• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Pengertian Country of Origin

Menurut Chandra dan Gregorius (2004:311-312) Country of Origin

Effect (COE) adalah segala pengaruh dari negara produsen terhadap

persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk tertentu. Menurut

Kotabe dan Helsen (2000:402-404) banyak bukti yang menunjukkan

bahwa banyak produk "dibuat inisial / made in " karena label penting

untuk konsumen. Konsumen sering bergantung pada negara asal sebagai

syarat untuk mengevaluasi produk. Efek negara asal jelas menunjukkan

bahwa fenomena ini cukup kompleks. Beberapa temuan penelitian adalah:

a. Efek negara asal tidak stabil : Citra negara akan berubah ketika

konsumen menjadi lebih akrab dengan negara tersebut, praktik

pemasaran produk belakangan ini meningkat dari waktu ke waktu.

b. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada peran kedua negara yaitu

negara desain dan negara manufaktur / perakitan. Perusahaan

asing dapat menargetkan konsumen patrotic dengan menjadi

pemain lokal di pasar tuan rumah .

c. Demografi membuat perbedaan. Efek negara asal sangat

berpengaruh di kalangan orang tua, kurang berpendidikan, dan

negara asal produk sebagai syarat ketika mereka tidak terbiasa

dengan nama merek yang dibawa oleh produk tersebut.

d. Efek negara asal tergantung pada kategori produk.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa efek negara

asal memiliki pengaruh dan menjadi syarat penting dalam memilih produk.

Ketika konsumen membuat keputusan pembelian, mereka mungkin

mempertimbangkan negara asal dari pilihan mereka. Penelitian telah

menunjukkan bahwa konsumen menggunakan pengetahuan mereka

tentang di mana produk dibuat dalam evaluasi option pembelian mereka.

Efek negara asal tampaknya terjadi, karena konsumen seringkali sadar

bahwa suatu perusahaan atau nama merek dikaitkan dengan suatu negara

tertentu. Selain itu, konsumen cenderung memiliki sikap atau bahkan

preferensi ketika datang ke produk tertentu yang dibuat di negara tertentu.

Sikap ini mungkin positif, negatif, atau netral tergantung pada persepsi

atau pengalaman (Schiffman and Kanuk, 1997:473-474).

“A study in Indonesia reported that with respect to relative quality and purchase intention, country of origin was more important than price for both intangible services and tangible goods. And this was

true for consumers both high and low in consumer ethnocentrism”

(Shiffman dan Kanuk, 2010:410).

Didalam buku tersebut dinyatakan bahwa berdasarkan penelitian

yang dilakukan di Indonesia hubungan antara kualitas dan niat pembelian,

berwujud dan barang berwujud. Ini berlaku untuk konsumen baik tinggi

atau rendah dalam etnosentrisme konsumen.

1.1 Pengaruh Negara Asal

Menurut Kotler dan Keller (2009:338-339) dalam pasar global

yang semakin terhubung dan sangat kompetitif, pejabat pemerintah dan

pemasar sangat memperhatikan bagaimana sikap dan kepercayaan

mengenai negara mereka mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen dan bisnis. Persepsi negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan

mental yang dipicu oleh sebuah negara. Pejabat pemerintah ingin

memperkuat citra negara mereka untuk membantu pemasar domestik yang

melakukan ekspor, serta untuk menarik perusahaan dan investor asing.

Pemasar ingin menggunakan persepsi negara asal yang positif untuk

menjual poduk dan jasa mereka.

the more rational industrial buyers confined their decision criteria to measurable difference such as price, durability and performance but research has demonstrated that professional purchasers are also influenced by country of origin when other variables are held essentially constant”. (Cundiff (1998,360)

Hal ini semakin membuktikan bahwa negara asal suatu produk itu

sangat berpengaruh dalam melakukan pembelian suatu produk, pembeli

profesional juga dipengaruhi oleh negara asal.

1.2 Membangun Citra Negara

Pemerintah kini menyadari citra kota dan negara mereka

yang penting dalam perdagangan. Menarik bisnis asing dapat

meningkatkan ekonomi lokal, menyediakan pekerjaan, dan meningkatkan

infrastruktur. Negara-negara di seluruh dunia kini dipasarkan seperti

merek lainnya. Sikap terhadap negara asal dapat berganti sepanjang waktu.

Pemain global dapat melakukan keajaiban bagi citra suatu negara.

1.3 Persepsi Konsumen tentang Negara Asal

Pemasar global tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan

kepercayaan berbeda tentang merek atau produk dari berbagai negara.

Persepsi negara asal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen secara langsung dan tidak langsung. Persepsi bisa dimasukkan

sebagai atribut dalam pengambilan keputusan atau mempengaruhi atribut

lain dalam proses. Fakta bahwa merek dianggap berhasil di panggung

global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa hormat. Beberapa studi

menemukan hal sebagai berikut:

a. Orang sering bersifat etnosentris dan lebih suka menggunakan

produk dalam negeri mereka sendiri, kecuali mereka berasal dari

negara yang kurang maju.

b. Semakin bagus citra negara, semakin penting label “ Made in...”

harus ditampilkan.

c. Dampak asal negara bervariasi dengan jenis produk. Konsumen

ingin tahu dimana sebuah mobil dibuat, tetapi tidak untuk minyak

d. Negara tertentu menikmati reputasi atas barang tertentu: Jepang

untuk mobil dan elektronik konsumen; Amerika Serikat untuk

inovasi teknologi tinggi, minuman ringan, dan jins; Prancis untuk

anggur, parfum dan barang mewah.

1.4 Citra Negara dalam Perspektif Pemasaran

Menurut Hsieh et al. (2004) dalam Demirbag et al. (2010) pada

dasarnya citra negara dalam perspektif pemasaran dapat didefinisikan pada

tiga tingkat, yaitu: Overall Country Image, Aggregate Product Country

Image, dan Specific Product Country Image.

a. Overall Country Image (citra negara keseluruhan) merupakan

keseluruhan kepercayaan, ide dan kesan dari suatu negara tertentu

sebagai hasil evaluasi konsumen atas persepsinya tentang kelebihan

dan kelemahan negara tersebut.

b. Aggregate Product Country Image (citra negara asal produk

keseluruhan) merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang

diasosiasikan dengan produk dari negara tertentu atau kesan terhadap

keseluruhan kualitas produk yang berasal dari suatu negara tertentu.

Misalnya pandangan umum konsumen terhadap produk buatan

Jepang berteknologi tinggi, produk buatan Cina harganya murah, dan

c. Specific Product Country Image (citra negara asal dilihat pada

kategori produk tertentu) merupakan keseluruhan perasaan kognitif

yang diasosiasikan dengan spesifikasi produk dari negara tertentu.

Dalam beberapa kasus, konsumen tidak tahu asal merek karena

merek terkait dengan berbagai negara atau negara asal tidak terlalu

dikenal. Dalam survei, konsumen selalu meduga bahwa Heineken berasal

dari Jerman dan Nokia berasal dari Jepang (padahal mereka berasal dari

Belanda dan Finlandia).

2. Pengertian Merek

Pemberian merek (Branding) adalah seni dan batu pertama

pemasaran. Asosiasi pemasaran Amerika (the American Marketing

Assosiation) mendefinisikan merek atau Brand sebagai: nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan agar dapat

mengenali barang atau jasa dari satu atau sekelompok penjual yang

membedakan dari produk atau jasa para pesaing. Oleh karena itu merek

menunjukkan penjual atau pembuat (Kotler, Ang, Leong, Tan,

2005:97-98).

2.1 Peran Merek

Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan

memungkinkan konsumen untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya

kepada pabrikan atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi

produk tersebut. Merek juga menandakan tingkat kualitas tertentu

sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk

kembali.

Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum

yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen, dapat

dibeli dan dijual, dan memberikan keamanan pendapatan masa depan yang

langgeng bagi pemiliknya (Mowen, 2009:259-260).

2.2 Manfaat Merek

Menurut Tjiptono (2011:43) merek bermanfaat bagi produsen dan

konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai:

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau

pelacakan produk bagi perusahaan

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga

mereka bisa dengan mudah memilih dan membeli lagi di lain

waktu.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan

produk dari para pesaing.

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan

hukum, loyalitas pelanggan dan citra yang unik terbentuk dalam

f. Sumber Financial Returns, terutama menyangkut pendapatan masa

datang.

Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka macam nilai

melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial.

Dokumen terkait