• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PEMBAHASAN

E. Pengertian Biaya Produksi

“Biaya Produksi dapan didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut” (Sukirno, 2005:208).

“Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.” (Bustami, 2006:10)

32

F. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Dari beberapa pengertian yang telah dijabarkan sebelumnya, terlihat bahwa biaya produksi mempunyai beberapa faktor yang penting yang harus diperhatikan, atau dengan kata lain biaya produksi memiliki beberapa unsur penting didalamnya.

Unsur-Unsur Biaya Produksi (Bustami, 2006:10) pada dasarnya terdiri atas:

1. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contoh: kayu dalam pembuatan mebel, kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, dan lain sebagainya.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh: upah koki kue, upah tukang serut kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit dan pembuat pola pada perusahaan pakaian, operator mesin jikan menggunakan mesin.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetaoi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada

produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi beberapa elemen.

4. Bahan Tidak Langsung

Bahan Tidak Langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh: amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, sekrup, mur, staples, dan lain sebagainya.

5. Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh: gaji satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator telepon pabrik, pegawai yang menangani barang, dan lain sebagainya.

6. Biaya Tidak Langsung Lainnya

Biaya Tidak Langsung Lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu pengolahan produk selesai. Contoh: pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin, gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan peralatan pabrik.

34

PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali memiliki sejumlah biaya produksi berkaitan dengan Tanaman Tebu. Adapun unsur-unsur biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali, antara lain:

1) Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk bahan yang diproses menjadi barang jadi. Bahan baku yang digunakan dalam suatu produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II seperti;

a. Biaya Pembibitan

Biaya Pembibitan ini merupakan salah satu biaya yang merupakan biaya dalam produksi Tanaman Tebu, Pembibitan pada Tanaman tebu dilakukan pada awal pembukaan lahan pada setiap periode produksi. b. Biaya Tebu Giling

Biaya tebu giling termaksud dengan biaya produksi Tanaman PC, Tanaman R.I, Tanaman R.II, Tanaman R.III apabila produksi tebu sampai pada R.III

c. Biaya Pengolahan

Biaya Pengolahan ini termaksud kedalam semua proses produksi dalam pengolahan tanah,tanaman sampai ke proses pengemasan gula. d. Biaya Transportasi

Biaya Transportasi ini merupakan salah satu unsur biaya yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku. Pada PT. Perkebunan Nusantara II Biaya transportasi biasa disebut biaya Angkut. Biaya

angkut diperlukan untuk menambah harga pokok bahan baku yang dibeli.

2) Biaya Tenaga Kerja

a. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II merupakan biaya utama dari tenaga kerja untuk menghasilkan produk perusahaan baik Tanaman Tebu. Yang termaksud Tenaga kerja langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II kebun Sampali yaitu tenaga kerja yang langsung terkait dalam produksi tanaman tebu secara langsung, seperti Buruh kebun,Mandor kebun, Krani Afdeling, dan Krani Pengamat. Tanpa adanya tenaga kerja langsung maka proses produksi tidak akan berjalan. Sedangkan yang dimaksud dengan upah langsung adalah biaya memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi. Biaya ini dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, contohnya gaji untuk para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk yang dihasilkan. Setiap tenaga kerja langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II akan diberikan upah.

Komponen-komponen yang termasuk dalam upah adalah sebagai berikut:

1. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah upah yang dibayarkan kepada buruh dengan suatu dasar tertentu dalam suatu periode yang ditentukan. Gaji pokok Pada PT. Perkebunan Nusantara II dihitung dari jam kerja dan kehadiran buruh pada pengusahaan kebun yang di data oleh Mandor dari setiap Kebun, atau berdasarkan absen pegawai pada karyawan yang berada di kantor. Upah

36

yang diterima pegawai maupun buruh dilakukan setiap tanggal 4 setiap bulan.

2. Uang Lembur

Uang lembur adalah upah tambahan yang dibayar kepada buruh yang bekerja melebihi waktu jam kerja normal yang ditetapkan menurut Undang-Undang Perburuhan. Pada PT. Perkebunan Nusantara II uang lembur diberikan kepada mandor dan buruh yang berada di kebun dalam masa pembukaan lahan, pengolahan lahan ataupun pemanenan berdasarkan penambahan jam kerja dari ketentuan yaitu pukul 07.30 hingga pukul 15.00, apabila melebihi jam kerja tersebut karyawan berhak menerima uang lembur sesuai ketentuan PT. Perkebunan Nusantara II.

3. Bonus

Bonus adalah upah tambahan yang diberikan kepada buruh yang menunjukkan prestasi kerja yang melebihi standar yang telah ditentukan sebelumnya. Bonus yang akan diberikan yaitu kepada karyawan yang sudah lama bekerja di PT. Perkebunan II diatas 10 tahun , bonus akan diakumulasikan pada gaji di bulan yang sama saat karyawan dinilai melakukan prestasi atau bekerja melebihi standar.

b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja tidak langsung ini bersifat menunjang jumlah proses produksi. Pada PT. Perkebunan Nusantara II Tenagan kerja tidak langsung misalnya, mandor kepala gudang, penjaga-penjaga malam, akuntan dan

sebagainya. Perusahaan juga memberikan upah insentif, dimana tujuannya adalah untuk mendorong produktivitas tenaga kerja untuk menghasilkan produk lebih banyak dari kebun, meningkatkan penghasilan perusahaan.

Untuk lebih memperjelas lagi biaya-biaya yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara, maka dilakukan penggolongan menjadi biaya langsung, biaya tidak langsung.

Biaya Langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Sampali

Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan proses produksinya. Biaya langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Sampali:

a. Gaji dan Beban Sosial

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar hasil kerja para pekerja perusahaan.

b. Biaya Pemeliharaan Tanaman

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memelihara kebunnya, antara lain:

1. Biaya penanaman, yaitu untuk menggali lubang.

2. Biaya penyiangan, yaitu untuk pemberantasan ilalang, menyiang, dan merumput.

38

c. Biaya Pemupukan

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses pemupukan baik dalam pembelian pupuk sampai pemberian pupuk pada daerah penanaman. Biaya pemupukan ini dihitung berdasarkan luas wilayahnya. Biaya yang dikeluarkan antara lain, untuk:

1. Biaya pembelian pupuk dan pupuk hijau 2. Biaya alat-alat perlengakapan pemupukan 3. Biaya upah untuk pemupukan

d. Biaya Panen

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memanen hasil kebun. Biaya-biaya yang timbul antara lain:

1. Biaya untuk pengangkutan pemungut hasil 2. Stimulansis

3. Bahan pelengakap 4. Alat-alat perlengkapan 5. Biaya Pemborong

Biaya Tidak Langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebunn Sampali

Biaya tidak langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II terdiri dari:

a. Biaya Umum

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan tata usahanya antara lain kegiatan promosi dan pemasaran

b. Biaya Penyusutan

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dikarenakan adanya penyusutan aktiva yang terpakai dan bahan-bahan produksi.

G. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan

Kontrol merupakan fungsi pengendalian dan peraturan , standar pembanding dan pengawasan. Sebagai suatu konsep, tujuan penerapan mekanisme pengawasan sebagai alat manajemen tidak lain agar setiap perencanaan dapat dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan yang ditentukan dan mencapai tujuan atau hasil sesuai dengan yang direncanakan.

Peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan pada perusahaan ini diwujudkan dengan cara :

1. Membandingkan anggaran biaya produksi yang telah ditetapkan (standar) dengan realisasi (aktual) biaya produksi pada periode yang bersangkutan. 2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu apabila terjadi

penyimpangan yang merugikan dan mempertahankannya apabila terjadi penyimpangan yang menguntungkan pada periode mendatang.

40

H. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan

Dalam mencapai tujuan, perusahaan terlebih dahulu menyusun rencana kegiatan operasi. Setelah anggaran selesai disusun maka disebarluaskan kepada masing-masing bagian dan setiap bagian yang terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan melaksanakan kegiatannya dengan berpedoman kepada anggaran.

Meskipun anggaran biaya produksi telah disusun dengan cermat dan teliti serta dilakukan pengawasan terhadap biaya yang dikeluarkan, namun tidak selamanya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran. Hal tersebut disebabkan oleh adanya biaya-biaya tertentu yang tidak dapat dikendalikan.

Analisis terhadap anggaran dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya. Hasil perbandingan tersebut akan menghasilkan penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi bisa menguntungkan ( favorable ) atau merugikan ( unfavorable ) .

Tujuan perbandingan anggaran dan realisasinya adalah untuk dapat memberikan masukan epada perusahaan guna penyusunan anggaran periode berikut. Hal yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan harus diatasi sehingga untuk masa yang akan datang tidak terulang kembali.

PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali dalam menyusun anggaran biaya produksi Tanaman Tebu menggunakan biaya standar yaitu anggaran biaya produksi tanaman Tebu pada tahun sebelumnya, Anggaran yang sudah ditetapkan kemudian direalisasikan dan dilakukan Analisis. Jika realisasi mendekati atau tidak melebihi anggaran maka akan diberikan reward berupa bonus kepada karyawan atas prestasi kerja yang telah dicapainya. Sebaliknya apabila ternyata

realisasi melebihi anggaran (over estimate), maka ada tindakan untuk memperbaikinya.

Berikut data Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Produksi serta Realisasinya pada tahun 2013 dan 2014 pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali.

Tabel 3.1

Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tanaman Tebu Tahun 2013/2014 Tahun 2013 ( TG. 2012/2013) 2014 ( TG. 2013/2014) Presentase Perubahan ( % ) Anggaran Biaya Produksi ( Rp Juta ) 23.162.589 26.627.714 3,46 % Realisasi Biaya Produksi ( Rp Juta ) 22.782.485 24.307.892 1,52 % Selisih Biaya Produksi ( Rp Juta ) 380.104 2.319.822 Presentase 1,64 % atau Favorable 8,71 % atau Favorable 7,07 % Favorable

42

Berdasarkan laporan anggaran dan realisasi biaya produksi Tanaman Tebu 2013-2014, Biaya realisasi Tanaman Tebu tidak melampaui daripada anggaran yang telah ditentukan oleh perusahaan ( RKAP ). Biaya Produksi Tebu 2013 berbanding 2014 mengalami kenaikan sebesar 7,07 % . Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan biaya upah angkut dan upah tenaga kerja.

Dibawah ini Rincian biaya produksi Tebu tahun 2013-2014 pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Biaya Produksi Tanaman Tebu Periode Tahun 2013 dan 2014

URAIAN 2013 ( TG. 2012/2013) 2014 ( TG. 2013/2014) Perbandingan 1 Realisasi 2 Realisasi 3 RKAP 4 = 3/1 5 = 3/2

Biaya Umum & T.Usaha

1.558.282 1.738.233 1.969.152 1,115 0,882

Biaya Pembibitan 416.504 660.316 675.574 1,585 0,977

Biaya Tebu Giling

- Biaya Tanaman PC 1.911.929 2.762.881 2.819.859 1,445 0,979

- Biaya Tanaman R.I 1.754.912 2.424.109 2.495.396 1,381 0,971

- Biaya Tanaman R.II 1666.124 2.368.739 2.385.609 1,421 0,992

- Biaya Tanaman R.III - 8.862 27.756 0,319

Biaya Tebang &Angkut 8.739.033 7.648.925 9.632.891 0,875 0,802

Biaya Pengolahan 6.417.684 6.396.759 6.372.721 0,996 1,003

Biaya Pengemasan 318.017 299.068 348.756 0,940 0,857

Penyusutan/Amortisasi - - -

Jumlah Biaya Produksi 22.782.485 24.307.892 26.627.714 1,066 0,912

44

Berikut dapat dijelaskan jumlah produksi tebu kebun Sampali pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3

Produksi Tanaman Tebu Kebun Sampali ( Ton )

URAIAN 2014 ( TG. 2013/2014 ) Realisasi RKAP Luas ( Ha ) 533,67 549,91 Ton Produksi 39.914,63 46.173,28 Ton/Ha 74,79 83,97 Hablur 2.593,11 2.308,66 Produksi SHS 2.610,048 29.673,36 Tetes 2.129,74 2.970,30

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II BUMN Perkebunan Award 2014

Realisasi Produksi tanaman tebu kebun Sampali tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 6.258,65 ton atau 13,55 % dibanding RKAP 2014.

( Realisasi 2014 = 39,914,63 ton, RKAP Tahun 2014 = 46.173,28 ton.

Penyebab produksi tahun 2014 dibawah RKAP 2014 sebesar 13,55 % disebabkan karena adanya pengurangan luas areal sebesar 16,24 Ha. Hal ini dikarenakan produksi tebu 2014 dirusak oleh penggarap seluas 16,24 Ha.

Tabel 3.4

Realisasi Produksi Tanaman Tebu Kebun Sampali 2013 berbanding 2014 ( Ton ) URAIAN 2013 ( TG. 2012/2013 ) 2014 ( TG. 2013/2014 ) Realisasi Realisiasi Luas ( Ha ) 543,85 533,67 Ton Produksi 43.678,35 39.914,63 Ton/Ha 80,31 74,79 Hablur 2.728,30 2.593,11 Produksi SHS 27.259,56 2.610,048 Tetes 2.048,30 2.129,74

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II BUMN Perkebunan Award 2014

Berdasarkan Tabel 3.4 Realisasi produksi tahun 2014 dibanding Realisasi 2013 mengalami penurunan sebesar 3.763,72 ton atau 8,62 %.

Realisasi Ton Produksi Tanaman Tebu tahun 2013 = 43.678,35ton, sedangkan RKAP ton produksi Tanaman Tebu Tahun 2014 = 39.914,63 ton. Kondisi di tahun 2014 ton produksi mengalami penurunan disebabkan karena perbedaan luas areal Tanam tahun 2013 dan 2014, Pada tahun 2014 areal tanam berkurang sebesar 16,24 Ha.

46

Berikut dapat dijelaskan jumlah produktivitas Tebu pada tabel 3.4 di bawah ini :

Tabel 3.5

Produktivitas Tetes Tebu ( Kg/Ha )

URAIAN

2013 (TG. 2012/2013 )

2014 ( TG. 20132/2014 )

Realisasi RKAP Realisasi

Tetes 2.048,30 2.970,30 2.129,74

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II BUMN Perkebunan Award 2014

Berdasarkan Tabel 3.5 ditunjukkan Produksi Tetes Tebu yang menjadi ukuran Produktivitas pada Tanaman Tebu.

Realisasi tetes tebu tahun 2014 dibawah RKAP 2014 sebesar 840,56 ton (2.970,30 – 2.129,74) atau penurunan produktivitas sebesar 39,47 % . Apabila dilihat dari realisasi produksi Tetes tebu dari tahun 2013 dibanding dengan tahun 2014 maka terjadi kenaikan realisasi produktivitas tanaman tebu dari tahun 2014 sebesar 81,44 ton (2.129,74 – 2.048,30) atau sebesar 3,98 % .

47 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat membuat kesimpulan dan memberikan beberapa saran atas penelitian yang telah dilakukan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

A. Kesimpulan

1. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan, dengan komoditu utama adalah Tebu.

2. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali menyusun Biaya Produksi Tanaman Tebu meliputi Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung. 3. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali menyusun anggaran,

perusahaan menetapkan biaya standart dengan menggunakan data historis atau biaya tahun sebelumnya sebagai acuan dalam menyusun anggaran.

4. Peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara II sudah berfungsi secara baik. Hal ini dapat dilihat dengan biaya produksi yang tidak melebihi anggaran dan ditemukan penyimpangan yang terjadi adalah Penyimpangan yang menguntungkan ( Favorable ) yang artinya Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Tanaman Tebu tahun 2014 tidak mengalami

48

penyimpangan yang merugikan bagi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali.

B.Saran

Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan penulis pada PT. Perkebunan Nusantara II maka penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin berguna bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu :

1. Pihak perusahaan harus lebih mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan pada masa yang akan datang sehubungan dengan pilihan alternative yang akan diputuskan, sehingga kerugian perusahaan akibat kesalahan keputusan dapat dihindari.

2. Sebaiknya perusahaan lebih cermat menyusun Anggaran produksi dan harus memperhatikan standart RKAP berdasarkan tahun sebelumnya namun tetap menyesuaikan terhadap keadaan lahan pada tahun Produksi.

3. Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan pengawasan di areal kebun agar tidak terjadi kembali pengurangan hasil produksi yang disebabkan adanya pengurangan luas areal tanam sebesar 16,24 Ha oleh penggarap.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1998. Anggaran Perusahaan Pendekatan Kuantitatif Buku 1. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Belajar Bangun, Wilson. 2007. Teori Ekonomi Mikro. Bandung. Refika ADITAMA Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Jakarta.

Penerbit Graha Ilmu

Dalman, 2001. Menulis Karya Ilmiah, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Marwan, dan Gunawan. 2003. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta. BPEE Yogyakarta

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta. UPP STIM YKPN Narifin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta. Salemba Empat

Robert, Bruce. 1994. Ekonomi Produksi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Rudianto. 2009, Penganggaran, Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta Raja Grafindo Persada

Dokumen terkait