• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP SEMANTIK DAN AISATSU

2.2 Pengertian Aisatsu

Dalam berkomunikasi, terdapat dua jenis komunikasi yang berlaku pada seluruh bahasa yang digunakan di seluruh dunia. Jenis yang pertama adalah information oriented. Ini berarti pembicara meminta informasi dari mitra tutur. Jenis kedua yaitu socially oriented, dimana suatu ujaran hanya berfungsi untuk bersosialisasi (Aoki&Okamoto, 1988:16). Dan Aisatsu termasuk ke dalam jenis komunikasi socially oriented.

Misalnya, ketika bertemu dengan seseorang di jalan, dan ia bertanya (Mau ke mana?) kita tidak perlu menjawab tujuan yang sebenarnya. Ini hanya sekedar aisatsu yang biasa digunakan ketika menyapa seseorang. Penutur tidak ingin mengetahui informasi yang dimiliki oleh mitra tutur, atau dalam contoh ini, ke mana sesungguhnya mitra tutur akan pergi. Ketika menggunakan aisatsu, bukan fungsi informatif yang ingin dipenuhi, melainkan fungsi sosial dari suatu bahasa, yaitu menjalin hubungan, memelihara hubungan, memperlihatkan perasaan bersahabat dan solidaritas sosial (Chaer&Agustina, 2004:16). Dengan demikian, aisatsu berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat, tidak hanya di dalam masyarakat Jepang melainkan seluruh masyarakat di dunia.

Aisatsu atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan salam, termasuk ke dalam kategori kata fatis. Kridalaksana (1986: 18) menyatakan bahwa kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, atau mengukuhkan pembicaraan atara pembicara dan lawan bicara. Sehingga kata-kata yang termasuk ke dalam kategori ini tidak berfungsi sebagai sarana transmisi pemikiran, tetapi lebih pada sarana untuk memenuhi fungsi sosial dalam melakukan komunikasi. Sebagian besar kategori fatis merupakan ciri ragam lisan, karena ragam lisan umumnya ragam tidak baku, maka kategori fatis sangat lazim ditemukan dalam kalimat-kalimat tidak baku yang banyak mengandung unsur daerah/dialek regional. Dalam bahasa Indonesia, salam (greetings) adalah kalimat minor berupa klausa atau bukan bentuknya tetap yang dipakai dalam pertemuan antara pembicara untuk memulai percakapan, minta diri,dsb. Misalnya: Selamat!, Apa kabar?,dsb.

Menurut Bunkacho (1988: 34,35), pengertian Aisatsu adalah

あい 広 日常私 家族 者 知人 交わ う

う い 初対面 人 士 自己紹 公式

祝詞 答辞 う 更 特殊 社会 用い 仁義

あい

“ Aisatsu dalam artian luas, tidak hanya berupa kata-kata seperti ohayou, sayonara, dsb. Yang diucapkan ketika bertemu dengan anggota keluarga atau kenalan, perkenalan diri ketika pertama kali bertemu dengan seseorang, dan tidak hanya kata-kata yang diucapkan pada acara-acara resmi, seperti acara pemberian doa, dan sebagainya. Singkatnya, Aisatsu dapat juga diartikan norma-norma yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat.”

黙礼 会釈 あ い 辞儀 握手 抱擁 え言葉 伴わ

あい 考え あい 行動 音声 手

張 身振 表情 い 人間 全行動様式 わ 極 広

汎 表 持 種 表現活動 理解 あ

“Gerakan seperti membungkuk, mengangguk, bersalam, berpelukan, dan semacamnya, dapat digolongkan sebagai aisatsu meskipun tidak disertai dengan kata-kata. Yang disebut dengan tindakan aisatsu adalah seluruh tindakan yang berhubungan dengan cara mengekspresikan sesuatu, seperti suara, gerakan tangan, gerakan tubuh, ekspresi, dan sikap.”

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Aisatsu tidak hanya kata-kata verbal yang diucapkan ketika bertemu ataupun berpisah dengan seseorang, ada

juga Aisatsu nonverbal yang dapat diwujudkan dengan suara, gerakan tangan, gerakan tubuh, bahkan sikap dari penutur.

Sedangkan, bila mengacu pada Aisatsu menurut pengertian Mizutani (1983:8) adalah membuka hati dan mendekatkan diri kepada mitra tutur. Aisatsu merupakan hubungan timbal balik, dimana setiap aisatsu yang diucapkan menurut mitra tutur untuk merespon. Aisatsu juga digunakan sebagai pembuka sebuah percakapan atau memperkenalkan kepada topik yang akan dibicarakan.

2.3 Fungsi Aisatsu

Aisatsu selain berfungsi sebagai sebuah pembuka dalam sebuah percakapan juga memiliki fungsi lainnya. Mizutani (1979:60) menyatakan bahwa fungsi dari Aisatsu adalah untuk menjaga kelancaran dalam pergaulan, dan juga salah satu cara untuk berkomunikasi yang dibutuhkan dalam pergaulan. Semakin seseorang memahami latar belakang budaya dalam penggunaan Aisatsu di masyarakat tersebut, semakin masyarakat menghargainya, dan semakin besar pula penghargaan yang akan diterimanya. Fungsi dari Aisatsu bukanlah untuk membuat suatu hubungan baru dengan seseorang, melainkan lebih untuk menjaga hubungan yang selama ini telah dibangun.

Ibuki (1981:30) menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 5 fungsi Aisatsu, yaitu:

1. 体意識 確認 ( kyoudoutai ishiki no kakunin), yaitu penegasan

kesadaran hidup bermasyarakat.

2. (negirai), yaitu penghargaan. Dengan mengucapkan Aisatsu

3. 好意 表示 ( koui no hyouji), yaitu menunjukkan niat baik penutur.

4. 幸福 祈願 (koufuku no kigan), yaitu mendoakan kebahagiaan mitra tutur,

dan

5. 許 容 請 願 (kyoyou no seigan), yaitu bukti dari adanya toleransi

bermasyarakat.

2.4 Jenis-Jenis Aisatsu Bahasa Jepang

Berdasarkan pada pengertian Aisatsu yang terdapat pada kamus Kojien, Aisatsu dibedakan menjadi deai no aisatsu, yaitu kata salam yang diucapkan ketika bertemu dengan seseorang, dan wakare no aisatsu, katas salam yang diucapkan ketika berpisah dengan seseorang.

Sedangkan Mizutani (1983:14) membagi Aisatsu menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Aisatsu ketika bertemu dengan seseorang. Misal, ketika bertemu seseorang

di pagi hari maka akan mengucapkan .

2. Aisatsu yang berhubungan dengan awal atau akhir dari suatu peristiwa. Sebagai contoh, orang Jepang akan mengucapkan う ketika

berpisah dengan lawan bicaranya.

3. Aisatsu yang digunakan dalam acara-acara formal seperti pidato ucapan selamat ataupun ucapan bela sungkawa.

Aisatsu dikelompokkan dengan lebih rinci oleh Okuyama (2001:88) yang dituliskan dalam bukunya, Aisatsu Go Jiten. Di dalam buku ini, Okuyama membagi Aisatsu menjadi 6 jenis, yaitu:

1) Nichijou Aisatsu atau Aisatsu yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Aisatsu ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu aisatsu yang digunakan di dalam rumah dan yang digunakan di luar rumah. Contoh Aisatsu yang termasuk kategori ini antara lain:

a. Ohayou. Selamat pagi! b. Konnichiwa. Selamat siang!

2) Aisatsu yang berhubugan dengan bahasa sopan. Ini digunakan misalnya ketika bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya ataupun dengan seseorang yang status sosialnya lebih tinggi daripada si pembicara.

a.

Kono tabi wa doumo arigatou gozaimashita. Terima kasih banyak atas bantuan Anda ketika itu.

b. 先 失礼

Osaki e shitsureishimasu. Saya permisi terlebih dahulu.

3) Aisatsu berupa kata ganti panggil dan sahutan.

a. オイオイ

Oi Oi. Oi Oi! b.

Moshi moshi. Halo!

4) Aisatsu yang berhubungan dengan profesi. Misalnya Aisatsu yang diucapkan oleh pembaca berita di televisi untuk menyapa pemirsa atau yang digunakan pada pengumuman di pusat-pusat perbelanjaan, dan sebagainya.

a. 本日 来店

Honjitsu wa goraiten kudasaimashite arigatou gozaimasu. Terima kasih Anda telah mengunjungi toko kami.

b. 本日 社内 伝え

Tadaima kara honjitsu no shanai nyusu o otsutaeshimasu. Saya akan menyampaikan berita hari ini.

5) Aisatsu yang digunakan oleh pedagang. Aisatsu kategori ini dibedakan dari kategori yang berhubungan dengan profesi, karena penggunaan kata-kata yang sama sekali berbeda.

a. パ パ 出来 ホ ホ

Pan ya pan.dekitate no hoya hoya.

Roti, roti. Roti hangat yang baru saja dibuat lho.

b.

Ohayousan, ohana wa irimasenka. Ohana wa dou desuka. Selamat pagi. Bu, beli bunganya Bu.

6) Aisatsu berupa kata ganti panggil.

a.

Ayah! b.

Yumi san. Yumi!

BAB III

ANALISIS SEMANTIK KATA SALAM (AISATSU) DALAM BUKU BIJINESU NIHONGO DRILLS KARYA MATSUMOTO SETSUKO DKK

3.1 Penjelasan tentang Isi Buku Bijinesu Nihongo Drills Karya Matsumoto Setsuko dkk

Dalam penulisan skripsi ini, digunakan sumber data yaitu buku Bijinesu Nihongo Drills karangan Matsumoto Setsuko Dkk. Buku yang diterbitkan oleh UNICOM Inc ini merupakan buku panduan yang memaparkan tentang bahasa Jepang bisnis dan etika bisnis. Alasan penulis memilih buku ini sebagai sumber data adalah dikarenakan di dalam buku ini, terdapat dialog-dialog bisnis seperti dialog antara karyawan dengan atasannya dan juga dialog antara karyawan dengan rekan bisnis dari perusahaan lain. Selain itu, situasi-situasi penggunaan Aisatsu yang muncul di dalam buku ini juga bervariasi dan cukup lengkap sehingga memungkinkan untuk dapat dijadikan bahan untuk menganalisis situasi penggunaan Aisatsu di dalam skripsi ini.

Buku ini juga merupakan buku panduan bisnis Jepang yang diperuntukkan untuk orang asing dengan tujuan untuk membantu orang asing yang ingin mengembangkan bahasa jepang bisnisnya maupun mempelajari etika dalam berbisnis di Jepang.

Di buku ini terdapat banyak dialog antara karyawan di dalam perusahaan Jepang maupun dialog dengan atasan ataupun rekan bisnis. Adapun tokoh yang muncul adalah:

1. Terry Smith (テ )

Adalah karyawan departemen penjualan perusahaan YES yang merupakan orang asing. . Atasannya adalah Yamakawa Buchou.

2. Yamakawa Buchou (山川部長)

Adalah kepala bagian departemen penjualan perusahaan YES yang merupakan atasan ( ) Terry Smith dan Ryu Gen.

3. Tanaka Buchou (田中部長)

Adalah kepala bagian departemen penjualan perusahaan mobil Nissa (yang merupakan rekan bisnis perusahaan YES).

4. Ryu Gen ( )

Adalah pegawai baru di departemen penjualan perushaan YES. Atasannya adalah Yamakawa Buchou.

5. Klien/rekan bisnis ( 引先人)

Rekan bisnis perusahaan YES yang sering ditemui oleh Terry. 6. Buchou (部長)

Atasan Terry dan Ryu yang berasal dari departemen lain.

Ragam bahasa yang terdapat di dalam dialog buku Bijinesu Nihongo Drills adalah ragam formal. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Abdul Chaer dan Leonie Agustina bahwa ragam atau gaya resmi (formal) adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran, ataupun ketika sedang berada di tempat resmi seperti di kantor dan sebagainya. Ragam resmi ini pada dasarnya

sama dengan ragam bahasa baku atau standar yang hanya digunakan pada tempat-tempat resmi. Jadi, percakapan teman yang sudah karib atau percakapan dalam keluarga tidak menggunakan ragam resmi ini. Tetapi pembicaraan dalam acara peminangan, pembicaraan dengan atasan, atau diskusi dalam ruang kuliah menggunakan ragam resmi ini.

Ketika berinteraksi dan melakukan komunikasi dengan atasan maupun rekan bisnis di perusahaan Jepang, terdapat berbagai jenis kata salam yang digunakan tergantung dimana, kapan, tujuan dan dengan siapa kita berinteraksi. Semua pun harus diperhatikan dengan baik mengingat Aisatsu sangat penting dalam dunia bisnis Jepang.

Di dalam skripsi ini, penulis akan membahas kesepuluh Aisatsu dalam buku Bijinesu Nihongo Drills secara berurutan yaitu.

1. 6.

2. 願い申 7. 失礼い

3. 御世話 8.

4. 行 参 9. 恐 入

5. 戻 10. あ う い

3.2. Salam ’Hajimete Omenikakarimasu’

Hajimete Omenikakarimasu merupakan salam yang sering digunakan dalam situasi bisnis saat memperkenalkan diri. Biasanya saat memperkenalkan diri dalam kehidupan sehari-hari digunakan kata salam

cukup sopan ( 寧 足 い) dan harus digunakan kata salam Hajimete

OmeniKakarimasu.

Kata salam Hajimete Omenikakarimasu tersusun dari Adverbia

( ) dan verba御目 ( ).

- ’Hajimete’ menurut Matsumura (2006:261) mempunyai makna :

(1) 最初

’Saisho ni sono jōtai ni naru koto wo arawasu. Arata ni. Atarashiku. Saisho ni’. ‘Menjelaskan keadaan yang terjadi untuk pertama kali. Baru. Pertama kali.’

(2) い 経過

’Iroiro keika ga atte sono jōtai ni naru koto o arawasu. Yōyaku’. ‘Menjelaskan suatu keadaaan setelah melewati berbagai macam proses. Akhirnya.’

- 御目 掛 ‘Omenikakarimasu’ menurut Matsumoto (2007:175) merupakan bentuk merendahkan diri (謙譲語 Kenjoogo) dari verba 会い

aimasu’. Dengan kata lain, Omenikakarimasu mempunyai makna yang sama dengan aimasu (bentuk kamusnya: 会うau’) yaitu “bertemu; ketemu;

berjumpa” bersua; menemui.” (Matsuura,1994: 618).

Jika diterjemahkan menurut kanjinya (kata per kata), Hajimete Omenikakarimasu mempunyai makna “ini pertama kalinya bertemu”, “pertemuan untuk pertama kali”.

Salam Hajimete Omenikakarimasu menurut Nishio (2003:224) :

初 会 目 人 対 用い 寧 挨拶表現 初 会い

相当 目 掛 相手 視界

入 いう意味 自分 表現

‘Hajimete atta meue no hito ni taishite mochiiru teinei na aisatsu hyōgen. `Hajimete o ai shimasu' matawa `hajimemashite' ni sōtō suru. `Menikakaru' ga aite no shikai ni hairu to iu imi de jibun o sageru hyōgen’.

“Merupakan ungkapan salam yang sopan kepada atasan atau orang yang kedudukannya lebih tinggi saat pertama kali bertemu . Ungkapan ini setara dengan kata salam “Hajimete Oai Shimasu” ataupun “Hajimemashite”. Kata “Me ni Kakaru” merupakan ungkapan untuk merendahkan diri sendiri dan mempunyai makna “kita masuk ke dalam penglihatan mitra turur”

Matsumoto dkk (2007: 16) juga menyebutkan:

初 社 人 会う時 初 初 目

ほ う 寧 ’Hajimete tasha no hito ni au toki, `hajimemashite' yori

`hajimete omenikakarimasu' no hō ga teinei‘.

“Dibandingkan dengan Hajimemashite, lebih sopan jika digunakan Hajimete Omenikakarimasu saat bertemu pertama kalinya dengan karyawan dari perusahaan lain.”

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka kata salam Hajimete Omenikakarimasu dapat digunakan pada situasi atau konteks sebagai berikut:

SITUASI 1: Kata salam yang digunakan sebagai salam perkenalan diri saat penutur bertemu untuk yang pertama kalinya dengan atasan atau orang yang jabatannya lebih tinggi.

SITUASI 2: Kata salam yang digunakan sebagai salam perkenalan diri saat penutur bertemu dengan karyawan perusahaan lain untuk yang pertama kalinya. Kata salam yang lebih sopan daripada Hajimemashite.

Berikut adalah beberapa dialog yang diambil dari Buku Bijinesu Nihongo Drills. Dialog 1:

Terry bertemu dengan Tanaka Buchou dari perusahaan Nissa untuk pertama kalinya.

テ :初 目 YES テ

申 う 願い申

田中部長 :初 ッサ 田中 い

(Hal 17)

Ter : Hajimete omenikakarimasu. YES no Ter Sumisu to mōshimasu. Dōzo yoroshiku onegai mōshiagemasu.

Tanaka buchō : Hajimemashite, Nissa no Tanaka de gozaimasu.

Terry : Perkenalkan. Nama saya Terry Smith dari perusahaan YES. Mohon bantuannya.

Analisis :

Dalam dialog ini, Terry memperkenalkan diri kepada Tanaka Buchou dari perusahaan Nissa untuk pertama kalinya. Di dalam situasi dialog ini, Terry harus menggunakan kata salam perkenalan diri yakni Hajimete Omenikakarimasu kepada Tanaka Buchou yang mempunyai jabatan yang lebih tinggi darinya, walaupun Tanaka Buchou berasal dari perusahaan lain. Situasi ini merupakan SITUASI 1 dimana Terry yang bertemu pertama kalinya dengan orang yang mempunyai jabatan lebih tinggi darinya dalam situasi bisnis arus memperkenalakan diri menggunakan Hajimete Omenikakarimasu.

Sebaliknya, sesuai dengan yang telah disebutkan di penjelasan di atas, kata salam Hajimete OmeniKakarimasu hanya diucapkan kepada orang yang jabatannya lebih tinggi ataupun atasan sendiri. Maka dari itu, Tanaka Buchou tidak menjawab salam perkenalan Terry dengan Hajimete OmeniKakarimasu melainkan hanya salam Hajimemashite.

Dialog 2:

Terry memperkenalkan Yamakawa Buchou, kepala bagian dari perusahaannya kepada Tanaka Buchou yang berasal dari perusahaan Nissa.

テ :田中部長 弊社 営業部長 山川 い 山川部長 :初 目 山川 い う 願いい 田中部長 :初 ッサ 田中 い う 願いい (Hal 21)

Ter : Tanaka buchō, heisha no eigyō buchō no Yamakawa de gozaimasu.

Yamakawa Buchō : Hajimete omenikakarimasu. Yamakawa de gozaimasu. Dōzo yoroshiku onegai itashimasu.

Tanaka Buchō : Hajimemashite, Nissa no Tanaka de gozaimasu. Dōzo yoroshiku onegai itashimasu.

Terry : Pak Tanaka, ini adalah Pak Yamakawa, kepala bagian dari Departemen penjualan perusahaan kami.

Yamakawa Buchou : Perkenalkan. Saya Yamakawa. Mohon bantuannya.

Tanaka Buchou : Perkenalkan, saya Tanaka dari perusahaan Nissa. Mohon bantuannya.

Analisis :

Dalam dialog ini, Terry memperkenalkan Yamakawa Buchou, kepala bagian dari perusahaannya (atasannya) kepada Tanaka Buchou yang berasal dari perusahaan Nissa. Setelah diperkenalkan oleh Terry, Yamakawa Buchou yang pertama kali bertemu dengan Tanaka Buchou mengucapkan salam Hajimete Omenikakarimasu. Ini merupakan SITUASI 2 dimana walaupun Pak Yamakawa dan Pak Tanaka mempunyai jabatan yang setara yakni sama-sama kepala bagian dari perusahaan masing-masing, Pak Yamakawa tetap menggunakan Hajimete OmeniKakarimasu dikarenakan Pak Tanaka merupakan rekan bisnisnya dari perusahaan Nissa.

Yang perlu diperhatikan disini adalah Pak Tanaka tidak menjawab dengan menggunakan Hajimete Omenikakarimasu melainkan hanya dengan Hajimemashite. Hal ini dikarenakan makna dari Hajimete Omenikakarimasu adalah “ini pertama kalinya bertemu” sehingga akan terasa janggal jka diucapkan dua kali dalam situasi yang sama. Oleh karena itu , Pak Tanaka hanya membalas salam Pak Yamakawa dengan Hajimemashite.

Dialog 3:

Terry mengucapkan salam perkenalan diri kepada kepala bagian dari perusahaan rekan bisnisnya sambil menyerahkan kartu namanya kepada kepala bagian tersebut. テ :初 目 YES テ 申 ( ) 願いい 部長 : 部長 田中 申 願いい テ :( 刺 ) う い 部長 : う い テ :失礼い (Hal 85)

Ter : Hajimete omenikakarimasu. YES no Ter Sumisu to mōshimasu. Yoroshikuonega tashimasu.

Buchō : Sumisu-san desune. Buchō no Tanaka to mōshimasu. Kochira koso yoroshiku onegai itashimasu.

Ter : (Meishi o uketoru) chōdai shimasu. Buchō : Dōzo o suwari kudasai.

Ter : Shitsurei itashimasu.

Terry : Perkenalkan. Saya Terry dari perusahaan YES. (memberikan kartu nama) Senang bertemu dengan anda.

Kepala Bagian : Pak Smith, Nama saya Tanaka kepala bagian disini. Senang bertemu dengan anda.

Terry : (menerima kartu nama) Terima kasih. Kepala Bagian : Silakan duduk

Terry : Permisi.

Analisis :

Dalam dialog ini, Terry sebagai pegawai perusahaan YES memperkenalkan diri untuk yang pertama kali kepada kepala bagian dari perusahaan yang merupakan rekan bisnisnya. Terry yang jabatannya hanya sebagai pegawai biasa harus menggunakan kata salam Hajimete Omenikakarimasu yang mempunyai tingkat kesopanan yang lebih tinggi dari Hajimemashite kepada kepala bagian. Situasi dalam dialog ini sesuai dengan SITUASI 1 yakni digunakan kepada orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan juga SITUASI 2 yakni digunakan kepada rekan bisnis yang berasal dari perusahaan lain.

Yang perlu diperhatikan adalah Kepala bagian tidak membalas kata salam Terry dengan kata Hajimemashite ataupun dengan Hajimete Omenikakarimasu melainkan langsung memperkenalkan namanya sendiri. Hal ini dikarenakan

kedudukannya yang lebih tinggi dari Terry dan juga situasi yang terjadi adalah Terry telah menyerahkan kartu namanya kepada kepala bagian sehingga kepala bagian merespon dengan mengambil kartu nama tersebut dan memperkenalkan namanya secara langsung kepada Terry.

3.3Salam 願い申 ’Dōzo Yoroshiku Onegai

Mōshiagemasu’

Sama seperti kata salam Hajimemashite yang sering diikuti dengan pengucapan kata Dōzo Yoroshiku Onegai Shimasu (Nichijō Aisatsu), di dalam situasi bisnis, Kata salam Hajimete Omenikakarimasu juga sering diikuti dengan pengucapan kata salam Dōzo Yoroshiku Onegai Mōshiagemasu.

Kata salam Dōzo Yoroshiku Onegai Mōushiagemasu tersusun dari adverbia う ‘Dōzo’danYoroshiku’ nomina 願い‘Onegai’ dan verba

Mōshiagemasu’.

- う ‘Dōzo’ di dalam Matsumura (2006:158) mempunyai makna :

(1) 寧 頼 自分 願い え 欲 い 祈

用い 語 う

(2) 相手 動作 用い

(1 ) Teinei ni mono o tanomu toki, mata jibun no negai o kanaete hosh to inoru toki ni mochiiru go. Dōka.

(1) Kata yang digunakan ketika meminta sesuatu dengan sopan. Juga saat ketika anda memita sesuatu untuk hal untuk dikabulkan dalam doa. Semoga. (2) Kata yang digunakan saat mendorong atau menyemangati perilaku lawan

bicara atau saat ingin merekomendasikan sesuatu.

- ‘Yoroshiku’ di dalam Matsumura (2006:1187) mempunyai makna :

(1) 適当 い具合

(2) 相手 便宜 相手 好意 乞い

意 用い 語 ういう気持 言う挨拶語

(3) 当然

(1 ) Tekitō ni. Umai guai ni.

(2 ) Aite ni bengi o hakaratte morau toki nado ni, aite no kōi o koi unagasu i de mochiiru go. Mata, sōiu kimochi o komete iu aisatsu-go.

(3 ) Tōzen. Zehitomo

(1) Dengan tepat, kondisi yang bagus.

(2) Kata salam yang diucapkan saat memiliki maksud tertentu kepada lawan bi cara, atau saat ingin mendukung suatu niat dari lawan bicara.

(3) Pasti. Sudah tentu.

- ‘Onegai’ di dalam Nishio (2003:766) mempunyai makna : 依頼 希望 要望 幅広 表 言葉 ’Irai ya, kibō ya, yōbō no koto o habahiroku arawasu kotoba’. Kata yang menunjukkan permintaan, harapan, dan keinginan secara luas.

- ‘Mōshiagemasu’ di dalam Matsumoto (2007:175) merupakan bentuk merendahkan diri 謙 譲 語Kenjoogo’ dari verba 言 いIimasu’.

Dengan kata lain, Mōshiagemasu mempunyai makna yang sama dengan iimasu yang bentuk kamusnya 辞 書 形 ‘Jishōkei’ adalah 言 うiu’ yaitu “berkata;

Dokumen terkait