• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank Secara Umum

Istilah bank berasal dari bahasa Prancis yaitu banque dan dari bahasa Italia yaitu banco, yang berarti peti/lemari atau bangku. Konotasi kedua kata ini menjelaskan dua fungsi dasar yang ditunjukkan oleh bank komersial. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya. Jadi kesimpulannya, fungsi dasar bank adalah menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping function) dan menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transaction function). (Arifin,2006:1)

Pengertian bank pada awal dikenalnya adalah meja tempat menukar uang, lalu pengertian bank berkembang sebagai tempat penyimpan uang dan seterusnya. Namun semakin modernnya perkembangan dunia perbankan, maka pengertian bank pun berubah pula. Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-keduanya menghimpun dan menyalurkan dana . (Kasmir, 2004)

13 Pendapat lain menyatakan bahwa bank adalah badan yang mempunyai tugas utama melakukan penghimpunan dana dari pihak ketiga dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Pendapat lain menyatakan bahwa bank memiliki tugas menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana

(surplus) ke pihak yang kekurangan dana (deficit), kedua tugas tersebut

dinamakan fungsi intermediasi. (Ade Arthesa, dkk, 2006)

Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Junaiddin Zakaria (2009:82) menyatakan bahwa bank adalah salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Bank merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang dapat menciptakan uang melalui bank sentral.

Taswan (2010:6) menyatakan bahwa bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

14 Ferry N. Idroes (2008:15) menyatakan bahwa bank merupakan satu-satunya lembaga keuangn depositori. Sebagai lembaga keuangan depositori, bank memiliki izin untuk menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu berupa giro, deposito, dan tabungan. Dana yang diperoleh kemudian dapat dialokasikan ke dalam aktiva dalam bentuk pemberian pinjaman dan investasi. Kekhususan kegiatan yang dilakukan oleh bank inilah yang membedakan bank dengan lembaga keuangan lainnya. Di samping, kekhususan dalam menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga tersebut, bank diperbolehkan untuk menjalankan usaha yang sama dengan lembaga keuangan lain.

Ahmad Rodoni (2007:21) menyatakan bahwa bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara (financial intermediary) untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Bank adalah lembaga keuangn yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain, bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Febryani dan Zulfadin, 2003)

15 1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Berikut ini beberapa dari pengertian Bank Syariah, yaitu:

1) Menurut Muhammad (2005:1), bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasa disebut dengan Bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya desesuaikan dengan syariat islam.

2) Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat islam, yakni bank yang peroperasiannya mengikuti ketentuan syariat, khususnya menyangkut tata cara mu’amalat secara umum. (Karnaen Perwaatmadja dan M Syafi’i Antonio, 1999:2)

3) Perbankan Syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum islam). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang

16 dikategorikan haram,dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

(http://id.wikipedia.org/wiki/perbankansyariah)

4) Bank Syariah menurut para ahli Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. (Sudarsono, 2003:22) 5) Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun

1992 tentang perbankan. Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan tugasnya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

6) Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 21 Tahun 2008 Tentang perbankan syariah). Dengan definisi tersebut maka perbankan syariah meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

7) Bank Syariah merupakan lembaga perantara (intermediary) antara satu-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surlpus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit) melalui bank kelebihan

17 dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. (Arifin,2002)

b. Sumber Dana Bank Syariah

Pertumbuhan setiap bank sangant dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat baik berskala kecil maupun berskala besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana tanpa dana yang cukup. Bank tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali.

Dana adalah uang tunai yang dimiliki dan dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada saat tertentu akan ditarik kembali. (Arifin, 2002).

Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari : (Arifin, 2006:47-50)

18 Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank yakni pemilik bank.

Dana modal inti terdiri dari :

a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham. b. Cadangan, yaitu sebagian laba yang tidak dibagi. c. Laba ditahan.

2) Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

Bank menghimpun dana bagi hasil atas prinsip mudharabah

yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (Shihabul maal) dengan pengusaha (Mudharib) untuk melakukan usaha secara bersama dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi di antara keduanya dengan perbandingan (Nisbah) yang telah disepakati sebelumnya, Kerugian finansial menjadi beban yang pemilik dana sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan.

3) Dana Titipan (Wadi’ah/Non Rem titipan adalah dana pihak ketiga

unerated Deposit)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang yang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu.

19 c. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Sistem perbankan syariah berbeda dengan sistem perbankan konvensional, karena sistem keuangan dan sistem perbankan syariah yang cakupannya lebih luas. Karena itu, perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk menghasilkan profit secara komersial, namun juga dituntut secara sungguh-sungguh menampilkan realisasi nilai-nilai syariah.

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional No Aspek Bank Syariah Bank Konvensional 1. Falsafah Tidak berdasarkan bunga,

spekulasi, dan

ketidakjelasan

Berdasarkan bunga

2. Operasional Dana masyarakat berupa titipan dan investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu.

Penyaluran pada usaha yang halal dan menguntungkan

Dana masyarakat berupa simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo.

Penyaluran pada sektor yang menguntungkan aspek halal tidak menjadi pertimbangan utama

3. Produk Multi produk (jual beli, bagi hasil, dan jasa)

Produk tunggal (kredit) 4. Organisasi Harus memiliki dewan

pengawas syariah

Tidak memiliki dewan pengawas syariah

5 Dasar Hukum Al-qur’an, Sunnah, Fatwa Ulama, Bank Indonesia dan Pemerintah

Pemerintah dan Bank Indonesia

6. Uang Uang bukanlah komoditi tetapi hanyalah alat pembayaran

Uang adalah komoditi selain itu juga sebagai alat pembayaran

20 2. Tabungan Mudharabah

a. Pengertian Tabungan Secara Konvensional

Menurut Kashmir (2009:78) menyatakan bahwa Tabungan adalah simpanan pihak ketiga dalam bentuk rupiah maupun valuta asing pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu dari masing-masing bank penerbit. Pengertian penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk dapat menarik uang yang disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank yang lainnya berbeda,tergantung dari bank yang mengeluarkanya.hal ini sesuai dengan perjanjian sebelumya yang telah dibuat oleh bank.

Berdasarkan UU Perbankan No 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-undang No 7 Tahun 1992. Definisi tabungan adalah:

1) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposit, sertifikat deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Tabungan adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

21 Dari pengertian di atas, maka definisi tabungan adalah dana yang dipercayakan kepada bank, yang penarikannya sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Dalam penabungan, maka dana tersebut akan dikelola secara profesional oleh pihak bank sesuai dengan motivasi dari si penabung.

b. Tabungan pada Perbankan Syariah

Menabung merupakan tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang, sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah (titipan), bagi hasil (mudharabah) atau dengan akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Penarikan uang tersebut hanya dapat dilakukan menurut syatar-syarat dan ketentuan tertentu. (Antonio, 2001:45)

Dalam operasional bank syari’ah, menerapkan dua aqad dalam tabungan, yaitu wadi’ah dan mudharabah. Tabungan yang menerapkan wadi’ah, mengikuti prinsip-prinsip wadi’ah yad adh-dhamanah, dimana tabungan ini tidak mendapatkan imbalan bagi hasil, karena sifatnya titipan dan dapat diambil dengan mengunakan buku tabungan atau melalui ATM.

22 Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip

mudharabah, yang diantaranya adalah pertama, keuntungan yang

diperoleh dari dana yang dikelola oleh bank sebagai mudharib harus dibagi dengan nasabah sebagai shahibul maal. Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.

Menurut Karim (2003:299) Tabungan mudharabah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah. Dalam hal ini bank syariah mengelola dana yang diinvestasikan oleh penabung secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank sesuai perbandingan bagi hasil atau nisbah yang disepakati bersama

Islam juga menganjurkan untuk hemat dalam setiap pengeluaran. Sehingga Islam menetapkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi b) Menyimpan kelebihan untuk menghadapi kesulitan

c) Hak harta generasi mendatang d) Tidak menimbun harta

e) Pengembangan harta harus dilakukan dengan baik dan halal (Syahatah, 1998:83-87).

23 3. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu.

Definisi lain Inflasi adalah kecenderunagn dari harga-harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari harga barng-barang lain. (Boediono, 1987:161)

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga-harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikkan itu meluas (mengakibatkan kenaikkan harga) pada barang lainnya. Dan kebalikan dari inflasi yaitu deflasi.

Hal ini tidak berarti bahwa harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikkan tersebut tidaklah bersamaan. Yang terpenting adalah terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikkan yang terjad hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang cukup besar bukanlah merupakan inflasi.

24 b. Macam-Macam Inflasi

1. Berdasarkan Ukuran Inflasi

Macam-macam inflasi berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut: (Sukirno, 2004:337)

a) Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada dibawah 10 % dalam setahun.

b) Inflasi sedang adalah tingkat inflasi yang berada diantara 10-30 % dalam setahun.

c) Inflasi berat adalah tingkat inflasi yang berkisar antara 30-100 % dalam setahun.

d) Inflasi tinggi (Hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang berkisar lebih dari 100 % dalam setahun.

2. Berdasarkan Sumber atau Penyebab Inflasi

Berdasarkan kepada sumber penyebabnya, umumnya inflasi dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: (Sukirno, 2004:333) a) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-pull Inflation)

Inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak seimbang di antara permintaan dan penawaran barang dalam perekonomian. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi

25 kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini yang akan menimbulkan inflasi.

b) Inflasi Desakan Biaya (Cost-push Inflation)

Inflasi seperti ini biasanya berlaku ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh.inflasi ini terjadi bila biaya produksi mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan biaya produksi dapat berawal dari kenaikan harga input seperti kenaikan upah minimum, kenaikan BBM, kenaikan bahan baku dan kenaikan input yang lainnya.

c) Inflasi Diimpor

Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan. Contohnya, kenaikkan harga minyak.

c. Hubungan Inflasi Terhadap Tabungan Mudharabah

Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus menerus. Apabila terjadi inflasi maka terjadi ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara, adanya ketidakpastian kondisi perekonomian suatu negara akan mengakibatkan masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Tingginya harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan meningkat sesuai dengan

26 besarnya inflasi membuat masyarakat tidak mempunyai kelebihan dana untuk disimpan atau diinvestasikan.

4. Nilai Tukar (Kurs)

a. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Exchange Rate (nilai tukar) atau yang lebih populer dikenal

dengan nama kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency), atau mata uang domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang kemata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun aturan uang jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas-batas-batas hukum. (Adiwarman A. Karim, 2006:157)

Menurut Richard Lipsey (1995:25) nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana dua mata uang yang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing adalah pasar dimana mata uang asing diperdagangkan pada tingkat harga yang dinyatakan dalam nilai tukar. Berbeda dengan Sukirno (2000:358) nilai valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing. Sedangkan kurs antara dua negara menurut Mankiw (2006:128) adalah tingkat harga

27 yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.

Mankiw (2001:125) menyatakan : “jika kurs riil tinggi, barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang domestik lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang dari luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah”.

b. Hubungan Kurs terhadap Tabungan Mudharabah

Kurs merupakan faktor eksternal (luar) yang juga mempengaruhi jumlah dana pihak ketiga. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, mencerminkan kondisi perekonomian yang tidak menentu sehingga meningkatkan risiko berusaha yang akan direspon oleh dunia usaha dengan menitipkan uangnya pada bank syariah. (Yayat Sujatna, 2010:211)

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diduga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dana pihak ketiga bank syariah termasuk didalamnya tabungan mudharabah. Dana pihak ketiga perbankan syariah sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Dan kecenderungan meningkatnya dana pihak ketiga sejalan dengan kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Sebaliknya ketika menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, mencerminkan stabilitas perekonomian yang semakin menurun akan

28 risiko dalam menjalankan usahanya, sehingga para investor yang sebelumnya menanamkan modalnya ke pasar uang beralih ke dunia perbankan. Dengan menyimpan sebagian modalnya di produk penghimpunan dana khususnya dalam hal ini tabungan mudharabah. (Muhamad Ihsan Hadzami, 2011)

5. BI Rate

a. Pengertian Bi Rate

Menurut Bank Indonesia BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id)

BI rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang

diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI

rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk

mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan suku bunga lainnya dalam jangka panjang. (Aulia Pohan, 2008:225)

BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan

29 likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. (www.bi.go.id)

b. Hubungan BI Rate Terhadap Tabungan Mudharabah

Tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan utama seseorang dalam memutuskan untuk menabung. Tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong seseorang untuk menabung dan mengorbankan konsumsi di masa yang akan datang. (Smithin, 1994 dalam Reni dan Rina, 2006).

Tingginya minat masyarakat untuk menabung biasanya dipengaruhi oleh tingkat bunga yang tinggi. Hubungan yang positif antara tingkat bunga dengan tingkat tabungan ini menunjukkan bahwa pada umumnya para penabung bermotif pada keuntungan atau “profit

motive”. (Khairunisa,2001:7 dalam Dian Ariestya, 2011: 38)

B. Penelitian Terdahulu

Dokumen terkait