• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

B. Motivasi Belajar

2. Pengertian Belajar

Kata belajar kata yang tidak asing dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena telah dikenal mengenai belajar ini, seakan-akan orang akan mengetahui dengan sendirinya apakah yang dimaksud dengan belajar. Belajar merupakan hal yang dapat dilakukan oleh siapapun dan dilakukan di manapun baik di sekolah, di rumah atau di lingkungan masyarakat yang ada untuk memperoleh pengetahuan.

23

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011) cet.ke-1, h.82

24

ibid, h.84

25

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.26

Ada beberapa pendapat ahli tentang belajar antara lain: secara sederhana Skinner berpandangan bahwa “belajar adalah suatu perilaku.pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.

Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.”27

Sedangkan menurut Gagne (1984), “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.”28

Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism’s

behavioral reporoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku organisme sebagai hasil pengalaman.29

Hilgard dan Bower yang dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keaadaan sesaat seseorang

(misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”.30

26

Dimyati,Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), h. 7

27

ibid, h.9

28

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Gelora Aksara Pratama,2006), h.2

29

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2010), h. 89

30

Belajar merupakan proses yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan yang terjadi dalam belajar bukanlah perubahan yang terjadi dengan sendirinya melainkan terjadi setelah melalui usaha berupa pengalaman atau latihan-latihan. Sama seperti

menurut pendapat Ngalim Purwanto “belajar merupakan tingkah laku yang

mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik itu fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan ataupun sikap”.31

Dari beberapa definisi belajar yang dikemukakan para ahli penulis memberi kesimpulan bahwa yang dimaksud belajar adalah proses pencarian dari seorang individu atau peserta didik. Dalam proses ini individu tersebut memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat membentuk tingkah laku mereka dan dapat membuat adanya perubahan tingkah laku dalam diri mereka.

a. Tujuan Belajar

Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan

kemampuan berpikir. Pemilikan pegetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat megembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi, soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.

3) Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.32

31

Ngalim Purwanto, op.cit,, h.85

32

Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan penanaman sikap melalui nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. b. Bentuk-bentuk belajar

Gage (1984) mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar,

yaitu: “(1) Belajar responden; (2) Belajar kontiguitas; (3) Belajar operant; (4) Belajar observasional; (5) Belajar kognitif”33

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1) Faktor internal atau faktor dari dalam diri siswa, yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa meliputi 2 aspek, yaitu:

a) Aspek fisiologis

Keadaan umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya dalam mengikuti pelajaran.

Walaupun tidak terlalu signifikan dalam hal pembelajaran, akan tetapi keadaan fisik sesorang menentukan kapasitas dalam menerima pelajaran. Siswa yang fit secara fisik tentunya akan lebih siap untuk menerima pelajaran, sedangkan siswa yang kurang fit tentunya dia akan memikirkan bagaimana supaya fisiknya dulu merasa nyaman untuk menerima segala pelajaran sebelum dia memikirkan pelajaran itu sendiri.

b) Aspek psikologis

Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensi adalah intelegensi siswa atau tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa dan minat serta motivasi siswa.

2) Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :

a) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga siswa tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa.

b) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman sekolah, lingkungan sosial

33

siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat difahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi-materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.34

d. Teori-teori Belajar

Beberapa teori dalam belajar adalah sebagai berikut: 1) Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.35

2) Teori Belajar Kognitif

Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.36

3) Teori Pemrosesan Informasi Belajar

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi

34

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), h. 90

35

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, op.cit, h.41

36

proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.

Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi interaksi antara kondisi-kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.37

4) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Belajar menurut teori ini ialah dengan mengasah/melatih daya-daya itu agar berfungsi secara tajam. Cara belajar dengan teori ini ialah; untuk mengasah/melatih daya berpikir dilakukan dengan cara siswa disuruh mengerjakan soal-soal hitungan/ilmu pasti sebanyak-banyaknya setiap hari, sedangkan untuk melatih daya ingatan dilakukan dengan cara siswa disuruh menghafal angka-angka, kata-kata yang sedikitpun tidak mengandung arti.38

5) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian/unsur. Sebab keberadaannya keseluruhan itu juga lebih dulu. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan. Menurut aliran teori belajar itu, seseorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.39

37

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, op.cit, h.45

38

Sardiman A.M., op.cit, h.30

39

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian motivasi belajar

Motivasi dan belajar merupakan paduan dari dua kata, yaitu kata motivasi dan kata belajar. Motivasi sendiri berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tujuan, dan dorongan tersebut bisa berasal dari dalam dirinya maupun dari luar.

Dan kata belajar sering diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.”40

Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

b. Indikator Motivasi Belajar

Seberapa kuat motivasi belajar yang dimiliki seseorang individu banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkan dalam kegiatan belajarnya. Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa ada hal yang mendasarinya, tetapi hal yang menjadi diri seseorang melakukan suatu kegiatan belajar adalah motivasi.

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita- cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.41

40

Muhibbin Syah, op.cit,. h.92

41

Setelah mengetahui bagaimana pentingnya peran motivasi bagi proses belajar, tidaklah lengkap kalau sebagai seorag guru tidak mengetahui bagaimana ciri-ciri peserta didik yang mempunyai motivasi. Sesuai apa yang telah dikemukakan oleh Sudirman, bahwa ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi adalah:

1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4) Lebih senang bekerja sendiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 6) Dapat mempertahankan pendapatnya 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.42 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mujiono, terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, antara lain :

1) Cita-cita atau aspirasi siswa. Maksudnya, dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan dan kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama bahkan sampai sepanjang hayat. Cita-cita seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. 43

2) Kemampuan siswa. “Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

belajar.” 44

42

Sardiman, op.cit,. h.83

43

Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.97

44

3) Kondisi siswa. “Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seseorang siswa yang sedang sakit, lapar, lelah atau marah

akan mengganggu perhatiannya dalam belajar”. 45

4) Kondisi lingkungan siswa. “Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik, dalam lingkunganlah anak didik hidup berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi dengan tanaman yang dipelihara dengan baik, pengalaman telah banyak membuktikan bagaimana panasnya lingkungan kelas yang miskin akan tanaman. Anak didik akan malas belajar karena tidak nyaman dengan kondisi kelas seperti itu”. 46

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. “Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan karena pengalaman hidup. Lingkungan dimana siswa itu tinggal dan apa yang menjadi pengalaman hidupnya akan mendinamiskan motivasi belajarnya”. 47

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru adalah pendidik yang berkembang, tugasnya sebagai guru mengharuskan dia belajar sepanjang hayat, karena hal tersebut sejalan dengan tuntutan kemajuan zaman. Sebagai seorang pendidik upaya guru dalam membelajarkan siswa meliputi hal-hal berikut :

a) Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah

b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu.

c) Membina belajar tertib pergaulan

d) Membina belajar tertib lingkungan sekolah.48 d. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,

45

Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.98

46

Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.98

47

Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.99

48

pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa.49

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah.

(1) Memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai belajarnya. Bagi siswa, angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport.

(2) Hadiah. Hadiah bisa dikatakan sebagai motivasi. Akan tetapi, hadiah untuk sebuah pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian siswa yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

(3) Saingan atau kompetisi. Saingan dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.

(4) Ego-involvement. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan. Bekerja keras dengan mempertahankan harga diri merupakan salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

(5) Memberi ulangan. Para siswa akan giat belajar kalau menghadapi ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan siswa.

(6) Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apa lagi kalau terjadi kemajuan, siswa semakin giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil yang meningkatkan siswa termotivasi untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya terus meningkat. (7) Pujian. Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan

sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tepat akan mempertinggi gairah belajar sekaligus membangkitkan harga diri.

49

(8) Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif kalau dijadikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, motivasi guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukum.50

C. Hasil Belajar

1. Pengertian

Pengertian hasil itu sendiri menunjuk kepada suatu perolehan akibat perlakuan suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Menurut Mulyono Abdurrahman

dalam bukunya pendidikan bagi anak berkesulitan belajar bahwa “Hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar”.51

Ada beberapa definisi hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli seperti dibawah ini:

a. Hasil belajar menurut Hamalik adalah “perwujudan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hasil belajar itu dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik,

sedang, kurang dan sebagainya”.52

b. Hasil Belajar menurut Arikunto adalah “suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata yang baik, sedang, kurang, dan sebagainya”.53

c. Sedangkan menurut Djamarah, hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf. Perubahan sebagai hasil

50

Syaeful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineke Cipta,2010), h.148

51

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet.1, h.37

52

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press,2011), Cet.2, h.41

53

dari proses belajar juga dapat ditunjukkan dalam bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.54

2. Tujuan Hasil Belajar

Berdasarkan Taksonomi Bloom, tujuan dari hasil belajar dapat dibagi ke dalam enam aspek yaitu:

a. Cognitive Domain (Aspek Kognitif), merupakan hasil belajar yang dicapai siswa berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

b. Affective Domain (Aspek Afektif), merupakan hasil belajar yang dicapai siswa berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri

c. Psychomotor Domain (Aspek Psikomotor), merupakan hasil belajar yang dicapai siswa berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

d. Analysis (Analisis), dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

e. Syntesis (Sintesis), apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru.

f. Evaluation (evaluasi), apabila penyusunan soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal.55

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan prestasi menuju pada kemampuan siswa dalam menguasai materi, pengalaman dan keterampilan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (waktu tertentu) kemampuan dan keterampilan didasarkan hasil pengukuran evaluasi pembelajaran siswa.

54

Ekawarna, op.cit., h.42

55

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.117-120

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi dengan Pendekatan Baru bahwa pada dasarnya, hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan siswa itu saja, akan tetapi masih ada hal lain juga yang menjadi factor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan siswa.

Menurut Burton faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: kelemahan secara fisik, kelemahan-kelemahan secara mental, kelemahan-kelemahan emosional, kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang salah.

b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa:

1) Kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku sumber belajar yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu.

2) Terlalu berat beban belajar

3) Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan.

4) Terlalu sering pindah sekolah atau tinggal kelas 5) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah 6) Kekurangan gizi.56

Dokumen terkait