• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Internal PT Telkom Indonesia Ditinjau dari Sistem informasi dan Komunikas

Suatu sistem informasi terdiri dari infrastruktur (komponen fisik dan perangkat keras), perangkat lunak, orang, prosedur (manual dan otomatis), dan data. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan mencakup sistem akuntansi dan terdiri dari prosedur (baik otomatis atau manual) dan catatan yang dibentuk untuk memulai, mengotorisasi, merekam, memproses, dan melaporkan transaksi entitas dan memelihara akutanbilitas aset dan kewajiban terkait.

Komunikasi yang melibatkan pemberian pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Ini termasuk sejauh mana personel memahami bagaimana kegiatan mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan cara pelaporan dengan pengecualian untuk jenjang yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan, dan memorandum yang mengomunikasikan kebijakan dan prosedur untuk personel entitas. Komunikasi juga dapat dilakukan secara elektronik, lisan, atau melalui tindakan manajemen.

a. Menentukan Kelompok Transaksi Utama suatu entitas

Telkom adalah perusahaan BUMN serta saat ini adalah penyelenggara terbesar layanan telekomunikasi dan jaringan di Indonesia. PT Telekomunikasi Indonesia melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, layanan seluler, layanan jaringan dan interkoneksi, serta layanan internet dan komunikasi data.

b. Menentukan bagaimana transakasi-transaksi tersebut mulai dicatat Pengendalian Internal atas pelaporan keuangan adalah suatu proses yang dirancang oleh, atau di bawah pengawasan Direktur Utama dan

Direktur Keuangan, dan dilakukan oleh Direksi, manajemen, dan personel lainnya untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk keperluan eksternal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan termasuk kebijakan dan prosedur yang, (1) berkaitan dengan pengelolaan pencatatan secara rinci, akurat dan wajar yang mencerminkan transaksi dan pelepasan aset Perusahaan, (2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi dicatat secara semestinya untuk memungkinkan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan bahwa pendapatan dan biaya Perusahaan diterima dan dikeluarkan hanya berdasarkan kewenangan manajemen dan Direksi Perusahaan, dan (3) memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencegahan atau deteksi secara tepat waktu dalam hal perolehan, penggunaan atau pelepasan aset Perusahaan yang tidak sah yang dapat memberikan dampak material terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian.

Laporan Konsolidasi PT Telkom mengikuti PSAK namun karena sebagian saham PT Telkom tercatat pada NSYE harus mengikuti IFRS.

c. Menentukan catatan akuntansi apa yang muncul dan sifat mereka Integritas telah dimulai sejak penerbitan kebijakan pada tahun 2009 yang mempertajam penerapan GCG terutama berkaitan dengan area implementasi GCG yaitu kode integritas, etika bisnis, menghindari benturan kepentingan, larangan melakukan gratifikasi, larangan melakukan transaksi dengan orang dalam, menjaga kerahasiaan informasi, pencegahan atas tindakan memperkaya diri atau pihak lain yang merugikan keuangan Perusahaan pada area pengadaan dan kemitraan, integritas layanan dan integritas pelaporan keuangan perusahaan. Inisiatif penajaman/penguatan GCG melalui kebijakan Pakta Integritas, masih dipandang perlu untuk memberikan perhatian khusus pada area-area tertentu terkait dengan pencegahan potensi kerugian keuangan Perusahaan

dan untuk terwujudnya “island of integrity” sebagai salah satu alat atau instrumen reformasi birokrasi dan pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (“KKN”) dengan konsentrasi pada upaya penciptaan keterbukaan, akuntabilitas dan partisipasi.

d. Menentukan bagaimana sistem dapat menangkap kejadiaan – kejadiaan lain yang berpengaruh signifikan dalam laporan keuangan

Sistem menangkap kejadian dalam perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi PT Telekomunikasi Indonesia. Beberapa standar akuntansi dan interpretasi pernyataan standar akuntansi keuangan yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan dan entitas anak namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode pada tanggal atau setelah tanggal 1 Januari 2014 atau 1 Januari 2015

Berlaku efektif sejak awal atau setelah 1 Januari 2014

 ISAK 27,“Pengalihan Aset dari Pelanggan, yang diadopsi dari International Financial Reporting Interpretations Commitee (“IFRIC”) 18

 ISAK28,“Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”, yang diadopsi dari IFRIC 19

Berlaku efektif sejak awal atau setelah 1 Januari 2015

 PSAK 1 (2013),“Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1

 PSAK 4 (2013),“Laporan Keuangan Tersendiri”, yang diadopsi dari IAS 4

 PSAK 15 (2013),“Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”, yang diadopsi dari IAS 28

 PSAK 24 (2013),“Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19

 PSAK 65,“Laporan Keuangan Konsolidasi”, yang diadopsi dari IFRS 10

 PSAK 66,“Pengaturan Bersama”, yang diadopsi dari IFRS 11

 PSAK 67,“Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”, yang diadopsi dari IFRS 12

 PSAK 68,“Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13

e. Menentukan sifat dan perinciaan proses pelaporan keuangan yang diikuti termasuk prosedur untuk memasukkan transaksi dan penyesuaian dalam buku besar.

Perbedaan signifikan Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013 yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan ini. Laporan Keuangan Konsolidasian ini disajikan berdasarkan SAK di Indonesia yang dalam beberapa hal berbeda dengan IFRS. Lihat Catatan 48 pada Laporan Keuangan Konsolidasian untuk rekonsiliasi dengan IFRS.

Peraturan dan ketentuan dalam SOA yang relevan di antaranya adalah (i) SOA Seksi 404 yang mensyaratkan manajemen bertanggung jawab atas dilakukannya dan dipeliharanya pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan (Internal Control over Financial Reporting/“ICOFR”) yang memadai sehingga memastikan keandalan pelaporan keuangan dan persiapan penerbitan laporan keuangan yang selaras dengan PSAK dan/atau IFRS dan (ii) SOA Seksi 302 yang menghendaki tanggung jawab dari pihak manajemen terhadap pembuatan, pemeliharaan dan evaluasi terhadap efektivitas prosedur dan pengendalian pengungkapan untuk memastikan kesesuaian informasi yang diungkapkan dalam laporan dengan ketentuan Exchange Act dan telah dicatat, diproses, dirangkum dan dilaporkan dalam periode waktu yang tersedia untuk kemudian diakumulasikan dan dikomunikasikan kepada manajemen, termasuk Direktur Utama dan Direktur Keuangan, untuk kepentingan pengambilan keputusan terkait dengan pengungkapan yang diperlukan.

3.4 Pengendalian Internal PT Telkom Indonesia Ditinjau dari Aktivitas

Dokumen terkait