• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENGENDALIAN DAN PERMASALAHAN

5.2 Pengendalian Proyek

Pengendalian pada proyek ramp RSUD Ungaran mengacu pada 3 aspek yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya. Ketiga aspek tersebut adalah

waktu, biaya, dan mutu. Berikut ini akan dijelaskan pengendalian – pengendalian tersebut:

1. Pengendalian waktu

Pengendalian waktu yang dilakukan pada proyek pembangunan ramp RSUD Ungaran melalui rapat. Rapat yang dilakukan meliputi rapat mingguan dan bulanan. Rapat wajib dihadiri oleh kontrakor, MK sebagai wakil owner, serta perencana. Namun perencana sering kali tidak hadir dalam rapat. Ketidak hadiran perencana disiasati dengan cara menyampaikan hasil keputusan rapat melalui chat pribadi. Di dalam rapat membahas mengenai progres proyek pembangunan. Kontraktor akan melaporkan setiap kendala, dan perkembangan proyek melalui sebuah laporan baik mingguan atau bulanan kepada MK. Pengendalian waktu mengacu pada time schedule yang telah dibuat.

Time schedule yang dimiliki proyek pembangunan gedung baru RSUD Ungaran keseluruhan menunjukkan proyek dimulai pada bulan Juli tahun 2018 minggu ke-1 hingga Desember tahun 2018 minggu ke-27. Pekerjaan pembangunan ramp dimulai pada bulan Juli tahun 2018 minggu ke-4 dan dijadwalkan selesai pada bulan November tahun 2018 minggu ke-24. Seiring berjalannya waktu terjadi keterlambatan pekerjaan pada pembangunan ramp karena banyak pekerja yang difokuskan mengerjakan pekerjaan finishing gedung utama RSUD Ungaran. Pekerjaan pembangunan ramp dikerjakan pada bulan Agustus tahun 2018 minggu ke-6 dan selesai pada bulan Januari tahun 2019 minggu ke-31. Pekerjaan pembangunan mengalami keterlambatan selama 4 minggu Time Schedule dapat dilihat pada lampiran LA/1.

2. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya yang dilakukan pada proyek pembangunan RSUD Ungaran adalah membangun relasi. Pihak kontraktor membangun relasi pada beberapa sub kontraktor untuk menstabilkan harga. Sub kontraktor yang sudah dikenal oleh kontraktor (sering bekerja sama) akan

memberikan harga yang relatif lebih murah dari pada sub kontraktor baru. Dengan sering bekerja sama sub kontraktor akan lebih mudah diatur dan tidak banyak melakukan kesalahan yang tidak diinginkan, seperti keterlambatan pekerjaan dan lainnya. Keterlambatan pekerjaan dapat memperbesar biaya operasional proyek. Pada kasus pembangunan RSUD Ungaran PT. Chimarder 777 bekerja sama dengan sub kontraktor PT. GEO-PONDASI TESTING dalam hal pengetesan daya dukung pondasi. Dalam mengendalikan biaya kontraktor juga bekerja sama langsung dengan distributor penyedia material. Bekerja sama secara langsung dengan distributor dapat mengurangi kebutuhan biaya material. Bila pembelian bahan bangunan atau material dilakukan melalui perantara sudah dapat dipastikan harga material akan jauh lebih mahal.

Pada sub bab pengendalian waktu telah dijelaskan bahwa kontraktor mengalami keterlambatan kerja, oleh karena itu pihak kontraktor mengatasinya dengan menambah jam kerja (lembur) dan jumlah pekerja. Solusi tersebut dapat menahan jumlah denda yang disebabkan keterlambatan kerja.

3. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu yang dilakukan pada proyek pembangunan ramp RSUD Ungaran dibagi menjadi 2 bagian. Pengendalian mutu material dan pengendalian mutu pelaksanaan. Berikut ini beberapa pengendalian mutu material yang dilakukan pada proyek pembangunan ramp RSUD Ungaran: a. Slump Test

Seperti yang telah dibahas pada bab pelaksanaan slump test bertujuan untuk mengetahui workability beton. Workability beton merupakan kemampuan atau tingkat kemudahan cor beton untuk diaplikasikan pada area pengecoran yang ditunjukan melalui nilai slump. Slump test pada proyek pembangunan RSUD Ungaran dilakukan oleh CV. Jati Kencana Beton yang diawasi langsung oleh kontraktor PT. Chimarder 777serta MK PT. Cakra Menggilingan Jaya. Nilai slump yang dijinkan

pada proyek pembangunan ramp RSUD Ungaran adalah 10 + 2. Nilai ini selalu terpenuhi pada pelaksanaan pekerjaan pengecoran proyek ramp RSUD Ungaran (Gambar 5.1). Laporan hasil uji slump dapat dilihat pada lampiran L/07.

Gambar 5.1 Slump Test

b. Uji Kuat Tekan Beton

Uji kuat tekan beton dilakukan oleh CV. Jati Kencana Beton dan pihak kontraktor PT. Chimarder 777. Pengujian kuat tekan beton dilakukan di perusahaan CV. Jati kecana Beton dan lab. beton Universitas Diponegoro. Terdapat 3 sampel uji kuat tekan beton dengan ukuran yang sama yakni diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Uji kuat tekan beton dilakukan saat beton berumur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Pengujian kuat tekan beton meliputi:

b.1 Pengujian beton K225 yang digunakan untuk struktur pondasi yakni 272,72 kg/cm2 hasil tersebut memenuhi standar yang ditetapkan proyek sebesar 225 kg/cm2

b.2 Pengujian beton K250 untuk struktur ground water tank yakni 304,19 kg/cm2 hasil tersebut memenuhi standar yang ditetapkan proyek sebesar 250 kg/cm2

b.3 Pengujian beton K350 untuk struktur bangunan ramp seperti kolom, balok, pelat lantai, pelat atap, pelat dan konektor yakni 409,08 kg/cm2 hasil tersebut memenuhi standar yang ditetapkan proyek sebesar 350 kg/cm2.

CV. Jati Kencana Beton melakukan pencetakan beton tepat setelah pengujian slump dilakukan. Uraian pelakasanaan uji kuat tekan beton dapat dilihat pada sub bab pengecoran pondasi. Hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada lampiran LC/01 hingga LC/06. Gambar 5.2 Sampel uji kuat tekan beton.

Gambar 5.2 Sampel uji kuat tekan beton

c. Uji Kuat Tarik Baja

Uji kuat tarik merupakan uji yang dilakukan untuk mendapatkan nilai tegangan leleh, regangan leleh, tegangan maksimum dan regangan maksimum baja.Uji kuat tarik baja dilakukan oleh kontraktor PT. Chimarder 777. Uji kuat tarik baja dilakukan di laboratorium Universitas Politeknik Semarang (Polines). Pengujian kuat tarik baja dilakukan pada tanggal 31 juli 2018. Terdapat beberapa benda uji kuat tarik pada material baja yang digunakan proyek pembangunan ramp

Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. Pengetesan benda – benda uji baja tersebut meliputi:

c.1 BjTP berpenampang bundar dengan mutu fy 240 MPa yang berukuran Ø10 dengan hasil pengujian 65,36 kg/mm2 dan Ø12 mm dengan hasil pengujian 58,53 kg/mm2. Keduanya memenuhi standar yang ditetapkan yakni 35 kg/mm2

c.2 BjTS berpenampang penampang sirip dengan mutu fy 400 MPa yang berukuran D10 dengan hasil pengujian 65,28 kg/mm2 (standar proyek 52,5 kg/mm2). D13 dengan hasil pengujian 67,54 kg/mm2 (standar proyek 35 kg/mm2). D16 dengan hasil pengujian 75,23 kg/mm2 (standar proyek 65 kg/mm2) , D22 dengan hasil pengujian 67,51 kg/mm2 (standar proyek 52,5 kg/mm2). Seluruh pengujian kuat tarik baja memenuhi standar

Hasil tes kuat tarik baja dapat dilihat pada lampiran LD/01 hingga LD/12. Gambar 5.3 merupakan uji kuat tarik baja yang didapat melalui internet karena penulis belum melakukan praktik kerja saat pengetesan baja berlangsung.

Gambar 5.3 Uji Kuat Tarik Baja

Sumber :https://www.youtube.com/watch?v=C8dlFCG_QGY

Berikut ini pengendalian mutu pelaksanaan yang dilakukan pada proyek pembangunan ramp RSUD Ungaran:

d. Uji PDA

Uji PDA termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan menggunakan metode wave analysis dan sering disebut dengan re-strike test sesuai dengan sifat pengujiannya yang melakukan re-re-strike atau pemukulan ulang pondasi tiang yang diuji. PDA Test pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945 atau Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations (https://lauwtjunnji.weebly.com/pda-test.html).

Pada proyek pembangunan RSUD Ungaran uji PDA dilakukan oleh PT. GEO – PONDASI TESTING. Uji PDA dilakukan pada tanggal 1 September 2018 pada saat pondasi berumur 29 hari. Penulis belum melakukan praktik kerja pada tanggal tersebut, maka dokumentasi yang digunakan didapat dari proyek pembangunan hotel Jalan Sultan Agung Semarang. Hasil Test PDA pada proyek pembangunan ramp RSUD Ungaran memenuhi syarat yakni BP1 165 ton (pondasi ukuran 120 cm) pada as K3 , dan BP2 157 ton (pondasi sumuran ukuran 140 cm) pada as L2, dengan ketentuan yang diijinkan minimal adalah 120 untuk as K3 dan 140 ton untuk as L2. Gambar 5.4 Uji PDA di proyek Pembangunan Hotel Jalan Sultan Agung Semarang.

Dokumen terkait