• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.9.4 Beras Miskin (Raskin)

1.9.4.1 Pengertian Beras Miskin (Raskin)

Program Raskin (Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin) adalah sebuah program dari pemerintah. Program tersebut adalah sebuah upaya untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan

dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/rumah tangga miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp.1.600,00 per kg (netto) di titik distribusi.Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab dari distribusi beras dari gudang sampai ke titik distribusi di kelurahan dipegang oleh Perum Bulog.

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak azasi yang layak dipenuhi (Syafa’at dan Simatupang, 2006 :15).

Selain itu Amang (1993:128) juga mengatakan bahwa pangan merupakan kebutuhan manusia yang dianggap strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional bahkan politis. Terpenuhinya kebutuhan pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang.

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun bahan makanan pokok padi dapat digantikan/disubtitusi oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan lain.

Salah satu pihak yang perlu diperhatikan dalam penentuan kebijakan pangan, terutama beras adalah konsumen. Beras masih menjadi

sumber pangan pokok bagi sebagian terbesar penduduk Indonesia. Partisipasi konsumsi beras di berbagai wilayah adalah di atas besaran 90 persen. Kepentingan konsumen perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan di bidang perberasan (Harianto, 2001).

Mekanisme pelaksanaan distribusi RASKIN yaitu :

1. Bupati/Walikota mengajukan Surat Permintaan Alokasi (SPA) kepada Kadivre berdasarkan alokasi pagu RASKIN dan rumah tangga miskin penerima manfaat RASKIN dimasing-masing Kecamatan/Kelurahan/Desa.

2. SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan, maka pagu dapat direlokasikan ke daerah lain dengan menerbitkan SPA baru yang menunjuk pada SPA yang tidak dapat dilayani.

3. Berdasarkan SPA, Kadivre menerbitkan SPPB (Surat Perintah Pengiriman Beras) untuk masing-masing Kecamatan/Kelurahan/Desa kepada SATKER (Satuan Kerja) RASKIN. Apabila terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras (HPB) pada periode sebelumnya maka penerbitan SPPB periode berikutnya ditangguhkan sampai ada pelunasan.

4. Berdasarkan SPPB, SATKER RASKIN mengambil beras di gudang penyimpanan Perum BULOG, mengangkut dan menyerahkan beras RASKIN kepada pelaksana distribusi di titik distribusi. Kualitas beras yang diserahkan, harus sesuai dengan standar kualitas Badan Usaha Logistik (BULOG). Apabila tidak

memenuhi standar kualitas maka beras dikembalikan kepada SATKER RAKIN untuk ditukar/diganti.

5. Serah terima beras RASKIN dari SATKER RASKIN kepada pelaksana distribusi di titik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang merupakan pengalihan tanggungjawab.

6. Pelaksana Distribusi menyerahkan beras kepada rumah tangga miskin penerima manfaat RASKIN.

Adapun Mekanisme Alur RASKIN dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.1 Mekanisme Alur Distribusi RASKIN

Keefektifan distribusi Raskin dapat dinilai melalui indikator keberhasilan program Raskin yaitu :

1. Tepat Sasaran Penerima Manfaat Raskin hanya diberikan kepada rumah tangga miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam daftar penerima manfaat (DPM).

2. Tepat Jumlah Jumlah beras Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 10-15 Kg/RTM/bulan selama 10 bulan.

GUDANG DIVRE

SATKER RASKIN

PENERIMA

3. Tepat Harga Harga beras Raskin adalah sebesar Rp1.000/Kg netto di titik distribusi.

4. Tepat Waktu Waktu pelaksanaan distribusi beras kepada RTM penerima manfaat sesuai dengan rencana distribusi.

5. Tepat Administrasi Terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar dan tepat waktu. (BULOG, 2006).

6. Tepat Kualitas, Kualitas beras adalah beras medium kondisi baik sesuai dengan persyaratan kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan Perberasan yang berlaku

Sistem distribusi yang efisien menjadi prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu, dengan harga yang terjangkau. Perdagangan pangan yang adil diantara berbagai pelaku dengan kekuatan yang berbeda akan menjamin return/keuntungan yang efisien dan adil. (Nainggolan, 2005,4:7).

Semua proses dalam distribusi pemasaran, mulai dari penampungan dari produsen sampai penyaluran barang ke konsumen membutuhkan biaya yang masing-masing tidak sama. Bila jarak antara produsen dengan konsumen pendek, maka biaya pengangkutan bisa diperkecil. Jika tidak terjadi perubahan bentuk ataupun perubahan volume atau mutu maka biaya pengolahan jadi tidak ada. Semakin panjang jarak dan semakin banyak perantara yang terlibat dalam distribusi, maka biaya distribusi semakin tinggi (Daniel, 2002).

Istilah-istilah yang digunakan dalam petunjuk teknis antara lain adalah:

1. Tim Koordinasi program Raskin tingkat Provinsi adalah tim koordinasi yang ditetapkan berdasarkan keputusan Gubernur dan terdiri dari unsur pemerintah daerah Provinsi (Biro Sarana Perekonomian, Biro Bina Produksi, BPMD, Bappeda, BPS (Badan Pusat Statistik), BKKBN, Perum Bulog, Divisi Regional, Kepolisian, Kejaksaan serta stakeholders yang terkait.

2. Tim Koordinasi Divisi Regional (Divre) Provinsi adalah satuan kerja Perum Bulog Divre Provinsi yang dibentuk Kadivre yang bertugas dan bertanggung jawab mengkoordinasi dalam pelaksanaan Program Raskin di Sub Divre.

3. Satker Raskin adalah satuan kerja Perum Bulog Sub Divre yang dibentuk Kasub Divre yang bertugas dan bertanggung jawab mengangkut beras dari gudang Perum Bulog sampai dengan titik distribusi dan menyerahkan kepada pelaksana distribusi.

4. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah tim yang dibentuk di tingkat Kecamatan yang dipimpin oleh Camat sebagai ketua yang beranggotakan unsur Kecamatan, Polsek, Pengelola Program KB Kecamatan dan Koordinator Sensus Kecamatan (KSK) yang bertugas mengkoordinir pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan.

5. Pelaksana Distribusi adalah Kelompok Kerja (Pokja) di titik distribusi yang dibentuk berdasarkan musyawarah Desa/Kelurahan

yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah, terdiri dari Aparat Desa/ Kelurahan, Lembaga Masyarakat, dan unsur-unsur masyarakat yang bertugas dan bertanggung jawab mendistribusikan Raskin kepada penerima manfaat Raskin.

6. Titik Distribusi (TD) adalah tempat atau lokasi penyerahan beras oleh Satuan Kerja (Satker) Raskin Sub Divre kepada pelaksana distribusi di Desa.

7. Rumah Tangga Miskin (RTM) adalah penerima manfaat Program Raskin di Desa/Kelurahan sesuai hasil pendataan Sosial Ekonomi tahun 2005 BPS dengan kategori sangat miskin, miskin, dan sebagian hampir miskin.

8. Musyawarah Desa/Kelurahan adalah forum komunikasi di tingkat Desa/Kelurahan untuk menetapkan RTM yang berhak menerima Raskin.

9. Beras Standar Kualitas Bulog adalah beras kualitas medium, kondisi baik dan tidak berhama.

10.Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) adalah lembaga yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur di Provinsi dan Keputusan Bupati/Walikota di Kabupaten/Kota yang berfungsi menerima dan menindak lanjuti pengaduan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung termasuk media cetak dan elektronik.

1.5.4.2Tujuan dan Sasaran Program RASKIN

1.5.4.2.1Tujuan

Tujuan program RASKIN adalah untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.

1.5.4.2.2 Sasaran

Sasaran dari program RASKIN ini ialah Rumah tangga yang dapat menerima beras Raskin, atau juga disebut Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Program Raskin yaitu rumah tangga yang terdapat dalam Daftar Nama dan Alamat RTS-PM Program Raskin

1.5.4.3Pengelolaan dan Pengorganisasian `

Pengelolaan Raskin memiliki prinsip nilai -nilai dasar yang menjadi landasan atau acuan setiap pengambilan keputusan dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan, yang diyak ini mampu mendorong terwujudnya tujuan program Raskin. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keberpihakan kepada RTS -PM Raskin, bermakna mengusahakan RTS -PM Raskin dapat memperoleh beras kualitas baik, cukup sesuai alokasi dan terjangkau.

b. Transparansi, bermakna membuka akses informasi kepada pemangku kepentingan Raskin terutama RTS -PM Raskin, yang

harus mengetahui dan memahami adanya kegiatan Raskin serta dapatmelakukan pengawasan secara mandiri.

c. Partisipatif, bermakna mendorong masyarakat terutama RTS -PM Raskin berperan secara aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan program Raskin, mulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan dan pengendalian.

d. Akuntabilitas, bermakna bahwa setiap pengelolaan kegiatan Raskin harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati. Dalam pelaksanaan program Raskin dipandang perlu mengatur organisasi dari pelaksana program Raskin itu. Untuk mengefektifkan pelaksanaan program dan pertanggungjawabannya, dibentuk Tim Koordinasi Raskin di tingkat pusat sampai kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di tingkat desa/kelurahan serta tim lainnya sesuai kebutuhan yang diatur dan ditetapkan melalui keputusan pejabat yang berwenang. Penanggung jawab pelaksanaan program Raskin di pusat adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, di provinsi adalah gubernur, di kabupaten/kota adalah bupati/walikota, di kecamatan adalah camat dan di desa/kelurahan adalah kepala desa/lurah.

1.5.4.4 Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

Camat sebagai penanggung jawab di tingkat kecamatan bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi Raskin, penyelesaian

pembayaran HPB dan adminstrasi distribusi Raskin di wilayahnya. Untuk penyelenggaraan program Raskin di wilayahnya, camat membentuk Tim koordinasi Raskin sebagai berikut :

a. Kedudukan

Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksana program Raskin di kecamatan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada camat.

b. Tugas

Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan program Raskin serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota.

c. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai fungsi :

1. Perencanaan distribusi program Raskin di kecamatan.

2. Fasilitasi lintas pelaku, komunikasi interaktif, dan penyebarluasan informasi program Raskin di kecam atan.

3. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Pelaksana Distribusi Desa/Kelurahan.

4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Raskin di desa/kelurahan.

Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari penanggung jawabyaitu camat, ketua yaitu sekretaris kecamatan, sekretaris yaitu Kasi Kesejahteraan Sosial, dan anggota terdiri dari aparat Kecamatan, Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), anggota Satker Raskin dan pihak terkait yang dipandang perlu.

1.5.4.5Satuan Kerja Beras Miskin (Satker Raskin)

1. Kedudukan

Satker Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog Perum BULOG sesuai tingkatannya.

2. Organisasi

Satker Raskin terdiri dari : a. Ketua

b. Anggota :

1. Pegawai Perum BULOG yang ditetapkan melalui Surat Perintah (SP) Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog Perum BULOG.

2. Tenaga bantuan yang ditetapkan oleh ketua satker atas sepengetahuan Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog Perum BULOG.

3. Tugas dan Kewenangan

Satker Raskin mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab :

1. Mempunyai kewenangan mengangkat dan memberhentikan tenaga bantuan di wilayah kerjanyaatassepengetahuanKadivre/Kasubdivre/Kak ansilog Perum BULOG

2. Mempunyai tugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi, penyelesaian HPB, dan administrasi Raskin.

b) Anggota mempunyai tugas membantu dan bersama ketua sebagai berikut :

1. Mendistribusikan beras dari gudang Perum BULOG sampai dengan TD dan menyerahkan kepada Pelaksana Distribusi Raskin di TD.

2. Menerima uang HPB atau bukti setor bank dari Pelaksana Distribusi Raskin dan menyetorkan ke rekening HPB Bulog.

3. Menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yaitu Delivery Order dan pembayaran HPB (Tanda Terima/kuitansi dan Bukti Setor Bank).

Melaporkan pelaksanaan tugas antara lain : realisasi jumlah distribusi beras, setoran HPB di wilayah kerjanya kepada Kadivre/Kasubdivre/ Kakansilog Perum BULOG secara periodik setiap bulan.

1.6 Definisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun (1989:3) bahwa konsep adalah abstraksimengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu. Peranan konsep dalam penelitian sangat besar karena dia adalah alamat yang menghubungkan dunia teori dan dunia observasi., antara abstraksi dan realitas. Untuk itu dalam penelitian ini, penelit menguraikan definisi konsep sebagai berikut:

1. Kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah yang dirumuskan dan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga lain yang mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat

2. Efektivitas adalah tercapainya sasaran, target, tujuan dengan menggunakan waktu sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

3. Distribusi merupakan penambahan kegunaan waktu, tempat dan pemilikan barang yang mencakup juga pengangkutan barang-barang dari tempat asal atau produksi lanjutan ke tempat penjualan. Dalam hal ini ditribusi mencakup berbagai bidang manajemen khususnya seperti penjualan, pengiklanan, keuangan, pengangkutan dan pergudangan. 4. Program Raskin (Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin)

adalah sebuah program dari pemerintah. Program tersebut adalah sebuah upaya untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan

pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/rumah tangga miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp. 1.600,00 per kg (netto) di titik distribusi.Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab dari distribusi beras dari gudang sampai ke titik distribusi di kelurahan dipegang oleh Perum Bulog.

1.7 Definisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan bahwa perumusan definisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Definisi konsep ditujukan untuk mencapai pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditunjukan dalam upaya transformasi konsep kedua nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian,2011: 141).

Definisi operasional dalam Efektivitas Distribusi Dalam Pelaksanaan Program Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu dapat diukur melalui indicator sebagai berikut:

1. Standar dan sasaran kebijakan a. Tepat sasaran penerima Raskin

Tingkat kesesuaian data Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima raskin sesuai dengan daftar penerima manfaat yang dikeluarkan BPS.

Tingkat kesesuaian jumlah raskin yang diterima RTS berdasarkan pedoman umum raskin yakni sebesar 15Kg/RTS/Bulan 12 bulan.

c. Tepat harga

Tingkat kesesuaian harga tebus raskin oleh RTS berdasarkan standar pedoman umum raskin yakni Rp.1.600,-.

d. Tepat waktu

Tingkat kesesuaian waktu pendistribusian Raskin dengan rencana jadwal pendistribusian yaitu RTS menerima Raskin setiap bulan selama 12 bulan.

e. Tepat kualitas

Tepatnya persyaratan kualitas beras sesuai dengan standar kualitas beras bulog.

f. Tepat Administrasi

Terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar dan lengkap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam pedoman Raskin.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika yang disusun dalam rangka memaparkan secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat diketahui secara singkat, yakni sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

Dokumen terkait