TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
2. Pengertian Akidah Akhlak
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Kata akidah berasal dari bahasa arab, yang berarti ma’uqidah’alaihi al−qaib al−dlamir yakni sesutu yang di tetapkan atau di yakini oleh hati dan persaan (hati nurani), dan berarti ma ta dayyana bihil al ihsan wa l’taqadahu suatu yang di pegangi atau yang di yakini (kebenarannya)oleh manusia.
Dengan demikin secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar benar menetap dan melekat dihati mnusia.
Sedangkan kata akhlak merupkan bentuk jamak dari kata khulukun,yang artinya budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan tabiat. kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan perkataan khalkun yang berarti pencipta, demikian juga dengan makhluk yang berarti yang di cipta.
Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memuungkinkan adanya hubungan timbal balik antara makhluk dengan makhluk. Di samping itu sumber akhlak dari khaliq(Allah SWT) dan juga dari makhluk Nya.
Rasulullah SAW bersabda :
َح ُّيِداَدْغَبْلا ٍشاَر ِخ ِنْب ِنَسَحْلا ُنْب ُدَمْحَأ اَنَثَّدَح ٍل َلَِه ُنْب ُناَّبَح اَنَثَّد
ِرِدَكْنُمْلا ِنْب ِدَّمَحُم ْنَع ٍديِعَس ُنْب ِهِ بَر ُدْبَع يِنَثَّدَح َةَلاَضَف ُنْب ُكَراَبُم اَنَثَّدَح ُكِبَرْقَأ َو َّيَلِإ ْمُكِ بَحَأ ْنِم َّنِإ َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ ىَّلَص ِ َّاللَّ َلوُسَر َّنَأ ٍرِباَج ْنَع ْم
اًق َلَْخَأ ْمُكَنِساَحَأ ِةَماَيِقْلا َم ْوَي اًسِلْجَم يِ نِم
" Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Hasan bin Hirasy Al Baghdadi, telah menceritakan kepada kami Habban bin Hilal, telah menceritakan kepada kami Mubarak bin Fadlalah, telah menceritakan kepadaku Abdu Rabbih bin Sa'id dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus”(HR.Tirmidzi, berbakti dan menyambung silaturahmi,1941).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Istilah akhlak juga mengandung penegertian etika dan moral. Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Sedangkan moral adalah suatu ide−ide yang umum diterima tentang tindakan manusi yang baik dan wajar. Dalam kajian filsafat, istilah etika dibedakan dengan moral, yakni etika lebih bersifat teori dan moral lebih bersifat praktik.
Perbedaan akhlak, etika, dan moral terutama menyangkut sumbernya. Akhalak bersumber dari nabi Muhammad SAW, adapun hadist nya yang berarti “Nabi Muhmmad di utus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak” Sedangkan etika dan moiral hanya bersumber dari manusia. Karena itu penggunaan etika dan moral yang mengandung pengertian akhlak perlu di tambahi dengan kata “islam”yaitu etika moral Islam.
Sedangkan Istilah akhlak sudah sangat akrab ditengah kehidupan kita. Mungkin hampir semua orang mengertahui arti kata “Akhlak” karena perkatan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Akan tetapi, agar lebih jelas dan meyakinkan, kata (Akhlak” masih perlu untuk diartikan secara bahasa maupun istilah. Dengan demikian, pemahaman terhadap kata
“Akhlak” tidak sebatas kebiasaan praktis yang setiap hari kita dengar, tetapi sekaligus dipahami secara filosofis, terutama makna subtansinya. ( Beni Ahmad Saebani, Abdul Hamid, 2010 :hal.13 )
Dalam kamus besar bahasa indonesia (2008 :hal.27) kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Menurut Abudin Nata (2002 :hal. 2) secara etimologis kata akhlak berasal dari bahasa arab, yakni isim masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan. Sesuai dengan bentuk tsulasi mazid wazan ‘af’ala, yuf’ilu’ if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thabi’ah (kelakuan, tabiat, atau watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman) al-muru’ah (peradaban yang baik) dan Ad-din (agama). (Heri Gunawan, 2014 :hal.4)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Adapun pengertian akhlak menurut terminologis, penulis merujuk kepada pendapat beberapa para ahli, diantaranya:
(1) Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Abudin Nata (terpatri) dalam jiwa yang darinya menimbulkan perbuatan-perbuatan yang gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (perenungan) terlebih dahulu.
(2) Ibnu Maskawih sebagaimana dikutip oleh Rahmad Djatnika mengatakan akhlak adalah perangai itu adalah keasaan gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran
(3) Ahmad Amin sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah Ya’kub (1993 :hal.12) mengatakan bahwa akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. (Heri Gunawan, 2014 :hal.5)
Definisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial tampak saling melengkapi, dan memiliki lima ciri penting dari akhlak, yaitu:
(a) Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga menjadi kepribadiannya.
(b) Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila
(c) Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yan mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atasdasar kemauan, pilihan, dan keputusan yang bersangkutan.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (d) Akhlak adalah perbuaan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan
main-main atau karena bersandiwara.
(e) Sejalan dengan ciri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik), akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT. bukan karena ingin mendapatkan suatu pujian. (Beni Ahmad Saebani, Abdul Hamid, 2010 :hal.14-15 )
Berdasarkan pada beberapa penjelasan dan definisi akhlak diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak adalah segala sesuatu yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam diri seseorang yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang tanpa melalui pemikiran atau perenungan terlebih dahulu. Artinya perbuatan itu dilakukan dengan reflek dan spontan tanpa difikrkan terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam itu darinya muncul perbuatan-perbuatan terpuji menurut rasio dan syari’at maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik (akhlakul mamudah). Sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang buruk (Akhlakul mazdmumah). (Heri Gunawan, 2014 :hal.6)
Dan ayat lainnya adalah tentang pentinganya pembinaan akhlak sesuai contoh tingkah laku Nabi, QS. Al Qalam: 4
َكَّنِا َو : ملقلا( ٍمْيِظَع ٍقُلُخ ىَلَعَل ٤
)
Artinya:
“Dan sesungguhnya kau adalah benar-benar berbudi pekerti yang luhur”(QS. Al Qalam:4). (Anonim, Departemen Agama 2000: 450)
Tolak ukur yang menentukan apakah itu termasuk akhlak baik dan buruk ialah ketentuan Allah sendiri. Jika baik dinilai oleh Allah maka pasti baik pula esensinya. Demikian pula sebaliknya, segala sesuatu yang dinilai buruk menurut Allah maka pasti buruk pula dalam esensinya. Dalam ajaran islam terdapat perbedaan antara etika dan akhlak. Jika etika dibatasi hanya pada sopan santun pada sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku yang bersifat lahiriah. Maka akhlak maknanya lebih luas dari
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN itu,misalnya akhlak kepada Allah, Akhlak kepada sesama makhluk (manusia, binatang atau kepada makhluk yang lainnya.
Akhlak Islam merupakan jiwa dari pendidikan Islam, dan mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan, karena tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya seorang hamba Allah yang patuh dan tunduk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya serta memiliki sifat-sifat dan akhlak yang mulia.
Antara akidah akhlak memiliki hubungan yang sangat erat. Dapat dipahami bahwa Al−Qur’an dan Al−Hadist merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan sumber akidah,syari’ah, ibadah,mu’amalah dan akhlak,akidah ataupun keimanan merupakan akar atau pokok agama.
Ibadah,nuamalah, dan akhlak bertitik tolak dari akidah. Dalam artian sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah syari’ah merupakan sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, sesama manusia dan dengan makhluk yang lain.
3. Pengertian Disiplin
Disiplin adalah latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib atau kepatuhan pda aturan. Islam mengajarkan kedisiplinan agar dalam hidup ini kita bersikap disiplin,khususnya dalam sholat. Disiplin berasal dari bahasa latin Discare yang berarti belajar, dari kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembanagan makna dalam beberapa pengertian.
Pertama,disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan,dan pengendalian. Kedua,disiplin sebagai pelatihan yang bertuajuan mengembnagkan diri agar dapat berperilaku tertib. Secara umum ada dua pengertian yaitu:
Pengertian umum disiplin yang pertama adalah control dengan memaksakan keutuhan atau prilaku yang tertib. Jika sang guru berfikir dengan cara ini, yang dimaksudkannya adalah bahwa siswa siswi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN memerlukan seseorang untuk mengarahkan, mengendalikan, dan membatasi perilaku siswa siswi.
Pengertian umun yang kedua adalah latihan dan mengoreksi yang menguatkan, implikasinya disini adalah bahwa tujuan nya yaitu ‘disiplin diri”
dimana tujuan latihan nya adalah untuk memampukan sesseorang untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri. Sehingga jika hal yang dimaksudkan oleh sang guru, maka dimaksudkan agar siswa dan siswi sebaiknya mendapatkan pengalaman yang meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan menjadikan nya yang lebih dapat mengarahkan dirinya.
Kediplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melelui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukan nilai nilai ketaatan, kepatuhan, dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setia siswa.
Di dalam ilmu pendidikan yang terdapat pada buku buku digunakan, dikenal dengan dua istilah yaitu ‘disiplin’ dan tanda ‘ketertiban’,tetapi dengan dua istilah “siasat” dan “ketertiban”.
Ketertiban menunjuan pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong atau disebabkan oleh suatu yang datang dari luar, misalnya karena ingin mendapatkan pujian dari atasan.selanjutnya pengertian “disiplin” dan “siasat”menunjukan pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Disiplin merupakan suatu aturan dalam pendidikan kata “disiplin”
menunjukan pada sejenis ketertiban aturan dalam mencaoai stendar yang teoat atau mengikuti peraturan yang tepat dalam berprilaku atau melakukan aktifitas. Kediplinan pada diri seseorang tidak dapat tumbuh tanpa ada intervensi dari pendidik,dan itupu dilakukan secara bertahan,sedikit demi sedikit.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Unsur−unsur disiplin
Hurlock (1999:hal.84) menyatakan bahwa disiplin terdiri dari empat unsur,yaitu:
1. Peraturan
Peraturan adalah pola yng ditetapkan untuk tingkah laku. Pola itu dapat ditetapkan oleh orang tua,guru atau teman beriman. Tujuan peraturan adalah untuk menjadikan anak lebih bermoral dengan menbekali pedoman berprilaku yang di stujui dalam situasi tertentu.setiap individu memiliki tingkat pemahaman yang berbeda. Hal ini dsebabkan oleh tingkat perkembangan individu yng berbeda meskipun usianya sama. Oleh karena itu dalam memberikan peraturan harus melihat usia individu dan tingkat pemahaman masing masing individu.
2. Hukuman
Hukuman berasal dari kata kerja latin, “punier”. Hurlock menyatakan bahwa hukuman berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagi ganjaran atau pembalasan.
3. Penghargaan
Penghargaan merupakan suatu bentuk penghormatan untuk suatu hasil yang baik. penghargaan tidak harus berbentuk materi tetapi dapat berupa kata−kata pujian. Senyuman atau tepukan di panggung. Banyak ornag yang merasa bahwa penghargaan itu tidak perlu dilakukan karena bisa melemahkan anak untuk melakukan apa yang dilakukan. Sikap guru yang menganggap enteng hal ini menyebabkan anak kurang termotivasi unruk belajar. Oleh karena itu guru harus paham tetntang betapa pentingnya memberikan penghargaan atau ganjaran kepada anak khusunya jika mereka berhasil.
Bentuk penghargaan harus di sesuaikan dengan perkembangan anak. Bentuk penghargaan yang efektif adalah penerimaan sosial dengan menerima pujian.
Namun dalam penggunaan nya harus dilakukan secara bijaksana dan mempunyai nilai edukatif, sedangkan hadiah dapat diberikan sebagai
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN penghargaan untuk prilaku yang baik dan dapat menambah rasa harga diri anak.
4. Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Konsistensi tidak sama dengan ketetapan atau tiada perubahan. Dengan demikian konsistensi merupakan suatu kecenderungan menuju kesamaan.disiplin yang konstan akan mengakibatkan tiadanya perubahan untuk menghadapi kebutuhan perkembangan yang berubah. Mempunyai nilai mendidik yang besar yaitu peraturan yang konsisten bisa memacu proses pembelajaran anak.
Dengan adanya konsistensi anak akan terlatih dan terbiasa dengan segala yang di tetapkan sehingga mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hal yng salah.
Poerbakawatja mengemukan bahwa disiplin adalah proses pengarahan, mengabadikan kehendak langsung,dorongan dorongan, keinginan atau kepentingan−kepentingan, kepada suatu cita−cita, atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar. Penelitian ekosusilo menggambarkan bahwa kedisiplinan merupaan salah satu yang menonjol dari sekolah. Banyak orang tua peserta didik, menyekolahkan anaknya, selain faktor kualitas,motivasi utama nya adalah kedisplinan.
Berdasarkan teori di atas tersebut dapat dipahamu bahwa disiplin merupakan prilaku atau tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik yang ditetapkan secara individu ataupun kelompok sejak aturan itu di terapkan atau di berlakukan.
Kedisiplinan menjadi suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui dari serangkaian prilaku yang menunjukan nilai nilai ketaatan, kepatuhan, dan ketertiban.kedisiplina dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya umtuk menjaga kodisi suasana belajar mengajar berjalan dengan baik, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setip siswa. Ada beberapa faktor yang memoengaruhi kedisiplinan yaitu diri sendiri, keluarga, dan pergaulan lingkungan.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa jga dapat mengerti bahwa kedisiplina itu amat sangat penting bagi masa depan kelak,karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh yang bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.