• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORI

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29, 1992, tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, Kurikulum Sekolah Menengah Umum bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial maupun fisik. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya sendiri, baik menyangkut bidang pendidikan, bidang karier, maupun bidang budaya/keluarga/kemasyarakatan (Winkel,1997:79).

Menurut Sukardi ( 1988: 8) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada individu dalam menentukan pilihan dan penyesuaian diri, serta di dalam memecahkan masalah- masalah. Dengan kata lain: bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu dalam menetapkan pilihannya sendiri sedemikian rupa, sehingga dapat memajukan atau mengembangkan kemampuan secara bertahap, untuk mengambil keputusan secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain.

Winkel (1984: 17), menegaskan pengertian bimbingan yang berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.

Pengertian bimbingan menurut Surya (1988: 36) yaitu: suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Dari uraian pengertian bimbingan di atas, dapat disimpulkan bahwa arti bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sehingga dapat menetapkan pilihan-pilihannya secara bijaksana dan bertanggung jawab.

2. Program Bimbingan

Menurut Winkel (1997:143) “program bimbingan (guidance program) adalah sesuatu rangkaian bimbingan yang terencana terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu”. Pelayanan bimbingan diwujudkan dalam sejumlah kegiatan bimbingan yang tercakup dalam suatu program bimbingan, yang dikatakan “bertujuan agar siswa mampu (1) mengembangkan pengertian dan pemahaman diri selama proses kemajuannya

di sekolah, (2) mempertemukan pengetahuan tentang dirinya sendiri denga n informasi tentang kesempatan kerja yang ada secara tepat dan bertanggung jawab, yang akhirnya diwujudkan dalam membuat pilihan-pilihan, (3) mewujudkan penghargaan terhadap pribadi orang lain, (4) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.

Menurut Winkel (1991), program bimbingan adalah rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam suatu periode tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Program kegiatan bimbingan yang disusun dalam suatu periode tertentu, menjadi pegangan bagi guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan.

Pelayanan bimbingan terutama diberikan kepada para siswa, dengan membantu mereka dalam mengenal diri sendiri, memberikan serta memilih program-program studi yang sesuai, mengembangkan tujuan dalam hidupnya berdasarkan cita-cita serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan itu, mengatasi masalah yang timbul berkaitan studi akademik, hubungan dengan orang lain dan pelaksanaan rencana masa depan.

Suatu program bimbingan perlu direncanakan agar pelayanan yang diberikan kepada siswa dapat seoptimal mungkin. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh guru pembimbing ditujukan terutama pada siswa, tetapi dapat juga kepada rekan tenaga kependidikan dan orang tua siswa. Misalnya, tenaga bimbingan dapat memberikan informasi kepada kepala sekolah tentang aneka

jenis masalah yang kerap dihadapi oleh siswa. Tenaga bimbingan dapat memberikan waktu kepada seorang guru untuk berkonsultasi tentang siswa yang menjadi kasus di sekolah. Tenaga bimbingan dapat memberikan ceramah kepada orang tua siswa tentang ciri khas masa remaja, supaya mereka lebih mengerti akan anak-anak mereka (Winkel, 1997 : 104).

Bimbingan beroperasi dalam lingkunga n pendidikan sekolah dan memusatkan pelayanannya pada para peserta didik sebagai individu yang harus mengembangkan kepribadiannya masing- masing dan memanfaatkan pendidikan sekolah yang mereka terima bagi perkembangan dirinya. Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua peserta didik mendapat perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka.

C. Peranan Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Pengembangan kurikulum pengajaran di beberapa jenis pendidikan sekolah menengah mempunyai dampak terhadap tuntutan pelayanan bimbingan.

Misalnya, kemungkinan untuk memilih diantara beberapa program studi, penerapan sistem belajar siswa aktif, dan pembaharuan materi pelajaran sesuai dengan kemajuan di segala bidang ilmu. Dalam keadaan demikian, siswa sendiri dituntut untuk membuat berbagai pilihan yang dapat dipertanggung jawabkan

untuk meningkatkan motivasi belajar dan untuk menaruh perhatian pada lingkungan hidupnya dimasa modern (Winkel, 1997: 116).

Menurut Winkel (1997) tenaga bimbingan yang bertugas di institusi pendidikan formal harus mengetahui segala permasalahan yang menyangkut pendidikan sekolah dan seluk beluk dan kegiatan psikis yang disebut belajar. Pelayanan bimbingan akademik, sebagian besar disalurkan melalui kegiatan bimbingan kelompok (klasikal) dan bimbingan individual terutama dalam wawancara konseling.

Menurut Djamarah (2002) program bimbingan di bidang belajar akademik yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain:

a. Penyadaran kembali secara berkala (bertahap) tentang cara belajar yang tepat di sekolah dan di rumah, secara individual atau secara kelo mpok. Perlunya penyadaran kembali karena siswa tahu akan cara belajar yang tepat tapi belum tentu menjamin pelaksanaannya karena mudah terbawa oleh suasana kehidupan yang kurang menguntungkan sehingga kurang disiplin dalam belajar.

b. Mengatasi beraneka kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat diberbagai bidang studi, menghadapi keadaan rumah yang mempersulit belajar secara rutin, dan sebagainya. Maka tenaga bimbingan harus

mempunyai pengetahuan yang luas tentang seluk beluk belajar, termasuk pemahaman psikologis terhadap siswa.

c. Membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan belajar kelo mpok, supaya berjalan efektif dan efisien. Selanjutnya dalam kegiatan belajar mengajar apabila ditemukan siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran, guru pembimbing dapat memberikan masukan, berupa usulan kegiatan belajar yang bersifat pengayaan atau remedial bagi siswa yang bermasalah kepada guru mata pelajaran tertentu dan usulan topik bimbingan yang sesuai. Melalui layanan bimbingan, baik yang bersifat pengembangan, pencegahan, ataupun penyembuhan, diharapkan siswa akan semakin memiliki motivasi dalam belajar.

21

Dokumen terkait