• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Anak TK A Gugus SIDOLUHUR

C. Anak TK Kelompok A

1. Pengertian Anak TK A Gugus SIDOLUHUR

Anak TK A Gugus Sidoluhur terdiri dari usia 3-4 tahun, pada tahap ini perkembangannya anak sangatlah pesat sehingga anak perlu diperhatikan dengan baik dalam tahap perkembangannya. Menurut Soanjono (2000) penguasaan bahasa anak Indonesia terjadi pada usia 3-4 tahun jumlah kosakata anak sudah banyak (menurut hasil penelitian terhadap cucunya) tetapi bentuk pengucapannya sangat menarik untuk disimak. Menurut (Einon, 2002) pada usia 3-4 tahun menguasai sekitar 1250 kata dan belajar sekitar 50 kosakata baru setiap bulan, kalimat yang digunakan anak terdiri dari 3-4 kalimat yang mempunyai struktur lebih kompleks akan tetapi pada usia ini anak mengalami kesulitan menjawab

29

pertanyaan kepada orang lain menggunakan kata tersebut namun anak belum memahami makna dari pertanyaan tersebut sehingga anak cenderung

menggunakan kata “bila” dan “karena”.

Menurut Owens (1992) pada anak usia sekolah anak sudah dapat mendeskripsikan sesuatu namun dalam deskripsi yang anak buat lebih bersifat personal dan kurang mempertimbangkan makna informasi yang disampaikan pendengar. Armstrong (2003) menjelaskan bahwa seorang anak mengalihkan pandangan matanya ketika orang tua berbicara kepadanya, maka angkat dagu anak dengan lembut dan katakan kembali apa yang orang tua ucapkan tadi, sehingga membuat anak mengerti terhadap bahasa yang diucapkan orang tua. Sehingga akan timbul pemahaman anak tentang bagaimana bahasa orang tua saat marah. Pemahaman itulah yang akan membuat anak bisa memaknai bahasa serta arti dari bahasa tersebut.

Dari teori yang ada dapat disimpulkan bahwa anak TK A Gugus Sidoluhur mengalami perkembangan yang sangat pesat. Anak sudah dapat berbicara dengan orang lain dengan kosakata yang anak pahami. Pada gugus sidoluhur yang saya lihat semua anak sudah bisa berbicara dengan orang lain meskipun kosakata yang anak ucapkan belum begitu lancar. Anak sudah dapat memahami bagaimana bila guru marah maupun guru memuji. Bila guru menegur anak, anak akan diam sesaat meskipun pada akhirnya anak akan mengulang kesalahan yang sama. Seperti contohnya saat saya melihat anak yang sedang naik diatas kursi guru sudah mengingatkan bila diatas kursi sambil bergerak maka akan jatuh.

30

Pada awalnya anak apa perintah guru namun melakukan lagi sampai akhirnya anak tersebut jatuh dari kursi, namun hebatnya anak tersebut tidak menangis karena anak tahu bahwa itu kesalahannya. Anak memilih diam dan guru memeluk anak tersebut. Ada pula anak yang pendiam dan tidak mau berbicara dengan orang lain bila didekati oleh orang lain. Tidak semua perkembangan pemahaman anak sama. Anak memiliki pendapatnya masing-masing. Anak akan berhenti melakukan sesuatu hal bila anak pernah merasakan akibat dari kesalahan anak tersebut. Peran guru sangatlah penting bagi anak sehingga anak bisa terkondisikan. Guru merupakan pilar utama anak dalam melakukan semua hal. Guru merupakan pembelajaran bagi anak yang paling utama. Penting bagi guru untuk mempersiapkan pembelajaran yang tidak membosankan bagi anak. Kosakata anak setiap harinya akan bertambah sesuai dengan apa yang anak lihat dan dengarkan.

a. Usia Anak TK Gugus Sidoluhur Kelompok A

Usia anak TK A Gugus Sidoluhur ketika anak berusia 3-4 tahun. Pada tahap ini penguasaan kosakata anak sudah banyak sekali didapat dari orang sekitarnya. Menurut Santrock (2007: 253) menyatakan bahwa pada tahap praoperasional, anak mulai merepresentasikan dunianya dengan kata-kata, bayangan dan gambar-gambar. Sub tahap fungsi simbolik terjadi antara usia 2 sampai 4 tahun. Dalam subtahap ini anak mulai dapat menggambarkan secara mental sebuah objek yang tidak ada. Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan pada anak usia 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42

31

sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286. Perkembangan pengetahuan fonetik akan dijelaskan pertama kali dikelas karena kemampuan

berbicara merupakan “cara paling utama yang digunakan manusia untuk mengekspresikan dirinya melalui bahasa” (Dobrovolsky, 2005). Menurut Hart & Risley (Morrow, 1993) untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Sulzby (1985) menjelaskan bahwa pada anak usia 2-4 tahun yang berupaya membaca buku-buku cerita yang familiar bagi anak, maka ia mendokumentasikan bagimana anak-anak prasekolah mulai mengekplor proses membaca, dari penanaman sederhana dan mengomentari gambar-gambar berdasarkan stretegi membaca. Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan suara yang keras dan jelas.

Dalam teori yang ada dapat disimpulkan bahwa anak usia 3-4 tahun anak sudah mulai berkembang pesat dalam hal kosakatanya. Perkembangannya tergantung dari lingkungan sekitar anak. Anak yang memiliki lingkungan yang kondusif maka akan membuat anak kondusif juga dalam perkembangan kosakata anak. Dari TK Segugus Sidoluhur yang saya amaati rata-rata anak berusia 3-4 tahun. Anak sudah mulai banyak menguasai kosakata, serta banyaknya pembendaharaan kosakata anak. Pada masa prasekolah anak sudah bisa berkembang dalam bahasanya sehingga anak mudah dalam berinteraksi. Keberhasilan anak dalam berinteraksi dengan orang lain dan merespon orang lain membuat anak mudah dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya. Maka dari

32

itu yang peneliti lihat di lapangan banyak anak yang sudah berkomunikasi dengan baik dengan guru maupun teman saat disekolah. Namun ada pula anak yang sulit dalam berkomunikasi dengan orang lain sehingga diabaikan oleh teman sebayanya. Namun sebagian besar anak sudah dapat berbicara dengan baik dengan orang sekitarnya. Menggunakan kosakata yang anak bisa sebutkan dan anak mengerti. Meski anak tidak lancar mengucapkan namun anak tetap bisa saling berinteraksi dengan baik.

Pada usia anak yang usia 3-4 tahun anak banyak anak yang memang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Saat di lapangan peneliti melihat banyak anak yang bertanya pada guru tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk hari itu sebelum anak belajar. Guru memancing anak dengan memberi anak sebuah gambar yang bertujuan untuk anak bertanya dan berpendapat. Anak juga memiliki probadi masing-masing. Setiap anak memiliki sifat yang berbeda-beda. Dilapangan ada 5 anak yang tidak mau bergabung dengan temannya saat bermain, ada 10 anak pula yang tidak mau berbagi mainan dengan anak yang lain karena anak memilki sifat egosentris yang masih sangat tinggi, serta ada 7 anak yang memang dia suka bermain dengan temannya dan memang mau berbagi mainan dengan temannya. Maka dari itu diperlukan kepedulian guru dalam membantu anak untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam diri anak.

b. Wilayah Kemampuan Kosakata Anak Kelompok A di TK Gugus Sidoluhur Dalam anak usia 3,5 tahun menjadi titik acuan pada prediksi yang efektif untuk pencapaian selanjutnya yaitu penggunaan berbagai jenis kalimat oleh anak secara kompeten. Menurut Windor (1995) aspek lain kesuksesan sekolah dalam

33

hubungannya dengan kemampuan bahasa anak yaitu kemampuan interaksisosial anak dengan orang lain. Lalu Harris (1992) menjelaskan bahasa adalah pemikiran yang terjadi melalui situasi dimana anak didorong untuk meniru ucapan orang lain dan mengembangkan hubungan antara rangsangan lisan (kata-kata) dan benda.

Sedangkan menurut Bruner (1990) menjelaskan bahwa peran utama interaksi sosial dalam perkembangan bahasa adalah berdasarkan pada pengamatan bahwa anak memperoleh pemahaman akan fungsi atau keinginan komunikatif tertentu sebelum mereka mampu mengekspresikan diri sendiri secara linguistik. Menurut Weinreich (1970) menjelaskan bahwa kontak bahasa akan terjadi bila dua bahasa yang digunakan secara bergantian dalam komunikasi anak. Sehingga adanya pemahaman anak saat berinteraksi dengan orang lain. Sehingga ketika anak merespon pertanyaan anak akan mudah memahaminya dan secara aktif akan menjawab pertanyaan guru.

Pada wilayah kemampuan kosakata anak ini pada TK A anak usia 3-4 tahun kemampuan kosakatanya tidak sama dengan anak TK B. Anak TK B sudah banyak menguasai kosakata sehingga anak mudah dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pada TK A Sidoluhur ini pertanyan-pertanyaan guru kepada anak lebih meliputi tentang hafalan atau pengulangan pada pembelajaran yang sebelumnya sehingga anak akan mengingat kembali. Pada anak TK A ini anak sudah bisa meningkatkan pembendaharaan kosakatanya dengan baik. Anak

sudah mengerti beberapa perintah guru seperti “mainnya tidak naik meja ya” lalu

34

sidoluhur tidak semua anak bisa menguasai kosakata namun sebagian besar anak TK A sidoluhur sudah bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.

Guru di gugus sidoluhur banyak yang mendekati anak, sehingga anak selalu senang saat pembelajaran.Ada 7 anak yang kurang tertarik pada pembelajaran karena hilang konsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Namun hal itu masih bisa di tangani oleh guru sendiri. Kosakata yang anak miliki juga sudah banyak sehingga anak mudah diajak untuk berinteraksi oleh guru saat di sekolah. Pada wilayah kosakata ini anak berbeda-beda dalam ketepatan pengucapan kosakatanya. Anak belum bisa membedakan arti dari bunyi kosakata yang anak ucapkan.Sehingga masih perlu adanya bantuan guru dalam penguasaan kosakata anak usia dini.

Dokumen terkait