaksanaan SPIP terdiri dari 5 (lima) unsur yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang diciptakan dalam suatu unit kerja sehingga akan mempengaruhi efektifitas kinerja unit kerja. Oleh sebab itu sebagaimana termasuk pada Permen KP nomor 10 tahun 2016, setiap pimpinan unit kerja dilingkungan kementerian harus menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI di lingkungan kerjanya melalui:

a. Kode etik;

b. Sertifikasi SDM (Panitia PBJ, Bendahara);

c. SK Tim Penyelenggara SPIP;

d. SK Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus tentang job desk;

e. Rencana diklat tahunan.

(15)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

15 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko dimaksudkan agar setiap satker dapat mengelola setiap risiko dalam pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya yang dapat mengancam visi, misi, tujuan, dan sasaran. Penilaian risiko dilaksanakan melalui:

a. Atas Kebijakan:

1) Efisiensi anggaran.

2) Kegiatan baru pada Eselon I.

3) Kegiatan melibatkan instansi lain.

b. Atas Kegiatan:

1) Dua kegiatan dengan anggaran terbesar.

2) Pengadaan barang dan jasa yang berisiko tidak selesai hingga akhir tahun anggaran/ perencanaan sampai dengan pelaksanaan dalam satu tahun anggaran.

3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

Untuk mengatasi risiko dan mematikan adanya kepatuhan terhadap arahan pimpinan yang sudah ditetapkan, pimpinan unit kerja wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan.

a. Rutin

Aspek organisasi, perencanaan, pengelolaan keuangan, akutansi dan pelaporan, kerugian negara, kepegawaian, serta kinerja.

b. Berkala

Sistem pengendalian intern SDM, SPI Penyusunan Anggaran, SPI Pengadaan Barang/ Jasa, SPI Barang Milik Negara, SPI Kerugian Negara, SPI Pelaksanaan Anggaran.

c. Berbasis Manajemen Risiko

Sistem pengendalian intern atas kebijakan dan kegiatan.

4. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication)

Informasi dan komunikasi SPI bagi pihak internal dan eksternal dapat terdiri dari:

a. Notulen rapat, memo, surat edaran (internal); dan b. Pamflet, poster, spanduk, website (eksternal).

(16)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

16 5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring)

Pemantauan rutin, berkala, dan berbasis manajemen risiko. Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi serta tergambar dalam pedoman dan Standar Operational Procedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam mengatur penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi. Dalam pelaksanaan SPI di lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus melalui beberapa tahapan:

a. Pemahaman 1) Pembinaan; dan

2) Fokus grup diskusi (FGD).

b. Pelaksanaan 1) Internalisasi;

2) Pendokumentasian.

c. Pelaporan

d. Pengembangan berkelanjutan e. Evaluasi

Tolok ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP sebagaimana sekurang- kurangnya tidak ditemukan hambatan, seperti:

a. yang mengganggu pencapaian tujuan satuan kerja;

b. yang mempengaruhi kehandalan pertanggungjawaban keuangan Satker;

c. dalam pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja;

d. dalam menjalankan dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output dengan tetap taat terhadap hukum dan peraturan;

e. dalam mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien; dan f. dalam pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.

Pencapaian tolok ukur sekurang-kurangnya dapat diukur dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun laporan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan dari instansi lainnya.

(17)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

17 2.4. Fokus Pelaksanaan SPIP lingkup KKP

Pelaksanaan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sejalan searah dengan pelaksanaan SPI lingkup KKP, yaitu masih berfokus pada pengelolaan keuangan, pengamanan aset, dan pengadaan barang dan jasa.

2.5. Pembentukan Satgas SPIP Lingkup Satker Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Tahun 2021

Tim Penyelenggara SPIP PPS Bungus dibentuk sesuai dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran PPS Bungus Nomor 029/PPSB/OT.210/I/2021 tanggal 04 Januari 2021 tentang Tim Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Tahun 2021. Secara umum tugas Tim Penyelenggara SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus adalah sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kerja penyelenggaraan SPIP di satuan kerja masing-masing;

2. Mengoordinasikan penyelenggaraan SPIP di satuan kerja masing-masing;

3. Mengoordinasikan pelaksanaan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko di satuan kerja masing-masing;

4. Membantu Kepala Satuan Kerja melakukan analisis untuk menetapkan rencana aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko, dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Satuan Kerja untuk dilakukan tindakan pengendalian;

5. Melakukan inventarisasi terhadap risiko di satuan kerja yang memerlukan pengendalian pada tingkat kebijakan dan selanjutnya berkoordinasi dengan Kepala Satuan Kerja dan Satgas SPIP unit eselon I untuk mendistribusikan kepada para pimpinan di tingkat kebijakan;

6. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan SPIP di unit satuan kerja masing-masing setiap triwulan; dan

7. Membuat laporan secara berkala setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya yang disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja dan Satgas SPIP unit Eselon I.

2.6. Kondisi Pelaksanaan SPIP Lingkup Satker

Secara umum pelaksanaan SPIP PPS Bungus Triwulan III Tahun 2021 Masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala, di antaranya adalah:

(18)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

18 1. Belum dijalankannya SPIP secara nyata dalam setiap pelaksanaan kegiatan,

seringkali masih fokus pada penyampaian laporan;

2. Pemahaman dan keseriusan yang belum optimal terhadap pengendalian internal;

3. Perencanaan kegiatan yang tidak dilengkapi dengan penilaian resiko; dan 4. Dukungan SDM yang belum memadai.

(19)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

19 BAB III

PENYELENGGARAAN SPIP SATKER

Tahapan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:

3.1. Pemahaman

Pemahaman adalah tahap untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP. Hal ini sebagai upaya untuk menginternalisasi SPIP agar tetap menjadi bagian yang integral dan menyatu dalam kegiatan kepemerintahan, yaitu dengan melibatkan seluruh tingkatan pejabat dan pegawai di lingkungan PPS Bungus. Kegiatan untuk membangun kembali kesadaran, penyamaan persepsi, dan penyegaran, antara lain melalui:

3.1.1 Pembinaan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan dapat dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) SPIP Kementerian, Inspektorat Jenderal, Satgas SPI Unit Eselon I dan jika diperlukan dengan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku instansi Pembina penyelenggara SPIP tingkat nasional.

Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah melaksanakan upaya pembinaan tentang pengendalian internal pemerintah melalui Inhouse Training di bulan Januari 2021 yang dihadiri 50 orang pegawai negeri sipil lingkup PPS Bungus.

3.1.2 Focus Group Discussion (FGD)

Metoda lain untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP adalah dengan menyelenggarakan diskusi kelompok atau FGD. Satgas SPIP di lingkungan Kementerian/Satgas SPI Unit Eselon I/Tim SPI menjadi fasilitator dalam diskusi dengan tugas antara lain:

1. Memandu diskusi kelompok dalam FGD;

2. Menyiapkan materi diskusi yang diupayakan ke arah pemahaman atas semua unsur SPIP termasuk sub-unsur, butir-butir, dan hal-hal yang menjadikan perhatian dalam diskusi;

(20)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

20 3. Memberikan contoh penyelenggaraan pengendalian intern pada

pelaksanaan tugas dan fungsi dalam kegiatan pemerintahan.

3.2 Pelaksanaan SPIP

Untuk mewujudkan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP) yang efektif dan efisien perlu disusun strategi dan kebijakan dengan memperhatikan prinsip prinsip umum penyelenggaran SPIP sebagai berikut:

1. SPIP secara Integral

2. Efektivitas SPI dipengaruhi Manusia

3. SPIP memberikan Keyakinan yang Memadai

4. Penerapan SPIP disesuaikan dengan kebutuhan, ukuran, kompleksitas 5. SPIP berfungsi sebagai sistem peringatan dini (Early Warning Sistem)

3.3 Pengendalian Rutin

Pengendalian Rutin adalah pengendalian secara simultan terhadap proses aktivitas sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku dan dilakukan setiap hari sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan. pengendalian rutin dilaksanakan terhadap 8 kegiatan yaitu:

1) Organisasi, 2) Perencanaan,

3) Pelaksanaan Anggaran,

4) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), 5) Akuntansi dan Pelaporan,

6) Kerugian Negara, 7) Kepegawaian, dan 8) Kinerja

8)

(21)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

21 Tabel 1 Daftar Kelompok dan Uraian Resiko pada pengendalian rutin

No. Uraian Resiko

A Organisasi

1 Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu

2 Pegawai tidak mengetahui dan memahami tujuan organisasi

3 Satuan kerja belum sepenihnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan kegiatan

4 SOP yang ada tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati 5 SOP ada tetapi belum berbasis resiko

6 Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi tidak berjalan secara optimal atau terjadi tumpeng tindih

B. Perencanaan

1 Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) belum melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)

2 Perencanaan barang/aset melebihi dari kebutuhan yang seharusnya dan belum didasarkan pada asas kebutuhan

3 Perencanaan belum mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan 4 Perencanaan belum mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan

kompetensi SDM)

5 Perencanaan belum mempertimbangkan risiko dan belum menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/

kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

6 Kurangnya keterpaduan, konsistensi dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran

7 Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpeng tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain

8 Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

C. Pelaksana Anggaran

1 Pertanggungjawaban tidak akuntabel (buku tidak lengkap/tidak sesuai ketentuan)

2 Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran

3 Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)

4 Pemecahan kontrak untuk menghindari pelanggan 5 Pelaksanaan lelang secara proforma

6 Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan

7 Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan

8 Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor

(22)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

22 ke kas negara/daerah

9 Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang saha 10 Pengalihan/revisi anggaran tidak sesuai ketentuan

11 Kesalahan pembebanan anggaran dan pelampauan terhadap pagu anggaran 12 Pelaksanaan belanja diluar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN)

13 Tidak ada pemisah tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran

14 Pelaksanaan pemisah tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggarang tidak/kurang memadai

15 Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

1 Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara

2 Penggunaan langsung terhadap penerimaan negara

3 Penerimaan negara diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak 4 Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan

5 Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan penerimaan negara tidak sesuai ketentuan

E. Akuntansi dan Pelaporan

1 Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat 2 Proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan 3 Entitas terlambat menyampaikan laporan

4 Pelaporan tidak/belum mengacu pada kaidah-kaidah yang berlaku 5 Pelaporan belum didukung SDM yang memadai

6 Perhitungan penyusutan tidak sesuai ketentuan

7 Pengelolaan BMN tidak terasuk persediaan belum dilakukan secara memadai F. Kerugian Negara

1 Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif

2 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan 3 Kekurangan volume pekerjaan dan atau barang

4 Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang 5 Pemahalan harga (mark up)

6 Penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi

7 Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan

8 Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak 9 Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan

10 Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara tidak sesuai ketentuan dan merugikan negara

11 Penyetoran penerimaan negara dengan bukti fiktif

12 Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya

13 Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan

(23)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

23 14 Aset dikuasai pihak lain

15 Pembelian aset yang berstatus sengketa

16 Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada negara

17 Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran untuk pekerjaan yang belum selesai

G. Kepegawaian

1 Pegawai yang ada belum seluruhnya menaati jam kerja

2 Dalam menjalankan tugas dan fungsi, terdapat pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya

3 Instansi belum mempunyai rencana pengembangan pegawai

4 Terdapat pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dan melanggar larangan tetapi belum dijatuhi hukuman disiplin

5 Terdapat pegawai yang belum menjalankan tugas dan fungsi H. Kinerja

1 Terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi instansi

2 Terdapat kegiatan belum dilaksanakan dan melewati batas waktu yang telah ditetapkan

3 Terdapat kegiatan sudah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan

4 Terdapat kegiatan yang tidak dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan 5 Terdapat kegiatan, dalam pelaksanaannya menyimpang sehingga

kemungkinan mengakibatkan tujuan yang tidak dapat dicapai

3.4 Pengendalian Berkala

Pengendalian berkala merupakan sarana penyampaian informasi actual mengenai kondisi beberapa aktivitas/kegiatan kepada Pimpinan Unit Eselon I dan Kepala Satuan Kerja sebagai bahan dalam pengambilan keputusan guna kegiatan pengendalian.

Tabel 2. Daftar Formulir Pengendalian Berkala

No. Kode Nama Formulir Tingkat

1. Formulir : SPI-SDM Pengendalian Kapasitas SDM

Pengelola Keuangan Satker / U-Esl. I 2. Formulir : SPI-ANG Pengendalian Penyusunan

Anggaran Satker / U-Esl. I

3. Formulir : SPI-PBJ Pengendalian Pengadaan

Barang/Jasa Satker / U-Esl. I

4. Formulir : SPI-BMN Pengendalian Barang Milik

Negara Satker / U-Esl. I

5. Formulir : SPI-KN Pengendalian Penyelesaian

Kerugian Negara Satker / U-Esl. I 6. Formulir : SPI-PA Pengendalian Penyerapan

Anggaran Satker / U-Esl. I

(24)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

24 a) Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan

Pengendalian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kapasitas SDM pengelola keuangan sehingga kepala satuan kerja dapat megnetahui kesenjangan atau kelemahan dan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Secara berjenjang, informasi terkait kapasitas SDM pengelola keuangan di tingkat unit eselon I, Pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

b) Pengendalian Penyusunan Anggaran

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan jaminan dan kepastian bahwa kompnen yang diusulkan, dari aspek keuangan telah disesuaikan dengan kaidah- kaidah keuangan yang berlaku, Pimpinan Unit Eselon I dan kepala Satuan Kerja bertanggung jawab terhadap kebenaran usulan anggaran di lingkungannya dari kaidah-kaidah yang berlaku.

c) Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang rencana dan pelaksanaan serta hambatan-hambatan proses pengadaan barang/jasa sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui proses pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Secara berjenjang, informasi terkait pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan di tingkat unit eselon I, pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

d) Pengendalian Barang Milik Negara

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengelolaan BMN yang mempunyai permasalahan sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahun BMN yang mempunya permasalahan. Selanjutnya, kepala satuan kerja diawaibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Kementerian Kelautan dan

(25)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

25 Perikanan. Secara berjenjang, terkait dengan informasi BMN yang mempunyai masalah di tingkat unit Eselon I, maka Pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

e) Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara (KN)

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penyelesaian kerugian negara dan indikasi kerugian negara sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui perkembangan proses penyelesaian kerugian negara maupun adanya indikasi ketugian negara dan hambatannya jika ada. Selanjutnya kepala satuan kerja diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Secara berjenjang, terkait dengan informasi penyelesaian kerugian negara dan indikasi kerugian negara di tingkat unit eselon I, pimpinan unit eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

3.5 Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko

Pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko untuk mencapai tujuan suatu aktivitas/kegiatan tersebut pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.

a. Kategori Rencana Kebijakan dan Aktivitas/Kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

1) Kebijakan

Rencana kebijakan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko:

a) Kebijakan yang kemungkinan akan berimplikasi pada timbulnya anggaran atau berpengaruh terhadap perubahan struktur angaran;

b) Kebiajakan yang kan berimplikasi pada munculnya aktivitas/kegiatan baru;

c) Kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan tujuan organisasional maupun operasional;

d) kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan struktur organisasi;

dan

(26)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

26 e) Kebijakan yang dalam pelaksanaannya akan melibatkan organisasi,

instansi dan pihak lain diluar kementerian.

2) Aktivitas/kegiatan

Rencana aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko :

a) Mempunyai alokasi anggaran relative besar sehingga jika terjadi kesalahan, kelemahan atau penyimpangan akan berakibat dan berdampak negatif secara material terhadap akuntabilitas keuangan dan kinerja;

b) Khusus untuk pengadaan barang/jasa, kemungkinan mempunyai tingkat kegagalan tinggi dalam mencapai tujuan dan pemanfaatan yang disebabkan:

(1) Adanya keterbatasan waktu sejak dari konsultansi perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan;

(2) Dalam pelaksanaannya sangat bergantung/dipengaruhi oleh kondisi alam/cuaca/(angin, gelombang laut, hujan, dll) dan lingkungan masyarakat setempat.

(3) Aksebilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dengan satuan kerja penyelenggara.

(4) Aksesbilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/ kegiatan dalam mobilitas peralatan/mesin, bahan baku dan SDM.

(5) Adanya keterbatasan persediaan bahan baku/barang di dalam negeri dan sangat bergantung dengan suplai dari luar negeri sebagai input untuk aktivitas/kegiatan; dan

(6) Pengadaan barang/jasa yang menurut pertimbangan pimpinan satuan kerja diperlukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.

c) Mempunyau tingkat Kompleksitas yang relative tinggi, yaitu dalam pelaksanaannya harus mendapatkan input dan, atau harus melibatkan satker atau unit lain, baik dari dalam maupun luar kementerian begitu pula dalam pemanfaatannya.

(27)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

27 b. Penilaian Risiko

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 13 ayat (1) bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Pada pasal 18 ayat (1) bahwa pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dan ayat (2) huruf b bahwa kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko.

Dari uraian Pasal 13 dan Pasal 18 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan pengendalian tidak dapat dilepaskan dari adanya risiko dan adanya kewajiban pimpinan untuk mengendalikan risiko dalam suatu instansi. Untuk mengetahui adanya risiko dalam suatu instansi yang berasal dari kegiatan dan aktivitas maka diperlukan adanya penilaian risiko.

Salah satu titik tolak dalam kegiatan pengendalian

Pengendalian rutin telah dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan tujuan menciptakan pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan KKP, melalui pelaksanaan kegiatan pengendalian rutin (tabel pengendalian rutin terlampir).

a) SPI Penyerapan Anggaran

Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

(28)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

28 Penyerapan anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III per 30 September 2021 sebesar Rp. 8.894.994.719 atau sebesar 70,79%

dari total anggaran sebesar Rp. 12.564.907.000 dan realisasi belanja Triwulan III Tahun Anggaran 2021 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Realisasi anggaran Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus berdasarkan output sampai dengan Triwulan III Tahun 2021

Nama Kegiatan

Total Total Pagu

Total Realisasi

Persen Realisasi

(Rp) (Rp) %

2337

Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan dan Sertifikat Awak Kapal Perikanan

16.500.000 6.440.000 39.03 2338

Pengelolaan Pelabuhan Perikanan 1.416.090.000 899.827.851 63.54 2339

Pengelolaan perizinan dan

kenelayanan 41.455.000 30.974.200 74.72

2341

Pengelolaan Sumber daya Ikan 107.087.000 33.905.000 31.66 2342

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

10.983.775.000 7.923.847.668 70.79

Total 12.564.907.000 8.894.994.719 70.79

b) Formulir Penilaiai Risiko

Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, diperlukan dokumentasi yang baik atas SPIP. Rencana kegiatan pengendalian yang telah diuraikan dalam formulir dan ditetapkan dari hasil pelaksanaan penilaian risiko akan digunakan untuk penyelenggaraan manajemen risiko. Media untuk dokumentasi adalah formulir penilaian risiko. Kriteria ukuran Kemungkinan /Probabilitas/Likelihood tersebut adalah seperti pada Tabel 2 seperti di bawah ini.

Tabel 2. Kriteria Kemungkinan terjadinya Risiko

Level Keterjadian Penjelasan

1 Jarang Terjadi Mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal. Probabilitas 0% <x≤ 20%

2 Kemungkinan Kecil Terjadi

Mungkin terjadi pada beberapa waktu Probabilitas 20% <x≤ 40%

(29)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

29 3 Kemungkinan Terjadi Dapat terjadi pada beberapa waktu

Probabilitas 40% <x≤ 60%

4 Kemungkinan Besar Terjadi

Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan. Probabilitas 60% <x≤ 80%

5 Hampir Pasti Terjadi Dapat terjadi pada banyak keadaan Probabilitas 80% <x≤ 100%

Kriteria ukuran Dampak adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria ukuran dampak risiko

Level Dampak Aspek

Kinerja Keuangan

1 Tidak Signifikan

Tidak berdampak pada pencapaian tujuan secara umum. Dapat ditangani dengan pengendalian rutin

Kerugian keuangan kecil

2 Kecil

Mengganggu pencapaian tujuan meskipun tidak signifikan

Kerugian keuangan sedang

3 Sedang Mengganggu pencapaian tujuan secara signifikan

Kerugian keuangan cukup besar 4 Besar Tujuan tercapai sebagian Kerugian keuangan

cukup besar 5 Sangat Tinggi/

Katastropik Tujuan gagal dicapai Kerugian keuangan sangat besar

c) Pengendalian SPIP di PPS Bungus

Setiap pimpinan unit kerja wajib menyusun dan menyampaikan laporan tentang penyelenggaraan SPI di unit kerja masing-masing. Laporan disampaikan secara berkala dan berjenjang mulai dari unit kerja paling bawah sampai dengan unit kerja paling tinggi (eselon I) di lingkungan Kementerian dengan tembusan kepada Ketua Satgas SPIP Kementerian dan evaluator pelaksanaan SPIP di masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian selanjutnya akan direviu dan dievaluasi oleh Inspektorat Jenderal selaku pengawas intern Kementerian. Pada Satker Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus pelaporan SPIP dilaksanakan di Triwulan III Tahun Anggaran 2021 antara lain :

1. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang meliputi :

a. Penyusunan dokumen program dan anggaran

b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan

(30)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

30 c. Pengelolaan SDM aparatur

d. Pengelolaan organisasi e. Penatausahaan BMN

f. Layanan hubungan masyarakat g. Layanan perkantoran

3.6 Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

Dalam penerapan penyelenggaraan SPIPP di lingkup PPS BUngus, terdapat beberapa hambatan/kendala yaitu:

A. Hambatan

a. Hambatan yang kami alami dalam penerapan SPIP di PPS Bungus adalah belum semua pegawai memahami secara mendalam terkait dengan SPIP, sehingga belum berjalan secara maksimal.

b. Terdapat BMN yang mengalami rusak berat senilai 3.569.287.200,- yang belum bisa dihapuskan.

c. Belum berjalannya SOP dengan baik di lingkup PPS Bungus karena belum optimalnya pengawasan kegiatan operasional pelabuhan.

B. Rencana Pemecahan Masalah

Rencana pemecahan masalah terhadap hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan SPIP yaitu:

1. Rencana pemecahan masalah, kedepan perlu dilakukan sosialisasi maupun FGD yang dilaksanakan oleh pembina SPIP dalam hal ini Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Tim SPIP Satker dan seluruh pegawai Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus

2. Untuk penghapusan BMN, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah berkirim surat ke Sesditjen Perikanan Tangkap KKP dengan nomor 1527/PPSB/PL.820/V/2018. Tertanggal 25 Mei 2018 tentang Penyampaian kelengkapan dokumen usulan PSP (Penetapan Status Pengguna Barang). Hingga saat ini proses tersebut masih menungu proses lebih lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3. Meningkatkan pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan SOP di PPS Bungus.

(31)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

31 C. Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

Realisasi dari rencana pemecahan masalah dalam penyelenggaraan SPIP BBPI periode sebelumnya yaitu:

1. PPS Bungus telah melaksanakan Inhouse Training untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap penting SPIP di lingkup PPS Bungus.

2. Selanjutnya PPS Bungus melakukan usulan penghapusan tersebut, dengan terlebih dahulu membentuk Tim Inventarisasi BMN berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pelabuhan PPS Bungus dengan Nomor 18/PPSB/PL.113/I/2021 dan Tim Penghapusan BMN dengan Nomor 22/PPSB/PL.113/I/2021 .

3. Melakukan kendali pelaksanaan SOP dengan menerapkan kartu kendali.

(32)

LAPORAN SPIP TRIWULAN III TAHUN 2021

32 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus telah melaksanakan kewajiban dengan menyusun Laporan Sistem Pengendalian Intern Triwulan III Tahun 2021.

Laporan SPI pada PPS Bungus terdiri dari ; Formulir : SPI-SDM, Formulir : SPI-ANG, Formulir : SPI-BJ, Formulir : SPI-BMN, Formulir : SPI-KN, dan Form Manajemen Risiko

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, antara lain:

1. Telah ada komitmen pimpinan untuk menerapkan SPIP Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dengan melaksanakan implementasi pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.

2. Pengendalian intern rutin dan berkala lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sudah dilaksanakan dengan cukup baik.

3. Laporan Penyelenggaraan SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 ini merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan dan kebijakan dari seluruh program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.

4.2 Saran

Oleh karena masih banyaknya kekurangan dalam penerapan implementasi SPIP lingkup Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, khususnya pada Triwulan III Tahun 2021, maka perlu komitmen yang kuat dari seluruh pegawai, baik dari pimpinan sampai dengan pelaksana, dalam bentuk upaya strategis dan konkrit untuk meningkatkan kualitas implementasi SPIP di masa yang akan datang. Dengan begitu, tujuan implementasi SPIP yang antara lain (1) Kegiatan yang efekrif dan efisien, (2) Laporan Keuangan yang dapat diandalkan (3) Pengamanan aset negara dan (4) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dapat terwujud.

(33)

PENGENDALIAN RUTIN SPIP PPS BUNGUS TRIWULAN III 2021

No Kelompok/Uraian Risiko Komentar/Catatan

A. Organisasi

1. Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu

Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu karena

1. Renstra 2020-2025 sudah disusun

2. PK Eselon II Sudah ditandatangani Eselon I

2. Pegawai tidak mengetahui dan

memahami tujuan organisasi Pegawai sudah mengetahui dan memahami tujuan organisasi, hal ini dengan membuat uraian tugas dll

3. Satuan kerja belum sepenuhnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan prosedur dan keseluruhan kegiatan

Satuan kerja sudah sepenuhnya memiliki SOP yang formal tetapi masih dalam proses review SOP Data dukung : SOP, Usulan perbaikan waktu pelayanan

4. SOP yang ada tidak berjalan secara

optimal atau tidak ditaati SOP yang ada belum berjalan secara optimal atau belum ditaati karena tidak sesuai dengan norma waktu yang telah ditetapkan

Data dukung : SOP

5. SOP ada tetapi belum berbasis risiko SOP sudah berbasis risiko, dengan adanya penetapan norma waktu Data dukung : SOP

6. Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi tidak berjalan secara optimal atau terjadi tumpang tindih

Tugas dan fungsi berjalan secara optimal.

Data Dukung : uraian tugas kepala

satker s.d. uraian tugas staff

(34)

B. Perencanaan

1. Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) belum melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)

Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) sudah melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)

Data dukung: Surat Rekomendasi dari dinas PUPR Kota Padang

2. Perencanaan barang/aset melebihi dari kebutuhan yang seharusnya dan belum didasarkan pada asas kebutuhan

Barang/aset yang sudah melebihi nilai ekonomisnya dan dalam kondisi rusak berat di usulkan untuk dilakukan penghapusan Data dukung : Usulan Penghapusan, Usulan PSP dan Revaluasi

3. Perencanaan barang/aset belum mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan

Penanggung jawab pengguna barang/aset ditingkatkan kapasitas dan keahliannya serta melakukan pemeliharaan barang/ aset

Data dukung : diklat dan catatan pemeliharaan

4. Perencanaan belum

mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM)

Melakukan pemetaan kebutuhan kompetensi dan gap analisis pegawai. Melakukan usulan diklat dalam rangka meningkatkan kebutuhan SDM

Data dukung : Kebutuhan diklat dan gap analisis

5. Perencanaan belum

mempertimbangkan risiko dan belum menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

Melakukan pemetaan risiko dan pengendalian internal pemerintah dalam rangka percepatan tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan Data dukung : Manajemen risiko dan Laporan SPIP Triwulan

6. Kurangnya keterpaduan, konsistensi, dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran

Melakukan sinkronisasi data terhadap Perjanjian Kinerja, Indikator Kinerja Utama dengan kegiatan/anggaran

data dukung : PK, IKU dan RKAKL

2021

(35)

7. Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain

Dalam penyusunan anggaran dilakukan asistensi terhadap inspektorat jenderal dan biro perencanaan sehingga tidak terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain

Data dukung : Lembar asistensi RKAKL 2021

8. Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Data dukung : Usulan anggaran operasional pemeliharaan vessel lift belum terakomodir dalam RKAKL C. Pelaksanaan Anggaran

1. Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid/tidak sesuai ketentuan)

Pertanggungjawaban sudah akuntabel (bukti lengkap/valid/

sesuai ketentuan)

Data dukung : LPJ Bendahara, Laporan Monev Anggaran

2. Pekerjaan dilaksanakan mendahului

kontrak atau penetapan anggaran Pekerjaan dilaksanakan sesuai kontrak atau penetapan anggaran Data dukung : RUP (rencana umum pengadaan), dokumen lelang outsourcing

3. Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)

Proses pengadaan barang/jasa sudah sesuai ketentuan dengan melaksanakan kontrak di LPSE Data dukung : SK Pokja PBJ, resume lelang pekerjaan melalui LPSE LKPP

4. Pemecahan kontrak untuk

menghindari pelelangan Tidak ada pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan, semua pekerjaan sesuai dengan RUP

data dukung : SIRUP

(36)

5. Pelaksanaan lelang secara proforma Pelaksanaan lelang tidak dilakukan secara proforma

Data dukung : proses lelang melalui LPSE LKPP

6. Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan

Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di

bendaharawan ke Kas

negara/daerah tepat waktu yang ditentukan

Data dukung : Laporan penyetoran PNBP

7. Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan

Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan tidak melebihi batas waktu yang ditentukan

Data dukung : Neraca Laporan Keuangan

8. Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah

Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran sudah disetor ke kas negara/daerah

Data dukung : SSBP 9. Kepemilikan aset tidak/belum

didukung bukti yang sah Kepemilikan aset sudah didukung bukti yang sah

Data dukung : sertifikat, PSP 10. Pengalihan/revisi anggaran tidak

sesuai ketentuan Pengalihan/revisi anggaran sudah sesuai ketentuan

Data dukung : Revisi Anggaran 11. Kesalahan pembebanan anggaran dan

pelampauan terhadap pagu anggaran

Dilakukan revisi terhadap kegiatan yang melebihi pagu.

Data dukung : revisi anggaran dan Laporan Realisasi Anggaran

12. Pelaksanaan belanja di luar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Pelaksanaan belanja sesuai mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Data dukung : DIPA, SK penetapan pejabat pengelola anggaran, kuitansi dan bukti pembayaran, BAST Pekerjaan

13. Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran

Sudah ada pemisahan tugas dan

fungsi pelaksanaan

pertanggungjawaban anggaran

(37)

Data dukung : SK penetapan pejabat pengelola anggaran

14. Pelaksanaan pemisahan tugas dan

fungsi pelaksanaan

pertanggungjawaban anggaran tidak/kurang memadai

Anggaran telah dibagi per masing- masing sektor kegiatan.

Data dukung: SK penetapan pejabat pengelola anggaran

15. Penggunaan anggaran tidak tepat

sasaran/tidak sesuai peruntukan Penggunaan anggaran sudah tepat sasaran/sudah sesuai peruntukan Data dukung : Laporan realisasi keuangan

D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

1. Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara

Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan sudah ditetapkan

dipungut/diterima/disetor ke kas negara

Data dukung : Surat Teguran kepada pengguna jasa yang telat membayar

2. Penggunaan langsung terhadap

penerimaan negara Tidak ada penggunaan langsung terhadap penerimaan negara

Data dukung : Billing setoran PNBP.

3. Penerimaan negara diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak

Tidak ada, semua PNBP disetor ke kas negara dan digunakan oleh PPS Bungus

Data dukung : Laporan bulanan setoran PNBP

4. Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih

rendah dari ketentuan Pengenaan tarif pajak/PNBP sudah sesuai ketentuan

Data dukung : Billing setoran PNBP dan Pajak

5 Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara tidak sesuai ketentuan

Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara sesuai ketentuan

Data dukung : SOP

(38)

E. Akuntansi dan Pelaporan

1 Pencatatan tidak/belum dilakukan

atau tidak akurat Rekonsiliasi laporan keuangan setiap bulan oleh KPPN.

Data dukung : BAR e-Rekon 2 Proses penyusunan laporan tidak

sesuai ketentuan Proses penyusunan laporan sudah sesuai ketentuan

Data dukung : LK sesuai PMK No.

222/PMK.05/2016 3 Entitas terlambat menyampaikan

laporan Entitas menyampaikan laporan

tepat waktu

Data dukung : BAR e-Rekon 4 Pelaporan tidak/belum mengacu pada

kaidah-kaidah yang berlaku Pelaporan sudah mengacu pada kaidah-kaidah yang berlaku

Data dukung : LK sesuai PMK No.

222/PMK.05/2016 5 Pelaporan belum didukung SDM yang

memadai Pelaporan sudah didukung SDM

yang memadai

Data dukung : SK Petugas SAI dan BMN

6 Perhitungan penyusutan tidak sesuai

ketentuan Perhitungan penyusutan sudah

sesuai ketentuan

Data dukung : Aplikasi simak BMN, BAR dengan KPKNL dan reval BMN 7 Pengelolaan BMN termasuk persediaan

belum dilakukan secara memadai Pengelolaan BMN termasuk

persediaan sudah dilakukan secara memadai

Data dukung : laporan barang persediaan di aplikasi persediaan F. Kerugian Negara

1 Belanja atau pengadaan barang/jasa

fiktif Tidak ada belanja atau pengadaan

barang/jasa fiktif

Data dukung : Bukti pertanggungjawaban, BAST, dokumentasi barang/jasa

2 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak Rekanan pengadaan barang/jasa

Gambar

Tabel 2. Daftar Formulir Pengendalian Berkala
Tabel  1.  Realisasi  anggaran  Pelabuhan  Perikanan  Samudera  Bungus  berdasarkan  output sampai dengan Triwulan  III  Tahun 2021

Referensi

Dokumen terkait

Sub bidang Akuntansi Bidang Pemerintahan, Perekonomian dan Keuangan merupakan satuan kerja Bidang Akuntansi dalam pelaksanaan akuntansi keuangan daerah untuk anggaran

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.03/2016 tanggal 12Agustus 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi

h) Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya. i) Pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha. j) Pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bagian

Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) triwulan I Tahun 2020 BPPP Banyuwangi ini berisi tentang penyelenggaraan SPIP, Hambatan dalam pelaksanaan,

Negara Bidang Akuntansi, Efektivitas Pengendalian Internal dan Kepatuhan Pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan SKPD Pemerintah Kota

koordinasi bidang Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban, Perekonomian dan Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.. 100% 21

Maksud dari pembuatan laporan monitoring dan evaluasi triwulan I tahun 2020 ini adalah untuk melaporkan perkembangan kemajuan 8 (delapan) program area perubahan

Variable yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: akuntansi pemerintahan adalah akuntansi yang bersangkutan dengan bidang keuangan negara, dari anggaran sampai dengan pelaksanaan dan