• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

2. Pengertian Brand Image

Menurut Ferrina Dewi (2008) Brand Image yang dikemukakan

oleh Keller (1993), Brand Image adalah persepsi tentang merek yang

merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek

tersebut.

Brand image terdiri dari 2 komponen yaitu Brand Association atau

assosiasi merek dan Favorability, Strenght, Uniqueness of Brand

Association atau sikap positif, kekuatan dan keunikan merek. Konsumen

dapat membuat asosiasi merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk

dan keseluruhan evaluasinya atau sikapnya terhadap merek.

Sikap positif ( Favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri

dari 3 hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan, keyakinan,

bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting

adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaan

yang signifikan dibandingkan merek lainnya.

2.3 Brand Image dan Strategi Pemasaran

Menurut Ferrina Dewi (2008:167-168) dijelaskan mengenai Brand

1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefinisikan secara jelas Brand

Personality nya agar sesuai dengan kepribadian konsumennya. Adanya

kesesuaian ini menandakan konsumen telah mengasosiasikan merek

seperti pribadinya sendiri. Asosiasi yang kuat ini akan mendorong

terciptanya citra merek yang positif.

2. Pemasar harus mengupayakan agar terciptanya persepsi bahwa merek

yang mereka tawarkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh

konsumen dalam keputusan pembeliannya melalui strategi

komunikasinya.

3. Pemasar dapat melakukan Image Analysis yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap

merek.

2.4 Pengaruh Produk Positioning pada Brand Image

Memposisikan merek adalah menggambarkan bagaimana

pelanggan menerima merek. Bagaimanapun positioning atau strategi

positioning dapat juga digunakan untuk menggambarkan bagaimana suatu

badan usaha berusaha agar dapat diterima oleh pelanggan. Dengan

digunakannya perlakuan Product Positioning, badan usaha berusaha

mempengaruhi agar pelanggan memiliki Image yang positif, baik terhadap

badan usaha maupun terhadap produk yang ditawarkan. Agar pelanggan

lebih mengenal produk badan usaha dan mempermudah mengingat produk

badan usaha harus memposisikan merek dengan baik di benak pelanggan

agar tercipta Brand Image yang positif. Menurut Assel (1995) “The key ingredient in influencing a consumer’s brand image is product positioning”. Hal ini menjelaskan tentang kunci utama yang mempengaruhi citra merek adalah mengenai posisi produk. posisi produk

dapat menentukan citra merek suatu produk. selain menurut Assel,

Schiffman & Kanuk (1997) juga berpendapat “The result of successful

positioning strategy is distinctive brand image on which consumers rely in

making product choice. Consumers carry mental image of particular

brand”. Hasil Strategy Positioning yang sukses adalah citra merek khas dari produk tersebut di mana menjadi andalan konsumen dalam membuat

pilihan produk. Konsumen membawa citra mental dari merek tertentu. Di

dukung Peter & Olson (1993) “The key objective of product positioning

strategy is to from a particular brand image in consumer’s mind”. Tujuan utama dari strategi product positioning ialah untuk membentuk suatu citra

merek tertentu di dalam benak pelanggan, sehingga dengan adanya product

positioning yang tepat, maka pelanggan akan memiliki citra merek yang

positif dan citra merek itu pula yang akan dipakai sebagai dasar keputusan

pembelian pelanggan.

3. Pengertian Harga

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau

mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari

Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai

penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu

harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau

pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

Harga adalah sejumlah uang seseorang harus membayar untuk

mendapatkan hak menggunakan produk (Supranto dan

Limakrisna,2007:12). Ahli ekonomi sering menganggap bahwa harga

rendah untuk produk yang sama akan menghasilkan penjualan yang lebih

tinggi dari pada harga yang lebih tinggi. Harga barang yang rendah

dipersepsikan bermutu rendah juga. Memiliki barang mahal juga

mempersepsikan orang yang memilikinya. Beberapa orang memerlukan

fitur produk yang bisa mencerminkan dirinya. Oleh sebab itu, menentukan

harga juga memerlukan pemahaman tentang peranan simbol yang hanya

bisa memainkan untuk produk dan target pasar yang sedang digarap.

3.1 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swastha dan Irawan (2005) tujuan penetapan harga adalah

untuk mengadakan perubahan harga dimana perubahan harga tersebut

untuk menguji pasarnya, apakah menerima atau menolak? Jika menerima

maka harga tersebut sesuai, namun jika mereka menolak, maka harga

tersebut harus dirubah secepatnya. Jadi, ada kekeliruan tentang keputusan

3.2 PERSEPSI

Pengertian persepsi yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk

(2000:137), adalah suatu proses dimana individu memilih, mengatur, dan

menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal

mengenai dunia. Proses ini dapat dijelaskan sebagai “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Dua individu mungkin menerima stimuli

yang sama dalam kondisi nyata yang sama, tetapi bagaimana setiap orang

mengenal, memilih, mengatur, dan menafsirkannya merupakan proses

yang sangat individual berdaarkan kebutuhan, nilai-nilai, dan harapan

setiap orang itu sendiri. Pengertian serupa juga diungkapkan oleh Kotler

dalam Siburan (2011:27) yaitu seorang individu yang memilih,

mengorganisasi dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan sebuah gambaran yang bermakna. Tiga prinsip dasar

mengenai pengelompokan persepsi adalah figur dan dasar,

pengelompokan, dan pengakhiran (Schiffman dan Kanuk, 2000:151).

3.3 Persepsi Harga

Persepsi harga menurut Monroe (2007) adalah persepsi nilai

konsumen mewakili suatu timbal balik antara kualitas atau manfaat yang

mereka persepsikan dalam produk yang terkait dengan pengorbanan yang

mereka persepsikan dengan membayar harganya.

Persepsi harga adalah persepsi konsumen akan harga atau

produk dibandingkan dengan harga atau pengorbanan pada produk lain

yang sejenis. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:160-161) pandangan

atau persepsi mengenai harga di ukur dan diwakili oleh dua indikator. Hal

ini juga senada dengan apa yang dikemukakan oleh Janiszewski dan

Lichtenstein (2004:295). Pengukuran persepsi harga dibentuk oleh dua

indikator. Pertama adalah attractiveness, yaitu bagaimana pendapat

konsumen mengenai harga yang ditawarkan apakah menarik atau tidak

menarik. Dan yang kedua adalah fairness, yaitu bagaimana pendapat

konsumen mengenai harga yang ditawarkan apakah wajar atau tidak wajar

jika dibandingkan dengan tawaran harga lain. Dalam penelitian ini

attractiveness dan fairness digunakan sebagai indikator untuk pengukuran

variabel perceivedprice. Menurut Zeithaml (1998) Persepsi harga menjadi

sebuah penilaian konsumen tentang perbandingan besarnya pengorbanan

dengan apa yang akan didapatkan dari produk dan jasa

4. Segmentasi Pasar

Menurut Kotler dan Keller (2008,225) segmentasi pasar adalah

membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan,

karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk

atau bauran pemasaran tersendiri. Menurut Kotler dan Amstrong

(2004:281) segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam

kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan,

karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau

pembeli tersebut maka dengan mudah diketahui konsumen membeli

produk tersebut sesuai dengan kebutuhan nya.

4.1 Mensegmentasikan Pasar Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:289-295) Tidak ada cara baku

untuk mensegmentasikan sebuah pasar. Seorang pemasar harus mencoba

menggunakan variabel segmentasi yang berbeda-beda baik dengan satu

variabel saja meupun dengan mengkombinasikan variabel-variabel

tersebut, untuk mencari cara terbaik memandang struktur pasar.

Variabel-variabel segmentasi pasar tersebut adalah:

a. Segmentasi Geografis

Segmentasi Geografis yaitu membagi pasar menjadi unit-unit

geografis yang berbeda-beda seperti negara, wilayah, negara

bagian, kota, kabupaten, atau pemukiman.

b. Segmentasi Demografis

Segmentasi Demografis yaitu membagi pasar menjadi sejumlah

kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, gender,

ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.

c. Segmentasi Psikografis

Segmentasi Psikografis yaitu membagi pembeli menjadi

kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya

d. Segmentasi Perilaku

Segmentasi Perilaku yaitu membagi pembeli-pembeli kedalam

sejumlah kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan,

atau tanggapan terhadap suatu produk.

Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan segmentasi

geografis dikarenakan peneliti ingin membedakan penilaian konsumen

berdasarkan kota. Banyak perusahaan saat ini melokalisasi produk,

promosi, iklan dan upaya penjualan mereka supaya sesuai dengan

kebutuhan masing-masing kota.

5. Pengertian Minat beli

Menurut Kotler dan Keller (2003:186) “the consumer may also form an intention to buy the most preffered brand” yang berarti bahwa konsumen mempunyai keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan

pada sebuah merek. Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7),

seseorang menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk

memuaskan kebutuhan. Selain itu, keinginan orang juga dibentuk oleh

pengaruh sosial, sejarah masa lalu, dan pengalaman konsumsi.

( http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/10/membangun-minat-beli-definisi-faktor.html).

Howard dalam Durianto dan Liana (2004:44) mengemukakan

bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana

konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk

(diterjemahkan oleh Dharma, 2003:298) minat beli merupakan dorongan

yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang dan jasa dalam

rangka pemenuhan kebutuhannya ( http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/10/membangun-minat-beli-definisi-faktor.html). Menurut Fishbein dan Icek Ajzen (2004:198), minat beli mempunyai

empat elemen yang berbeda:

a. Perilaku (The Behaviour)

b. Obyek target dimana perilaku ditujukan

c. Situasi dimana perilaku dilakukan

d. Waktu dimana perilaku dilakukan

Indikator-indikator dari minat beli dijelaskan oleh komponen dari

Schiffman dan Kanuk (2000:470). Komponen-komponen tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk

b. Mempertimbangkan untuk membeli

c. Tertarik untuk mencoba

d. Ingin mengetahui produk

e. Ingin memiliki produk.

5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

Menurut Wingkel (dalam Febryanto, 2009:17) Faktor-faktor yang

1. Minat secara intrinsik yaitu minat yang berdasarkan suatu

dorongan yang secara mutlak timbul dari individu sendiri tanpa

ada pengganti dari luar, misalnya sumber daya konsumen,

pengetahuan, sikap, dan gaya hidup.

2. Minat secara ekstrinsik yaitu minat yang berdasarkan dorongan

atau pengaruh dari luar diri individu, misalnya: iklan, citra merek,

harga, pendapat teman, faktor keluarga, dan pengalaman.

5. 2. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (dalam Tifane, 2011:17), minat beli dapat

diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk

b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan

produk prefrensinya.

d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang

dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

produk tersebut.

Penentuan Alternatif Pilihan

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang

digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif

dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil

seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan,

kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek

hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah:

1. Harga

Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan

memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu

spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi

kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh

karena itu, strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik

produk.

2. Nama Merek

Merek terbukti menjadi determinan penting dalam

pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu

produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi

baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

3. Negara Asal

Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi

pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering

mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak

meragukan lagi kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara,

untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss merupakan

produk yang handal tak teragukan.

4. Saliensi kriteria evaluasi

Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi

kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga

produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen

mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak

untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang

benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut

determinan.

B. Hipotesis

Hipotesis adalah tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan.

Oleh karena itu, hipotesis digunakan untuk menemukan jawaban atas

tebakan dari permasalahan yang akan di uji. Berdasarkan uraian yang

telah dijabarkan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Pengaruh positif Country of Origin pada minat beli

Efek negara asal memiliki pengaruh untuk mengevaluasi

suatu produk. Karena dengan diketahuinya negara asal produk

tersebut dapat dilihat kualitas produk tersebut. Apabila konsumen

telah percaya pada negara asal produk tersebut maka akan

menimbulkan minat beli pada konsumen untuk memilih produk yang

telah mereka ketahui kualitasnya melalui negara asalnya. Berdasarkan

pernyataan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai

berikut:

H1: Country of Origin berpengaruh positif pada minat beli Smartphone Samsung

b. Pengaruh positif Brand Image pada minat beli

Citra suatu merek juga menjadi penentu konsumen memilih

suatu produk. Dengan adanya citra yang baik dari suatu produk akan

membuat konsumen percaya pada produk tersebut. Karena konsumen

dengan adanya citra yang baik dari produk tersebut akan

menimbulkan minat beli bagi konsumen. Berdasarkan pernyataan

tersebut dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:

H2: Brand Image berpengaruh positif pada minat beli Smartphone Samsung

c. Pengaruh positif Persepsi akan harga pada minat beli

Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat

mempengaruhi minatnya dalam membeli suatu produk. Sehingga

suatu perusahaan harus mampu memberikan persepsi yang baik

terhadap produk yang mereka jual.

H3: Persepsi akan harga berpengaruh positif pada minat beli Smartphone Samsung

d. Perbedaan Country of Origin, Brand Image dan persepsi akan

harga untuk Smartphone Samsung di Sleman dan Kota

Pematang Siantar

1. Perbedaan Country Of Origin untuk Smartphone Samsung di

Sleman dan Kota Pematang Siantar

Konsumen di Pematang Siantar cenderung memilih produk

berdasarkan negara asal produk tersebut. Karena di benak mereka

bahwa produk buatan atau berasal dari Korea Selatan memiliki

percaya bahwa Smartphone Samsung terjamin karena pengaruh

negara asal yang melekat dan terkenal. Pengaruh negara asal produk

sangat berperan penting terhadap penilaian suatu produk. Mereka

lebih tertarik membeli suatu produk berdasarkan negara asal produk

tersebut. Jika dibandingkan dengan konsumen yang berada di kota

Pematang Siantar, konsumen di Sleman tidak memilih produk

berdasarkan negara asal produk, melainkan didasari pendidikan dan

pengetahuan mereka yang luas. Hal ini yang membuat mereka lebih

menguji langsung produk tersebut hingga diketahui kualitasnya.

H4a : Ada perbedaan Country Of Origin untuk Smartphone Samsung antara konsumen yang berada di Sleman dan Kota Pematang Siantar

2. Perbedaan Brand Image untuk Smartphone Samsung di Sleman

dan di Kota Pematang Siantar

Image suatu produk akan melekat di benak konsumen apabila

seringnya konsumen melihat produk tersebut. Di Sleman image

Smartphone Samsung sangat baik, hal ini di karenakan banyaknya

toko yang menjual Smartphone Samsung, mudahnya mendapat

informasi mengenai Smartphone Samsung dan banyaknya promo

Smartphone Samsung yang dilakukan sehingga citra yang ditimbulkan

sangat positif. Sebaliknya, di kota Pematang Siantar minim dengan

promosi produk Smartphone Samsung juga jarang ditemui.

Oleh karena itu, Image Smartphone Samsung tidak terlalu dirasakan

konsumen dan kurang tertanam dibenak konsumen di kota Pematang

Siantar.

H4b: Ada perbedaan Brand Image untuk Smartphone Samsung antara konsumen yang berada di Sleman dan Kota Pematang Siantar

3. Perbedaan persepsi akan harga untuk Smartphone Samsung di

Sleman dan Kota Pematang Siantar

Pandangan terhadap harga tiap individu berbeda. Konsumen

di Sleman, memandang harga Smartphone Samsung yang mahal

adalah pantas dan dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.

Karena persepsi mereka bahwa harga yang tinggi akan berpengaruh

pada kualitasnya, dan pengaruh citra dari produk tersebut semakin

membuat mereka yakin bahwa Smartphone Samsung yang mahal pasti

akan menjamin kualitas produk tersebut. Sedangkan konsumen di kota

Pematang Siantar, mereka tidak terlalu yakin bahwa harga yang

tinggi akan menjamin kualitasnya. Hal ini dikarenakan citra dari

Smartphone Samsung tidak telalu mereka rasakan.

H4c: Ada perbedaan Persepsi akan harga untuk Smartphone Samsung antara konsumen yang berada di Sleman dan Kota Pematang Siantar

C. Kerangka pemikiran konseptual

Dalam penelitian permasalahan yang akan diuji oleh peneliti adalah

untuk mengetahui Country Of Origin terhadap minat beli pada

Smartphone Samsung. Karena dengan diketahui Country Of Origin, Brand

Image dan harga terhadap minat beli pada Smarthphone Samsung, dapat

diketahui alasan mereka memilih produk tersebut. Selain Country Of

Origin, faktor lain yang akan diuji adalah pengaruh Brand Image terhadap

minat beli pada Smartphone Samsung. Karena citra merek dari suatu

produk sangatlah menentukan minat seseorang dalam membeli. Hipotesis

yang ketiga yang akan diuji adalah pengaruh harga terhadap minat beli

konsumen pada Smartphone Samsung. Kemudian hipotesis yang keempat

yang akan diuji adalah perbedaan Country Of Origin, Brand Image dan

Persepsi akan Harga untuk Smartphone Samsung di Sleman dan Kota

Pematang Siantar. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran

yang akan peneliti buat untuk penelitian ini adalah:

Karakteristik Geografis

Country Of Origin

Brand Image

Persepsi akan harga

Minat beli H1

H2

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif adalah kegiatan analisis data yang meliputi

pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk

mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji statistik (Siregar, 2013:125). Tujuan dilakukan penelitian

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah menguji teori,

membangun fakta, menunjukkan hubungan dan pengaruh serta

perbandingan antarvariabel, memberikan deskripsi statistik, menafsir, dan

meramalkan hasilnya.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1). Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat umum yang tinggal di

Sleman dan Kota Pematang Siantar yang tahu dan memiliki

keinginan atau minat untuk membeli Smartphone Samsung

2). Objek penelitian ini adalah Country Of Origin, Brand Image

Persepsi akan Harga dan Minat Beli

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian : Juni 2014

Lokasi Penelitian : Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza

D. Variabel Penelitian

1). Identifikasi Variabel

Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variable)

adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, sedangkan variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Jadi, variabel

bebas ditunjukkan dengan simbol (X) dan variabel terikat ditunjukkan

dengan simbol (Y), yaitu simbol (X) adalah Country of Origin, Brand

Image dan Persepsi akan harga dan simbol (Y) adalah minat beli.

2). Definisi Variabel

a). Country Of Origin (X1) : segala pengaruh dari negara produsen

terhadap persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk

tertentu

b). Brand Image (X2) : Persepsi tentang merek yang merupakan

refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut.

c). Persepsi akan harga (X3) : sebuah penilaian konsumen tentang

perbandingan besarnya pengorbanan dengan apa yang akan

didapatkan dari produk dan jasa.

d). Minat Beli (Y) : Dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk

3). Metode Pengumpulan Data

Untuk mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert.

Tujuan digunakannya Skala Likert adalah untuk mengukur pendapat, sikap

dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial yang terjadi. Pertanyaan

dalam kuesioner menggunakan skala 1-5 untuk mewakili pendapat

responden. Nilai untuk Skala tersebut adalah:

Tabel 3.1

Nilai Skala Likert

No Pilihan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

4 Tidak Setuju 2

E. Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.2 Variabel Operasional

SAMSUNG

Country Of Origin Korea:

1. Korea Selatan negara penghasil Smartphone terbaik.

2. Korea Selatan memiliki banyak inovasi Smartphone

yang super canggih.

3. Korea Selatan pencipta Smartphone yang paling

berkualitas

Brand Image:

1. Smartphone Samsung adalah Gadget yang paling

canggih.

2. Samsung adalah Smartphone dengan kualitas terbaik.

3. Smartphone Samsung memiliki fitur yang lebih banyak.

4. Smartphone Samsung memiliki banyak model

Persepsi akan harga:

1. Harga Smartphone Samsung terjangkau untuk dibeli

2. Harga Smartphone Samsung sesuai dengan kualitas

3. Harga Smartphone Samsung sesuai dengan manfaat

yang dirasakan

Minat beli :

2. Saya akan memilih Smartphone Samsung sebagai

pilihan utama

3. Saya akan merekomendasikan Smartphone Samsung

kepada teman dan keluarga

4. Saya akan membeli Smartphone Samsung dimasa yang

akan datang

F. Populasi dan Sampel

1). Populasi

Populasi adalah ruang lingkup atau besaran karakteristik dari

Dokumen terkait