• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.2 Pengendalian Kualitas Fase II

Penendalian pada fase II ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat improvement pada fase I, karena tidak dapat dilakukan improvemnet secara langsung maka hanya untuk mengetahui apakah terdapat pergeseran proses atau tidak.

Fase II pada penelitian ini menggunakan data proses produksi Antracol pada bulan Desember 2017 ditunjukkan di Lampiran 2. Data ini terdapat tiga jenis karakterstik kualitas (multivariat) sehingga peta kendali multivariat yang sesuai untuk pengamatan individu adalah peta kendali M untuk memantau variabilitas proses dan peta T2 Hotteling individu untuk memantau mean proses, dengan asumsi dependensi variabel dan berdistribusi normal multivariat harus terpenuhi terlebih dahulu. 4.2.1 Analisis Asumsi Peta Kendali Multivariat Fase II

Peta kendali multivariat memerlukan beberapa asumsi yaitu dependensi antar variabel dan distribusi normal multivariat. Analisis proses produksi fase II pada penelitian ini digunakan data proses produksi Antracol pada bulan Desember 2017 pada Lampiran 2, hasilnya ditunjukkan sebagai berikut.

31 a. Independensi Variabel Antar Karakteristik Kualitas

Fase II

Pengujian independensi dilakukan untuk mengetahui hubungan dari ketiga variabel yang digunakan yaitu Assay Propineb, Bulk Density, dan Tap Density apakah dependen atau tidak. Hipotesis dan hasil pengujian menggunakan metode Bartlett Test adalah sebagai berikut.

H0 :R= I (Hubungan antara variabel X1, X2, dan X3saling independen)

H1 :RI (Hubungan antara variabel X1, X2, dan X3saling dependen)

Pengujian independensi variabel ini digunakan taraf signfikan sebesar 5% dengan digunakan statistik uji

2 pada Persamaan (2.1) dan data pada Lampiran 2 maka diperoleh hasil dari perhitungan menggunakan software ditunjukkan pada Lampiran 4. Diperoleh hasil sebesar 28,602 lebih besar dari

2 3 ; 05 , 0

yaitu sebesar 7,814 dan nilai P-value didapatkan sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikan sebesar 5%, sehingga diperoleh keputusan H0 ditolak.

Kesimpulan yang dapat diambil dari keputusan tersebut adalah hubungan antara ketiga variabel tersebut saling dependen atau saling berhubungan. Pemeriksaan ini telah sesuai dengan keadaan yang bahwa ketiga variabel saling berhubungan, nilai Tap Density didapatkan setelah nilai Bulk density juga didapatkan dan nilai Tap Density lebih rendah dari Bulk Density. Serta nilai Bulk Density yang terlalu tinggi mempengaruhi kandungan Assay Propineb menyebabkan produk Antracol tidak sesuai standar atau produk menjadi terlalu ringan. Pemeriksaan asumsi dependensi telah terpenuhi selanjutnya dapat dilanjtkan ke asumsi berdistribusi normal multivariat.

b. Pemeriksaan Distribusi Normal Multivariat Fase II Pemeriksaan distribusi normal multivariat akan dilakukan pada ketiga karakteristik kualitas untuk mengetahui apakah proses produksi Antracol berdistribusi normal multivariat atau tidak. Pemeriksaan distribusi normal multivariat dilakukan dengan melihat Chi-square Plot antara 2

i

d dengan qi =(p;2 (n-j+0,5)/n)yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.

9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 dj2_1 q c_ 1

Gambar 4.6 Chi-square Plot Data Proses Produksi Desember 2017

Gambar 4.6 dapat dilihat data proses produksi pakan ternak ayam jenis pellet berdistribusi normal multivariat. Proporsi distribusi normal multivariat pada Lampiran 7 juga menunjukkan data berdistribusi normal multivariat dikarenakan proporsi yang didapatkan sebesar 0,5 atau tepat 50%. Kedua asumsi peta kendali multivariat yaitu independensi variabel dan distribusi normal multivariat telah terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan ke analisis selanjutnya yaitu membuat Peta Kendali M untuk mengukur variabilitas proses dan Peta Kendali T2 Hotteling Individu untuk mengukur mean proses.

33 4.2.2 Analisis Peta Kendali M Fase II

Pengendalian proses pada variabilitas ini menggunakan data pada Lampiran 2. Hal ini dilakukan terlebih dahulu untuk melihat apakah terkendali atau tidak sehingga dapat dilanjutkan untuk melihat mean prosesnya jika sudah terkendali. Menggunakan persamaan 2.16 dengan syntax pada Lampiran 8 dapat diperoleh hasil output pada lampiran 11. Hasil analisis secara visual dapat disajikan seperti gambar 4.7 sebagai berikut.

18 16 14 12 10 8 6 4 2 16 14 12 10 8 6 4 2 0 observasi ke M BKA= 15,6304 BKB=0,02971

Gambar 4.7 Peta Kendali M bulan Desember 2017

Berdasarkan gambar 4.7 ditunjukkan secara visual bahwa dengan BKA sebesar 15,6304 dan BKB sebesar 0 tidak terdapat data pengamatan yang berada diluar batas kendali. Kesimpulan yang didapatkan pada proses produksi Antracol pada bulan Desember 2017 telah terkendali secara statistik. Sebelum dilanjutkan pada analisis peta kendali T2 Hotteling Individu perlu dilakukan anlisis perbandingan pada fase I dan fase II. Untuk membandingkan fase I dan fase II dilakukan analisis MANOVA dengan asumsi homogenitas dan normal multivariat. Analisis

MANOVA ini dapat menunjukkan adanya pergeseran proses yang juga mengindikasikan terdapat perbedaan antara fase I dan fase II pada proses produksi Antracol. Sebelum menggunakan analisis MANOVA ini terdapat asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu yaitu uji homogenitas matriks varians kovariansnya.

H0 :12 (matriks varians kovarians fase 1 dan fase 2

homogen)

H1 : minimal ada satu matriks varians kovarians fase I dan fase II yang tidak homogen

Pengujian homogenitas varians kovarians ini menggunakan taraf signfikan sebesar 5% dengan digunakan statistik uji C pada Persamaan (2.6) dan data pada Lampiran 1 dan 2 yang telah digabung sehingga diperoleh Output komputer ditunjukkan pada Lampiran 15. Nilai C yang diperoleh sebesar 16,997 lebih besar dari 2 6 ; 05 , 0

yaitu sebesar 12,592 serta didapatkan P-value sebesar 0,014 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikan sebesar 5%, sehingga diperoleh keputusan H0 ditolak.

Kesimpulan yang dapat diambil dari keputusan tersebut adalah matriks varians kovarians fase I dan fase II tidak homogen. Asumsi matriks varians kovarians tidak terpenuhi maka untuk mengetahui perbedaan fase I dan fase II menggunakan uji Behrens-Fisher

Uji Bahrens-Fisher ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada proses produksi Antracol fase I dan fase II dengan asumsi matriks varians kovarians tidak terpenuhi. H0 : µ1- µ 2 = 0 (Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata fase 1

dan rata-rata fase 2 pada proses produksi Antracol)

H1 : minimal ada satu  ≠ 0 (minimal ada satu rata-rata fase yang memberikan perbedaan pada proses produksi Antracol)

Pengujian perbedaan Fase 1 dan Fase II dengan Uji Behrens-Fisher ini menggunakan taraf signfikan sebesar 5% dengan digunakan statistik uji T2 pada Persamaan (2.12) dan data

35 pada Lampiran 1 dan 2 sehingga diperoleh hasil nilai T2 yang diperoleh sebesar 45,7217 lebih besar dari 2

3 ; 05 , 0  yaitu sebesar 7,814 sehingga diperoleh keputusan H0 ditolak. Sehingga kesimpulan yang diambil adalah terdapat perbedaan fase I dan fase II pada proses produksi Antracol. Sehingga dapat dilanjutkan pada analisis selanjutnya pada peta kendali T2 Hotteling Individu fase II.

4.2.3 Peta Kendali T2 Hotteling Individu Fase II

Berdasarkan hasil pengamatan pada variabilitas proses yang telah terkendali dapat dilanjutkan untuk mengetahui mean prosesnya menggunakan peta kendali T2 Hotteling Individu sebagai berikut pada gambar 4.8.

19 17 15 13 11 9 7 5 3 1 20 15 10 5 0 observasi ke Ts q u a re d Median=4.03 BKA = 19.51 BKB = 0

Gambar 4.8 Peta Kendali T2 Hotteling Individu Proses Produksi Antracol bulan Desember 2017

Berdasarkan gambar 4.8 dengan BKA sebesar 19,51 dan BKB 0 tidak terdapat data pengamatan yang melebihi BKA ataupun kurang dari BKB. Sehingga pada peta kendali T2 Hoteling Individu bulan Desember 2017 telah terkendali secara

statistik sehingga dapat dilanjutkan pada analisis kapabilitas proses secara multivariat.

4.2.4

Analisis Kapabilitas Proses Fase II

Hasil indeks kapabilitas proses pada hasil nilai indeks kapabilitas proses secara multivariat dilakukan untuk mengukur kemampuan proses produksi pada bulan Desember 2017 sebagai fase II didaptkan dari syntax pada lampiran 17 berdasarkan persamaan (2.23). Proses dikatakan buruk apabila nilai dari indeks Cp pada kapablitas proses kurang dari 1 atau tidak kapabel, dan jika Cp lebih dari 1 maka dikatakan telah kapabel atau proses yang dilakukan sangat baik.

Nilai indeks kapabilitas proses secara multivariat didapatkan hasil Cp sebesar 2,029. Berdasarkan hasil Cp tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan proses produksi Antracol pada bulan Desember 2017 dapat dikatakan sangat baik karena nilai Cp yang lebih dari 1.

Dokumen terkait