• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Pengendalian Penyakit

Serangan penyakit dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan, seperti menghambat pertumbuhan ternak sehingga dapat mengurangi keuntungan peternak. Penyakit yang sering menyerang ternak sapi potong di daerah penelitian adalah penyakit mencret. selain itu ada penyakit lain seperti masuk angin dan cacingan. Biasanya apabila ternak sakit peternak pertama kali melakukan pengobatan secara tradisional dengan ramuan alami. Apabila ternak tidak sembuh juga, maka peternak memanggil petugas dari Dinas Peternakan dimana petugas kesehatan ini diwakili oleh inseminator untuk memberikan obat-obatan.

Karakteristik responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik sosial dan ekonomi. Karakteristik sosial peternak yang dianalisis meliputi pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur dan sistem pemeliharaan. Sedangkan karakteristik ekonomi responden yang dianalisis meliputi: total penerimaan dari

usaha ternak dan total biaya produksi. Karakteristik responden di daerah penelitian dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 6. Karakteristik responden di daerah penelitian tahun 2010

karakteristik peternak sampel satuan Rentang (*) Rataan

Tingkat pendidikan Tahun 6-12 7,57

Pengalaman beternak Tahun 3-20 6,52

Umur peternak tahun 24-52 37,61

Sistem pemeliharaan D 1-3 2

Total penerimaan dari usaha ternak Rp/tahun 5.100.000-12.300.000 6.707.303

Total biaya pengeluaran Rp/tahun 100.000-2.500.000 342.381

Pendapatan bersih usahaternak Rp/tahun 4.800.000- 11.800.000 6.364.762

Keterangan : D = variabel dummy

Sistem Pemeliharaan dimana : 1 = Ekstensif , 2 = Semi Intensif dan 3 = Intensif

*): hasil pengolahan data primer 2010

Pengalaman beternak sapi potong menyebar antara 3 sampai 20 tahun dengan rataan 6,52 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman beternak responden cukup, tetapi kurang menguasai tentang teknik pengelolaan usahaternaknya.

Tingkat pendidikan peternak sapi potong menyebar antara 6 sampai 12 tahun dengan rataan 7,57 tahun. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden rata-rata hanya tamat SMP, sehingga tingkat pendidikan responden digolongkan menengah. Pendidikan non formal di daerah penelitian yang khusus mengenai usahaternak sapi potong tidak begitu berjalan dengan baik.

Umur peternak menyebar antara 24 sampai 52 tahun dengan rataan 37,61 tahun. Hal ini menunjukkan. Hal ini menunujukan bahwa responden masih berada dalam kategori umur produktif (20 sampai 45 tahun), sehingga potensi untuk bekerja dan mengelola usaha ternaknya masih besar.

Pada usaha ternak sapi potong di daerah penelitian diperoleh total penerimaan dari usahaternak sapi potong selama 1 (satu) tahun adalah berkisar

antara Rp 5.100.000/tahun/ peternak sampai dengan Rp 12.300.000/tahun/ peternak dengan rataan sebesar Rp. 6.707.303/tahun/peternak.

Total biaya pengeluaran pada usahaternak sapi potong meliputi biaya pakan, obat-obatan, tenaga kerja, dan biaya lainnya .Menurut data yang diperoleh selama 1 (satu) tahun dari usaha ternak sapi potong per responden adalah berkisar antara Rp. 100.000/tahun/ peternak sampai dengan Rp2.500.000/tahun/peternak dengan nilai pengeluaran rata-rata adalah Rp.342.381/tahun/peternak.

Untuk pendapatan bersih setiap responden dari usahaternak sapi potong selama 1 (satu) tahun berkisar antara Rp 4.800.000,- sampai dengan Rp 11.800.000 dengan rataan sebesar Rp. 6.364.762/tahun. Dari nilai rata-rata pendapatan keluarga dari usahaternak sapi potong ini dapat digambarkan bahwa responden kurang termotivasi untuk melakukan pengembangan usaha ternak sapi potongnya, Mereka belum melihat dengan baik bahwa ternak sapi potong yang mereka usahakan ini dapat mendatangkan pendapatan yang lebih besar lagi apabila dilakukan dengan serius.

Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh peternak untuk usaha ternak mencakup biaya perbaikan kandang, biaya pembelian peralatan pendukung usaha ternak seperti kereta sorong (angkong), cangkul, sapu lidi, dan biaya bahan bakar. .

Pengaruh variabel terhadap pendapatan peternak sapi potong

Untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai digunakan analisis regresi linier berganda, dimana yang menjadi variabel bebas (independent) adalah pengalaman beternak (X1), tingkat pendidikan (X2), umur

peternak (X3) dan sistem pemeliharaan (X4). Sedangkan yang menjadi variabel terikat/tidak bebas (dependent) adalah pendapatan (Y).

Adapun hasil pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada tabel berikut .

Tabel 7. Analisis varian pendapatan dan hasil penduga variabel

Sumber Derajat Bebas F tabel F hitung Tingkat Signifikansi

Regresi 4 4,60 17,397 0.000a

Residual 16

Total 20

Sumber : Lampiran

Keterangan : a. Predictors: (constant), pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan

b. Dependent Variabel : Pendapatan peternak

Tabel 8. Analisis regresi linier berganda pengaruh pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur dan sistem pemeliharaan terhadap pendapatan peternak sapi potong di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Sumber: Lampiran

Keterangan: )*** beda nyata pada taraf signifikan α < 0,01; )** beda nyata pada taraf signifikan α < 0.05;

)* beda nyata pada taraf signifikan α < 0,10

Variabel Koefisien Regresi Std.Error t-hitung Signifikan

Konstanta 435944.4 1769436 0.246 0.809* X1 - 254236 64296.439 -3.954 0.001*** X2 244081 68462.630 3.565 0.003*** X3 -82178.3 24238.306 -3.390 0.004*** X4 4070002 752951.1 5.405 0.000*** R square 0,813 Regresion 4E+13 Residual 8E+12 F-hitung (α=0,05) 17,397 F-tabel (α=0,01) 4,60

Berdasarkan Tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = 435944.4 - 254236X1 + 244081X2 - 82178.3X3 + 4070002X4+µ Keterangan:

Ŷ : pendapatan peternak sapi potong potong (baca : Y topi) X1 : pengalaman beternak (tahun)

X2 : tingkat pendidikan (tahun) X3 : umur (tahun)

X4 : sistem pemeliharaan (variabel dummy)

Berdasarkan Hasil Regresi di atas dapat diketahui:

Nilai Konstanta/Intersept adalah sebesar 435,944,4. Artinya apabila variabel bebas yaitu, pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan dilakukan maka peternak sapi potong akan menerima pendapatan sebesar nilai konstanta yaitu Rp 435,944,.

1. R Square bernilai 81,3%, artinya bahwa semua variabel bebas pengalaman beternak tingkat pendidikan,umur peternak dan sistem pemeliharaan mempengaruhi variabel terikat sebesar 81,3% dan selebihnya yaitu sebesar 18,7% dijelaskan oleh variabel lain (µ) yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Secara serempak nilai F-hitung (17,397) lebih besar daripada F-tabel (4,60). Hal ini menunjukkan bahwa secara serempak semua variabel tersebut yaitu pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan peternak sapi potong dengan taraf signifikansi 0.000a dan pada taraf kepercayaan 80,9%. 3. Secara partial nilai t-hitung variabel yang mempengaruhi adalah variabel

a. Variabel pengalaman beternak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak sapi potong, jika diukur pada tingkat kepercayaan 80,9% yang ditunjukkan oleh angka koefisien -244081 dengan taraf signifikansi α = 0,001 (α < 0,01). Sifat hubungan dari koefisien regresi bertanda negatif. Hal ini dapat disebabkan karena umumnya pengalaman beternak diperoleh dari orang tuanya secara turun-temurun. Dengan pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Namun di lapangan tidak diperoleh pengaruh seperti yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan banyak peternak yang memiliki pengalaman yang memadai namun masih mengelola usaha tersebut dengan kebiasaan – kebiasaan lama yang sama dengan sewaktu mereka mengawali usahanya sampai sekarang. Menurut Abidin dan Simanjuntak (1997), faktor penghambat berkembangnya peternakan pada suatu daerah tersebut dapat berasal dari faktor-faktor topografi, iklim, keadaan sosial, tersedianya bahan-bahan makanan rerumputan dan penguat.

b. Hasil analisis regresi pada variabel tingkat pendidikan didapat angka koefisien 244081 dengan taraf signifikansiα = 0,003 (α < 0,01) berarti tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak. Koefisien tersebut berimplikasi bahwa kenaikan tingkat pendidikan peternak sebesar 1 tahun dengan asumsi variabel lain tetap maka akan diikuti kenaikan pendapatan peternak sebesar Rp 244.081. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1986), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan peternak cenderung mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru. c. Variabel umur berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak sapi

potong, jika diukur pada tingkat kepercayaan 80,9% yang ditunjukkan oleh angka koefisien -82178,3 dengan taraf signifikansi α = 0,004

(α < 0,01). Sifat hubungan dari koefisien regresi bertanda negatif, berarti setiap kenaikan umur sebesar 1 tahun maka akan menurunkan pendapatan peternak sebesar Rp 82.178,3. Faktor umur biasanya lebih diidentikkan dengan produktivitas kerja, dan jika seseorang masih tergolong usia produktif ada kecenderungan produktivitasnya juga tinggi. Chamdi (2003) mengemukakan, semakin muda usia peternak (usia produktif 20-45 tahun) umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi teknologi semakin tinggi.

d. Hasil analisis regresi variabel dummy sistem pemeliharaan didapat t hitung 5,405 dengan taraf signifikansi α = 0.000 (α < 0,01) yang berarti sistem pemeliharaan berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak.

Arti dari nilai persamaan berikut adalah :

Ŷ = = 435944.4 - 254236X1 + 244081X2 - 82178.3X3 + 4070002X4 + µ

Bedasarkan model persamaan diatas dapat diinterpretasi bahwa:

a.Apabila variabel bebas pengalaman beternak (X1) mengalami penurunan sebesar 1 tahun, maka akan terjadi penurunan pendapatan (Y) sebesar Rp. 254,236.

b.Apabila variabel bebas pendidikan (X2) mengalami kenaikan sebesar 1 tahun, maka akan terjadi kenaikan pendapatan (Y) sebesar Rp. 244.081 c.Apabila variabel bebas umur (X3) mengalami kenaikan sebesar 1 tahun,

maka akan terjadi penurunan pendapatan (Y) sebesar Rp. 96.007,1

d.Apabila variabel bebas sistem pemeliharaan (X3) adalah intensif, maka akan terjadi kenaikan pendapatan (Y) sebesar Rp. 4.070.002

e. Apabila variabel X1, X2, X3 dan X4 yang dianalisis dianggap nol (tidak melakukan aktivitas), maka peternak sapi potong akan menanggung biaya sebesar Rp 435.944,4 /tahun atau Rp 36.328,7 /bulan.

Dokumen terkait