UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI TANAMAN TEBU SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
KEBUN SAMPALI
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
MARISTA MAGDALENA SITANGGANG 122101201
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : MARISTA MAGDALENA SITANGGANG NIM : 122101201
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI TANAMAN TEBU SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN SAMPALI
Tanggal : ………….… 2015 DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR
NIP.19621204 198903 2 003 Dra. Nisrul Irawati, MBA
Tanggal : ………….… 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
NIP.19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si
Tanggal : ………….… 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
NIP.19560407 198002 1 0
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih
dan karunia yang diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI TANAMAN
TEBU SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN SAMPALI sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma-III Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dengan setulus hati tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua
orang tua penulis, Ayahanda Alm. Maurit Sitanggang dan Ibunda Marisi
Simatupang yang selalu mencurahkan kasih sayang, dukungan serta doanya
kepada penulis. Terima kasih yang sedalam-dalamnya karena telah menjadi orang
tua terhebat sedunia, semoga ini menjadi awal dari kesuksesan penulis di masa
yang akan datang.
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini, penulis tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
ii
Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Pembimbing Penulis yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Asmawito selaku Mentor magang Penulis, Ibu Anum sebagai
kepala bidang Tanaman Tebu, Bapak Ginting, Ibu Lina, dan seluruh staff
PT. Perkebunan Nusantara II yang tidak dapat Penulis sebutkan satu
per satu yang telah sangat banyak membantu Penulis dalam Penulisan
Tugas Akhir ini.
5. Teristimewa untuk Van Basti Pasaribu, terima kasih buat segala dukungan
yang selalu meningkatkan semangat penulis setiap harinya, terima kasih
buat banyak sekali bantuan yg tidak ternilai, buat waktu, kasih sayang,
serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam proses penulisan
Tugas Akhir ini, Tuhan Memberkatimu.
6. Terkhusus buat Adikku Nancy, terima kasih buat dukungan, semangat,
kasih sayang dan doa yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis
dalam proses penulisan Tugas Akhir hingga terselesaikan.
7. Sahabat dan Keluarga kecilku ELVAKA, Kak Monica, Kak Enzelia, Cika,
Holong, dan Ambos. Terima kasih buat kalian saudara yang selalu menjadi
contoh untuk penulis lebih semangat dan sahabat yang baik didalam segala
hal.
8. Teman-Teman yang paling saya sayangi Novelin Sinulingga, Jenny
iii
Aldo Kristona yang telah banyak memberi semangat, kebahagiaan dan doa
kepada penulis, serta teman-teman D-III Manajemen Keuangan Grup D
stambuk 2012 yang bersama-sama berjuang dalam tiga tahun ini.
9. Keluarga Rohani ku kak Lebena Sihotang, abang Andreas Sinaga, Putri,
Agnes, Esra, dan Novida yang selalu mendukung Penulis baik secara
Rohani dan Jasmani untuk semakin lebih baik lagi kedepannya.
10.Teman terbaik penulis Agrayna Marbun, Ray Ryco Hutabarat, Steven serta
teman-teman Good Café yang telah meluangkan waktunya untuk
membantu maupun menemani penulis dalam keceriaan pada proses
Penulisan Tugas Akhir ini.
Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun
akan Penulis terima dengan senang hati dan semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2015
Penulis
NIM. 122101201
iv DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... …iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...4
C. Tujuan Penelitian...4
D. Manfaat Penelitian...5
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan...6
2. Kegiatan Operasional Perusahaan...9
3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan………...11
4. Sasaran Perusahaan………...13
5. Lokasi dan Luas Perkebunan/Perusahaan………14
B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas 1. Struktur Organisasi………..15
2. Deskripsi Tugas………...16
BAB III : PEMBAHASAN A. Pengertian Anggaran...22
B. Fungsi Anggaran………...23
C. Jenis-Jenis Anggaran…………...23
D. Tujuan Anggaran dan Manfaat Anggaran...29
v
F. Unsur-Unsur Biaya Produksi...32 G. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan...39 H. Peranan Anggaran Biaya Produksi
Sebagai Alat Pengawasan………..40
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...47 B. Saran...48
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi
Tanaman Tebu Tahun 2013/2014……….41
Tabel 3.2 Biaya Produksi Tanaman Tebu Periode Tahun 2013
dan 2014……….……….……..43
Tabel 3.3 Produksi Tanaman Tebu Kebun Sampali…………...…...44 Tabel 3.4 Realisasi Produksi Tanaman Tebu Kebun Sampali
2013 berbanding 2014………45
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah
bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan
ini sering disebut sebagai kegiatan produksi.
Dalam Perusahaan manufatur, kegiatan produksi bukan merupakan
aktivitas yang berdiri sendiri, melainkan aktivitas penunjang dari rencana
penjualan. Karena itu jelas bahwa rencana produksi meliputi perencanaan tentang
jumlah produksi, kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja, dan kapasitas
produksi. Anggaran produksi dalam arti sempit juga disebut anggaran jumlah
yang harus di produksi yang merupakan suatu perencanaan tingkat atau volume
barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau
tingkat penjualan yang telah direncanakan.
Kegiatan produksi juga merupakan kegiatan yang penting pula di sebuah
perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam struktur pasar
penjual, kegiatan produksi ini justru merupakan kegiatan yang paling penting.
Dengan demikian, apabila kegiatan produksi ini mengalami hambatan, maka
penyediaan produk untuk dijual juga akan mengalami gangguan.
Menurut Sadono Sukirno (2003), Biaya Produksi merupakan semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
2
Tinggi rendahnya biaya produksi yang digunakan tergantung pada sistem
manajemen yaitu mengefisiensikan segala biaya-biaya produksi yang dikeluarkan.
Rendahnya biaya produksi yang dikeluarkan adalah salah satu dari indikator
terciptanya efisiensi dalam pengolahan tanaman tebu. Hal ini disebabkan oleh
biaya produksi, yaitu salah satu alternatif yang dapat dipilih sebagai faktor yang
dapat ditekan sehingga tidak terlalu banyak biaya produksi.
Untuk menunjang kegiatan produksi, Anggaran sebagai suatu sistem
nampaknya cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan dari seluruh kegiatan produksi perusahaan.
Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi
yang dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka
waktu tertentu (Nafarin, 2004 :12). Anggaran dibutuhkan manajemen untuk
merencanakan semua aktivitas dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga mempunyai arti yang
sangat penting dalam pengkoordinasian kegiatan. Dengan adanya koordinasi
diharapkan kerja sama yang baik dari seluruh bagian untuk mencapai tujuan
bersama.
Perencanaan terhadap anggaran biaya produksi harus disertai dengan
pengawasan. Pengawasan sangat berfungsi bagi manajemen untuk mengetahui
bahwa aktivitas yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan produksi dapat berjalan
seperti direncanakan. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh
mana efisiensi telah dicapai dalam melaksanakan kegiatan produksi. Dengan
demikian, perencanaan anggaran produksi merupakan salah satu unsur sistem
Pengawasan anggaran biaya produksi yang baik akan menunjang kegiatan
produksi perusahaan sehari-hari yang nantinya akan menunjang seluruh kegiatan
perusahaan. Demikian pula, pengawasan biaya produksi sebagai suatu fungsi
memperbandingkan biaya produksi yang sebenarnya dengan anggaran biaya
produksi. Dengan adanya perbandingan tersebut dapat dievaluasi apakah telah
terjadi penyimpangan baik yang merugikan maupun menguntungkan.
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan dan pengelolaan hasil
Tanaman Tebu dan Kelapa sawit. Pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun
Sampali komoditi utama perusahaan itu sendiri adalah Tebu. Tebu merupakan
tanaman penghasil gula yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, pertumbuhan dan produksi tanaman tebu pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
dari luar maupun dari tanaman itu sendiri. Faktor itu sendiri pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi faktor lingkungan, faktor genetis, dan faktor agronomis.
Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi tanaman tebu, faktor tersebut
saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam hal peningkatan produksi
yang dihasilkan. Pengusahaan perkebunan tanaman tebu mulai dari persiapan
lahan, penyediaan sarana dan prasarana, pemeliharaan, hingga pemasaran
membutuhkan biaya yang cukup agar dapat berjalan dengan baik.
Agar dapat ditentukan biaya produksi Tanaman Tebu dengan benar, maka
harus diperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi seperti proses produksi,
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan pada perusahaan
tersebut. Oleh sebab itu, penulis memilh judul “ANALISIS ANGGARAN
BIAYA PRODUKSI TANAMAN TEBU SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN SAMPALI”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang perlu dibahas dalam tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Biaya-biaya apa saja yang termasuk dalam unsur biaya produksi Tanaman
Tebu pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali ?
2. Bagaimana peran anggaran biaya produksi Tanaman Tebu sebagai alat
pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis biaya yang termasuk dalam biaya produksi
Tanaman Tebu pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali.
2. Untuk mengetahui bagaimana Peran angggaran biaya produksi Tanaman
tebu sebagai alat pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan informasi bagi penulis mengenai
biaya dalam perusahaan, khususnya Anggaran Biaya Produksi dan
hubungunnya sebagai Alat Pengawasan.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan khususnya perusahaan
perkebunan, pengamat, dan pihak-pihak terkait.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenisnya khususnya
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali bertempat di pasar hitam
sampali dan merupakan salah satu perusahaan negara. PT. Perkebunan Nusantara
II Kebun Sampali lahir setelah melalui proses yang cukup panjang setelah
pengambilan alih perusahaan-perusahaan milik Belanda pada tahun 1957 yang
berkaitan dengan perjuangan Bangsa Indonesia melepaskan diri dari bangsa
Belanda. Adapun perjalanan sejarah kebun sampali adalah sebagai berikut :
a. Periode tanggal 11 Januari 1957 sampai dengan 11 November 1958.
Nama Perusahaan : N.V.Verenigde Deeli Maatschappijen
Berdasarkan : U.U. No. 86 tahun 1958
Dewan Direksi : 3 orang
Luas Daerah : 86.728 ha
Terdiri Dari : 24 Perkebunan
b. Periode tanggal 20 November 1958 sampai dengan 31 Mei 1960 Nama Perusahaan : PPN.BATU g.g.N.V.V.D.M.
Berdasarkan : U.U. No. 86 tahun 1958 Dewan Direksi : 3 Orang
c. Periode tanggal 1 Juni 1960 sampai dengan 31 Mei 1963
Nama Perusahaan : PPN. Baru Cabang Sumatera Utara I
Berdasarkan : P.P.No.29/1960
Dewan Direksi : 3 Orang
Luas Daerah : 101.633 ha
Terdiri Dari : 40 Perkebunan
d. Periode tanggal 1 Oktober 1963 sampai dengan 30 September 1968
Nama Perusahaan : PPN Sumut I (khusus temakau)
Bedasarkan : P.P.No.143/1961
Dewan Direksi : 3 Orang
Luas Daerah : 58.539 ha
Terdiri Dari : 28 Perkebunan
e. Periode tanggal 17 Mei 1969 sampai dengan 30 Maret 1974
Nama Perusahaan : PPN Sumut I (tembakau)
Berdasarkan : P.P.No.130/1965
Dewan Direksi : 3 Orang
Luas Daerah : 22.744
8
f. Periode tanggal 18 April 1968 sampai dengan 30 April 1969
Nama Perusahaan : PPN.IX
Berdasarkan : P.P.No.14/1968
Dewan Direksi : 3 Orang
Luas Daerah : 53.329
Terdiri Dari : 23 Perkebunan
g. Periode tanggal 17 Mei 1969 sampai dengan 30 Maret 1974
Nama Perusahaan : PPN.IX
Berdasarkan : P.P.No.44/1973
Dewan Direksi : 3 Orang
Luas Daerah : 58.319
Terdiri Dari : 22 Perkebunan
h. Periode tanggal 1 April 1974 sampai dengan 1 Mei 1984
Nama Perusahaan : PPN Nusantara IX
Berdasarkan : P.P.No.14/1980
Dewan Direksi : 3 Orang
Luas Daerah : 58.539
Demikian perjalanan sejarah PT. Perkebunan Nusantara II yang selalu
mengalami perubahan hampir setiap tahun hingga April 1996 sampai dengan
sekarang telah bergabung antara PT. Perkebunan Nusantara II dengan PT.
Perkebunan Nusantara IX sehingga berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sampali.
2. Kegiatan Operasional Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II atau disingkat dengan PTPN II dibentuk
berdasarkan PP. No.7 tahun 1966 pada tanggal 14 Februari 1966. Perusahaan
yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan
penggabungan kebun-kebun di wilayah Sumatera Utara dari PTPN II dan PTPN
IX. PTPN II mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, kakao, gula, dan
tembakau dengan areal konsesi seluas 103.860 hektar. Budidaya kelapa sawit
diusahakan pada areal seluas 61.577 ha, karet 11.256 ha, dan kakao seluas 7.370
ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri ditambah inti PTPN II juga
mengelola areal Plasma milik petani seluas 25.250 ha untuk tanaman kelapa sawit.
Disamping itu PTPN II juga mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan
tembakau. Tanaman tebu lahan kering ditanam pada areal seluas 16.046 ha, terdiri
dari tebu sendiri (TS) 14.476 ha dan tebu rakyat (TR) seluas 1.572 ha, sedangkan
tanaman tembakau ditanam pada areal seluas 2.443 ha.
PT. Perkebunan Nusantara II memiliki 31 unit usaha perkebunan yaitu;
Kebun Tanjung Garbus, Kebun Padang Brahrang-Beklun, Kebun Tanjung Jati,
Kebun Mariendal, Kebun Tanjung Keliling, Kebun Bekala, Kebun Kwala Madu,
10
Kebun Batang Kuis, Kebun Kwala Bingei, Kebun Bandar Kalippa, Kebun
Tanjung Beringin, Kebun Saentis, Kebun Basilam, Kebun Sampali, Kebun
Helvetia, Kebun Kwala Sawit, Kebun Air Tenang, Kebun Sei Semayang, Kebun
Klambir Lima, Kebun Batang Serangan, Kebun Tandem, Kebun Sawit Seberang,
Kebun Sawit Hulu, Kebun Klumpang, Kebun Bulu Cina, Kebun Prafi, Kebun
Arso, dan Kebun Tandem Hilir.
Untuk menghadapi tantangan bisnis global, maka PT. Perkebunan
Nusantara II kedepan akan terfokus terhadap pengelolaan bisnis perkebunan dan
bisnis non perkebunan dengan memanfaatkan aset-aset non produktif serta
ekstensifikasi usaha perkebunan melalui Agro Wisata, Agro Bisnis, dan Agro
Industri. Seluruh unit usaha diintegrasikan ke dalam beberapa strategi bisnis unit
yaitu 5 distrik perkebunan, 1 distrik rumah sakit, 2 unit penelitian, dan 1 unit
bengkel.
Areal yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II tersebar di wilayah
Sumatera Utara dan Papua, dengan total luas areal 112.625 ha, pada sebaran
wilayah Sumatera Utara seluas 107.104,59 ha dan wilayah Papua 5.502,52 ha.
Perusahaan juga membangun pabrik/unit pengelolaan berupa Pabrik
Kelapa Sawit, Pabrik Fraksionasi, Pabrik Karet Kering, Pabrik Lateks, Pabrik
Rubber, Pabrik Kakao, dan Pabrik Gula. Sarana pabrik/pengolahan terdapat 15
unit pabrik yaitu: 8 Unit Pabrik Kelapa Sawit, 1 unit Pabrik Fraksionasi, 2 unit
Pabrik RSS, 2 Unit Pabrik SIR, dan unit Pabrik Gula dengan kapasitas terpasang
a. Kapasitas Terpasang :
1) Pabrik Kelapa Sawit : 280 Ton TBS/Jam
2) Pabrik Fraksionasi : 200 Ton CBS/Hari
3) Pabrik RSS : 19 Ton KK/Hari
4) Pabrik SIR : 19 Ton KK/Hari
5) Pabrik Gula : 8000 Ton TBS/Ja
b. Kapasitas Terpakai :
1) Pabrik Kelapa Sawit : 177,33 Ton TBS/Jam
2) Pabrik Fraksionasi : -
3) Pabrik RSS : 4,98 Ton KK/Hari
4) Pabrik SIR : -
5) Pabrik Gula : 7600 Ton TCD/Hari
3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan a. Visi Perusahaan
Turut melaksanakan dan menopang kebijaksanaan serta program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional umumnya. Khusus di
sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk
keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat.
b. Misi Perusahaan
Profitisasi melalui pendayagunaan, pengelolaan perusahaan dibidang
perkebunan, dengan mengusahakan lima budidaya komoditi unggulan yakni
12
sehingga dapat mencapai produk yang memenuhi standar kualitas yang
dibutuhkan oleh konsumen serta melakukan diversifikasi usaha yang dapat
mendukung kinerja perusahaan.
Pengolahan produksi yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi
yang berwawasan lingkungan, memiliki daya saing yang kuat, serta meningkatkan
kemitraan dengan petani untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri guna
kelangsungan usaha dalam mendukung pertanian dan perkebunan.
c. Tujuan Perusahaan
Adapun tujuan perusahaan adalah sabagai berikut :
1. Peningkatan kinerja operasional dan manajemen serta pemanfaatan
peluang bisnis seoptimal mungkin sehingga menjadi perusahaan
perkebunan yang sustainable (berkelanjutan), berdaya saing, makmur,
dan menghasilkan laba sehingga dapat berperan dalam pembangunan
daerah dan nasional serta dalam mensejahterakan karyawan.
2. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agrobisnis sektor
perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat, dan tumbuh
dalam skala usaha yang ekonomis.
3. Meningkatkan posisi portofolio bisnis melalui perbaikan internal semua
aspek sumber daya yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara II.
4. Meningkatkan profitabilitas usaha pada kondisi unggulan serta
mempertahankan dan meningkatkan sumbangan devisa dibidang
perkebunan melalui peningkatan produksi sekaligus mendukung upaya
peningkatan ekspor non migas serta memelihara sumber daya alam,
4. Sasaran Perusahaan
Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan di bidang perkebunan
melalui upaya peningkatan produksi sekaligus mendukung upaya peningkatan
ekspor non migas. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Memelihara sumber daya alam dan lingkungan, air, dan menjaga
kesuburan tanah. Strategi perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja
perusahaan serta mengantisipasi era globalisasi tahun 2000 dan ketidakpastian
perekonomian pada tahun-tahun mendatang, perusahaan telah menetapkan
berbagai strategi yakni sebagai berikut :
a) Optimalisasi pemanfaatan lahan dengan mengembangkan 2 budidaya
unggulan yakni kelapa sawit dan tebu dengan meningkatkan produksi dan
produktivitas.
b) Peningkatan kualitas produksi yang mempunyai potensi pasar, serta
pengawasan harga pokok produksi yang memberikan profit margin yang
lebih baik.
c) Meningkatkan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan dalam rangka
untuk meningkatkan semangat kerja serta produktivitas kerja.
d) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan terhadap sumber daya manusia
14
5. Lokasi dan Luas Perkebunan/Perusahaan
Perkebunan Sampali adalah kebun yang dimiliki PT. Perkebunan
Nusantara II dan Kebun Sampali termasuk kedalam wilayah kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Komoditi yang ada pada kebun sampali adalah Sawit dan Tebu. PT.
Perkebunan Nusantara II terletak kira-kira 42 km arah selatan kotamadya Medan,
dan PT. Perkebunan Nusantara II Sampali berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kebun saentis
b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kampung Laut Dendang
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kebun Bandar Kalipa, yaitu
Kampung Tambak Bayan, dan Kampung Bandar
Setia
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Mabar yaitu kompleks
B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas 1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi, dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II
16
2. Deskripsi Tugas
Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
a. Manager
Tugas manager adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas dan kebijaksanaan (policy) yang telah digariskan
oleh perusahaan.
2) Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan
pengawasan inti kebun guna menunjang kelancaran tugas pokok secara
efektif untuk mencapai produktifitas.
3) Menyediakan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan
manajemen dalam mengambil keputusan.
4) Membantu direksi dalam mencapai sasaran yang akan dicapai
perusahaan.
5) Menaati ketentuan/peraturan perusahaan (sistem operasional dan
ketentuan baku).
6) Mengajukan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) inti kebun.
7) Mengkoordinir pelaksanaan tugas para bawahan, yakni Kandis Tanaman
dan para asisten (tebu, sawit, admin/keuangan, teknik, dan BA.PM).
8) Mengendalikan kegiatan harian operasional kebun.
9) Menyediakan bahan-bahan dan penolongan pabrik sesuai dengan
kapasitas optimal dan persyaratan mutu.
10) Menjaga kebutuhan asset perusahaan, baik berupa gangguan keamanan
yang akan datang dari luar dan intern perusahaan. Dan melaksanakan
b. Kandis Tanaman
Tugas Kandis Tanaman adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas dan kebijaksanaan (policy) yang telah digariskan
oleh perusahaan.
2) Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
pengawasan inti kebun guna menunjang kelancaran tugas pokok secara
efektif untuk mencapai produktifitas.
3) Menyediakan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan
manajemen dalam mengambil keputusan.
4) Melakukan tugas-tugas khusus yang disampaikan oleh manajer yang
berkaitan dengan operasional perusahaan
5) Membuat pertanggungjawaban kerja.
6) Mengkoordinasikan pemasukan hasil panen dari seluruh asisten bagi
kepentingan pabrik.
7) Mengkoordinasikan seluruh asisten yang dibawahnya untuk mencapai
target/sasaran.
8) Menyusun, mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap
penyimpangan kerja operasional lapangan.
9) Mengendalikan biaya kerja agar kegiatan operasional berjalan efektif dan
18
c. Asisten Tebu
Tugas asisten tebu adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Anggaran Perusahaan (RAKP) Asisten sesuai dengan
norma-norma yang telah ditentukan.
2) Melaksanakan tugas-tugas operasional lapangan yang berhubungan
dengan bidang tanaman (penanaman, pemeliharaan, panen, angkut)
sesuai standar operasional yang telah ditetapkan.
3) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
4) Memasok hasil panen sesuai dengan kapasitas pabrik dan keuangan agar
sesuai standar yang berlaku.
5) Mengontrol administrasi produksi dan keuangan agar sesuai dengan
standar yang berlaku.
6) Mengendalikan biaya operasional agar pekerjaan berjalan efektif dan
efisien.
7) Membantu asisten kepala melaksanakan tugas dan kebijaksanaan (policy)
yang telah digariskan perusahaan.
8) Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh asisten
kepala/kepala rayon.
d. Asisten Sawit
Tugas Asisten Sawit adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Anggaran Perusahaan (RAKP) Asisten sesuai dengan
2) Melaksanakan tugas-tugas operasional lapangan yang berhubungan
dengan bidang tanaman (penanaman, pemeliharaan, panen, dan angkut)
sesuai standar operasional yang telah ditetapkan.
3) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
4) Memasok hasil panen sesuai dengan kapasitas pabrik dan keuangan agar
sesuai dengan standar yang berlaku.
5) Mengontrol administrasi produksi dan keuangan agar sesuai dengan
standar yang berlaku.
6) Mengendalikan biaya operasional agar pekerjaan berjalan efektif dan
efisien.
7) Membantu asisten kepala melaksanakan tugas dan kebijaksanaan (policy)
yang telah digariskan perusahaan.
8) Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh asisten
kepala/kepala rayon.
e. Administrasi/Keuangan
Tugas Administrasi/Keuangan adalah sebagai berikut:
1) Membantu kepala unit dalam melaksanakan tugas dibidang administrasi
dan keuangan.
2) Menyampaikan saran-saran tentang kondisi keuangan dan administrasi
yang berkaitan dengan operasional perusahaan kepada manajer.
3) Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi perkantoran.
4) Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
20
6) Menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan.
7) Pengawasan standar biaya dan fisik.
8) Membuat laporan kegiatan unit kebun.
f. Asisten Teknik
Tugas Asisten Teknik adalah sebagai berikut:
1) Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan,
operasional, dan dibidang teknik/ alat pengangkutan.
2) Menyusun program perawatan peralatan kendaraan.
3) Melakukan inspeksi secara teratur dan memuat recording.
4) Mempersiapkan kebutuhan pihak tanaman.
5) Mengendalikan biaya dan sistem kerja.
6) Membuat laporan pertanggungjawaban hasil kerja teknik/perbengkelan.
7) Membuat laporan pertanggungjawaban hasil kerja teknik.
g. BA. PAM
Tugas BA. PAM sebagai berikut:
1) Menggunakan biaya keamanan sesuai persetujuan pimpinan unit.
2) Menyusun rencana kerja tahunan bidang keamanan.
3) Melakukan inspeksi patrol secara otomatis.
4) Pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan, tenaga kerja, serta
keluarga.
5) Membuat laporan pertanggungjawaban atas hasil keamanan.
7) Mengkoordinasi para satpam dan centeng afdeling dalam melakukan
tugas-tugas keamanan kebun.
8) Melakukan penjagaan keamanan atas tamu-tamu luar yang datang ke area
lokasi perumahan supaya seleksi, pengamatan yang dianggap perlu.
9) Mengambil alih tugas-tugas yang berkaitan dengan keamanan petugas.
10) Melakukan penyusutan awal atas suatu kasus yang telah dilimpahkan
22 BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran
Anggaran atau budget merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
oleh Pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
Operasional perusahaan agar tujuan perusahaan yang telah di tetapkan
sebelumnya dapat di capai. Anggaran terdiri dari serangkai taksiran-taksiran yang
dapat dipakai sebagai suatu program untuk menjalankan kegiatan perusahaan pada
suatu periode, khususnya pada masa yang akan datang.
Anggaran adalah pertanyaan-pertanyaan dalam kuantitas yang dinyatakan
secara formal, disusun secara sistematis, dinyatakan dalam unit moneter dan
berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. (Bustami dan
Nurlela, 2006:1 ).
Menurut (Narifin, M. 2004) Anggaran adalah suatu rencana keuangan
periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan.
Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk
jangka waktu tertentu.
Oleh karena itu suatu anggaran yang baik haruslah mencakup seluruh
kegiatan perusahaan, sehingga fungsi-fungsi anggaran (pedoman kerja, alat
pengkoordinasian, dan alat evaluasi atau pengawasan kerja dapat benar-benar
B. Fungsi Anggaran
Anggaran merupakan suatu sistem yang sangat penting untuk mendukung
keberhasilan perusahaan mencapai tujuannya. Tanpa adanya perencanaan,
penyusunan dan penerapan anggaran yang baik, maka pihak manajement tidak
akan dapat mengarahkan langkah perusahaan dengan efektif dan efisien.
Menurut Nafarin (2004: 20) anggaran memiliki fungsi sebagai
pengawasan, yaitu anggaran alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti
mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:
a. Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
b. Melakuan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat
penyimpangan yang merugikan)
C. Jenis-Jenis Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan akan dapat
mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan
akan terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai kegunaan
sendiri-sendiri. Menurut Nafarin (2007: 31) mengelompokan anggaran sangatlah penting
dalam menyusun anggaran, dengan mengelompokkan anggaran maka akan lebih
24
Anggaran dapat dikelompokan dari beberapa segi, antara lain:
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri atas:
a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval
(kisaran) kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran
yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas atau kegiatan yang
berbeda.
b. Anggaran Tetap, yaitu yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas
tertentu.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk periode tertentu,
pada umumnya periode satu tahun yang disusun setiap akhir periode
anggaran.
b. Anggaran Kontiniu, yaitu anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan anggaran yang pernah dibuat.
3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Operasional, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran laporan
rugi laba. Anggaran operasional antara lain:
1) Anggaran Penjualan
2) Anggaran Biaya Pabrik
3) Anggaran Beban Usaha
b. Anggaran keuangan, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran keuangan antara lain terdiri:
1) Anggaran KAS
2) Anggaran persediaan
3) Anggaran utang
4) Anggaran piutang
Dari jenis-jenis anggaran diatas dapat dilihat bahwa anggaran itu terbagi
dalam beberapa bagian, penyusunan anggaran ini dilakukan sesuai dengan pola
tujuan yang telah disusun pada saat perusahaan didirikan. Perusahaan didirikan
tidak hanya untuk jangka waktu satu tahun saja, karena perusahaan perlu
menyusun perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam waktu tertentu. Dari jenis-jenis anggaran ini kita dapat
mempertimbangkan anggaran-anggaran yang harus dibuat oleh perusahaan.
Pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali, Anggaran yang
digunakan yaitu jenis-jenis anggaran yang biasa digunakan pada perusahaan pada
umumnya, Anggaran yang digunakan pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun
Sampali sampai saat ini adalah anggaran yang sudah ditetapkan sejak perusahaan
didirikan, adapun jenis-jenis angggaran yang digunakan pada PT. Perkebunan
Nusantara II, antara lain :
1. Anggaran Produksi
PT. Perkebunan Nusantara II menggunakan anggaran biaya
26
Anggaran Biaya Produksi Tanaman Tebu dan Anggaran Biaya Produksi
Kelapa Sawit. Anggaran ini memuat tentang rencana unit yang diproduksi
selama periode anggaran. Taksiran produksi ditentukan berdasarkan
rencana penjualan dan persediaan yang diharapkan. Anggaran produksi
merupakan dasar penyusunan anggaran biaya produksi, yaitu : Anggaran
Biaya Bahan Baku, Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung, Anggaran
Biaya Overhead Pabrik. Anggaran produksi dapat pula digunakan sebagai
dasar penyusunan Anggaran Persediaan atau sebaliknya.
2. Anggaran Biaya Bahan Baku
Pada PT. Perkebunan Nusantara II, Anggaran ini dibuat untuk
memuat taksiran bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi, baik
untuk produksi Tanaman Tebu ataupun Kelapa Sawit yang dinyatakan
dalam satuan uang maupun kuantitas bahan baku. Dari anggaran ini akan
diketahui pembelian bahan baku yang dianggarkan, yang selanjutnya
digunakan sebagai dasar penyusunan Anggaran Kas dan Anggaran
Rugi-Laba pada PT. Perkebunan Nusantara II.
3. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran ini memuat taksiran biaya tenaga kerja langsung selama
periode anggaran, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan Anggaran Kas dan Anggaran Rugi-Laba.
Pada PT. Perkebunan Nusantara II umumnya untuk menyusun perhitungan
biaya tenaga kerja langsung ini dikenal dua macam dasar perhitungan,
Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan
cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya
sehingga produktivitas karyawan tersebut akan cenderung meningkat.
Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan
cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka
terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung menurun karena
menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat
dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup
besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang
dibelinya.
4. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran ini memuat taksiran biaya overhead pabrik pada PT.
Perkebunan Nusantara II selama periode anggaran yang digunakan dalam
penyusunan Anggaran Kas dan Anggaran Rugi-Laba.
5. Anggaran Biaya Non Produksi
Pada PT. Perkebunan Nusantara II, Anggaran ini terdiri atas
Anggaran Biaya Pemasaran dan Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
yang masing-masing memuat taksiran biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum. Anggaran ini juga digunakan sebagai dasar
penyusunan Anggaran Kas dan Anggaran Rugi-Laba pada PT. Perkebunan
28
6. Anggaran Perubahan Modal
Anggaran ini memuat tentang rencana perubahan aktiva tetap
perusahaan selama periode anggaran. PT. Perkebunan Nusantara II
menyusun anggaran ini berdasarkan Proyeksi Penjualan, dan digunakan
sebagai dasar penyusunan Anggaran Kas, Anggaran Biaya Overhead
Pabrik, Dan Anggaran Biaya Nonproduksi pada PT. Perkebunan
Nusantara II.
7. Anggaran Kas
Pada PT. Perkebunan Nusantara II Anggaran Kas merupakan
anggaran yang sangat penting dan biasa nya memakan waktu penyususnan
yang relatif lama dan rahasia. Anggaran ini berisi mengenai taksiran
sumber dan penggunaan kas selama periode anggaran. Anggaran ini
disusun dari Anggaran Operasi dan Anggaran Pengeluaran Modal, dan
digunakan sebagai dasar penyusunan Anggaran Neraca. Penyusunan
anggaran kas bagi PT.Perkebunan Nusantara II sangatlah penting artinya
bagi penjagaan likuiditas perusahaan tersebut.
8. Anggaran Rugi Laba
Anggaran ini memuat mengenai taksiran rugi atau laba PT.
Perkebunan Nusantara II selama periode anggaran. Anggaran ini disusun
dari Anggaran Operasi, dan digunakan sebagai dasar penyusunan
9. Anggaran Neraca
Anggaran yang berisi mengenai rencana posisi keuangan (aktiva,
utang, dan modal) PT. Perkebunan Nusantara II pada awal dan akhir
periode anggaran. Anggaran ini disusun dari Anggaran Kas dan Anggaran
Rugi-Laba, dan digunakan untuk dasar penyusunan Anggaran Perubahan
Posisi Keuangan.
10.Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran ini memuat mengenai rencana perubahan aktiva, utang,
modal perusahaan selama periode anggaran. Anggaran ini disusun dari
Anggaran Neraca PT. Perkebunan Nusantara II.
D. Tujuan Anggaran dan Manfaat Anggaran
Pada dasarnya anggaran merupakan media yang paling utama untuk
memperediksi keadaan perusahaan pada periode tertentu. Oleh karena itu
anggaran inilah yang menjadi bahan informasi untuk proses pengambilan
keputusn. Anggaran dapat menggambarkan posisi keuangan baik pengeluaran
maupun pendapatan perusahaan dalam periode tertentu baik yang telah dilalui
ataupun belum dilalui.
Tujuan disusunnya anggaran menurut Nafarin (2004: 15-16) yaitu sebagai
berikut:
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
30
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana
sehingga dapat mempermuahkan pengawasan.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Anggaran sebagai alat manajemen akan bermanfaat dalam membantu
manajemen mengelola perusahaan yaitu mengambil keputusan-keputusan yang
paling menguntungkan perusahaan, seperti pemilihan barang-barang yang di
produksi dan dijual, menyeleksi langganan dan sebagainya.
Anggaran mempunyai banyak manfaat menurut Nafarin (2004: 15-16)
sebagai berikut:
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
2. Dapan digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai.
3. Dapat memotivasi pegawai.
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab kepada pegawai.
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu; sumber
daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dimanfaatkan seefisien
6. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin
7. Alat pendidikan bagi manajer
Anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun juga
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga
mengandung unsur ketidakpastian
2. Menyususn anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, tenaga
yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun
anggaran secara lengkap dan akuran
3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran
tidak akan efektif.
E. Pengertian Biaya Produksi
“Biaya Produksi dapan didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut” (Sukirno, 2005:208).
“Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.”
32
F. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Dari beberapa pengertian yang telah dijabarkan sebelumnya, terlihat
bahwa biaya produksi mempunyai beberapa faktor yang penting yang harus
diperhatikan, atau dengan kata lain biaya produksi memiliki beberapa unsur
penting didalamnya.
Unsur-Unsur Biaya Produksi (Bustami, 2006:10) pada dasarnya terdiri atas:
1. Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri
langsung kepada produk selesai. Contoh: kayu dalam pembuatan mebel,
kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, dan lain
sebagainya.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam
merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh: upah koki kue,
upah tukang serut kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit dan pembuat
pola pada perusahaan pakaian, operator mesin jikan menggunakan mesin.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung tetaoi membantu dalam merubah bahan menjadi
produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi beberapa
elemen.
4. Bahan Tidak Langsung
Bahan Tidak Langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian
produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh: amplas, pola
kertas, oli dan minyak pelumas, sekrup, mur, staples, dan lain sebagainya.
5. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk
selesai. Contoh: gaji satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian
pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator telepon pabrik,
pegawai yang menangani barang, dan lain sebagainya.
6. Biaya Tidak Langsung Lainnya
Biaya Tidak Langsung Lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung
dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu pengolahan produk
selesai. Contoh: pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan
telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan
pabrik, pemeliharaan mesin, gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan
34
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali memiliki sejumlah biaya
produksi berkaitan dengan Tanaman Tebu. Adapun unsur-unsur biaya produksi
pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali, antara lain:
1) Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk bahan yang diproses menjadi barang jadi. Bahan baku yang
digunakan dalam suatu produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II
seperti;
a. Biaya Pembibitan
Biaya Pembibitan ini merupakan salah satu biaya yang merupakan
biaya dalam produksi Tanaman Tebu, Pembibitan pada Tanaman tebu
dilakukan pada awal pembukaan lahan pada setiap periode produksi.
b. Biaya Tebu Giling
Biaya tebu giling termaksud dengan biaya produksi Tanaman PC,
Tanaman R.I, Tanaman R.II, Tanaman R.III apabila produksi tebu
sampai pada R.III
c. Biaya Pengolahan
Biaya Pengolahan ini termaksud kedalam semua proses produksi
dalam pengolahan tanah,tanaman sampai ke proses pengemasan gula.
d. Biaya Transportasi
Biaya Transportasi ini merupakan salah satu unsur biaya yang mudah
diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku. Pada PT. Perkebunan
angkut diperlukan untuk menambah harga pokok bahan baku yang
dibeli.
2) Biaya Tenaga Kerja
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II merupakan
biaya utama dari tenaga kerja untuk menghasilkan produk perusahaan baik
Tanaman Tebu. Yang termaksud Tenaga kerja langsung pada PT. Perkebunan
Nusantara II kebun Sampali yaitu tenaga kerja yang langsung terkait dalam
produksi tanaman tebu secara langsung, seperti Buruh kebun,Mandor kebun,
Krani Afdeling, dan Krani Pengamat. Tanpa adanya tenaga kerja langsung maka
proses produksi tidak akan berjalan. Sedangkan yang dimaksud dengan upah
langsung adalah biaya memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi.
Biaya ini dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung berhubungan
dengan kegiatan proses produksi, contohnya gaji untuk para karyawan yang dapat
dibebankan kepada produk yang dihasilkan. Setiap tenaga kerja langsung pada
PT. Perkebunan Nusantara II akan diberikan upah.
Komponen-komponen yang termasuk dalam upah adalah sebagai berikut:
1. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah upah yang dibayarkan kepada buruh dengan suatu dasar
tertentu dalam suatu periode yang ditentukan. Gaji pokok Pada PT.
Perkebunan Nusantara II dihitung dari jam kerja dan kehadiran buruh pada
pengusahaan kebun yang di data oleh Mandor dari setiap Kebun, atau
36
yang diterima pegawai maupun buruh dilakukan setiap tanggal 4 setiap
bulan.
2. Uang Lembur
Uang lembur adalah upah tambahan yang dibayar kepada buruh yang
bekerja melebihi waktu jam kerja normal yang ditetapkan menurut
Undang-Undang Perburuhan. Pada PT. Perkebunan Nusantara II uang
lembur diberikan kepada mandor dan buruh yang berada di kebun dalam
masa pembukaan lahan, pengolahan lahan ataupun pemanenan
berdasarkan penambahan jam kerja dari ketentuan yaitu pukul 07.30
hingga pukul 15.00, apabila melebihi jam kerja tersebut karyawan berhak
menerima uang lembur sesuai ketentuan PT. Perkebunan Nusantara II.
3. Bonus
Bonus adalah upah tambahan yang diberikan kepada buruh yang
menunjukkan prestasi kerja yang melebihi standar yang telah ditentukan
sebelumnya. Bonus yang akan diberikan yaitu kepada karyawan yang
sudah lama bekerja di PT. Perkebunan II diatas 10 tahun , bonus akan
diakumulasikan pada gaji di bulan yang sama saat karyawan dinilai
melakukan prestasi atau bekerja melebihi standar.
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung ini bersifat menunjang jumlah proses
produksi. Pada PT. Perkebunan Nusantara II Tenagan kerja tidak langsung
sebagainya. Perusahaan juga memberikan upah insentif, dimana tujuannya
adalah untuk mendorong produktivitas tenaga kerja untuk menghasilkan
produk lebih banyak dari kebun, meningkatkan penghasilan perusahaan.
Untuk lebih memperjelas lagi biaya-biaya yang digunakan oleh PT.
Perkebunan Nusantara, maka dilakukan penggolongan menjadi biaya langsung,
biaya tidak langsung.
Biaya Langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Sampali
Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
berkaitan dengan proses produksinya. Biaya langsung pada PT. Perkebunan
Nusantara II (Persero) Kebun Sampali:
a. Gaji dan Beban Sosial
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar hasil kerja para
pekerja perusahaan.
b. Biaya Pemeliharaan Tanaman
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memelihara kebunnya,
antara lain:
1. Biaya penanaman, yaitu untuk menggali lubang.
2. Biaya penyiangan, yaitu untuk pemberantasan ilalang, menyiang,
dan merumput.
38
c. Biaya Pemupukan
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses pemupukan baik
dalam pembelian pupuk sampai pemberian pupuk pada daerah
penanaman. Biaya pemupukan ini dihitung berdasarkan luas
wilayahnya. Biaya yang dikeluarkan antara lain, untuk:
1. Biaya pembelian pupuk dan pupuk hijau
2. Biaya alat-alat perlengakapan pemupukan
3. Biaya upah untuk pemupukan
d. Biaya Panen
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memanen hasil kebun.
Biaya-biaya yang timbul antara lain:
1. Biaya untuk pengangkutan pemungut hasil
2. Stimulansis
3. Bahan pelengakap
4. Alat-alat perlengkapan
5. Biaya Pemborong
Biaya Tidak Langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebunn Sampali
Biaya tidak langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II terdiri dari:
a. Biaya Umum
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan tata
b. Biaya Penyusutan
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dikarenakan adanya
penyusutan aktiva yang terpakai dan bahan-bahan produksi.
G. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan
Kontrol merupakan fungsi pengendalian dan peraturan , standar
pembanding dan pengawasan. Sebagai suatu konsep, tujuan penerapan mekanisme
pengawasan sebagai alat manajemen tidak lain agar setiap perencanaan dapat
dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan yang ditentukan dan mencapai tujuan
atau hasil sesuai dengan yang direncanakan.
Peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan pada
perusahaan ini diwujudkan dengan cara :
1. Membandingkan anggaran biaya produksi yang telah ditetapkan (standar)
dengan realisasi (aktual) biaya produksi pada periode yang bersangkutan.
2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu apabila terjadi
penyimpangan yang merugikan dan mempertahankannya apabila terjadi
40
H. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan
Dalam mencapai tujuan, perusahaan terlebih dahulu menyusun rencana
kegiatan operasi. Setelah anggaran selesai disusun maka disebarluaskan kepada
masing-masing bagian dan setiap bagian yang terlibat dalam kegiatan operasi
perusahaan melaksanakan kegiatannya dengan berpedoman kepada anggaran.
Meskipun anggaran biaya produksi telah disusun dengan cermat dan teliti
serta dilakukan pengawasan terhadap biaya yang dikeluarkan, namun tidak
selamanya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya biaya-biaya tertentu yang tidak dapat dikendalikan.
Analisis terhadap anggaran dilakukan dengan membandingkan anggaran
dengan realisasinya. Hasil perbandingan tersebut akan menghasilkan
penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi bisa menguntungkan ( favorable ) atau
merugikan ( unfavorable ) .
Tujuan perbandingan anggaran dan realisasinya adalah untuk dapat
memberikan masukan epada perusahaan guna penyusunan anggaran periode
berikut. Hal yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan harus diatasi sehingga
untuk masa yang akan datang tidak terulang kembali.
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali dalam menyusun anggaran
biaya produksi Tanaman Tebu menggunakan biaya standar yaitu anggaran biaya
produksi tanaman Tebu pada tahun sebelumnya, Anggaran yang sudah ditetapkan
kemudian direalisasikan dan dilakukan Analisis. Jika realisasi mendekati atau
tidak melebihi anggaran maka akan diberikan reward berupa bonus kepada
realisasi melebihi anggaran (over estimate), maka ada tindakan untuk
memperbaikinya.
Berikut data Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Produksi serta
Realisasinya pada tahun 2013 dan 2014 pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun
[image:50.595.89.535.298.656.2]Sampali.
Tabel 3.1
Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tanaman Tebu Tahun 2013/2014
Tahun 2013 ( TG.
2012/2013)
2014 ( TG.
2013/2014)
Presentase
Perubahan ( % )
Anggaran Biaya Produksi ( Rp Juta )
23.162.589 26.627.714 3,46 %
Realisasi Biaya Produksi ( Rp Juta )
22.782.485 24.307.892 1,52 %
Selisih Biaya Produksi ( Rp Juta )
380.104 2.319.822
Presentase 1,64 % atau
Favorable
8,71 % atau
Favorable
7,07 %
Favorable
42
Berdasarkan laporan anggaran dan realisasi biaya produksi Tanaman Tebu
2013-2014, Biaya realisasi Tanaman Tebu tidak melampaui daripada anggaran
yang telah ditentukan oleh perusahaan ( RKAP ). Biaya Produksi Tebu 2013
berbanding 2014 mengalami kenaikan sebesar 7,07 % . Hal ini disebabkan karena
Dibawah ini Rincian biaya produksi Tebu tahun 2013-2014 pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Biaya Produksi Tanaman Tebu Periode Tahun 2013 dan 2014
URAIAN
2013 ( TG.
2012/2013)
2014 ( TG. 2013/2014)
Perbandingan
1
Realisasi
2
Realisasi
3
RKAP
4 = 3/1 5 = 3/2
Biaya Umum &
T.Usaha
1.558.282 1.738.233 1.969.152 1,115 0,882
Biaya Pembibitan 416.504 660.316 675.574 1,585 0,977
Biaya Tebu Giling
- Biaya Tanaman PC 1.911.929 2.762.881 2.819.859 1,445 0,979
- Biaya Tanaman R.I 1.754.912 2.424.109 2.495.396 1,381 0,971
- Biaya Tanaman R.II 1666.124 2.368.739 2.385.609 1,421 0,992
- Biaya Tanaman R.III - 8.862 27.756 0,319
Biaya Tebang &Angkut 8.739.033 7.648.925 9.632.891 0,875 0,802
Biaya Pengolahan 6.417.684 6.396.759 6.372.721 0,996 1,003
Biaya Pengemasan 318.017 299.068 348.756 0,940 0,857
Penyusutan/Amortisasi - - -
Jumlah Biaya Produksi 22.782.485 24.307.892 26.627.714 1,066 0,912
44
Berikut dapat dijelaskan jumlah produksi tebu kebun Sampali pada tabel 3.3 di
[image:53.595.106.514.181.490.2]bawah ini:
Tabel 3.3
Produksi Tanaman Tebu Kebun Sampali ( Ton )
URAIAN
2014 ( TG. 2013/2014 )
Realisasi RKAP
Luas ( Ha ) 533,67 549,91
Ton Produksi 39.914,63 46.173,28
Ton/Ha 74,79 83,97
Hablur 2.593,11 2.308,66
Produksi SHS 2.610,048 29.673,36
Tetes 2.129,74 2.970,30
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II BUMN Perkebunan Award 2014
Realisasi Produksi tanaman tebu kebun Sampali tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 6.258,65 ton atau 13,55 % dibanding RKAP 2014.
( Realisasi 2014 = 39,914,63 ton, RKAP Tahun 2014 = 46.173,28 ton.
Penyebab produksi tahun 2014 dibawah RKAP 2014 sebesar 13,55 %
disebabkan karena adanya pengurangan luas areal sebesar 16,24 Ha. Hal ini
Tabel 3.4
Realisasi Produksi Tanaman Tebu Kebun Sampali 2013 berbanding 2014 ( Ton )
URAIAN
2013 ( TG. 2012/2013 ) 2014 ( TG. 2013/2014 )
Realisasi Realisiasi
Luas ( Ha ) 543,85 533,67
Ton Produksi 43.678,35 39.914,63
Ton/Ha 80,31 74,79
Hablur 2.728,30 2.593,11
Produksi SHS 27.259,56 2.610,048
Tetes 2.048,30 2.129,74
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II BUMN Perkebunan Award 2014
Berdasarkan Tabel 3.4 Realisasi produksi tahun 2014 dibanding Realisasi
2013 mengalami penurunan sebesar 3.763,72 ton atau 8,62 %.
Realisasi Ton Produksi Tanaman Tebu tahun 2013 = 43.678,35ton,
sedangkan RKAP ton produksi Tanaman Tebu Tahun 2014 = 39.914,63 ton.
Kondisi di tahun 2014 ton produksi mengalami penurunan disebabkan karena
perbedaan luas areal Tanam tahun 2013 dan 2014, Pada tahun 2014 areal tanam
46
[image:55.595.105.541.138.311.2]Berikut dapat dijelaskan jumlah produktivitas Tebu pada tabel 3.4 di bawah ini :
Tabel 3.5
Produktivitas Tetes Tebu ( Kg/Ha )
URAIAN
2013 (TG.
2012/2013 )
2014 ( TG. 20132/2014 )
Realisasi RKAP Realisasi
Tetes 2.048,30 2.970,30 2.129,74
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II BUMN Perkebunan Award 2014
Berdasarkan Tabel 3.5 ditunjukkan Produksi Tetes Tebu yang menjadi
ukuran Produktivitas pada Tanaman Tebu.
Realisasi tetes tebu tahun 2014 dibawah RKAP 2014 sebesar 840,56 ton
(2.970,30 – 2.129,74) atau penurunan produktivitas sebesar 39,47 % . Apabila
dilihat dari realisasi produksi Tetes tebu dari tahun 2013 dibanding dengan tahun
2014 maka terjadi kenaikan realisasi produktivitas tanaman tebu dari tahun 2014
47 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat membuat kesimpulan dan
memberikan beberapa saran atas penelitian yang telah dilakukan PT.Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan.
A. Kesimpulan
1. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,
pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan, dengan komoditu utama
adalah Tebu.
2. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali menyusun Biaya Produksi
Tanaman Tebu meliputi Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung.
3. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali menyusun anggaran,
perusahaan menetapkan biaya standart dengan menggunakan data
historis atau biaya tahun sebelumnya sebagai acuan dalam menyusun
anggaran.
4. Peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan pada PT.
Perkebunan Nusantara II sudah berfungsi secara baik. Hal ini dapat
dilihat dengan biaya produksi yang tidak melebihi anggaran dan
ditemukan penyimpangan yang terjadi adalah Penyimpangan yang
menguntungkan ( Favorable ) yang artinya Realisasi dan Anggaran
48
penyimpangan yang merugikan bagi PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sampali.
B.Saran
Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan penulis pada PT.
Perkebunan Nusantara II maka penulis mengemukakan beberapa saran
yang mungkin berguna bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu :
1. Pihak perusahaan harus lebih mempertimbangkan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada masa yang akan datang sehubungan dengan pilihan
alternative yang akan diputuskan, sehingga kerugian perusahaan akibat
kesalahan keputusan dapat dihindari.
2. Sebaiknya perusahaan lebih cermat menyusun Anggaran produksi dan
harus memperhatikan standart RKAP berdasarkan tahun sebelumnya
namun tetap menyesuaikan terhadap keadaan lahan pada tahun
Produksi.
3. Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan pengawasan di areal
kebun agar tidak terjadi kembali pengurangan hasil produksi yang
disebabkan adanya pengurangan luas areal tanam sebesar 16,24 Ha
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 1998. Anggaran Perusahaan Pendekatan Kuantitatif Buku 1. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Belajar
Bangun, Wilson. 2007. Teori Ekonomi Mikro. Bandung. Refika ADITAMA
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Jakarta. Penerbit Graha Ilmu
Dalman, 2001. Menulis Karya Ilmiah, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Marwan, dan Gunawan. 2003. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta. BPEE Yogyakarta
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
Narifin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta. Salemba Empat
Robert, Bruce. 1994. Ekonomi Produksi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Rudianto. 2009, Penganggaran, Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta.