• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Berbusana

Busana muslimah adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh manusia yang tabu untuk diperlihatkan oleh orang banyak. Di dalam kamus umum Bahasa Indonesia, busana sendiri diartikan sebagai pakaian yang indah-indah.12 Busana muslimah adalah berbagai jenis busana yang dipakai oleh wanita muslimah sesuai dengan ketentuan syariat Islam, dimaksud untuk menutupi bagian-bagian tubuh yang tidak pantas untuk diperlihatkan kepada publik. Pada intinya busana muslimah adalah busana yang syar‟i yang harus dikaitkan dengan sikap takwa yang menyangkut nilai psikologis terhadap pemakainya. Untuk menumbuhkan konsep diri busana muslimah semua itu kembali kepada masing-masing individu, dengan memperlihatkan gaya berbusana. Penulis dapat menyimpulkan

12W.J.S Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2006) Edisi ketiga,h.197.

28

sebagaimana mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2018 yang mempunyai perilaku berbusana sangat mengikuti zaman seperti halnya gaya busana di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam ada yang memakai dres, baju kemeja dan sebagainya,

Busana muslim adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna pakaian tersebut mencerminkan seorang muslim yang taat atas ajaran agamanya dalam tata cara berpakaian.13 Penulis dapat menyimpulkan bahwa busana Muslimah adalah pakaian yang sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan khususnya sesuai dengan penjelasan al-Qur‟an surah Al-Ahzab ayat 59 dan sebagaimana realita yang kita lihat khususnya di Jurusan Pendidikan Agama Islam y ang belum keseluruhan memakai busana muslimah untuk menutup aurat ada yang menggunakanya hanya untuk bergaya.

Busana muslim bagi wanita dapat diartikan sama dengan jilbab, karena busana muslimah identik dengan jilbab. Dalam khazanah kosa kata bahasa Indonesia, istilah yang lebih populer untuk busana muslimah adalah jilbab.14 Jilbab adalah sejenis pakaian luar yang menutup seluruh anggota tubuh. Apabila kaum perempuan itu keluar rumah malam hari karena suatu kebutuhan, mereka baru mengenakan jilbab, sedangkan bagi mereka yang tidak merasa perlu mengenakanya, mereka tetap memakai pakaian biasa. Orang-orang yang usil, lantas menggganggu mereka lantaran perempuan itu dikira amat, sebab memang amatlah yang sering kali sengaja mempertontonkan sebagian dari anggota tubuhnya. Kebiasaan semacam ini, lalu dijadikan sarana oleh kaum munafik untuk mengganggu kaum perempuan mukmin, termasuk isteri-isteri Nabi sendiri. Ketika

13S. Tabrani, Wanita Penghuni Surga (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), h.132.

14Reza Ahmadiansyah, Persep si Mahasiswi STAIN Salatiga Tentang Busana Muslimah, (Online) http://perpus,iainsalatiga.ac.id//docfiles/fulltext/9b1bd881fd3c2f99,pdf, (diakses, 30 Mei 2016, Jam 15.30 WIB.

ulah mereka itu diketahui orang lain, serta merta mereka membela diri dengan mengatakan bahwa ia menyangka perempuan itu amat . karena itu, maka Allah memerintahkan kepada isteri-isteri Nabi, puteri-puteri mereka, serta semua anak-anak gadis kaum mukminat agar memanjangkan jilbab mereka dengan menutup kekepala, leher, sampai dada mereka. Dengan demikian, orang-orang yang melihat bisa mengenali mereka sebagai perempuan mukminat yang merdeka, dan orang-orang fasik tidak keliru menggoda mereka dan orang-orang munafik tidak punya alasan lagi untuk mengganggu mereka dengan sengaja.15 Berikut beberapa pengertian tentang jilbab:

a. Jilbab menurut Rosyid Ridha, adalah kain sejenis pakaian luar yang menutup seluruh badan.

b. Quraish Syihab mengartikan jilbab adalah baju kurung yang longgar dilengkapi dengan kerudung penutup kepala.16

c. Menurut Dr. Moch Fachruddin jilbab berasal dari kata Jalaba, yang berarti menarik pandangan dan perhatian umum maka hendak di tutup.17

d. Menurut Al-Maraghi jilbab yaitu baju kurung yang menutupi seluruh tubuh wanita, lebih dari sekedar baju biasa dan kerudung.18

Hijab bagi wanita dalam Islam yang dimaksud adalah agar wanita menutup badanya ketika berbaur dengan laki-laki tidak mempertontonkan kecantikan, dan tidak pula mengenakan perhiasan.

15Muhammad Rasyid Ridha, Panggilan Islam terhadap Perempuan (Bandung: Penerbit Pustaka, 1986), h. 165-166.

16M. Quraish Syihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 9, (Jakarta: Lentera Hati, 1999), h. 172.

17Faud Moch Fachruddin, Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Islam, (Pedoman Ilmu Jaya, 1984), h. 24.

18Ahmad Mustafa Al-Maghi, Tafsir Al-maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1974), h. 61.

30

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa busana adalah ragam atau bentuk atau gaya yang terbaru yang terjadi pada suatu waktu tertentu serta diikuti oleh banyak orang. Saat ini banyak menjamur pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai model busana mulai dari busana hingga aksesoris-aksesoris lainya. Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, etika, estetika, tetapi juga berhubungan dengan kondisi sosial budaya, bahkan juga sebagai ekspresi ideologi. Bagi manusia pakaian tidak hanya berdimensi keindahan tetapi juga kehormatan bahkan keyakinan. Itulah sebabnya, aturan tentang pakaian termasuk yang di pandang penting oleh Allah swt.

Aurat merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam kehidupan seorang muslim, sebab aurat merupakan bagian tubuh yang tidak boleh di perlihatkan kepada orang lain, kecuali terhadap orang-orang tertentu, atau sedang dalam keadaan terpaksa.19 Aurat perempuan itu seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi, pada dasarnya wanita-wanita muslimah dalam berbusana hendaknya dapat menutupi auratnya dengan baik apabila sedang berada dimuaka umum.

Agama Islam menghendaki para pemeluknya agar berpakaian sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut atau paling tidak fungsinya yang terpenting adalah menutup aurat, al-Qur‟an tidak menetapkan gaya busana atau warna pakaian tertentu, baik ketika beribadah atau di luar ibadah, tetapi seperti yang kita ketahui bersama bahwa Nabi Muhammad saw, Sangat menyayangi warna putih karena warna putih tidak menyerap panas. Menunjukan kebersihan kepada pemakainya

19Bunyamin, “Perspektif Al-Qur‟an tentang Aurat dan Jilbab (Petunjuk Berbusana Muslimah)”, dalam Jurnal Studi Gender dan Islam PSW STAIN Watampaone Volume V, Nomor 1, Tahun 2012 h.27. (http : //e-jurnal. Stainwatampaone.ac.id/ index. Php/an-nisa/article/view/71).

dan kesederhanaan.20 Penulis dapat menyimpulkan mengenai penjelasan tersebut bahwasanya fakta yang terlihat di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam kebanyakn memakai busana yang menutup aurat dengan berbagai macam warna warni dan tidak memikirkan warna kontraks atau panas yang penting menutupi aurat, dan tidak ada juga ketentuan bahwa sebaiknya memakai warna yang ditentukan sebab sekarnag mahasiswi khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam berbusana Muslimah dengan syarat menutup aurat tanpa memandang warna.

Perekembangan gaya berbusana tidak bisa di pungkiri lagi akan selalu mengalami perubahan. Gaya busana baru dalam hal berbusana akan terus muncul.

Mudahnya akses informasi akan sangat mendukung persebaran gaya berbusana ini dalam masyarakat umum. Mudahnya informasi pada saat ini akan membuka peluang adanya libelarisasi informasi. Manusia akan dipengaruhi oleh informasi tersebut untuk mengambil tindakan dalam kehidupanya. Perkembangan informasi ini membuat semakin mudahnya persebaran gaya berbusana yang sedang berkembang disuatu Negara. Seseorang dengan mudah mengakses informasi tersebut. Kemudian ini menyebabkan akulturasi dari gaya berbusana. Seseorang bisa meniru gaya berbusana yang memang dia sukai. Gaya berbusana dari barat merupakan salah satu gaya berbusana yang sedang digandrungi oleh masyarakat pada saat ini. Mereka bangga ketika mengenakan busana bergaya barat, entahlah itu sesuai atau tidak dengan kaidah moral yang berlaku dilingkunganya.21 Penulis dapat menyimpulkan bahwa semakin maraknya teknologi dan informasi maka semakin marak pula gaya yang ada seperti halnya di Fakultas Tarbiyah dan

20Khalid Abdurrahman, Al-LKK, Al-Wajibah „ala Mar‟ah al-Muslimah (FIqih Wanita Tentang Hal-Hal yang Diwajibkan), terj. Achmad Sunarto (Semarang: PT. Pustaka Riski Putra, 2009), h. 172.

21Abul A‟la Maududi, Jilbab Wanita Dalam Masyarakat Islam (Bandung: Penerbit Marja 2005),h. 34.

32

Keguruan sampai saat ini kebanyakan lebih meniru fashion gaya muslimah yang trend khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam yang angkatan 2018 ada beberapa yang Fashionable dalam berbusana namun yang jadi inti dari apa yang mereka gunakan belum terlalu sesuai pada pemahaman mahasiswi pada al-Qur‟an surah Al-Ahzab ayat 59.

Ukuran cantik kini tidak hanya ketika menggunakan pakaian yang serba mini dan terbuat dari beberapa model dan terbuka, tetapi dengan jilbab pun bisa tampil cantik dan anggun. Walaupun ada yang memakai jilbab dengan berbagai macam gaya dan model sebagai contoh memakai jilbab yang dililit ke leher, memakai jilbab yang menutupi dada dan memakai jilbab sampai diatas pergelangan kaki. Kini dengan memakai jilbab, wanita tidak bisa lagi hanya dinilai bahwa hal tersebut merupakan ungkapan takwa seseorang tetapi juga hal tersebut sudah termasuk perubahan selera mode berpakaian seseorang. Islam tidak melarang memakai gaya busana apapun asalkan tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan. Berbusana dalam Islam merupakan gaya berbusana yang simpel yang paling mudah dan paling baik. Islam tidak terlalu ribet dalam mengatur gaya berbusana dan tidak pernah menyulitkan seseorang apalgi memberatkan dalam menetukan cara berpakaian yang baik sesuai syariat islam. Dalam Islam seorang diperintahkan untuk memakai pakaian yang menutupi auratnya, tidak berlebihan yang bisa menyebabkan sombong, serta tidak memamerkan perhiasanya. Perintah tersebut merupakan gaya berbusana yang diatur dalam Islam. Dengan melaksanakan perintah tersebut seseorang akan merasa nyaman dalam kehidupanya, karena apa yang digunakanya tidak membuat orang lain merasa terganggu. Agama islam tidak melarang seorang wanita untuk tampil cantik.22 Penulis dapat menyimpulkan bahwa Islam tidak melarang wanita muslimah untuk

22Nina Surtiretna, Anggun Berjilbab (Bandung : Mizan, 1997), h. 18.

berpenampilan cantik tapi fakta yang kita lihat di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sangat banyak mahasiswi yang memamerkan perhiasanya seperti contohnya berdandan dengan sangat berlebihan namun khususnya di Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2018 ada sebagian yang bersolek dengan jelas mempertontonkan lekukan tubuh karna busana yang dipakai tidak longgar dan menutupi, dan ada juga yang memakai perhiasan yang sangat mencolok sebaiknya mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan harus lebih memahami cara berbusana yang sesuai syariat Islam.

Penampilan bagi seorang perempuan memang memegang peranan penting. Karena ini menyangkut kepuasan dan kepercayaan diri di depan khalayak umum serta cermin kepribadian bagi seseorang. Semua orang juga mempunyai keinginan dalam dirinya bukan hanya saat tampil, tetapi juga untuk diperhatikan.

Ada satu kepuasan psikologis tertentu jika menjadi pusat perhatian. Mencari perhatian dapat berujung pada mencari sensasi (sensation seeking).23 Penulis dapat menyimpulkan bahwa fakta yang terjadi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2018 kebanyakan berpenampilan dengan keinginan mencari perhatian dengan berbusana yang digunakan ke kampus dengan rasa kepercayaan dirinya karna sebagian ingin dipandang dan mencari sensasi disini kita bisa melihat kepribadianya dari cara berbusana.

Dokumen terkait