• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dan Fungsi Anggaran

Anggaran merupakan alat manajemen yang sangat penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen didalam suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasi aktivitas. Secara umum anggaran dimaksud menggambarkan tentang rencana manajemen secara komprehensif untuk masa yang akan datang dan bagaimana rencana tersebut dapat dicapai dengan baik (Garrison dan Norren, 2000:402).

Mulyadi (2001:488) mendefinisikan anggaran (Budget) ”sebagai suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”. Hansen dan Mowen (2004:354) mendefenisikan anggaran ”sebagai suatu rencana kuantitatif dalam bentuk moneter maupun non moneter yang digunakan untuk menerjemahkan tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasional”.

Menurut Maisyarah (2008:18), dalam penyusunan anggaran, perusahaan hendaknya memperhatikan beberapa hal penting yaitu :

1) Tujuan ataupun target yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam periode anggaran dimaksud.

2) Dapat melibatkan seluruh bagian yang ada dalam perusahaan melalui partisipasi dari setiap pegawai yang ada dalam perusahaan.

3) Anggaran yang disusun sebaiknya realistis, yang berarti target yang hendak dicapai tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, dengan kata lain disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang dapat mengakomodir seluruh aspek dan kemampuan komponen perusahaan.

4) Anggaran yang disusun mengandung unsur fleksibilitas dimana tidak rentan terhadap suatu perubahan maupun penyesuaian jika dibutuhkan perusahaan untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.

5) Anggaran yang disusun bersifat sistematis, yang berarti seluruh rencana dan target perusahaan dalam periode tersebut disusun secara berurutan seiring dengan berjalannya waktu dan didasarkan ats logika yang wajar

Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran merupakan rencana kuantitatif dalam bentuk moneter dan nonmoneter sebagai alat koordinasi, komunikasi, perencanaan dan pengendalian laba dalam jangka waktu tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan perencanaan yang terjadi pada jangka pendek secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter dan satuan ukuran lain untuk menunjukan perolehan dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi sebagai alat manajemen untuk perencanaan, pengendalian serta penilaian kinerja manajemen dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

b. Fungsi Anggaran

Menurut Garrison (2000:404) ”Perusahaan tidak akan mencapai tingkat kesuksesan maksimal jika tidak menggunakan sistem penganggaran terkoordiansi”. Garrison (2000:404) menyatakan bahwa ”fungsi anggaran adalah pengendalian dan perencanaan, perencanaan

mencakup pengembangan tujuan untuk masa depan, sedangkan pengendalian digunakan untuk menjamin bahwa seluruh fungsi manajemen dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502) yaitu:

1) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2) Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang.

3) Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas. 4) Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai

pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjukkan bidang yang kuat dan yang lemah bagi perusahaan.

6) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi

2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran a. Pengertian Partisipasi

Menurut Robbins (2003:179) ”Partisipasi merupakan suatu konsep dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya”. Oleh karena itu inti dari partisipasi anggaran adalah diperlukan kerjasama antara seluruh tingkatan organisasi. Manajer puncak biasanya kurang mengetahui bagian sehari-hari, sehingga harus mengandalkan informasi anggaran yang lebih rinci dari bawahannya. Dari sisi lain, manajer puncak mempunyai perspektif yang lebih luas atas

perusahaan secara keseluruhan yang sangat vital dalam pembuatan anggaran secara umum. Menurut Garrison dan Noreen (2000:409) ”Setiap tingkatan tanggungjawab dalam suatu organisasi harus memberikan masukan terbaik sesuai dengan bidangnya dalam suatu sistem kerjasama penyusunan anggaran”.

b. Keunggulan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Garrison dan Noreen (2000) dalam Hafiz (2007) menyatakan bahwa ”Keunggulan pertisipasi adalah menghargai pendapat dan pandangan tingkat menengah dan bawah sehingga mereka lebih cenderung terdorong untuk mencapai anggaran”.

Sementara Anthony dan Govindarajan (2005:93) menyatakan bahwa penganggaran partisipasi memiliki dua keunggulan yaitu:

1) Tujuan anggaran akan dapat lebih mudah diterima apabila anggaran tersebut berada dibawah pengawasan manajer.

2) Penganggaran partisipasi menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara pembuat anggaran dan pelaksana anggaran yang dekat dengan produk dan pasar.

c. Kelemahan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Hansen dan Mowen (2005:90) menyatakan bahwa ”penganggaran partisipasi dapat menyebabkan pembuatan standar yang terlalu tinggi sejak tujuan yang dianggarkan menjadi tujuan manajer”.

Menurut Hansen dan Mowen (2004:362) ada 3 masalah yang menjadi kelemahan dalam partisipasi penganggaran antara lain:

1) Pembuatan standar yang terlalu tinggi atau rendah, sejak yang dianggarkan menjadi tujuan manajer.

2) Slack anggaran, adalah perbedaan antara jumlah sumberdaya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk mengerjakan tugas yang sama. 3) Pseudoparticipation, yang mempunyai arti bahwa perusahaan

menggunakan pertisipasi dalam partisipasi penganggaran padahal sebenarnya tidak. Dalam hal ini bawahan terpaksa menyatakan persetujuan terhadap keputusan yang akan diterapkan karena perusahaan membutuhkan persetujuan mereka

d. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Anggaran memiliki fungsi penting dalam mengukur kinerja. Partisipasi anggaran pada awalnya dilakukan dengan tujuan untuk menghindari perilaku disfungsional yang mungkin timbul dari beban anggaran yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajer. Dengan demikian anggaran partisipatif diharapkan dapat mencegah pengaruh disfungsional tersebut sehingga seharusnya anggaran partisipatif dapat memberikan pengaruh baik terhadap kinerja manajerial.

3. Komitmen Organisasi

a. Pengertian Komitmen Organisasi

Luthans dalam pasaribu (2006:249) menyatakan bahwa, komitmen organisasi paling sering diartikan sebagai ” keinginan kuat untuk tetap

sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”.

Komitmen sebagai fondasi dasar dalam menjalankan suatu organisasi. Komitmen terwujud dalam bentuk visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Visi dan misi harus terstruktur dan terukur sehingga dapat diaktualisasikan dalam kinerja organisasi. Tanpa komitmen suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, karena komitmen sebagai tujuan dasar yang memberikan alasan tentang keberadaan suatu organisasi. Komitmen mencerminkan tujuan jangka panjang agar organisasi memiliki kelangsungan hidup yang jelas termasuk dalam penyusunan anggaran.

b. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada serta tekad mengabdi kepada organisasi. Bagi individu dengan komitmen organisasi yang tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting, sebaliknya bagi individu dengan komitmen organisasi yang rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadi.

4. Kinerja Manajerial

Menurut Robbins (2002:272), mengatakan bahwa “Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi”. Karena itu, kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi tersebut.

Kinerja manajerial adalah seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kinerja berhubungan dengan seberapa besar kemampuan setiap level manajemen dalam membangun perusahaan dan meningkatkan produktivitas serta kinerja perusahaan baik dari segi kinerja kualitas sumber daya manusia juga kinerja keuangan.

Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam teori manajemen klasik yaitu: perencanaan, koordinasi, evaluasi, pengaturan staffing, negosiasi, investigasi, perwakilan dan pengawasan.

a. Perencanaan

Menurut Welsch (2000:4) ”Dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan untuk dicapai dalam periode tertentu.” dalam perencanaan kegiatan diperlukan adanya umpan balik. Umpan balik diperlukan untuk:

(1) Memperbaiki kinerja yang kurang baik

(2) Mengatasi kejadian-kejadian yang tidak terantisipasi (3) Mendapatkan manfaat dari pengembangan rencana baru.

b. Investigasi

Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.

Menurut Supomo dan Indriantoro (1998)

Laporan dari setiap manajer pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya, menjelaskan kinerja manajerial yang bersangkutan. Untuk menyusun laporan tersebut, manajer melaksanakan salah satu fungsi manajemen, yaitu investigasi. Dalam hal ini manajemen bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil. Menentukan persediaan, dan analisa pekerjaan

c. Koordinasi

Koordinasi merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian yang dilakukan oleh manajer terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.

e. Pengawasan

Pengawasan merupakan penilaian untuk mendapatkan keyakinan bahwa perencanaan, pengkoordinasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah berjalan secara efektif.

f. Staffing

Menurut Sabardi dalam Yunora (2009) ”penataan staff merupakan faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif”.

g. Negosiasi

Komunikasi merupakan faktor yang penting bagi seorang manajer untuk memahami perilaku agar dapt menangani karyawan secara efektif. Disamping itu, komunikasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan seorang manajer dalam pengambilan keputusan.

h. Perwakilan

”Manajer menciptakan hubungan dan menggunakan pendekatan kontijensi dalam pencapaian tujuan organisasi, karena ia dapat menjadi wakil unit kerjanya dan dapat mewakili organisasi secara keseluruhan” (Sabardi dalam Yunora, 2009).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja

manajerial. Sinaga (2009) melakukan penelitian Pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial pada PTPN III Sei Sikambing Medan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.

Penelitian yang dilakukan oleh Hafiz (2007) mengenai Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT Cakra Compact. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran memberikan pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Penelitian yang dilakukan oleh Hafera (2008) mengenai Analisis pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PT Bank Negara Indonesia Tbk Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran memberikan pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Penelitian yang dilakukan deliana (2004) mengenai Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja dengan gaya kepemimpinan dan persepsi ketidakpastian lingkungan sebagai variable moderator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja, gaya kepemimpinan tidak mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial dan kepuasan kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (2004) mengenai Pengaruh komitmen organisasi dan keinginan social terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Partisipasi penganggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial dan Partisipasi penganggaran dengan kinerja dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh komitmen organisasi.

Sebagaimana telah disebutkan dimuka, bahwa penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan dua variabel independen yaitu partisipasi anggaran dan komitmen organisasi, serta meneliti apakah variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial sekaligus untuk melihat konsistensi dari hasil peneliti sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan pada Koperasi Karyawan Tirtanadi Medan. Oleh karena itu, akan disajikan temuan-temuan empiris terdahulu dari beberapa penelitian yang berhubungan dengan partisipasi anggaran pada tabel 6.1 di bawah ini :

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ekha Yunora Sinaga (2009) Pengaruh partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial pada PTPN III Sei Sikambing Medan

1. Tidak terdapat pengaruh antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial

2. Terdapat pengaruh positif antara komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial 2 Frisilia Wihasfina Hafiz (2007) Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada PT Cakra Compact Aluminium

Partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan pengaruh positif terhadap kinerja manajerial

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Partisipasi anggaran menggambarkan keterlibatan manajer pusat pertanggungjawaban mulai dari tingkat bawah, menengah dan tingkat atas dalam proses penyusunan anggaran. Keterlibatan para manajer ini sangat penting dalam upaya memotivasi mereka guna mencapai tujuan perusahaan.

Industries 3 Deliana (2004) Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja dengan gaya kepemimpinan dan persepsi ketidakpastian lingkungan sebagai variable moderator.

1. Partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja

2. gaya kepemimpinan tidak

mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial dan kepuasan kerja.

4 Kornelius Harefa (2008) Analisis Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. Medan

1. Terdapat pengaruh antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial

2. Terdapat pengaruh antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan komunikasi sebagai variabel

moderating 5 Supriyono (2004) Pengaruh komitmen organisasi dan keinginan social terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial

1. Partisipasi penganggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajerial 2. Partisipasi penganggaran dengan

kinerja dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh komitmen organisasi

Partisipasi merupakan suatu proses dimana individu-individu terlibat langsung didalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan anggaran. Partisipasi para manajer dalam proses penyusunan anggaran menciptakan terjadinya komunikasi yang baik, interaksi satu sama lain serta bekerja sama dalam team guna mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan kinerja merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan

Komitmen organisasi dapat diartikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan sendiri. (Wiener dalam handayani, 2011). Hal ini berarti bahwa individu yang memiliki komitmen tinggi akan lebih mengutamakan kepentingan organisasinya daripada kepentingan pribadi atau kelompoknya. Demi tercapainya tujuan organisasi, maka individu yang memiliki komitmen tinggi akan menghasilkan kinerja individu yang tinggi pula. Begitu juga dengan seorang manajer, komitmen terhadap organisasi ini sangat penting dimiliki, karena manajer merupakan orang yang membuat keputusan-keputusan penting bagi perusahaan. Komitmen yang tinggi terhadap organisasi akan mendukung kinerja manajerial yang baik.

Dengan demikian, kinerja Manajerial (Y) itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran (X1), dan komitmen organisasi (X2),

dan untuk menyederhanakan, Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Rochaety (2007:31) merupakan jawaban sementara atas masalah yang akan diteliti. Berdasarkan kerangka konseptual diatas dapat dibuat hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Koperasi Karyawan Tirtanadi Medan.

Parisipasi Anggaran (X1) Kinerja Manajerial (Y) Parisipasi Anggaran (X2) H1 H2 H3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian assosiatif kasual. Penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2007:11). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi anggaran sebagai variabel independen berpengaruh terhadap kinerja manajerial sebagai variabel dependen dengan objek penelitian pada Koperasi Karyawan Tirtanadi Medan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Rochaety (2007:63) ”Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Menurut Sugiono (2007:72) ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini difokuskan pada manajer tingkat atas dan menengah yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran pada Koperasi Karyawan Tirtanadi Medan yaitu Pengurus, Manajer, Kepala Bagian Penagihan, Kasi Pengawas I, Kasi Pengawas II, Kasi SDM, Kasi Distribusi, Kasi Pembukuan, Kasi Usaha, Kasi Simpan Pinjam dan Kepala

Loket. Adapun jumlah pegawai Koperasi Karyawan Tirtanadi Medan 437 orang, dimana terdiri dari 372 orang pegawai lapangan, dan pegawai administrasi 65 orang. sedangkan jumlah manajer yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran adalah:

a. Manajer tingkat atas : 5 orang b. Manajer tingkat menengah : 30 orang

Jumlah 35 orang

Dokumen terkait