UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN
BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA II KEBUN BASILAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
AYU PUTRIKA
062101152
D-III KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Sejak awal sampai dengan selesainya tugas akhir ini, penulis telah banyak
menerima bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak. Maka,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Keluarga penulis, khususnya Ayahanda dan Ibunda tercinta, Supriyanto
dan Eliyana Rosa yang penuh rasa kasih sayang dan kesabaran telah
mengasuh, mengasihi, dan mendidik, serta berkat doanya penulis berhasil
menyelesaikan pendidikan di program Diploma ini, adik penulis, Anggi
Natasia, serta teristimewa buat Muhammad Isa atas dukungan dan
perhatiannya selama ini.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Pengelolah D-III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Pengelolah D-III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta selaku Dosen
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……… i
DAFTAR ISI ……….. iii
DAFTAR TABEL ……….. v
DAFTAR GAMBAR ………. vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1
B. Perumusan Masalah ………. 6
C. Tujuan Penelitian ………. 6
D. Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ……… 8
B. Jenis Usaha / Kegiatan ……….. 12
C. Struktur Organisasi ………... 14
D. Job Description ………. 16
E. Kinerja Usaha Terkini ……… 20
F. Rencana Kegiatan Perusahaan ……….. 22
BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Anggaran Biaya Operasional ………... 23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………... 36
B. Saran ……….. 37
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 2.1 ………. 12
TABEL 2.2 ………. 21
TABEL 2.3 ………. 21
TABEL 3.1 ………. 27
TABEL 3.2 ………. 27
TABEL 3.3 ………. 28
TABEL 3.4 ………. 33
TABEL 3.5 ………. 34
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 ……… 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan bertujuan mencapi laba, Karena dengan adanya laba
dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apapun ruang lingkup
usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah didirikan tidak
terkecuali semuanya ingin berkembang. Besarnya laba yang diperoleh tergantung
pada kondisi keuangan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan, serta kondisi perekonomian secara umum.
Untuk memenangkan persaingan yang semakin pesat, perusahaan dituntut
agar seefektif dan seefisien mungkin mengelola dan mempergunakan sumber daya
yang ada pada perusahaan. Dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan, maka kegiatan-kegiatan dalam perusahaan akan bertambah baik, jenis
kegiatan maupun volume kegiatan yang dilaksanakan. Agar kegiatan dalam
perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi, perusahaan harus
membuat perencanaan kerja, perencanaan biaya, dan berbagai teknik yang lebih
rasional.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan menyebabkan
semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Hal ini mengaharuskan
perusahaan untuk membuat perencanaan yang cermat. Untuk menghasilkan laba
Untuk dapat mengkoordinasi semua kegiatan diseluruh bagian atau fungsi,
manajemen harus menyusun perencanaan bisnis secara komperhensif sehingga
semua manajer pada masing-masing bagian tahu apa yang harus dikerjakan.
Pelaksanaannya harus mengikuti ketentuan atau sistem dan prosedur yang jelas.
Untuk itulah diperlukan perencanaan dan pengawasan sistem anggaran.
Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang
mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan kendala-kendala yang
dihadapi. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan, siapa yang
akan bertanggung jawab dan bagaimana jika terjadi kegagalan. Tanpa adanya
suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar suatu perusahaan akan
mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Sule (2006:97) fungsi perencanaan adalah sebagai pengarah,
sebagai minimalisasi ketidakpastian, minimalisasi pemborosan sumber daya, dan
sebagai penetapan standar pengawasan kualitas. Perencanaan dapat terbagi kepada
perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Perencanaan
juga dapat dibagi menjadi perencanaan sekali pakai dan perencanaan yang
berkelanjutan. Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah perusahaan serta bagaimana sesuatu yang
ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana
kegiatan tertentu. Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan
ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan
berjalan dalam implementasi sehingga tujuan perusahaan menjadi tidak terwujud.
Untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui
pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan yaitu, what (apa), why
(mengapa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), dan how (bagaimana).
Pertanyaann seputar what terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya
menjadi tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Pertanyaan seputar why terkait dengan pertanyaan seputar mengapa
tujuan tersebut harus dicapai dan mengapa mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan
seputar where adalah mengenai dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan.
Petanyaan seputar when adalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan
kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar who terkait
dengan siapa yang akan melaksanakannya. Pertanyaan ini terkait dengan misalnya
kualifikasi orang yang akan melakukannya dari sisi latar belakang personal dan
keahliannya. Pertanyaan terakhir, yaitu seputar how terkait dengan bagaimana
cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut. Perencanaan yang
baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: (a.)
Faktual atau realistis. Artinya apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai
dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi
perusahaan. (b.) Logis dan rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima
oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan. (c.)
Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleksibel.
Perencanaan yang baik justru diharapkan tetap dapat beradaptasi dengan
dapat kita ubah seenaknya. (d.) Komitmen, dapat dibangun dalam sebuah
perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan
yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi.
(e.)Komprehensif. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang
harus kita jalankan, tetapi juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan
integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
Pengawasan pada dasarnya tidak dipisahkan dengan perncanaan.
Pengawasan merupakan usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun
sebelumnya dapat tercapai. Fungsi pengawasan adalah evaluasi atau koreksi atas
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan dengan maksud untuk
mendapatkan keyakinan atau jaminan bahwa tujuan perusahaan dan rencanaya
dilaksanakan. Tujuan utama pengawasan adalah agar pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan standarnya dan tercapai tingkat yang diharapkan dari prestasi kerja dan
juga agar dapat menjamin hal-hal yang dapat diharapkan atau ditetapkan, dan
untuk melihat apakah pengawasan yang dilakukan oleh perencanaan sesuai
dengan tujuan perusahaan.
Menurut Sule (2006:326)beberapa gejala umum dalam perusahaan yang
memerlukan pengawasan: a) Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun
tidak begitu jelas faktor penyebabnya. b) Penurunan kualitas pelayanan
(teridentifikasi dari adanya keluhan dari pelanggan. c) Ketidakpuasan pegawai
atau karyawan (teridentifikasi dari adanya keluhan karyawan , produktivitas kerja
yang menurun, dan lainnya). d) Berkurangnya kas perusahaan. e) Banyaknya
pekerjaan dengan baik. g) Biaya yang melebihi anggaran. h) Adanya
penghamburan dan inefisiensi.
Secara umum, langkah-langakah yang dilakukan dalam fungsi pengawasan
terdiri dari penetapan standard an metode penilaian kinerja, penilaian kinerja,
membandingkan antara kinerja dengan standar, dan pengambilan tindakan
koreksi. Terdapat dua sistem pengawasan yang dapat diterapkan untuk
mempertahankan konsistensi dari suatu fungsi pengawasan, yaitu system
pengawasan tradisional dan sistem pengawasan yang berdasarkan komitmen.
Biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga
diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sebagai tolak ukur serta
pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisen dan efektif. Dalam mengawasi
biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus
dibandingkan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi
penyimpangan maka harus dianalisa, sebab dan akibat dari penyimpangan tersebut
agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan baik dan meminimalisasi
kebocoran dana biaya operasional.
Berdasarkan uraian diatas dan melihat begitu pentingnya perencanaan dan
pengawasan biaya operasional bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya
sehingga memerlukan perhatian yang khusus, membuat penulis merasa tertarik
“Perencanaan Dan Pengawasan Anggaran Biaya Operasional Pada PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN BASILAM”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian diketahui bahwa perusahaan dalam melakukan pengawasan
biaya operasional haruslah diketahui secara baik. Permasalahan yang dihadapi
setiap perusahaan dapat berbeda satu dengan lainnya. Permasalahan ini
membutuhkan suatu pemecahan untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah
tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan
masalah dalam Tugas Akhir ini yakni “Bagaimanakah peranan perencanaan dan
pengawasan anggaran biaya operasional guna mencegah penyimpangan anggaran
biaya operasional”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Menerapkan anggaran sebagai alat untuk perencanaan dan pengawasan
biaya operasional.
2. Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang diambil perusahaan dalam
menanggulangi masalah yang timbul dalam kegiatan operasi perusahaan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk memperluas wawasan penulis tentang bagaimana cara untuk
merencanakan dan mengawasi suatu anggaran biaya operasional.
2. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan informasi kepada pemimpin perusahaan dalam
mengambil keputusan untuk menyusun suatu anggaran biaya operasional
di masa yang akan datang.
3. Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan referensi serta
pembanding untuk penulisan tugas paper di masa yang akan datang.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas
Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II bergerak dibidang usaha
Pertanian dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing,
SH No. 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54
tanggal 21 Desember 1976 dan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. Y.A. 5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam
Lembaran Negara No. 52 tahun 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan
Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Pebruari 1977 No. 10/1977/PT. Perseroan
Terbatas ini bernama Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT Perkebunan II
disingkat “PT Perkebunan II" merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN
Perkebunan II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang.
Pendirian perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969, Peraturan
Pemerintah No. 2 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan
Pemerintah No. 28 tahun 1975. Pada tahun 1984 menurut Keputusan Rapat
Umum Luar Biasa Pemegang Saham, Akte Pendirian tersebut diatas telah dirubah
dan diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 Agustus
1984 yang kemudian diperbaiki dengan Akte Nomor 26 tanggal 8 Maret 1985
dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-5013-HT.0104 tahun 1985
tanggal 14 Agustus 1985. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa
kembali dengan Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 2 tanggal 1 April 1991 dengan
persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-4939-HT.01.04TH-91 tanggal 20
September 1991.
Pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi
berdasarkan nilai kerja dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang
didirikan dengan Akte Notaris GHS. Loemban Tobing, SH Nomor 6 tanggal 1
April 1974 dan sesuai dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH Nomor 100
tanggal 18 September 1983 dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan nama
PT Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte Notaris Harun Kamil,
SH Nomor 35 tertanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian ini kemudian disyahkan
oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No.
C2.8330.HT.01.01.TH.96 dan diumumkan dalam Berita Negera RI Nomor 81.
Pendirian Perusahaan yang merupakan hasil peleburan PTP-II dan PTP-IX
berdasarkan Peraturan Pemerintah Ri Nomor 7 tahun 1996. Kemudian pada
tanggal 8 Oktober 2002 terjadi perubahan modal dasar perseroan sesuai Akte
Notaris Sri Rahayu H. Prastyo, SH.1:34 PM 7/21/2008.
Adapun visi dan misi dari perusahaan ini yaitu :
VISI
Mewujudkan PT Perkebunan Nusantara II (Persero) menajadi Perusahaan
M I S I
1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan sektor perkebunan bagi
pendapatan nasional yang diperoleh dari produksi dan pemasaran dari
berbagai jenis komoditi untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri.
2. Menyedikan lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani plasma/PIR dan
Petani Tebu Rakyat serta karyawan perkebunan pada khususnya.
3. Memelihara kekayaan alam khususnya dan menjaga kelestarian alam serta
meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tatanan air.
PTPN II mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, kakao,gula dan
tembakau dengan areal konsesi seluas 103.860 hektar. Budidaya kelapa sawit
diusahakan pada areal seluas 61.577 ha, karet 11.265 ha dan kakao seluas 7.370
ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri + inti, PTPN II juga mengelola
areal Plasma milik petani seluas 25.250 ha untuk tanaman kelapa sawit.
Disamping itu PTPN II juga mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan
tembakau. Tanaman tebu lahan kering ditanam pada areal seluas 16.046 ha, tediri
dari tebu sendiri (TS) 14.474 ha dan tebu rakyat (TR) 1.572 ha, sedangkan
tanaman tembakau ditanam pada areal seluas 2.443 ha.
Kebun Basilam adalah salah satu Kebun PTP Nusantara – II Tanjung
Morawa. Terletak di Kecamatan Sei Wampu Kabupaten Langkat, lebih kurang 80
km dari Kodya Medan, dengan data sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Bukit Karya dan Tahun XX.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Gohor Lama.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan PJR Bukit Dingding dan Sungai
Besilam.
Keadaan tanah ( Topografi Tanah ) sebagian besar berbukit (+/- 70%),
bergelombang ( +/- 20% ) dan datar ( +/- 10% ), tinggi +/- 45 meter dari
permukaan lain. Jenis tanah Podsolik Merah Kuning dengan tekstur liat berpasir.
Kebun basilam ini adalah bekas perusahaan perkebunan swasta asing
yang didirikan pada tahun 1920 – 1957. Dinamakan GEO WEHRYX & CO,
terdiri dari 2 perkebunan yaitu :
1. Kebun Basilam yang mempunyai areal mulai dari Afdeling II ( Dua ),
Afdeling I ( Satu ) hingga Bukit Dingding.
2. Kebun Bukit Lembasah yang mempunyai areal mulai dari Afdeling III
(Tiga), Afdeling IV ( Empat ) sampai dengan Batu VIII.
Luas areal Kebun Basilam adalah 2.338 Ha yang terdiri dari :
1. Luas Tanaman Karet = 2.239,80 Ha
2. Luas Tanaman K. Sawit = 50,00 Ha
3. Luas Pondok ( Perumahan Karyawan ) = 19,46 Ha
4. Luas Jalan = 19,11 Ha
5. Luas Jurang = 9,48 Ha
6. Luas Pinjam Pakai Pos Polisi = 0,15 Ha
Jumlah = 2.338,00 Ha
Pada tahun 1957 – 1960 perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah
Basilam Bukit Lembasah ( BBL ). Pada tahun 1963, Reorganisasi perusahaan
perkebunan berubah dari PPN Sumut – II Kebun Basilam Bukit Lembasah
menjadi PPN Antan – II, dan pada tahun 1968 dirubah menjadi PNP II Kebun
Basilam Bukit Lembasah. Pada tahun 1976 diubah lagi menjadi PT. Perkebunan II
Kebun Basilam, dan pada tahun 1996 hingga sekarang menjadi penggabungan
antara PTP – II dengan PTP IX menjadi PTP Nusantara – II Tanjung Morawa
Kebun Basilam ( disingkat BM dan pada tahun 2007 sampai sekarang disingkat
BAS ).
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari perusahaan, berikut
disajikan komposisi Tenaga Kerja Kebun Basilam per 01 November 2008 :
TABEL 2.1
Komposisi Tenaga Kerja Kebun Basilam Per 01 November 2008
No Uraian
Tahun 2008 Jumlah
Karyawan Keterangan
Pria Wanita
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
B. Jenis Usaha / Kegiatan
Jenis usaha atau kegiatan dari perusahaan ini yaitu pengolahan
produksi karet. Kebun Basilam memiliki pabrik pengolahan karet ( Sheet ) yang
berada di tengah – tengah areal dengan kapasitas 8.000 kg KK/ hari. Berikut
Gambar 2.1
Flow Proses Pengolahan Pabrik Sheet Sumber : PTPN II Kebun Basilam
Tempat penerimaan latex
Latex/cup lumps TPH lapangan
Bak penampungan latex
Latex Bubur
Cup Lumps Pabrik Crumb
Rubber
Talang latex
Bak Koagulan
Talang Slab
Sheeter
Lori Sheet
Sortasi Kamar Asap
C. Struktur Organisasi
Pada umumnya setip perusahaan memiliki struktur organisasi. Bagi
perusahaan besar maupun kecil struktur organisasi memiliki peranan yang sangat
penting, dimana struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan dari
hubungan – hubungan diantara fungsi – fungsi, bagian – bagian atau posisi
maupun orang – orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang berbeda dari dalam suatu organisasi. Secara garis besar
struktur organisasi menunjukkan susunan jabatan, siapa atasan yang memberi
perintah dan siapa yang bertanggungjawab kepada atasan dalam melaksanakan
perintah tersebut.
Struktur organisasi yang baik akan membantu proses pencapaian
tujuan organisasi, karna keseluruhan tugas yang ada akan dibagi menurut unit atau
bagian. Dengan demikian unit atau bagian yang ada dalam perusahaan akan
mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas, wewenang, dan tanggung jawab
serta hubungan satu dengan yang lain. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan
tergantung dari macam / jenis perusahaan, kegiatannya, dan pertimbangan –
pertimbangan lain. Dalam manajemen dikenal bentuk organisasi baris, organisasi
garis dan staf, organisasi fungsional, dan organisasi matriks. Sedangkan sistem
organisasi yang dipakai oleh PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Basilam adalah
sistem organisasi garis, dimana setiap karyawan akan menerima tugas dari
seorang atasan dan bertanggung jawab kepada atasannya sesuai dengan tugas
yang diberikan. Berikut adalah Bagan Organisasi PT. Perkebunan Nusantara – II
Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Basilam Sumber : PTPN II Kebun Basilam
Manager
Ir. G. SIPAHUTAR
K.D. Tanaman
Ir. A.G. HASIBUAN
Asisten Afd I
J. Siahaan, SP
KHTP = 83
KHTW = 15
JLH = 98
Asisten Afd II
D. Job Description Manager :
1. Melaksanakan tugas dan kebijaksanaan (Policy) yang telah digariskan oleh
perusahaan.
2. Sebagai perpanjangantangan direksi
3. Membuat anggaran biaya kebun tahunan.
4. Mempertanggungjawabkan pencapaian produksi dalam bentuk produksi
lapangan dan produksi pabrik sesuai dengan target yang telah di
anggarkan.
5. Mengendalikan kegiatan harian opersional kebun dan membuat laporan
manajemen tiap bulan.
6. Mengkoordinir pelaksanaan tugas para bawahan yakni Askep, para
Asisten ( Tanaman, KTU, Bapam, Teknik, dan lain – lain ).
7. Melakukan evaluasi kinerja bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.
8. Melaksanakan tugas – tugas khusus yang diberikan oleh Direksi.
Kepala Dinas Tanaman :
1. Membantu manager kebun dalam hal pencapaian produksi serta dalam
pelaksanaan tugas – tugas operasional di unit kebun baik dalam bidang
perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan pengawasan yang menyangkut
bidang tanaman sesuai sistem dan prosedur baku.
2. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager
3. Melakukan / melaksanakan tugas – tugas khusus yang disampaikan oleh
manager yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
4. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja.
5. Koordinator dari setiap asisten afdeling, baik dalam hal pemasukan hasil
panen dari seluruh afdeling bagi kepentingan pengolahan pabrik maupun
dalam mencapai target atau sasaran.
6. Menyusun, mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap
penyimpangan kerja operasional di lapangan.
7. Mengendalikan biaya agar kegiatan operasional berjalan efektif dan
efisien.
8. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan Rencana Anggaran Biaya unit
kebun ( RKAP Kebun ).
Asisten :
1. Membuat Rencana Kerja Anggaran Perusahaan ( RKAP ) Afdeling sesuai
dengan norma – norma yang telah ditentukan.
2. Memasok hasil panen sesuai kapasitas pabrik dan sesuai target harian
dengan tetap memperhatikan standar mutu.
3. Mengendalikan biaya operasonal agar pekerjaan berjalan efektif dan
efisien.
4. Asisten membantu manager dalam hal : menyusun rencana anggaran biaya
kerja per tahun, semester, triwulan, dan bulanan sesuai dengan satuan luas
5. Memberikan informasi / saran penting kepada kepala dinas tanaman atas
jalannya operasional perusahaan.
6. Melaksanakan tugas – tugas khusus yang diberikan oleh kepala dinas
tanaman.
Asisten Teknik / Pengolahan / Pabrik :
1. Membantu manager dalam pengolahan bidang tekhnik, transport, dan sipil.
2. Bertanggungjawab kepada manager dalam hal kinerja pabrik dan
pengolahannya.
3. Memonitor / mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga
diperoleh harga pokok serendah mungkin.
4. Mengevaluasi / memonitor pemakaian spare part pabrik serta bahan –
bahan proses pengolahan seefisien dan seefektif mungkin.
5. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber dana dan sistem kerja di
pabrik serta mengambil langkah – langkah penyelesaian jika terjadi
gejolak / penyimpangan – penyimpangan yang terjadi di pabrik.
6. Mengkoordinir personil proses pengolahan dan teknik untuk mencapai
target produksi dan mutu serta mengusahakan dan menjaga mutu produksi
sesuai standart.
7. Membuat permintaan peralatan / bahan – bahan laboratorium dan bahan –
bahan pembantu proses pengolahan melalui DPBB serta mengawasi
KTU :
1. Membantu manager dalam melaksanakan tugasnya di bidang administrasi
dan keuangan.
2. Menyampaikan saran – saran tentang kondisi keuangan dan administrasi
yang berkaitan dengan operasional perusahaan kepada manager.
3. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi perkantoran.
4. Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana. Menyimpan uang kas
dan surat – surat berharga milik perusahaan
5. Melakukan inspeksi secara berkala ke kantor unit afdeling dalam lingkup
kebun serta menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan terhadap
hasil kerja bidang administrasi.
6. Pengawasan dan pengendalian terhadap persediaan barang / bahan.
7. Melaksanakan standart biaya dan fisik.
8. Melaksanakan tugas – tugas khusus yang diberikan oleh manager.
Asisten Umum
Membantu manager dalam hal :
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ( SDM ) atau Personalia.
2. Hubungan Masyarakat ( HUMAS ) atau Bidang Umum.
3. Hal – hal yang terkait dengan instansi – instansi yang terkait, baik yang ke
BAPAM ( Bintara Pengaman ) :
1. Tenaga honorer dari kesatuan TNI yang bertugas membantu manager
dalam bidang keamanan kebun dari gangguan – gangguan yang berasal
dari pihak luar maupun dari dalam perusahaan / kebun.
2. Membina hubungan dengan aparatur terkait seperti POLRI / TNI.
3. Menggunakan biaya keamanan sesuai persetujuan manager.
4. Menyusun Rencana Kerja Tahunan bidang Keamanan
5. Melakukan inspeksi / patroli secara sistematis dan melakukan pengawasan
terhadap keamanan asset perusahaan, tenaga kerja, beserta keluarganya.
Serta penjagaan keamanan atas tamu – tamu luar yang berkunjung ke
areal lokasi perumahan / dengan upaya seleksi, pengamatan yang
dianggap perlu
6. Menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkan hasil kerja di bidang
keamanan. Dan melakukan pengusutan awal atas suatu kasus yang telah
dilimpahkan oleh manager.
7. Membuat laporan pertanggungjawaban atas hasil kerja keamanan.
8. Bekerja sama dengan regu hansip dalam melaksanakan tugas – tugas
keamanan kebu
E. Kinerja Usaha Terkini
Sampai dengan saat ini PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Basilam
telah memproduksi karet jenis RSS 1 yang merupakan jenis bahan baku siap
TABEL 2.2
Data Produksi Karet Perusahaan Selama 6 Tahun Terakhir
THN
LUAS HA
Produksi Efektif (L+C) Potensi Kg/Ha
KET (%)
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
Berikut adalah harga pokok Rp / Kg sampai dengan September 2008
yaitu :
TABEL 2.3
Harga Pokok Rp/Kg Sampai Dengan Bulan September 2008
Uraian Realisasi RKAP +/- Rp/Kg +/- %
Excl. Penyusutan
21.684,67 17.093,87 4.590,80 26,86
Incl. Penyusutan
23.475,77 18.420,64 5.055,13 27,44
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa kondisi hasil produksi dari
karet pada perusahaan ini naik turun. Terlebih lagi pada tahun 2006 yang turun
secara drastis dari 69% menjadi 55%. Namun, hal ini tidak berlangsung terus
karna pada tahun – tahun berikutnya ada suatu peningkatan hasil produksi yang
signifikan yang diikuti pula oleh peningkatan harga pokoknya.
F. Rencana Kegiatan Perusahaan
Rencana kegiatan perusahaan yang akan segera dilaksanakan adalah
peremajaan kembali tanaman yang sudah tua yang tidak lagi menghasilkan.
mengahasilkan bahan baku dengan tanaman baru. Dimulai dengan menebang
pohon yang tidak lagi menghasilkan kemudian di tanam bibit baru dengan
melakukan perawatan dan pemupukan yang teratur maka bibit tersebut akan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Anggaran Biaya Operasional
Menurut Reksohadiprodjo (2000:21) perencanaan adalah penentuan segala
sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan. Fungsi perencanaan manager
meliputi usaha pemilihan berbagai alternatif tujuan, strategi, kebijaksanaan, serta
taktik yang akan dijalankan. Jelas usaha tersebut merupakan pengambilan
keputusan yang mempengaruhi jalannya perusahaan diwaktu-waktu yang akan
datang.
Biaya operasional merupakan elemen yang penting dalam pembentukan
laba pada suatu perusahaan. Oleh karena itu harus direncanakan dengan
sebaik-baiknya. Perencanaan biaya operasional dilakukan melalui penusunan anggaran
biaya. Penyusunan anggaran biaya pada PTPN II Kebun Basilam ini dimulai
dengan penyusunan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal. Pada
struktur organisasi telah dijelaskan bahwa masing-masing bagian diberi otoritas
untuk menyusun anggarannya sendiri. Penyusunan rencana biaya berpedoman
kepada data dan informasi atau realisasi anggaran-anggaran pada tahun
sebelumnya dengan memperhitungkan tingkat kenaikan harga untuk tahun atau
periode anggaran berikutnya.
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang
anggaran berjalan dianggap hangus. Bila rencana kerja tersebut tetap akan
dilaksanakan harus dianggarkan tahun berikutnya. Selanjutnya, proses
penyusunan anggaran akan dijelaskan dibawah ini:
Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan usulan rencana kerja anggaran perusahaan dilaksanakan secara
bertingkat sebagai berikut:
1. Penyusunan anggaran ditingkat cabang atau unit usaha
Berdasarkan arahan direksi yang didistribusikan oleh komisi anggaran pusat maka
cabang atau unit menyiapkan usulan anggaran cabang atau unit usaha
masing-masing.
2. Penyusunan anggaran ditingkat kantor pusat
Komisi anggaran kantor pusat melakukan evaluasi terhadap setiap usulan
anggaran cabang atau unit usaha yang disampaikan ke kantor pusat. Evaluasi
dimaksudkan untuk memastikan apakah arahan direksi telah dijabarkan dengan
benar pada usulan anggaran cabang atau unit usaha yang bersangkutan. Usulan
anggaran masing-masing cabang yang telah dibahas bersama kemudian digabung
dikantor pusat menjadi usulan RKAP konsolidasi untuk disampaikan kepada
Direksi. Direksi melakukan pembahasan dengan komisi anggaran kantor pusat
atas usulan RKAP tersebut. Usulan tersebut disampaikan kepada pemegang saham
Proses Pembahasan Anggaran
Proses pembahasan anggaran dalam hal ini dimaksudkan adalah tahapan
pembahasan diluar organisasi PTPN II Kebun Basilam, yaitu proses pembahasan
usulan RKAP ditingkat Dewan Komisaris dan di tingkat Pemegang Saham.
Sedangkan proses pembahasan anggaran ditingkat cabang maupun proses
pembahasan anggaran ditingkat kantor pusat telah dilakukan pada tahap
penyusunan anggaran baik ditingkat cabang maupun dan unit usaha maupun
ditingkat kantor pusat.
Adapun dasar perencanaan biaya adalah :
1. Anggaran dari tahun sebelumnya
2. Realisasi dari anggaran tahun berjalan
3. Saran tindak lanjut terhadap penyimpangan anggaran yang terjadi
Berdasarkan anggaran dari tahun-tahun sebelumnya bagian keuangan dan
akuntansi mengadakan evaluasi serta mengambil keputusan apakah anggaran itu
masih dapat dipertahankan atau harus diganti (disusun) anggaran yang baru.
Kemudian anggaran tersebut dibandingkan dengan realisasi perkiraan yang
terjadi. Perencanaan biaya yang terjadi di PTPN II Kebun Basilam.
Kebutuhan perusahaan akan kas merupakan hal yang mutlak agar
perusahaan dapat menjalankan aktivitasnya. Gambaran aktivitas perusahaan
dituangkan dalam perencanaan. Oleh sebab itu perusahaan ini menyusun
perencanaan kas yang dituangkan dalam bentuk anggaran kas. Tujuan utama dari
perencanaan tersebut adalah untuk menjalankan aktivitas perusahaan, dan
menjaga atau menghindari gangguan likuiditas perusahaan. PTPN II Kebun
Basilam ini menetapkan persediaan kas minimal yaitu jumlah kas yang harus
dipertahankan pada perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan manajemen.
Anggaran dari masing-masing kepala bagian yang dimulai dari keadaan
fisik dan non fisik dari sub bagian yang diajukan kepada General Manager.
General Manager dan Kepala Bagian mengadakan rapat yang dinamakan dengan
rapat manajer, anggaran tersebut diserahkan kepada Kepala Keuangan dan Sub
Bagian Pembukuan untuk ditinjau Sub Bagian Pembukuan kemudian menyusun
anggaran pendapatan, biaya pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang
dikaitkan dengan arus kas. Anggaran ini setiap triwulan akan dibandingkan
dengan realisasinya untuk melihat perbedaan yang timbul. Perbedaan ini akan
didiskusikan dengan pimpinan perusahaan.
PTPN II Kebun Basilam membuat tahapan-tahapan anggaran yang terjadi,
seperti:
1. Ramalan Anggaran Pendapatan
Ini merupakan rencana pendapatan yang akan dilakukan perusahaan yang disusun
berdasarkan realisasi dari anggaran tahun sebelumnya, juga dengan
memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi pendapatan. Anggaran
pendapatan ini disusun sekali dalam setahun dan pada akhir tahun buku.
sebab dalam anggaran ini ditetapkan berapa jumlah pendapatan yang harus
dicapai perusahan agar dapat menutupi biaya yang akan direncanakan kemudian.
2. Anggaran Biaya Operaasional Langsung
Setelah diketahui jumlah pendapatan yang direncanakan, tahap selanjutnya
membuat perencanaan biaya operasi. Hal ini dikarenakan semua pekerjaan yang
dilakukan perusahaan memerlukan biaya. Penyusunan anggaran ini berdasarkan
pendapatan yang diperoleh dengan memperhatikan kemampuan bagian pusat
pelayanan untuk memberikan pendapatannya.
TABEL 3.1
PTPN II KEBUN BASILAM
ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL LANGSUNG TAHUN 2006
(Dalam Satuan Rupiah)
Uraian Jumlah
Biaya Pegawai Biaya Administrasi
518.578.678 13.800.000
Total 532.378.678
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
3. Anggaran Biaya Operasional Tidak Langsung
Penyusunan anggaran biaya ini adalah untuk mendukung anggaran operasi
langsung yang berdasarkan realisasi anggaran tahun sebelumnya dengan
TABEL 3.2
PTPN II KEBUN BASILAM
ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TIDAK LANGSUNG TAHUN 2006
(Dalam satuan Rupiah)
Uraian Jumlah
Biaya Pemeliharaan
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
4. Anggaran Rugi Laba
Penyusunan terakhir adalah membuat anggaran rugi laba. Setelah perusahaan
membuat anggaran pendapatan dan merencanakan anggaran biayanya, barulah
perusahaan biasa mengkalkulasi berapa rugi laba yang diperoleh perusahaan untuk
periode berjalan ini. Hal ini berguna untuk mengefisiensikan biaya yang
dianggarkan.
TABEL 3.3
PTPN II KEBUN BASILAM ANGGARAN LABA RUGI
TAHUN 2006 (Dalam satuan rupiah)
Uraian Jumlah
Pendapatan Bersih
Laba Rugi Operasional 10.047.588.164
B. Pengawasan Anggaran Biaya Operasional
Menurut Reksohadiprodjo (2000:63) pengawasan pada hakikatnya
merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu
bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan agar para pelaksana membatasi
tindakan-tindakannya memcapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu
menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan menjadikan siklus fungsi
manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan. Makin jelas,
lengkap dan terkoordinir rencana-rencana makin lengkap pula pengawasannya.
Pengawasan itu terdiri dari penentuan standar-standar, pengawasan/supervisi
kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar, serta kegiatan
mengkoreksi kegiatan atau standar.
Pengawasan anggaran biaya operasional ini timbul karena adanya
pencatatan yang langsung diambil dari lembaran laporan pengiriman dan surat
atau daftar permintaan pemakaian,sehingga apa yang terjadi dalam perusahaan
akan tercermin pula atau dengan kata lain pengawasan berfungsi sebagai
pembanding antara kenyataan yang terjadi dengan perencanaan yang dibuat
dengan membuat alat pengukur, melakukan evaluasi secara berkala dan
melakukan koreksi langsung setiap terjadi kesalahan.
Pengawasan anggaran biaya operasional pada PTPN II Kebun Basilam
dilakukan melalui anggaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa anggaran selain
sebagai alat perencanaan juga sekaligus sebagai alat pengawasan. Evaluasi
kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan. Apabila ada terjadi suatu kesalahan
maka akan diadakan proses koreksi atau perbaikan untuk anggaran periode
berikutnya. Dan evaluasi anggaran periode berjalan juga akan dialkukan dalam
rangka mengoptimalkan pencapaian rencana kerja, selalu diadakan
penyesuaian-penyesuaian terhadap alokasi pada biaya anggaran.
Untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran biaya operasional,
penulis membandingkan anggaran dengan realisasinya dari semua
perkiraan-perkiraan yang terdapat didalam anggaran biaya operasional tersebut.
1. Pengawasan anggaran biaya penjualan
PTPN II Kebun Basilam menyusun langkah-langkah pengawasan anggaran
biaya penjualan, yaitu:
a. Pengawasan langsung dilakukan oleh pimpinan perusahaan dengan
ikut serta terlibat dalam penyusunan anggaran biaya penjualan
pada awal bulan.
b. Pimpinan perusahaan akan memeriksa jumlah pelunasan piutang
yang akan diterima dan membandingkan biaya realisasi dengan
anggaran biaya penjualan yang telah disusun.
2. Pengawasan anggaran biaya administrasi dan umum
PTPN II Kebun Basilam melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat anggaran biaya administraasi dan umum pada awal
b. Mengalokasikan setiap jenis biaya administrasi dan umum kebagian
keuangan atau pembukuan.
c. Pengawasan anggaran biaya overhead
PTPN II Kebun Basilam dalam melakukan pengawasan anggaran biaya overhead
dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Memperkirakan biaya pemeliharaan mesin dan menganalisamya
b. Menghitung penyusutan mesin
c. Membuat anggaran biaya
Evaluasi terhadap anggaran dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan
atau kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan. Apabila ada kelemahan maka akan
diambil tindakan korektif untuk anggaran periode berikutnya. Evaluasi tidak
hanya terbatas pada evaluasi akhir periode. Perusahaan menganut prinsip
fleksibilitas anggaran, artinya dalam rangka mengoptimalkan pencapaian rencana
kerja selalu diadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap alokasi pada biaya
anggaran. pelaksanaan anggaran pada PTPN II Kebun Basilam didalam hubungan
dengan pengawasan anggaran biaya operasional adalah sebagai berikut:
a. Laporan realisasi anggaran bulanan
Berdasarkan laporan realisasi anggaran, khususnya anggaran biaya bulanan dari
masing-masing cabang atau unit usaha disusun laporan evaluasi realisasi anggaran
bulanan oleh masing-masing penanggungjawab anggaran . Laporan evaluasi
realisasi anggaran khususnya biaya-biaya bulanan berisi analisa penyimpangan
b. Laporan realisasi anggaran triwulan
Proses pengawasan anggaran operasional pelaksanaan anggaran triwulan pada
hakikatnya merupakan kompilasi dan akumulasi dari pelaksanaan pengendalian
anggaran operasional bulanan yang menjadi bagian triwulan yang bersangkutan.
c. Revisi anggaran
Revisi anggaran dilakukan apabila terjadi perubahan-perubahan yang tidak
terakomodasi sebelumnya sehingga membuat anggaran tidak dapat berfungsi
sebagai pedoman kerja dan alat pengawasan manajemen dengan efektif.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengawasn anggaran biaya operasional
adalah terlebih dahulu menyusun dasar dari pengawasan tersebut. Adapun dasar
pengawasan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode variance
(penyimpangan). Untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran biaya
operasional, penulis membandingkan anggaran dengan realisasi yang terjadi.
Menurut Sule (2006:334) semakin sedikit penyimpangan anggaran yang
terjadi, maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan dalam hal penganggaran
ini, artinya apa yang telah dianggarkan perusahaan memang sesuai dengan apa
yang dibelanjakan, ataupun sebaliknya, apa yang telah dibelanjakan sesuai dengan
apa telah dianggarkan. Akan tetapi penyimpangan anggaran tersebut memiliki dua
kemungkinan, yaitu penyimpangan yang diinginkan dan penyimpangan yang
tidak diinginkan. Penyimpangan yang diinginkan adalah penyimpangan anggaran
dari aktual dan yang dianggarkan di mana penyimpangan yang terjadi
yang tidak diinginkan yaitu terjadinya penyimpangan yang mengakibatkan arus
kas keluar perusahaan bertambah banyak.
1. Pengawasan pendapatan
Pengawasan intern kas yang dilakukan pada perusahaan ini adalah dengan
menciptakan prosedur-prosedur yang dapat mencegah atau memperkecil
kesempatan berbuat curang. Menerapkan sistem pengawasan intern dengan
menyelenggarakan sistem akuntansi yang telah dirancang sedemikian rupa sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
Kasir bertanggung jawab atas penerimaan, penyimpangan dan pengeluaran
uang kas. Semua yang diterima harus dibuktikan dengan pembuatan bukti masuk.
Formulir ini mencakup bukti masuk, bukti penerimaan, atau kuitansi. Bukti masuk
yang dimaksud adalah suatu formulir yang diberi nomor tercetak dan digunakan
atau dikeluarkan secara berurutan. Jika memberi tanda penerimaan kas dalam
bentuk cek atau giro, maka nomor cek atau giro harus dicantumkan dalam bukti
masuk untuk memudahkan pengecekan bila diperlukan.
Semua penerimaan kas dalam bentuk apa saja harus didepositokan ke bank
pada hari kerja berikutnya. Jika letak bank jauh maka dapat ditahan untuk
dijadikan dana kerja. Menguangkan cek pihak ketiga dengan menggunakan uang
tunai di kas hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Direktur Utama. Pada hari
berikutnya, kasir diwajibkan membuat laporan kas harian untuk mengikhtisarkan
penerimaan dan pengeluaran kas hari sebelumnya, berdasarkan bukti masuk dan
Formulir bukti masuk adalah formulir yang harus dipertanggung
jawabkan. Oleh karena itu harus disimpan dalam tempat terkunci agar tidak dapat
jatuh ketangan orang tidak berwenang yang dapat menggunakan bukti masuk
tersebut untuk penyelewengan. Auditor intern dalam pemeriksaan mendadak
harus memeriksa bukti masuk yang telah dipakai maupun yang belum dipakai.
2. Pengawasan anggaran biaya operasional langsung
Pengawasan anggaran biaya operasional langsung dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya operasional langsung dengan realisasi yang terjadi di lapangan.
TABEL 3.4
PTPN II KEBUN BASILAM
PENGAWASAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL LANGSUNG TAHUN 2006
(Dalam satuan rupiah)
Uraian Anggaran Realisasi Variance
Biaya Pegawai
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
Perbedaan anggaran dengan realisasi anggaran biaya operasional langsung
adalah sebesar Rp 194.473.663, perbedaan ini menunjukkan keuntungan
dipemakaian biaya. Namun pada pemakaian biaya administrasi terjadi
penyimpangan biaya dari anggaran.
3. Pengawasan anggaran biaya operasional tidak langsung
Pengawasan biaya operasional tidak langsung dilakukan untuk mendukung
pengawasan anggaran biaya operasional langsung. Karena biaya tidak langsung
TABEL 3.5
PTPN II KEBUN BASILAM
PENGAWASAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TIDAK LANGSUNG
TAHUN 2006 (Dalam satuan rupiah)
Uraian Anggaran Realisasi Variance
Biaya Pemeliharaan
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
Perbedaan yang terjadi antara anggaran biaya operasional tidak lansung
dengan relisasinya adalah bersifat menguntungkan, dimana anggaran biaya yang
telah dibuat sebesar Rp 3.584.571.905 terealisasi sebesar Rp 2.195.084.022.
Selisih sebesar Rp 1.389.487.883, artinya perusahaan dapat menekan pemakaian
biaya .
4. Pengawasan anggaran Laba Rugi
Setelah disusun perbandingan anggaran dan realisasinya untuk semua
perkiraan biaya yang ada, barulah kemudian disusun anggaran laba rugi serta
TABEL 3.6
PTPN II KEBUN BASILAM
PENGAWASAN ANGGARAN LABA RUGI TAHUN 2006
(Dalam satuan rupiah)
Uraian Anggaran Realisasi Variance
Pendapatan Bersih Total Beban
14.164.538.747 4.116.950.583
9.608.650.343 2.532.989.036
4.555.888.404 2.532.989.036
Laba Rugi Perusahaan 10.047.588.164 7.075.661.307 2.022.899.368
Sumber : PTPN II Kebun Basilam
Pada akhirnya perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 7.075.661.307.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan
saran-saran yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam mengatasi
permasalahan yang timbul. Dari analisis yang dilakukan penulis terhadap
perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional pada PTPN II Kebun
Basilam kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Proses penyusunan anggaran pada PTPN II Kebun Basilam dimulai dari
penyusunan anggaran ditingkat cabang atau unit usaha lalu diajukan ke
tingkat kantor pusat untuk kemudian dibahas oleh direksi dengan komisi
anggaran kantor pusat dan disampaikan kepada pemegang saham dan
dewan komisaris.
2. Dalam menerapkan sistem pengawasan intern PTPN II Kebun Basilam
menyelenggarakan sistem akuntansi yang telah dirancang sedemikian rupa
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
3. Dilihat dari laba rugi perushaan, anggaran yang dibandingkan dengan
realisasinya, terjadi penyimpangan dari yang dianggarkan sebesar
Rp 10.047.588.164 menjadi Rp 7.075.661.307 saat direalisasikan. Ini
menunjukkan terjadinya penyimpangan anggaran sebesar
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan beberapa
saran agar perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat sehubungan
dengan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional dan dapat
meninjau kembali kebijaksanaan yang telah diterapkan. Saran-saran yang dapat
diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. PTPN II Kebun Basilam telah memiliki sistem dan prosedur yang baik
dalam perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional. Hal ini
dapat dilihat penulis dengan tersedianya dokumentasi peraturan dan
instruksi secara formal yang merupakan pedoman perusahaan dalam
menjalankan kegiatannya. Tetapi dalam hal praktek usaha, tidak dapat
dipastikan hal ini telah dijalankan sesuai pedoman, oleh karena tidak
adanya alat ukur yang diterapkan.
2. Anggaran dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi namun
mengandalkan anggaran saja tidaklah cukup memadai. Ada baiknya
perusahaan menggunakan teknik pengukuran efisiensi melalui laba usaha.
3. Pada masa mendatang pimpinan perusahaan harus dapat lebih menekan
DAFTAR PUSTAKA
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Perusahaan Negara Perkebunan / Perseroan Terbatas Perkebunan. 1975. Buku Pedoman Accounting Umum Kebun Kelapa Sawit, Karet Dan Teh.
Perusahaan Negara Perkebunan / Perseroan Terbatas Perkebunan. 1975. Buku Pedoman Pengawasan Biaya Kebun Kebun Kelapa Sawit, Karet Dan Teh.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : BPFE.