BIMBINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
HELENA TETIE
NIM: 021114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
BIMBINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
HELENA TETIE
NIM: 021114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
kekuatan kepadaku”
(Filipi 14: 13)
• “Tantangan mungkin mengujimu, janganlah itu menghentikanmu.
Jikalau pertama kali kau tidak berhasil cobalah dengan cara yang
lain. Setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Tidak ada yang
dapat mengalahkan ketekunan di dunia ini. Menyerah adalah
kesalahan yang terbesar.”
( No Name)
• “Keberhasilan dapat di capai jika kita sanggup bangun saat terjatuh.
Tuhan punya rencana indah yang tidak kita ketahui”
(Penulis)
Skripsi ini ku persembahkan untuk
v Yesus Juru Selamatku dan Ibu Maria
v Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis
v Abang dan kakakku
Nama : HELENA TETIE Nomor Mahasiswa : 021114021
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 27 Februari 2008
Yang menyatakan
v
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Januari 2008 Penulis
vi
Helena Tetie 021114021
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007. Masalah pertama yang diteliti adalah “Bagaimana deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007?”. Masalah kedua adalah “ Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta?”.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 56 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “kuesioner motivasi belajar siswa”. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memuat motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Jumlah seluruh item yang digunakan sebanyak 84 butir. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat dengan pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe I. Tingkat motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yoyakarta tahun ajaran 2006/2007 digolongkan menjadi 5 yaitu : sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah.
vii
TOWARD THE PROPOSAL OF GUIDANCE TOPIC
Helena Tetie 021114021
This research’s purpose was to gain a description on the VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School, in academic period of 2006/2007. The first problem which was studied was “How was the description of VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School, in academic period of 2006/2007?” Second problem was “Which the counselling topics which was appropriate to increase the VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School?”
The type of research used was descriptive research. The subjects in this research were VII grade students in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School by the total amount of 56 students. The research instrument used was “questionnaire of students’ learning motivation”. This questionnaire comprised of the items of questions which containd both intrinsic and extrinsic learning motivation. The total of all items used was 84 items. The technique of data analysis used was calculation of percentage and its level by its distribution based on the formulation of Type I Standard Reference Evaluation. The level of VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School in academic period of 2006/2007 was classified into 5, i.e.: very high, high, moderate, low, very lo w.
viii
melimpah yang telah memberi penulis kesempatan untuk belajar di Universitas Sanata Dharma, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sebagai tugas akhir dan memperoleh gelar sarjana. Selama menjalani studi di program Bimbingan dan Konseling banyak suka dan duka penulis rasakan, dan pengalaman yang berharga itu tidak dapat dinilai dengan materi apapun. Dengan pengalaman tersebut untuk mempersiapkan penulis menghadapi masa depan dalam dunia bimbingan nantinya.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi. Tanpa bantuan, bimbingan dan kerelaan banyak hambatan yang penulis hadapi. Pada kesempatan ini, secara khusus penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Maria Josepha Retno Priyani, M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing dan mendampingi dengan penuh kesabaran, selalu memberikan masukan- masukan yang bermanfaat dan memberikan motivasi kepada penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan semangat, dukungan, untuk pantang menyerah serta doa yang senantiasa tulus.
6. Abang dan kakakku, terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Mas Pras terima kasih atas doa dan dukungannya selama menulis skripsi ini. 8. My best friend Emi, Dora Gultom, Indah, Madi, Didin, Elis, Venan, Ana, Dian,
Anjel, Ndill, Atik, Yala, Nadia, Adven Kriting, Heni Manado terima kasih atas doa dan dukungan kalian semuanya serta kebersamaan kita selama ini, kalian sudah memberikan warna-warni dalam hidupku.
9. Teman-teman Asrama Putri Sanggau Kapuas: Eny, Dora, Wiwik, Calista, Veron, Ema, Juni, Iir. Terima kasih atas dukungan, canda, tawa, dan kebersamaan kita selama ini serta doanya.
10.Teman-teman angkatan 2002 yang selama lima tahun ini memberikan keceriaan, kerjasama, dan kebersamaanya.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya pihak-pihak yang tertarik dengan motivasi belajar. Terima kasih.
x
HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. v
ABSTRAK……… vi
ABSTRACT……….. vii
KATA PENGANTAR……….. viii
DAFTAR ISI………. x
DAFTAR TABEL……… xii
DAFTAR LAMPIRAN………. xiii
BAB I : PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Rumusan Masalah………. 3
C. Tujuan Penelitian………... 3
D. Manfaat Penelitian……… 3
E. Definisi Operasional……….. 4
BAB II : KAJIAN TEORI………. 5
A. Motivasi Belajar……….. 5
1. Pengertian Motivasi……… 5
2. Macam- macam Motivasi……… 7
a. Motivasi Intrinsik……… 7
b. Motivasi Ekstrinsik……… 9
3. Belajar……… 12
4. Motivasi Belajar………. 12
B. Bimbingan……… 15
xi
A. Jenis Penelitian……… 21
B. Subjek Penelitian ……… 21
C. Alat Pengumpul Data………... 22
1. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa………. 22
2. Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar Siswa………. 26
3. Menentukan Validitas dan Reliabilitas……….. 28
a. Validitas………. 28
b. Reliabilitas Instrumen……… 32
D. Pengumpulan Data……… 33
1. Tahap Persiapan……….. 33
2. Tahap Pelaksanaan……… 34
E. Teknik Analisis Data……… 35
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANYA……… 38
A. Hasil Penelitian……… 39
B. Pembahasan………. 41
BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007………. 46
BAB VI : RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN………... 49
A. Ringkasan……… 49
B. Kesimpulan……….. 52
C. Saran-saran……….. 52
DAFTAR PUSTAKA……… 54
xii
Tabel 2 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ……… 30 Tabel 3 : Rincian Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Untuk
Pengumpulan Data ………. 30
Tabel 4 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ………. 34
Tabel 5 : PAP tipe I ……… 36
Tabel 6 : Penggolongan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII
SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007……….. 39 Tabel 7 : Item Motivasi Belajar Siswa Yang Digunakan Sebagai
Usulan Topik -Topik Bimbingan……… 40 Tabel 8 : Usulan Topik- Topik Bimbingan Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa
xiii
3. Hasil Perhitungan Taraf Validitas ………. 68
4. Metode Belah Dua Gasal-Genap ……….. 73
5. Kuesioner Penelitian Siswa ……….. 80
6. Tabulasi Data Kuesioner Penelitian ………. 85
7. Perhitungan Gambaran Motivasi Belajar Siswa ……… 89
8. Kualifikasi Tingkat Motivasi Belajar ……… 91
1
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas belajar yang dilakukan tidak selamanya dapat berlangsung dengan baik. Belajar bukanlah merupakan kegiatan yang serba mudah bagi setiap siswa, tidak jarang siswa mengalami penurunan motivasi belajar.
Motivasi diperlukan dalam belajar, karena motivasi mampu mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa akan bersemangat untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan belajarnya karena ada motivasi yang kuat dalam dirinya. Keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi merupakan faktor yang mendukung siswa giat belajar. Keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi sangat penting untuk diperjuangkan dan dipenuhi oleh siswa. Motivasi sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Siswa akan memusatkan perhatiannya terhadap kegiatan belajar, giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, gejala yang tampak antara lain: cepat bosan, berusaha menghindar dari kegiatan belajar, kurang minat untuk membaca, kurang perhatian pada saat pelajaran berlangsung, suka meninggalkan kelas, mudah putus asa, akibatnya mengalami kesulitan belajar (Prayitno, 1989).
Berdasarkan kenyataan di atas, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah memerlukan perhatian dan dukungan baik dari orang tua maupun dari guru pembimbing. Dukungan dan perhatian yang diberikan, akan memunculkan motivasi siswa dalam belajar. Sebagai seorang guru pembimbing, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberi layanan bimbingan yang tersusun dan terencana dalam suatu program bimbingan. Usulan topik-topik bimbingan hendaknya berdasarkan pada seberapa tinggi motivasi siswa dalam belajar, dan untuk inilah dibutuhkan penelitian.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui:
1. Bagaimana deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun ajaran 2006/2007?
2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
2. Menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Guru pembimbing
2. Bagi SMP BOPKRI 2 Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian ini guru pembimbing, wali kelas, dan guru bidang studi dapat bekerja sama dengan orang tua siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Bagi Prodi Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan hasil penelitian ini Prodi Bimbingan dan Konseling membuka praktek konseling di kampus untuk mahasiswa yang mengalami masalah belajarnya.
4. Bagi peneliti
Dapat mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
E. Definisi Operasional
1. Motivasi belajar adalah segala usaha, niat di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki siswa, yakni prestasi belajar yang baik, dapat tercapai (Winkel 1996: 150)
2. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. 3. Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
5
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Latin yaitu motivum yang menunjukkan bahwa ada alasan tertentu mengapa sesuatu itu dilakukan. Kata “motif”, diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif merupakan suatu kondisi interen. Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan / mendesak. (Winkel, 1996: 151)
Menurut Uno (2006:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
Motivasi merupakan faktor psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan terungkap lewat tingkah laku. Perana nnya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, perasaan senang, dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, dapat menjadi gagal dalam hal apa saja karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal, tentu saja membutuhkan keterlibatan guru dalam memberikan motivasi yang dapat membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar (Winkel,1996:174)
2. Macam-Macam Motivasi
Motivasi dibahas dalam 2 bentuk, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Kedua motivasi ini ada pada diri subjek dan memberikan arah pada kegiatan subjek.
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Djamarah (2002:115) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dipengaruhi dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila individu telah memiliki motivasi intrinsik selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Prayitno (1989: 10) motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor- faktor dari lingkungan. Individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar. Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, akan puas kalau kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil. Djamarah (2002: 192) mengemukakan bahwa individu yang melakukan kegiatan yang didorong oleh motivasi intrinsik, kegiatannya untuk mencapai tujuan sehingga dapat memperoleh hasil dari kegiatan tersebut.
tujuan yang diinginkan. Individu yang memiliki motivasi intrinsik, menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi. (Prayitno, 1989:11).
Menurut Sardiman (2005: 89-90) bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang dicapai karena adanya suatu dorongan yang menggerakkan yang bersumber pada suatu kebutuhan. Menurut Deborah (1992 :67) motivasi intrinsik memiliki energi yang mendorong tingkah laku individu berdasarkan kesadaran, sehingga tujuan akan bisa dicapai. Kesadaran akan tercapainya tujuan juga bertindak sebagai pengarah individu pada suatu tujuan.
sekolah taman kanak-kanak, karena ingin mengabdi di tempat tersebut walaupun pada saat itu ia ditawari bekerja di tempat lain dengan gaji yang besar, tetapi ia tetap bekerja di sekolah taman kanak-kanak karena ia begitu mencintai pekerjaannya dan mencintai anak-anak. Individu tersebut memiliki motivasi intrinsik, bahwa motivasi intrinsik tidak dapat digantikan oleh apapun juga.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong yang lebih kuat dari dalam individu yang terlihat dari ketekunannya, karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan yang sebenarnya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik karena adanya ajakan, suruhan, ataupun pujian dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian individu mau melakukan sesuatu. (Djamarah, 2002: 117)
Menurut Prayitno (1989: 14) individu yang bekerja berdasarkan motivasi ekstrinsik, mereka memerlukan perhatian. Seringkali jika mereka tidak menerima umpan balik yang baik berkenaan dengan hasil pekerjaan mereka dan tidak diberi tepat pada waktunya, maka kerja mereka jadi lamban. Bahwa individu seperti ini sangat tergantung kepada keharusan-keharusan yang ditentukan untuk mendorong mereka dalam bekerja atau mengerjakan tugas-tugas.
Menurut Winkel (1996: 173) motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan yang dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan kegiatan itu sendiri. Misalnya, siswa rajin untuk melaksanakan tugas piket kelas yang telah dijadwalkan hanya karena untuk menghindari hukuman atau ancaman.
intrinsik, maka diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik. (Djamarah 2002: 124).
Menurut Prayitno (1989: 16) Disamping itu perlu pula diingat bahwa motivasi ekstrinsik dapat membantu timbulnya motivasi intrinsik. Terkadang motivasi ekstrinsik dapat membantu individu untuk menemukan motivasi intrinsiknya. Awalnya individu melakukan sesuatu karena hadiah atau pujian, kemudian seiring berjalannya waktu ia dapat menemukan sesuatu yang berharga bagi dirinya yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi intrinsiknya.
Sardiman (2002) menegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan, karena keadaan individu itu dinamis, berubah- ubah sehingga perlu motivasi ekstrinsik.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari luar individu, hal tersebut diperlukan supaya individu mau melaksanakan aktifitasnya. Tetapi motivasi ekstrinsik bukan berarti tidak baik, motivasi ekstrinsik baik diberikan karena setiap individu itu dinamis, berubah-ubah.
3. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Belajar adalah aktivitas pokok ya ng dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Selama melakukan kegiatan belajar, tentunya siswa memiliki keinginan agar kegiatan yang dilakukannya itu pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya.
Winkel (1996:53) mengartikan belajar sebagai aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
4. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan faktor psikis dalam diri siswa yang dapat terungkap lewat sikap dan tingkah laku. Peranannya yang khas adalah terlihat pada perasaan senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi. Kegiatan belajar siswa tidak optimal, tentu saja membutuhkan keterlibatan guru dalam memberi motivasi yang dapat membangkitkan semangat belajar (Winkel, 1996:174).
Motivasi belajar akan mengarahkan tingkah laku selama jangka waktu tertentu untuk memperoleh kemampuan berupa ilmu/pengetahuan, sehingga pada akhirnya menunjukkan hasil, yaitu prestasi baik (Winkel, 1996).
Winkel (1996: 150) mengemukakan pengertian motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Hal ini bertujuan agar belajar yang dikehendaki siswa yakni prestasi belajar yang baik, dapat tercapai. Motivasi belajar yang kuat menjadi sebab utama siswa melakukan aktivitas belajar pada suatu saat tertentu.
kegiatan belajar. Motivasi belajar tidak hanya memberikan dorongan belajar, tetapi juga memberikan arah yang jelas. Soemanto (1984: 193) memberikan penjelasan mengenai pengertian motivasi belajar, yaitu dorongan untuk belajar demi tercapainya tujuan yang diharapkan, serta tingkah laku yang diinginkan.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi belajar akan memberikan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka siswa akan mendapatkan prestasi yang baik. (Sardiman, 1986: 85)
B. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29, 1992, tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, Kurikulum Sekolah Menengah Umum bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial maupun fisik. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya sendiri, baik menyangkut bidang pendidikan, bidang karier, maupun bidang budaya/keluarga/kemasyarakatan (Winkel,1997:79).
Winkel (1984: 17), menegaskan pengertian bimbingan yang berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.
Pengertian bimbingan menurut Surya (1988: 36) yaitu: suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Dari uraian pengertian bimbingan di atas, dapat disimpulkan bahwa arti bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sehingga dapat menetapkan pilihan-pilihannya secara bijaksana dan bertanggung jawab.
2. Program Bimbingan
di sekolah, (2) mempertemukan pengetahuan tentang dirinya sendiri denga n informasi tentang kesempatan kerja yang ada secara tepat dan bertanggung jawab, yang akhirnya diwujudkan dalam membuat pilihan-pilihan, (3) mewujudkan penghargaan terhadap pribadi orang lain, (4) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.
Menurut Winkel (1991), program bimbingan adalah rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam suatu periode tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Program kegiatan bimbingan yang disusun dalam suatu periode tertentu, menjadi pegangan bagi guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan.
Pelayanan bimbingan terutama diberikan kepada para siswa, dengan membantu mereka dalam mengenal diri sendiri, memberikan serta memilih program-program studi yang sesuai, mengembangkan tujuan dalam hidupnya berdasarkan cita-cita serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan itu, mengatasi masalah yang timbul berkaitan studi akademik, hubungan dengan orang lain dan pelaksanaan rencana masa depan.
jenis masalah yang kerap dihadapi oleh siswa. Tenaga bimbingan dapat memberikan waktu kepada seorang guru untuk berkonsultasi tentang siswa yang menjadi kasus di sekolah. Tenaga bimbingan dapat memberikan ceramah kepada orang tua siswa tentang ciri khas masa remaja, supaya mereka lebih mengerti akan anak-anak mereka (Winkel, 1997 : 104).
Bimbingan beroperasi dalam lingkunga n pendidikan sekolah dan memusatkan pelayanannya pada para peserta didik sebagai individu yang harus mengembangkan kepribadiannya masing- masing dan memanfaatkan pendidikan sekolah yang mereka terima bagi perkembangan dirinya. Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua peserta didik mendapat perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka.
C. Peranan Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pengembangan kurikulum pengajaran di beberapa jenis pendidikan sekolah menengah mempunyai dampak terhadap tuntutan pelayanan bimbingan.
untuk meningkatkan motivasi belajar dan untuk menaruh perhatian pada lingkungan hidupnya dimasa modern (Winkel, 1997: 116).
Menurut Winkel (1997) tenaga bimbingan yang bertugas di institusi pendidikan formal harus mengetahui segala permasalahan yang menyangkut pendidikan sekolah dan seluk beluk dan kegiatan psikis yang disebut belajar. Pelayanan bimbingan akademik, sebagian besar disalurkan melalui kegiatan bimbingan kelompok (klasikal) dan bimbingan individual terutama dalam wawancara konseling.
Menurut Djamarah (2002) program bimbingan di bidang belajar akademik yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain:
a. Penyadaran kembali secara berkala (bertahap) tentang cara belajar yang tepat di sekolah dan di rumah, secara individual atau secara kelo mpok. Perlunya penyadaran kembali karena siswa tahu akan cara belajar yang tepat tapi belum tentu menjamin pelaksanaannya karena mudah terbawa oleh suasana kehidupan yang kurang menguntungkan sehingga kurang disiplin dalam belajar.
mempunyai pengetahuan yang luas tentang seluk beluk belajar, termasuk pemahaman psikologis terhadap siswa.
21
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Menurut Furchan (1982: 415) penelitan deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2006/2007.
B. Subjek Penelitian
ada hubungannya dengan variabel penelitian (Furchan, 1982: 196). Untuk uji coba diambil 1 kelas dan berjumlah 30 siswa. Subjek untuk penelitian sesungguhnya adalah 56 siswa dari 2 kelas (VIIA dan VIIB). (Furchan 1982: 419), survei yang mencakup seluruh populasi yang diteliti disebut sensus, sedangkan survei yang hanya menyelidiki sebagian saja dari populasi disebut survei sampel. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2006/2007 Oleh sebab itu maka penelitian ini disebut penelitian sensus.
Subjek penelitian dipilih siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta karena mereka termasuk remaja awal, yang pada umumnya kondisi psikis siswa kelas VII cenderung labil. Pada masa- masa ini pada diri remaja awal sedang penuh dengan gejolak yang akan berpengaruh secara langsung dengan motivasi belajar yang dimiliki para siswa kelas VII. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh siswa saat duduk di kelas VIII.
C. Alat Pengumpul Data
1. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
Tabel 1: Sebaran Item-Item dan Rincian Kuesioner Motivasi Belajar
Siswa Menurut Dua Macam Motivasi.
No Motivasi Belajar Item
1 Motivasi Intrinsik
a. Senang dan rajin membaca buku
b. Keinginan untuk memiliki wawasan yang
luas
c. Kemauan untuk belajar terus menerus
d. Senang mengerjakan tugas-tugas yang
menantang
e. Keinginan untuk bekerja dan berusaha
sendiri, tanpa disuapi terus menerus oleh
guru/orang tua/teman
f. Keinginan kuat untuk maju dan
mencapai keberhasilan/kesuksesan
g. Orientasi pada cita-cita/masa depan
h. Keuletan dalam belajar biarpun
menghadapi rintangan
i. Merencanakan tujuan atau prestasi
belajar yang ingin diraih
j. Merencanakan dan berusaha mematuhi
jadwal belajar
k. Berani bertanya kepada siapa saja yang
berkompeten membantunya mengatasi
permasalahan
2 Motivasi Ekstrinsik
a. Belajar demi memperoleh pujian dari
guru dan orang tua
b. Belajar demi memenuhi kewajiban
c. Keinginan untuk diakui sebagai siswa
pintar dan teladan
d. Kecendrungan untuk membenci guru
kalau nilai dan prestasi belajar kurang
(jelek)
e. Kurang percaya diri, suka mengharapkan
dan mudah terpengaruh
f. Tidak mempunyai rencana, tujuan, atau
prestasi belajar yang ingin diraih
g. Tidak memiliki jadwal belajar yang pasti
h. Menghindari permasalahan yang sulit
i. Malas, malu atau takut bertanya kepada
siapa saja yang lebih tahu mengenai
Setiap item disertai dengan empat alternatif jawaban. Masing- masing alternatif jawaban diberi skor yang berbeda-beda sesuai dengan sifat item. Skoring menggunakan modifikasi dari skala Likert. Skala Likert merupakan sejumlah pernyataan positif dan negative mengenai suatu obyek sikap (Fuchan, 1982: 266). Skala Likert yang besarnya skor berkisar 4-1 item positif yaitu Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sebaliknya 1-4 untuk item negative yaitu Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Menurut Hadi (1990:20), modifikasi skala Likert menjadi empat kategori jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, yaitu ragu-ragu karena ragu-ragu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan, bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak.
2. Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
1. Membuat kisi-kisi dan kuesioner motivasi belajar siswa dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
2. Surat izin uji coba intrumen dan penelitian dari pihak Universitas Sanata Dharma (Prodi BK), diminta ole h peneliti untuk diserahkan kepada kepala sekolah SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta. 3. Kepala sekolah ditemui oleh peneliti untuk memohon izin uji coba.
Kemudian kepala sekolah menganjurkan peneliti untuk menemui guru pembimbing (koordinator BK) untuk membicarakan waktu uji coba instrument yang akan diselenggarakan di sekolah yang bersangkutan.
4. Kuesioner dibagikan kepada siswa dan peneliti menjelaskan maksud dari penelitian tersebut dan menjelaskan maksud dari penelitian.
5. Siswa diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dan diberi kesempatan untuk menanyakan hal- hal yang belum paham. 6. Para siswa dipersilahkan untuk mengisi kuesioner.
DUCE 2 Yogyakarta pada tangga l 4 Mei 2007 pada Pukul 10.15-10.45 WIB dengan jumlah responden 30 siswa. Waktu yang diperlukan untuk menjawab kuesioner sekaligus memberikan petunjuk tentang pengisian kuesioner kurang lebih 35 menit. Jumlah item kuesioner motivasi belajar siswa yang di uji coba sebanyak 84 pernyataan. Kuesioner tersebut dapat dilihat pada lampiran 1 dan tabulasi uji coba dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Menentukan validitas dan reliabilitas a. Validitas
N ? X Y - ( ? X ) ( ? Y )
r
xy =v { N ? X ² - ( ? X )² } { N ? Y ² - ( ? Y ) ²}
Keterangan rumus :
r
xy = Koefisien korelasi antara X dan YX = Skor item tertentu yang akan diuji validitasnya Y = Skor total dari seluruh item
N = Jumlah respon
Penentuan kesahihan item koefisien korelasi 0,30. Dengan demikian, item yang koefisien korelasinya kurang dari 0,30 dinyatakan gugur sedangkan item yang dianggap valid/sahih adalah item dengan koefisien korelasi sama atau lebih dari 0,30.
Tabel 2: Rekapitulasi hasil Analisis Uji Validitas
Total keseluruhan ya ng digunakan untuk penelitian 60 item, yang terdiri dari 33 item untuk aspek motivasi belajar intrinsik dan 27 item untuk aspek motivasi belajar ekstrinsik.
Tabel 3: Rincian Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Untuk Pengumpulan
Data.
No Motivasi Belajar Item
1 Motivasi Intrinsik
a. Senang dan rajin membaca buku
b. Keinginan untuk memiliki wawasan yang
luas
c. Kemauan untuk belajar terus menerus
d. Keinginan untuk bekerja dan berusaha
sendiri, tanpa disuapi terus menerus oleh
guru/orang tua/teman
e. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai
keberhasilan/ kesuksesan
f. Orientasi pada cita-cita/ masa depan
g. Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi
rintangan
h. Merencanakan tujuan atau prestasi belajar
yang ingin diraih
i. Merencanakan dan berusaha mematuhi
jadwal belajar
j. Berani bertanya kepada siapa saja yang
berkompeten membantunya mengatasi
a. Belajar demi memperoleh pujian dari guru
dan orang tua
b. Belajar demi memenuhi kewajiban
c. Kurang percaya diri, suka mengharapkan dan
mudah terpengaruh
d. Tidak mempunyai rencana, tujuan, atau
prestasi belajar yang ingin diraih
e. Tidak memiliki jadwal belajar yang pasti
f. Menghindari permasalahan yang sulit
g. Malas, malu atau takut bertanya kepada siapa
saja yang lebih tahu mengenai permasalahan
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajad keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan 1982: 295). Menurut Masidjo (1995: 209) reliabilitas alat ukur adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti.
rtt = 2 x rgg
1 + rgg
Keterangan rumus
rtt = Koefisien reliabilitas
rgg = Koefisien korelasi ganjil genap
untuk mempertegas tingkat keterandalan instrumen, Masidjo (1995: 209) mengelompokkan kualifikasi koefisien reliabelitas yaitu koefisien reliabilitas yang besarnya 0,91-1,00 dianggap sangat tinggi, 0,71-0,90 dianggap tinggi, 0,41-0,70 dianggap cukup, 0,21-0,40 dianggap rendah, 0,20-negatif dianggap sangat rendah. Dalam penelitian ini, perhitungan korelasi belahan ganjil genap uji coba kuesioner motivasi belajar siswa, atas dasar taraf signifikansi 1% untuk N= 30. Koefisien reliabilitas yang diperoleh rxy = 0,90. jadi taraf reliabilitas uji coba kuesioner motivasi belajar siswa, ternyata signifikan pada taraf signifikansi 1% rtt = 0,94 dan termasuk sangat tinggi (0,91- 1,00). Reliabilitas metode belah dua gasal- genap dapat dilihat pada lampiran 4.
D. Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
koordinator BK dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan waktu untuk penelitian, yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan sekolah.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di ruang kelas masing- masing. Dalam mengisi kuesioner, masing- masing kelas menggunakan waktu kurang lebih 35 menit. Adapun jadwal pelaksaan pengumpulan data penelitian di setiap kelas disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4: Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Kelas Tanggal
mengucapkan terimakasih kepada para siswa yang telah bersedia mengisi kuesioner. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 5. Tabulasi data penelitian dapat dilihat pada lampiran 6.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan perumusan masalah penelitian yang diajukan. Analisis data dari hasil penelitian ini adalah: skoring jawaban subjek, tabulasi data, menskor total jawaban, menghitung persentase, dan menyusun peringkat persentase aspek motivasi belajar yang sangat tinggi. Untuk menilai tinggi rendahnya motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan PAP tipe I (Masidjo, 1995: 153). Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor individu yang seharusnya atau idealnya dicapai oleh individu. Penilaian Acuan Patokan menetapkan batas pencapaian minimum pada persentil 65% yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar yang tergolong sangat tinggi (90%-100%), tinggi(80%-89%), cukup (65%-79%), rendah (55%-64%), dan sangat rendah (dibawah 55%). Perhitungan gambaran motivasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 7.
Di bawah ini peneliti menjelaskan langkah yang ditempuh dalam mengolah dan menganalisis data, yaitu:
2. Peneliti memasukan skor jawaban subjek ke dalam tabulasi data dengan bantuan komputer program Microsoft Exel versi x.p 2001 for Windows.
3. Peneliti menghitung besarnya persentase pada setiap skor subjek pada setiap aspek, dengan cara skor total hasil penelitian setiap subjek dibagi dengan skor maksimal, dikalikan 100%. Skor maksimal didapat dengan cara mengalikan jumlah item dikalikan dengan alternatif jawaban (empat).
4. Peneliti menentukan peringkat berdasarkan besarnya persentase pada subjek, dan mengurutkan persentase perolehan dari setiap subjek dari yang tertinggi sampai yang terendah.
5. Untuk menjawab tentang deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, peneliti membuat skor-skor perolehan siswa yang diolah dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I.
Tabel 5: Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I
Kategori Norma Kriteria
Sangat tinggi 90%-100%
Tinggi 80%-89%
Cukup 65%-79%
Rendah 55%-64%
Sangat rendah < 55%
38
Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu “Bagaimana deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007? serta Topik-topik bimbingan apa saja yang dapat diusulkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007?” Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan tentang hasil penelitian tersebut.
A. Hasil Penelitian
Deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ditentukan dengan menggunakan Perhitungan Acuan Patokan (PAP) tipe I. Peneliti menggunakan PAP tipe I karena penilaian dilakukan dengan memperbandingkan perolehan skor siswa dengan suatu patokan yang telah ditetapkan yakni 65% dari total skor. Penggolongan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6: Penggolongan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 2
YogyakartaTahun Ajaran 2006/2007
Rumus PAP Tipe I
Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)
Kualifikasi 90% - 100% 216 - 240 1 1,78% Sangat Tinggi
80% - 89% 192 - 215 17 30,35% Tinggi
65% - 79% 156 - 191 36 64,28% Cukup
55% - 64% 132 - 155 2 3,57% Rendah
Di bawah < 131 0 0% Sangat Rendah
memiliki motivasi belajar rendah ada 2 siswa (3,57 %). Perhitungan Kualifikasi motivasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 8.
Hasil penelitian berikutnya digunakan sebagai dasar menyusun usulan topik bimbingan bagi siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Perhitungan ini didapat dari total nilai masing- masing item di bawah skor 156 dari setiap item. Hasil perhitungan masing- masing item dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7: Item Motivasi Belajar Siswa Yang Digunakan Sebagai Usulan
Topik - Topik Bimbingan. pujian dari guru dan orang tua. prestasi karena nilai dan kemampuan belajar seadanya.
151 berdasarkan
Setiap item kuesioner motivasi belajar siswa dihitung jumlah total nilainya. Nilai ini akan mempermudah melihat item motivasi belajar siswa yang rendah, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengusulkan topik-topik bimbingan. Hasil perhitungan item dapat dilihat pada lampiran 9.
B. Pembahasan
Sejalan dengan pendapat di atas Winkel (1996:148) menjelaskan bahwa cara belajar yang efektif, dapat membantu siswa dalam belajar, terutama belajar di rumah. Siswa yang terbiasa mengikuti cara belajar yang tepat, akan meningkatkan kemampuan belajarnya dan daya fantasi berupa aktivitas kognitif yang mendukung pikiran-pikiran dan tanggapan, yang bersama-sama menciptakan sesuatu dalam alam kesadaran. Daya fantasi mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif dan sosial. Fantasi dapat berguna dalam menciptakan sesuatu yang baru (kreasi), dalam membayangkan kejadian mendatang dan mempersiapkan diri menghadapi kejadian itu (antisipasi), dalam melepaskan diri dari ketegangan hidup sehari- hari (rekreasi) dan dalam menempatkan diri dalam situasi hidup orang lain/sosial (Winkel, 1996:146).
menyediakan suatu kondisi dengan lingkungan yang kreatif bagi belajar anak”. Hal ini dipertegas oleh Gunarsa (1991:132) bahwa orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dengan sikap acuh tak acuh, orang tua yang terlalu keras terhadap anak, sehingga hubungan anak dan orang tua menjadi jauh, akibatnya dari anak itu sendiri timbul rasa frustrasi sehingga dapat menghambat proses belajar dan anak selalu diliputi oleh ketakutan terus- menerus.
Siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah berjumlah 2 siswa (3,57%). Peneliti berpendapat bahwa motivasi belajar siswa yang rendah ini disebabkan karena siswa belum menemukan cara yang tepat untuk menjalani proses belajarnya. Kesulitan dan hambatan yang dialami siswa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kehidupan dalam keluarga seperti penghasilan orang tua yang rendah, keluarga yang tidak harmonis, pendidikan orang tua yang rendah, dan yang siswa alami dalam dirinya sendiri seperti kurang kreatif.
Keluarga yang tidak harmonis, menyebabkan siswa tidak konsentrasi dalam belajar. Siswa mengalami kebingungan dan keraguan sehingga timbul rasa ketidak percayaan dalam diri anak. Hal ini menimbulkan hambatan dalam diri anak ketika belajar bersama teman/orang lain/kelompok, anak sering menaruh curiga terhadap orang lain yang mungkin menolak pendapatnya. Perhatian orang tua yang tidak memadai membuat anak merasa kecewa dan frustrasi. Anak merasa seolah-olah tidak memiliki orang tua sebagai tempat menggantungkan harapan, sebagai tempat bertanya bila ada pelajaran yang tidak di mengerti (Djamarah,2002:208). Menurut Gunarsa (1991:133) bahwa suasana dalam keluarga yang tidak menciptakan keharmonisan, misalnya suasana rumah selalu gaduh, tegang, sering ribut dan bertengkar, akibatnya anak tidak dapat belajar dengan baik, karena belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi.
menemukan cara yang tepat untuk menjalani proses belajarnya. Hal ini dipertegas oleh Djamarah (2002:207) ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar bagi siswa:
1. Aktivitas belajar yang kurang. Lebih banyak malas dari pada melakukan kegiatan belajar. Menjelang ulangan baru belajar.
2. Kebiasan dan kegiatan belajar yang tidak terjadwalkan sehingga anak melakukan kegiatan belajar jika waktu ulangan semakin dekat dan ini merupakan kebiasan belajar yang salah.
3. Tidak ada motivasi dalam belajar. Materi pelajaran sukar diterima dan diserap bila anak didik tidak memiliki motivasi untuk belajar.
Proses dan kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga diluar sekolah. Siswa dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman di rumah atau di masyarakat. Pihak sekolah hendaknya bekerjasama dengan orang tua dalam memberikan perhatian dan dukungan untuk kebutuhan pribadi terutama kebutuhan belajar siswa. Perhatian dan dukungan dari keluarga akan membuat siswa termotivasi dalam belajarnya.
46
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007
Bab ini memuat implikasi hasil penelitian terhadap usulan topik-topik bimbingan siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Topik-topik bimbingan untuk siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta yang diusulkan berikut ini berdasarkan pada jumlah total nilai dari masing- masing item di bawah skor 156 dari total setiap item, seperti yang disajikan pada tabel 7. Usulan topik-topik bimbingan sejalan dengan tujuan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan belajar (akademik) yang membantu siswa antara lain:
1. Memahami arti dari motivasi belajar.
2. Memahami peranan motivasi dalam aktivitas belajar.
3. Semakin termotivasi untuk bertanggung jawab dalam proses belajar
4. Semakin termotivasi untuk mencapai prestasi belajar. 5. Mampu memahami konsep dirinya.
6. Mampu mempercayai dirinya sendiri.
7. Mampu mengelola waktu dengan tepat untuk belajar. 8. Mampu membuat jadwal untuk belajar.
9. Mampu menghadapi masalahnya sendiri.
10.Dapat mengetahui dan memahami cara belajar yang efektif sehingga dapat menerapkan dalam kegiatan belajarya.
( Depdikbud, 1994:6)
49
Bab ini berisikan ringkasan, kesipulan, dan saran-saran. Bagian ringkasan memuat latar belakang masalah, landasan teori, rumusan masalah, metodologi penelitian dan hasil penelitian. Bagian saran-saran memuat untuk pihak sekolah SMP BOPKRI 2 Yogyakarta dan bagi peneliti lain.
A. Ringkasan
Saat ini dikalangan para pend idik banyak membicarakan tentang masalah. Motivasi belajar siswa menurun disertai dengan gejala yang tampak antara lain: cepat bosan, kurang perhatian pada saat pelajaran berlangsung, kelalaian mengerjakan tugas (PR), tidak ada persiapan saat ulangan, adanya pandangan asal lulus, kurang minat membaca. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, kadang juga ditemukan siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar. Maka belajar memerlukan motivasi, karena motivasi merupakan suatu kekuatan psikis yang dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
50
Tujuan penelitian ini dituangkan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?
2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 56 siswa. Alat yang dugunakan dalam penelitian adalah “kuesioner motivasi belajar siswa” yang berjumlah 84 item
51
reliabilitas atas dasar taraf signifikan 1% untuk N=30 diperoleh rxy= 0,90, dan termasuk sangat tinggi (0,71-0,90).
Prosedur pengumpulan data meliputi dua tahap, yaitu: (1) Tahap persiapan, mencakup kegiatan menghubungi kepala sekolah dan koordinator BK SMP BOPKRI 2 Yogyakarta bahwa peneliti berkeinginan mengadakan penelitian di sekolah yang bersangkutan, mengadakan uji coba kuesioner untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian, (2) Tahap pelaksanaan.
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menskor jawaban subjek sesuai dengan sifat item, mentabulasi data, menjumlahkan skor total dari masing- masing subjek, membuat kategorisasi motivasi belajar siswa dengan memakai acuan Penilian Acuan Patokan tipe I (PAP tipe I), menghitung persentase aspek motivasi belajar yang paling rendah, menyusun usulan topik bimbingan yang dapat diusulkan untuk kelas VII SMP BOKRI 2 Yogyakarta.
Hasil penelitian yang dilakukan di kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. a. Sangat tinggi : 1,78%
b. Tinggi : 30,35% c. Cukup : 64,28%
d. Rendah : 3,57%
52
2. Topik-topik bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, yaitu motivasi belajar, aktivitas belajar, tanggung jawab, percaya diri, pengelo laan waktu.
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 adalah cukup, hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan, sehingga perlu ditingkatkan. Diharapkan topik-topik bimbingan yang diusulkan dapat membantu siswa memahami pentingnya motivasi belajar dan semakin berusaha untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
C. Saran-saran
a. Untuk guru mata pelajaran yang mengajar di kelas VII dapat bekerja sama dengan wali kelas dalam memperhatikan dan memahami kebutuhan siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Koordinator BK memberi pendampingan/ bimbingan belajar yang sesuai dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini sehingga lebih memahami siswa secara pribadi.
c. Untuk Peneliti lain:
berbeda-53
beda, latar belakang dan kebutuhan hidup bahkan pengalaman dalam aktivitas belajar, terutama siswa yang sebagai subjek penelitian.
54
Deborah, J. Stipek. 1992. Motivation To Learn. Needham Heights, Massachusetts: A Division of Simon & Schuter.
Furchan, A. 1982. Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasiona l
Gunarsa, D. 1991. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia
Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan - Kesulitan Belajar: Bandung: Tarsito
Ketut Sukardi, Dewa. 1988. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.
Masidjo, Ign. 1995. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. IKIP Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
____________ 1997 Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP. Jakarta: Ikrar Mandiri.
Purwaningsih. 1997. Modul Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Depdikbud Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Sean, Covey. 2001. Kebiasaan Remaja yang Efektif. Jakarta: Binarupa Aksara
Staf Yayasan Cipta Loka Caraka. 1983. Aku Berhasil Dalam Studi. Jakarta: Cipta Loka Caraka
Sutrisno, Hadi. 2001. Statistik. Yogyakarta: Andi
Supraktiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius
Sutedja, Heryanto. 1989. Mengapa Anak Anda Malas Belajar?. Jakarta: Gramedia Surya, Mohamad. 1988. Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Uno, Hamzah B. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel. W.S 1984. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.
____________ 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia
Lampiran 1
KUESIONER UJI COBA SISWA
Pengantar
Para siswa yang terkasih,
Pada kesempatan ini kami mohon kesediaan Anda membantu kami dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini.Kuesioner ini bersifat rahasia dan tidak mempengaruhi nilai rapot Anda, karena itu kami berharap Anda menjawabnya dengan jujur, sesuai dengan pendapat atau pengalaman Anda sendiri. Jawaban Anda sangat kami hargai. Atas bantuan Anda kami ucapkan banyak terima kasih.
Petunjuk
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda cek ( v ) pada kolom lembar jawab yang telah disediakan yang sesuai dengan pendapat atau keadaan Anda yang sesungguhnya.
NO PERNYATAAN SANGAT
SETUJU SETUJU
1 Saya berusaha belajar dengan keras
agar nilai saya lebih baik dari pada
teman-teman
2 Saya berusaha untuk berprestasi, agar
menjadi panutan bagi teman-teman
saya
3 Saya bersaing dengan teman-teman
setiap meraih prestasi
4 Saya berusaha menyelesaikan tugas
5 Saya berusaha untuk memperbaiki
cara belajar saya pada masa lalu
6 Saya selalu menyusun jadwal sebelum belajar
7 Saya mempertimbangkan prestasi masa lalu sebagai pendorong meraih prestasi
8 Saya terdorong untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lebih menantang
9 Saya menyukai situasi di mana penilaian prestasi menjadi hal yang utama
10 Saya harus memperoleh nilai yang baik agar dipuji oleh ayah dan ibu 11 Saya senang mendapat nilai yang
baik karena selalu mendapat hadiah
12 Saya mau belajar kalau ditunggu oleh ayah, ibu atau kakak
13 Saya senang membaca buku karena banyak hal yang saya ketahui
14 Bagi saya, nilai pelajaran yang pas-pasan tidak menjadi masalah asalkan saya naik kelas
15 Belajar dengan keras hanya membuang waktu dan energi saja 16 Dengan rajin membaca buku, saya
pengetahuan
17 Saya rajin belajar agar menjadi orang terkenal
18 Saya bangga dengan nilai yang tinggi karena saya akan diakui sebagai siswa pintar dan teladan 19 Saya belajar supaya tidak dimarahi
oleh orang tua
20 Saya malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru walaupun tugas tersebut membuat saya lebih berprestasi
21 Saya menghindar dari tugas sekalipun tugas itu akan menghantar saya berprestasi lebih baik
22 Saya menyelesaikan tugas dengan asal-asalan
23 Saya berusaha menghindar dari tugas, sekalipun tugas itu merupakan pekerjaan ringan
24 Saya mengabaikan setiap tuntutan tugas yang dibebankan kepada saya
25 Akibat adanya teguran/hukuman berkaitan dengan belajar, semangat belajar saya semakin menurun
teman sebangku pada saat guru menerangkan mata pelajaran 27 Rajin membaca buku, saya
memperoleh banyak pengalaman dalam belajar
28 Rajin membaca koran dan majalah, saya dapat memperoleh banyak informasi yang sedang berkembang
29 Sering menonton televisi yang bernuansa pendidikan, saya lebih mudah mengetahui program pendidikan yang selalu berubah 30 Saya merasa perlu untuk mengejar
ketinggalan nilai pelajaran saya dari teman-teman
31 Saya belajar sekuat tenaga karena keinginan saya sendiri, bukan karena keinginan orang tua atau orang lain
32 Saya bertekad untuk menyelesaikan masa sekolah dengan prestasi sebaik mungkin 33 Saya harus belajar lebih
banyak/lebih baik dari yang dituntut oleh guru
34 Saya tidak pernah membuat catatan sehingga saya belajar dari catatan teman
masalah- masalah dalam belajar yang dianggap sulit oleh orang lain 36 Saya belajar hanya jika ada tugas
atau PR saja
37 Saya sulit belajar sendiri sehingga saya lebih senang belajar kelompok di sekolah
38 Saya merasa tertantang untuk memperbaiki nilai- nilai ujian yang buruk dan tidak sesuai dengan harapan saya
39 Saya menyerahkan cita-cita/masa depan saya pada nasib
40 Saya dapat membandingkan catatan pelajaran saya dengan catatan teman serta melengkapinya 41 Saya membuat/melengkapi catatan
pelajaran bila memiliki waktu luang
42 Saya mengikuti ulangan dengan perasaan cemas karena tidak siap 43 Saya langsung mengerjakan soal
ulangan setelah lembar soal dibagikan
44 Sulit bagi saya untuk meningkatkan prestasi belajar, kecuali apabila saya bernasib baik 45 Saya sulit menentukan target
46 Saya sulit menetapkan waktu khusus dalam belajar
47 Saya membuat catatan pelajaran dengan tulisan yang rapih, jelas dan teratur
48 Saya sibuk membuat catatan, meminjam dan memfotocopi catatan milik teman menjelang hari- hari ulangan
49 Saya menulis dalam buku catatan pelajaran, keterangan-keterangan peting yang diberikan guru
50 Saya harus beprestasi demi kesuksesan cita-cita masa depan saya
51 Saya berusaha untuk menghindar bila ada tugas yang baru dan rumit 52 Saya belajar semalam suntuk
untuk mempersiapkan ulangan 53 Saya belajar dengan
sungguh-sungguh supaya berprestasi sebaik mungk in
54 Sangat penting bagi saya untuk memiliki prestasi belajar yang tinggi
55 Saya selalu berusaha untuk meraih nilai yang terbaik dalam setiap tugas maupun dalam setiap ulangan/ujian
saya manfaatkan untuk belajar 57 Saya perlu berjuang untuk
mencapai puncak keberhasilan, terutama dalam belajar
58 Saya akan belajar sesuai dengan jadwal yang saya buat
59 Dengan mematuhi jadwal belajar, saya akan mampu menyelesaikan soal-soal dengan baik dan tugas/PR dari guru
60 Penting bagiku mempunyai waktu khusus untuk belajar
61 Saya akan bertanya pada guru atau teman bila saya mengalami kesulitan
62 Saya enggan mengerjakan soal ulangan yang sulit
63 Saya berani bertanya, bila ada yang tidak jelas
64 Saya enggan mencocokan jawaban-jawaban saya dengan jawaban yang benar
65 Saya malu bertanya pada guru atau teman bila mengalami kesulitan 66 Belajar itu sangat penting bagi
saya karena saya memiliki cita-cita yang sangat tinggi
68 Saya harus banyak belajar karena untuk menjadi ahli dalam suatu bidang studi, salah satu cara adalah belajar
69 Saya merasa senang dan nyaman berada dalam suasana persaingan prestasi belajar dengan teman-teman
70 Saya menggunakan satu buku catatan untuk beberapa pelajaran 71 Saya pantang menyerah bila
menemui kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah 72 Saya malu bertanya kepada guru di
kelas karena takut dianggap bodoh 73 Rajin belajar bersama, saya lebih
mudah bertanya kepada teman 74 Berani bertanya saya lebih banyak
mendapat informasi dan pengetahuan
75 Saya malas/malu bertanya karena saya akan menjadi bahan tertawaan teman-teman
76 Saya belajar seperlunya saja
77 Saya akan selalu belajar walaupun matapelajaran tertentu sangat sulit bagi saya
79 Belajar saat mengisi waktu luang adalah tidak pada tempatnya 80 Saya tidak memiliki keberanian
untuk bertanya mengenai pelajaran yang belum saya mengerti
81 Saya berusaha untuk bertanya kepada teman tentang kesulitan yang saya alami dalam mata pelajaran tertentu
82 Saya minta bantuan teman dalam mengerjakan soal-soal
83 Saya malu bertanya kepada teman karena saya akan dianggap bodoh 84 Saya takut dan malu bertanya
4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
5 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4
6 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 4 4 3 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4
7 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 1 3
8 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4
9 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3
10 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3
11 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 1 4 2 3 3 4
12 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 2 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3
13 4 3 2 4 4 1 3 4 3 3 4 1 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3
14 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2
15 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
16 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4 3 3 2 3 1 3
17 3 4 3 3 2 3 3 4 2 1 3 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3
18 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
19 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4
20 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
21 4 3 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 1
22 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3
23 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 4 4 3 4 3 2 3 3 3 1 4 4 3 3 4 4 3 1 2 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3
25 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
26 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3
27 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4
28 3 4 3 3 4 3 4 3 2 1 2 4 2 2 3 3 1 2 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3
29 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4
4 3 3 1 2 4 3 1 3 2 4 3 4 2 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4
4 4 1 3 1 4 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4
3 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4
2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2
3 4 3 4 2 4 3 4 3 1 4 4 4 3 3 4 4 1 4 2 3 4 4 3 3 2 1 3 4 3 1 4 2 4 2 3 3 4 4 4 3
4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4
4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 3 2 2 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3
4 3 2 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4
3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 1 4 3 3 2 3 4 4 1 4 1 4 4 1 1 4 1 1
4 3 2 1 2 3 3 3 4 3 4 4 3 1 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4
4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3
4 3 3 4 2 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3
3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 1 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 1 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3
4 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4
Nilai VALI DI TAS terdapat pada kolom “Nilai korelasi tiap item dengan
Totalnya” (rxy).
Dikatakan VALI D, jika nilai rxy tidak negatif dan lebih besar dari r
tabel (dilihat dari tabel statistik product moment dengan N= 30 dan
signifikansi 5% maka r tabel = 0,3060).
UJI RELI ABI LI TAS
Nilai RELI ABI LI TAS terdapat pada kolom “ALPHA I F I TEM DELETED”
(alpha).
Dikatakan RELI ABEL, jika nilai ALPHA tidak negatif dan lebih besar
dari r tabel (dilihat dari tabel statistik product moment dengan N= 30
dan signifikansi 5% maka r tabel = 0,3060).
KESI MPULAN:
Dari hasil analisis validitas dan reliabilitas maka semua butir
pertanyaan dinyatakan VALI D dan RELI ABEL.
Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Kesadaran Emosi
No Item
21,22,23,24,25,27,28,29,30,31,32,33 Jumlah Valid 34,37,39,40,41,42,43,44,45,46,47,49,50 64 item
38,48,52,59, 62,64,68,69 Jumlah Tidak
82 Valid 20 item
Item TIDAK VALID
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 133 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 133 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 140 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 1 2 2 143 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 147 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 139 2 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 1 4 134 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 129 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 139 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 1 2 128 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 142 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 1 3 116 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 130 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 130 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 149 4 1 3 2 4 1 1 4 1 1 3 3 3 114 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 135 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 138 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 127 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 126 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 134 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 144 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 128 3 2 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 125 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 141 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 128