• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Angka keberhasilan pengobatan TB

6.3. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

6.2.7. Persentase KLB ditangani < 24 jam

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah Kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada satu / sekelompok masyarakat tertentu. (Mac Mahon and Pugh, 1970; Last, 1983, Benenson, 1990). Pada pengertian lain disebutkan bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah, 1969).

Terdapat 3 (tiga) desa di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) selama kurun waktu 2019, yaitu di Desa Tanggulangin, Candi dan Buduran, dengan kasus keracunan makanan dan difteri (tabel 64.) Dan dari keseluruhan kasus tersebut 100% tertangani dalam waktu kurang dari 24 jam (tabel 63).

6.3. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Penyakit tular vektoradalah penyakit yangdisebabkan oleh patogen (mikroorganisme infeksius) pada manusia dan ditularkan melalui serangga vektor, di antaranya penyakit malaria, demam berdarah dengue (DBD), filariasis, chikungunya, japanese enchepalitis. Sedangkan penyakit zoonotik adalah penyakit yang

secara alami dapat menular

Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019 58 disebabkan oleh patogen seperti bakteri, virus, fungi, serta parasit seperti protozoa dan cacing.

Ada 6 (enam) penyakit tular vektor yang masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, yaitu : Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis, Chikungunya, Japanese Encephalitis, dan Pes.

6.3.1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes Spp. DBD memiliki gejala serupa dengan Demam Dengue, namun DBD memiliki gejala lain berupa sakit/nyeri pada ulu hati, perdarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar pada kulit.

Jumlah kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019 sebanyak 367 kasus dengan insiden rate (angka kesakitan) sebesar 16,31 per 100.000 penduduk (target < 47 per 100.000 penduduk) (tabel 65).

6.3.2. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)

Angka kematian atau CFR akibat DBD lebih dari 1 % dikategorikan tinggi. Berdasarkan data Kemenkes tahun 2017, provinsi dengan jumlah kasus tertinggi terjadi di 3 (tiga) provinsi di Pulau Jawa. Jawa Timur menduduki peringkat ke 2 dengan kasus kematian sebesar 7.838 kematian. Pada provinsi dengan CFR tinggi

Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019 59 masih diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan pengetahuan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke sarana kesehatan jika ada gejala DBD sehingga tidak terlambat ditangani dan tidak menyebabkan kematian.

Angka kematian DBD Di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019 sebesar 2,45% (target < 1%) atau sebanyak 9 orang dari 367 kasus (tabel 65).

6.3.3. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

293/Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang “Eliminasi Malaria di Indonesia” dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri kepada seluruh gubernur dan bupati/walikotaNomor 443.41/465/SJ tanggal 8 Februri 2010 berisi tentang “Pedoman Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria di Indonesia yang harus dicapai secara bertahap mulai dari tahun 2010 sampai seluruh wilayah Indonesia bebas malaria selambat-lambatnya tahun 2030,” maka program malaria di Indonesia bertujuan untuk mencapai eliminasi (Profil Kesehatan 2018 Kementerian Kesehatan).

Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami di tularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, penyakit malaria dapat menyerang semua kelompok umur dan semua jenis kelamin (Depkes, 2003).

Potensi malaria sangat luar biasa, lebih dari 2,2 milyar manusia tinggal di wilayah yang beresiko timbulnya malaria yaitu asia pasifik tersebar di 10 negara diantaranya India, Cina, Indonesia, Banglades, Vietnam, dan Filipinaa. Wilayah ini sama dengan 67% Negara di dunia yang beresiko terkena penyakit malaria (Depkes, 2008).

Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019 60 Di Kabupaten Sidoarjo, angka kesakitan (Annual Parasite

IncidentAPI) malaria tahun 2019 adalah 0,0 per 1.000 penduduk

Kabupaten Sidoarjo (tabel 66). Jika dikategorikan dalam klasifikasi endemisitas malaria, maka Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah non endemis malaria.

6.3.4. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria

Dari 7 kasus suspek malaria yang ditemukan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019, kesemuanya (100%) terkonfirmasi laboratorium, baik secara mikroskopis (7 kasus) maupun secara

Rapid Diagnostic Test (RDT) (1 kasus) (tabel 66).

6.3.5. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif

Penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita malaria yang diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana pelayanan kesehatan.

Situasi Penderita malaria yang diobati di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019 adalah sebesar 100% (tabel 66). Yang artinya setiap penderita tersangka malaria dilakukanpemeriksaan sediaan darah, baik secara mikroskopis maupun Rapid Diagnostic Test (RDT), dan apabila hasilnya positif maka diobati.

6.3.6. Case Fatality Rate Malaria

Case Fatality Rate (CFR) Malaria adalah angka kematian yang

disebabkan oleh penyakit malaria pada periode waktu tertentu. CFR didapatkan dari perhitungan :

Di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019,CFR Malaria sebesar 0% (Tabel 66).

6.3.7. Penderita Kronis Filariasis

Filariasis, atau yang lebih dikenal dengan kaki gajah, adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing filaria. Cacing dengan bentuk seperti benang ini hidup pada sistem limfatik (kelenjar getah

CFR = Jumlah kematian akibat penyakit dalam periode waktu tertentu

Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019 61 bening) manusia. Di dalam sistem limfatik, cacing akan mempengaruhi sistem imun tubuh dan menyebabkan infeksi.Penyakit ini membuat beberapa bagian tubuh membengkak, terutama pada kaki, lengan, dan alat kelamin luar. Namun, tak menutup kemungkinan payudara juga akan membengkak. Filariasis termasuk penyakit kronis yang bisa memberikan efek jangka panjang. Penderita akan mengalami nyeri dan pembengkakan tubuh dalam waktu yang lama hingga kehilangan kemampuan seksual.

Kondisi di Kabupaten Sidoarjo, penderita kronis filariasis pada tahun 2018 berjumlah 16 kasus, pindah 1 kasus, meninggal 2 kasus, dan tidak ada penderita baru di tahun 2019. Sehingga jumlah keseluruhan kasus kronis sampai dengan tahun 2019 di Kabupaten Sidoarjo sebesar 13 kasus, dengan rincian 5 penderita laki-laki, 8 penderita perempuan (tabel 67).

Dokumen terkait