• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Internal

Dalam dokumen Laporan Keuangan CFIN 300616 (Halaman 71-80)

Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:

 Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;

 Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan

 Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal).

b. Klasifikasi Manajemen Risiko Manajemen risiko modal

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.

Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 15 dan 20) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (Catatan 22 dan 23).

Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.

Berdasarkan Pasal 46 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No. 29/POJK.05/2014 tanggal 19 November 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10.

Gearing ratio pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015 Rp'000 Rp'000 Pinjaman 2.786.706.038 2.873.795.799 Modal 3.691.001.280 3.598.928.108 Gearing ratio 0,76 0,80 Risiko pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang lainnya, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang rupiah dan jangka waktu pembiayaan, secara konsisten Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga tetap dengan menyesuaikan tingkat suku bunga kredit terhadap tingkat suku bunga pinjaman ditambah beban dana dengan jangka waktu yang juga disesuaikan. Perusahaan senantiasa memilih sumber pendaaan yang tepat, dimana faktor tingkat suku bunga dan jangka waktu jatuh tempo antara sumber pendanaan dan piutang pembiayaannya telah diselaraskan. Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang asing, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga kredit yang variabel yang direview 3 bulanan. Sumber pendanaan dalam mata uang asing berasal dari modal sendiri yang sebagian besar dari penerimaan angsuran nasabah dalam mata uang asing.

Untuk modal kerja, utang dan surat berharga utang yang diterbitkan, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif. Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

Kurang dari 3

bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun

Kurang dari 3

bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Aset keuangan

Kas dan setara kas 16.384.687 - - - 16.384.687 Piutang sewa pembiayaan - - - - 272.903.250 594.281.618 555.385.872 - 1.422.570.740 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 649.257.871 1.253.027.763 1.900.555.491 - 3.802.841.125 Tagihan anjak piutang - - - - 519.305.029 825.576.115 - - 1.344.881.144 Piutang lain-lain - - - - 963.916 2.743.068 7.976.200 2.164.329 13.847.513 Jumlah 16.384.687 - - - 1.442.430.066 2.675.628.564 2.463.917.563 2.164.329 6.600.525.209 Liabilitas keuangan

Utang bank 336.355.866 318.750.000 149.653.161 - 232.410.255 541.071.266 510.792.990 - 2.089.033.538 Surat berharga utang yang

diterbitkan - bersih - - - 697.672.500 - 697.672.500 Biaya masih harus dibayar 2.593.981 - - - 5.647.157 - - - 8.241.138 Jumlah 338.949.847 318.750.000 149.653.161 - 238.057.412 541.071.266 1.208.465.490 - 2.794.947.176 Jumlah-bersih (322.565.160) (318.750.000) (149.653.161) - 1.204.372.654 2.134.557.298 1.255.452.073 2.164.329 3.805.578.033

Suku bunga variabel Suku bunga tetap

Tidak Diaudit 30 Juni 2016

Kurang dari 3

bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun

Kurang dari 3

bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Jumlah Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Aset keuangan

Kas dan setara kas 28.845.975 - - - 28.845.975 Piutang sewa pembiayaan - - - - 222.451.531 445.195.148 715.584.462 - 1.383.231.141 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 575.843.963 1.283.443.483 1.832.851.073 - 3.692.138.519 Tagihan anjak piutang - - - - 1.254.403.280 192.040.095 - - 1.446.443.375 Piutang lain-lain - - - - 884.089 2.567.495 10.248.311 - 13.699.895 Jumlah 28.845.975 - - - 2.053.582.863 1.923.246.221 2.558.683.846 - 6.564.358.905 Liabilitas keuangan

Utang bank 292.083.333 81.250.000 106.944.444 - 276.186.129 680.532.007 739.712.170 - 2.176.708.083 Surat berharga Utang yang

diterbitkan - bersih - - - 697.087.716 - 697.087.716 Biaya masih harus dibayar 2.025.621 - - - 8.020.605 - - 10.046.226 Jumlah 294.108.954 81.250.000 106.944.444 - 284.206.734 680.532.007 1.436.799.886 - 2.883.842.025 Jumlah-bersih (265.262.979) (81.250.000) (106.944.444) - 1.769.376.129 1.242.714.214 1.121.883.960 - 3.680.516.880

Diaudit 31 Desember 2015

Suku bunga variabel Suku bunga tetap

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 6,7,8 dan 15.

Analisis sensitivitas Sensitivitas Suku Bunga

Tabel berikut menyajikan dampak dari kemungkinan perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

Peningkatan Penurunan

16 bps 16 bps

Rp'000 Rp'000

Pengaruh terhadap laba sebelum pajak (429.857) 429.857 30 Juni 2016

Ti dak Di audi t

Peningkatan Penurunan

121 bps 121 bps

Rp'000 Rp'000

Pengaruh terhadap laba sebelum pajak (2.708.477) 2.708.477 31 Desember 2015

Di audi t

Tidak ada dampak lain pada laba dan rugi Perusahaan selain dari yang sudah mempengaruhi laba sebelum pajak. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan.

Sensitivitas Mata Uang Asing

Tabel berikut menunjukkan, dampak dari kemungkinan perubahan kurs mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

Kenaikan Sensitivitas dari

(penurunan) laba rugi sebelum pajak 30 Juni 2016 Dollar Amerika Serikat 2,60%/(2,60%) (16.303)/16.303

30 Juni 2016 Tidak Diaudit

Mata uang asing

Kenaikan Sensitivitas dari

(penurunan) laba rugi sebelum pajak 31 Desember 2015 Dollar Amerika Serikat 3,10%/(3,10%) (21.017)/21.017

31 Desember 2015 Diaudit

Mata uang asing

Risiko kredit

Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah (counterparty) memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang(setelah dikurangi kerugian cadangan penurunan nilai) yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

Piutang sewa pembiayaan

Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Korporasi 988.663.394 1.060.102.014 Individu 373.418.537 295.188.335 Jumlah 1.362.081.931 1.355.290.349

Piutang pembiayaan konsumen

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai individu yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing – masing sebesar Rp 3.747.445.906 ribu dan Rp 3.625.824.465 ribu.

Transaksi anjak piutang

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 konsentrasi risiko atas anjak piutang yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai korporasi yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing-masing sebesar Rp 1.321.186.026 ribu dan Rp 1.428.088.366 ribu.

Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit dari aset keuangan (tanpa cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

Telah jatuh tempo Mengalami

tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah

High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 18.300.810 - - - 18.300.810

Piutang sewa pembiayaan 660.121.540 141.704.533 414.202.182 138.851.067 7.202.609 60.488.809 1.422.570.740

Piutang pembiayaan konsumen 2.582.591.503 418.349.586 454.447.477 261.861.753 30.195.587 55.395.219 3.802.841.125

Tagihan anjak piutang 831.973.838 19.789.462 - 10.497.432 458.925.294 23.695.118 1.344.881.144

Piutang lain-lain 16.169.656 - - - 16.169.656

Jumlah 4.109.157.347 579.843.581 868.649.659 411.210.252 496.323.490 139.579.146 6.604.763.475

Telah jatuh tempo Mengalami

tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah

High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 30.395.779 - - - 30.395.779

Piutang sewa pembiayaan 653.014.520 114.025.442 202.573.143 37.336.083 - 376.281.953 1.383.231.141

Piutang pembiayaan konsumen 2.427.422.270 238.619.750 117.657.267 176.657.285 - 731.781.947 3.692.138.519

Tagihan anjak piutang 1.073.540.121 - - - - 372.903.254 1.446.443.375

Piutang lain-lain 16.031.048 - - - - 2.971.440 19.002.488

Jumlah 4.200.403.738 352.645.192 320.230.410 213.993.368 - 1.483.938.594 6.571.211.302

Tidak Diaudit

30 Juni 2016

Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai

Diaudit

31 Desember 2015

Kualitas kredit berdasarkan golongan aset keuangan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pinjaman diberikan dan piutang

Kualitas kredit dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang dinilai berdasarkan banyaknya dan jumlah hari delay selama masa tenor pembayaran.

Kredit grading atas piutang-piutang tersebut akan berdasarkan parameter yang akan dijelaskan sebagai berikut:

High Grade jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay rendah

jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay sedang, jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay sedang jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay rendah

jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay rendah jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay tinggi jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay sedang

Gabungan Kualitas Kredit:

Medium Grade

Low Grade

2. Investasi jangka pendek

Kualitas kredit dari investasi jangka pendek dinilai berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh Pefindo. Peringkat dari Pefindo diklasifikasikan sebagai berikut:

Kualitas Kredit Tingkat Keterangan

High grade

idAAA Obligasi kualitas tertinggi yang menawarkan tingkat terendah dari risiko investasi. Emiten dianggap sangat stabil dan dapat diandalkan idAA+

Obligasi yang berkualitas tinggi oleh semua standar, tapi membawa tingkat yang sedikit lebih besar dari risiko jangka panjang investasi idAA

idAA- idA+

Obligasi dengan banyak kualitas investasi yang positif idA

idA-

Medium Grade

idBBB+

Obligasi kualitas kelas menengah, kondisi saat ini dinilai mencukupi namun tidak dapat diandalkan dalam jangka panjang

idBBB idBBB- idBB+

Obligasi dengan fundamental spekulatif, kepastian pembayaran kembali di masa mendatang hanya moderat

idBB idBB- idB+

Obligasi yang tidak dianggap sebagai investasi yang menarik, sedikit jaminan pembayaran jangka panjang

idB idB-

Agunan

Dalam rangka mitigasi risiko kredit, salah satu bentuk upaya yang dilakukan Perusahaan adalah dengan meminta nasabah memberikan agunan yang akan digunakan sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh Perusahaan jika nasabah mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan nasabah tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Perusahaan.

- Piutang

- Tanah dan Bangunan

- Mesin

- Kendaraan

- Kapal

- Alat berat

Prosedur penilaian jaminan untuk tanah dan bangunan maupun mesin menggunakan nilai pasar.

Berikut adalah portofolio kredit yang dimiliki Perusahaan beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokan berdasarkan jenis kredit yang diberikan:

Tidak diaudit

Kredit SMB Kredit

Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah

Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan Komersial

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 2.385.694.052 381.757.833 3.802.841.125 13.847.513 6.584.140.523 Nilai Jaminan 3.074.990.150 737.667.563 6.713.594.212 15.738.265 10.541.990.190

Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -

Bagian tanpa jaminan

dari Eksposur kredit (%) - - - - -

Nilai jaminan

Tanah dan bangunan 111.384.500 4.612.000 40.573.192 12.834.472 169.404.164 Kendaraan 135.188.990 695.768.643 6.673.021.020 2.903.793 7.506.882.446 Mesin 190.164.109 6.016.000 - - 196.180.109 Kapal 595.094.031 2.560.000 - - 597.654.031 Lainny a: Alat berat 362.057.090 28.710.920 - - 390.768.010 Piutang 1.681.101.430 - - - 1.681.101.430 Jumlah 3.074.990.150 737.667.563 6.713.594.212 15.738.265 10.541.990.190 30 Juni 2016 Diaudit Kredit SMB Kredit

Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah

Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan Komersial

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 2.526.910.293 302.764.223 3.692.138.519 13.649.360 6.535.462.395 Nilai Jaminan 3.665.739.586 619.236.335 6.966.430.913 16.035.247 11.267.442.081

Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -

Bagian tanpa jaminan

dari Eksposur kredit (%) - - - - -

Nilai jaminan

Tanah dan bangunan 100.000.000 - 7.400.000 13.273.521 120.673.521 Kendaraan 198.643.217 561.670.990 6.959.030.913 2.761.726 7.722.106.846 Mesin 293.609.597 3.200.000 - - 296.809.597 Kapal 749.917.965 2.720.000 - - 752.637.965 Lainny a: Alat berat 473.112.282 51.027.510 - - 524.139.792 Piutang 1.850.456.525 617.835 - - 1.851.074.360 Jumlah 3.665.739.586 619.236.335 6.966.430.913 16.035.247 11.267.442.081 31 Desember 2015

Risiko Iikuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kas untuk menyalurkan dana untuk menjadi aset keuangan lainnya. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (chanelling) maupun demand loan dan term loan.

Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja.

Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar 80,29% dan 100,71%. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing- masing sebesar 44,53% dan 45,85%.

Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok. Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga variabel, maka jumlah terdiskonto berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal Perusahaan mungkin akan diminta untuk membayar.

Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d

1 bulan 3 bulan 12 bulan >5 tahun Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset keuangan Tanpa suku bunga

Kas dan setara kas 1.916.123 - - - 1.916.123 Piutang lain - lain - - 13.574.652 446.868 14.021.520 Suku bunga variabel

Kas dan setara kas 16.384.687 - - - 16.384.687 Suku bunga tetap

Piutang sewa pembiayaan 156.695.302 116.207.948 594.281.618 555.385.872 1.422.570.740 Piutang pembiayaan

konsumen 337.779.942 311.477.929 1.253.027.763 1.900.555.491 3.802.841.125 Tagihan anjak piutang 127.046.359 392.258.670 825.576.115 - 1.344.881.144 Piutang lain - lain 322.708 641.208 2.743.068 10.140.529 13.847.513 Jumlah 640.145.121 820.585.755 2.689.203.216 2.466.528.760 6.616.462.852 Liabilitas keuangan

Tanpa suku bunga

Utang premi asuransi - 15.946.981 - - 15.946.981 Utang lain-lain kepada

pihak ketiga 5.412.479 3.043.800 112.082.195 - 120.538.474 Suku bunga variabel

Utang bank 224.411.422 286.944.444 143.750.000 151.388.889 806.494.755 Biaya masih harus dibayar 6.877.262 10.029.389 33.269.586 33.418.281 83.594.518 Suku bunga tetap

Utang bank 87.691.268 146.411.288 539.706.992 513.651.763 1.287.461.311 Surat berharga utang yang

diterbitkan - - - 700.000.000 700.000.000

Biaya masih harus dibayar 12.657.989 43.530.838 131.022.277 116.717.527 303.928.631 Jumlah 337.050.420 505.906.740 959.831.050 1.515.176.460 3.317.964.670

Jumlah - bersih 303.094.701 314.679.015 1.729.372.166 951.352.300 3.298.498.182 Tidak Diaudit

Sampai dengan

1 bulan 1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset keuangan Tanpa suku bunga

Kas dan setara kas 1.549.804 - - - 1.549.804 Piutang lain-lain - - 18.010.281 735.225 18.745.506

Suku bunga v ariabel

Kas dan setara kas 28.877.705 - - - 28.877.705

Suku bunga tetap

Piutang sewa pembiay aan 63.357.661 125.703.585 684.158.903 825.899.264 1.699.119.413 Piutang pembiay aan konsumen 207.416.530 381.563.657 1.584.236.354 2.265.300.250 4.438.516.791 Tagihan anjak piutang 1.016.655.365 293.576.288 239.352.120 - 1.549.583.773 Piutang lain-lain 297.199 586.890 2.567.495 10.197.775 13.649.359

Jumlah 1.318.154.264 801.430.420 2.528.325.153 3.102.132.514 7.750.042.351

Liabilitas keuangan Tanpa suku bunga

Utang premi asuransi - 12.270.497 - - 12.270.497

Utang lain-lain kepada pihak ketiga 320.728 2.634.761 116.208.555 - 119.164.044

Suku bunga v ariabel

Utang bank 38.333.333 121.666.667 75.000.000 123.611.111 358.611.111 Biay a masih harus dibay ar 3.381.841 6.223.815 21.935.005 34.014.471 65.555.132

Suku bunga tetap

Utang bank 104.078.376 307.063.947 684.004.229 728.512.998 1.823.659.550 Surat berharga utang y ang

diterbitkan - - - 700.000.000 700.000.000

Biay a masih harus dibay ar 18.046.426 52.761.778 159.460.680 159.529.361 389.798.245

Jumlah 164.160.704 502.621.465 1.056.608.469 1.745.667.941 3.469.058.579

Jumlah - bersih 1.153.993.560 298.808.955 1.471.716.684 1.356.464.573 4.280.983.772 31 Desember 2015

Diaudit

Risiko Operasional

Risiko Operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, perusahaan melakukan beberapa hal:

 Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.

 Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku perusahaan. Sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.

 Perusahaan menggunakan E- loan System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan /atau kebijakan Perusahaan.

 Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.

 Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian financial yang diakibatkan oleh hal tersebut.

Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek hukum, kelemahan aspek dokumentasi hukum atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko ini termasuk namun tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan terjadinya wanprestasi (default)atas kontrak / perjanjian, tuntutan hukum/gugatan dari pihak ketiga, ketidaksesuaian standar operating procedures dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan dengan pihak ketiga, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penetapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan perusahaan, atau pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan eksternal lainya. Manajemen risiko hukum mencakup namun tidak terbatas pada:

a. Penggunaan dan penyusunan dokumen perjanjian yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta mempunyai dasar ketentuan hukum yang kuat

b. Penerapan sistem pengendalian internal yang konsisten serta penerapan mekanisme uji kepatuhan (compliance review) secara berkala terhadap setiap kegiatan perusahaan atau jika diperlukan pada setiap level transaksidengan nasabah atau pihak ketiga lainnya

c. Memutakhirkan perubahan kebijakan dan peraturan d. Melakukan administrasi dokumen secara tertib Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan atau persepsi negatif terhadap perusahaan. Untuk meminimalisir risiko reputasi, Perusahaan harus menjaga nama baik, antara lain dengan cara melakukan publikasi secara transparan dan selektif, disamping juga melakukan proses edukasi kepada nasabah dengan meminta nasabah memahami dengan jelas atas hak dan kewajibannya dalam bertransaksi dengan Perusahaan. Dalam hal publikasi negatif mengenai Perusahaan telah terjadi, Perusahaan harus melakukan langkah-langkah penanganan antara lain klarifikasi permasalahan dengan nasabah atau pihak yang menerbitkan publikasi negatif, melakukan hak jawab serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan nasabah atau pihak ketiga lainya. Terkait risiko reputasi, Perusahaan juga telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui program peduli sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kegiatan sosial.

Risiko Strategis

Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal yang terjadi begitu cepat. Pengelolaan risiko strategis dilakukan terutama melalui proses pengambilan keputusan yang komprehensif didukung dengan pertimbangan atas kondisi internal dan eksternal serta data yang akurat dan up to date.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perusahaan. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan menerapkan praktik-praktik yang baik dalam menjalankan kegiatan usaha untuk selalu mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

40. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 3 sampai 79 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 22 Juli 2016.

Dalam dokumen Laporan Keuangan CFIN 300616 (Halaman 71-80)

Dokumen terkait