• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 FRAMEWORK CODEIGNITER

2.4.1 PENGERTIAN FRAMEWORK

Framework secara sederhana dapat diartikan kumpulan dari fungsi-fungsi/prosedur-prosedur dan class-class untuk tujuan tertentu yang sudah siap digunakan sehingga bisa lebih mempermudah dan mempercepat pekerjaan seorang pemrograman, tanpa harus membuat fungsi atau class dari awal.

Sebenarnya apa yang disebut dengan framework itu? Framework bisa diartikan sebagai alat yang digunakan untuk membantu pekerjaan. Karena untuk pembuatan website maka framework disini dapat diartikan sebagai alat yang dapat digunakan untuk mempermudah pembuatan website. Jika dengan CMS maka kita tinggal menjalankan saja tidak perlu lagi memikirkan untuk menulis kode program sendiri, tetapi tidak demikian dengan framework. Menggunakan framework kita masih harus menulis kode, bedanya kode-kode yang kita tulis harus menyesuaikan dengan lingkungan framework yang kita gunakan. Memang konsekuensinya kita harus belajar lagi lingkungan pengembangan

berdasarkan framework yang kita gunakan, tetapi hal itu akan terbayar setelah kita menguasai dan bisa menggunakan framework tersebut.

Sebuah framework selain menyediakan lingkungan pengembangan sendiri-sendiri juga menyediakan berbagai macam fungsi siap pakai yang bisa kita gunakan dalam pembautan website. Sehingga tidak perlu kaget jika akan banyak kode atau fungsi yang terlihat tidak seperti biasanya, karena fungsi fungsi tersebut merupakan fungsi bawaan framework dan bukan fungsi asli dari PHP. Fungsi tersebut terkadang merupakan pengembangan atau penyesuaian fungsi asli PHP agar lebih mudah digunakan atau agar lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Ada beberapa alasan mengapa menggunakan Framework:

1. Mempercepat dan mempermudah pembangunan sebuah aplikasi web.

2. Relatif memudahkan dalam proses maintenance karena sudah ada pola tertentu dalam sebuah framework (dengan syarat programmer mengikuti pola standar yang ada).

3. Umumnya framework menyediakan fasilitas-fasilitas yang umum dipakai sehingga kita tidak perlu membangun dari awal (misalnya validasi, ORM, pagination, multiple database, scaffolding, pengaturan session, error handling, dll.

2.4.2 FRAMEWORK CODEIGNITER

Code Igniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal.

PHP adalah sebuah bahasa pemrograman web yang popular, tangguh dan dapat di peroleh secara gratis. Belajar PHP cukup menyenangkan, karena bahasa ini tergolong mudah untuk di pelajari. Untuk mempermudah dan mempercepat pengembangan aplikasi dengan PHP, banak bermunculan framework PHP, satu di antara nya adalah Code Igniter.

CodeIgniter menggunakan lingkungan pengembangan dengan metode Model View Controller (MVC). MVC memisahkan antara logika pembuatan kode dengan pembuatan template atau tampilan website. Penggunaan MVC membuat pembuatan sebuah proyek website menjadi lebih terstruktur dan lebih sederhana.

Secara sederhana konsep MVC terdiri dari tiga bagian yaitu bagian Model, bagian View dan bagian Controller. Didalam website dinamis setidaknya terdiri dari 3 hal yang paling pokok, yaitu basis data, logika aplikasi dan cara menampilkan halaman website. 3 hal tersebut direpresentasikan dengan MVC yaitu model untuk basis data, view untuk cara menampilkan halaman website dan controller untuk logika aplikasi.

Model View Controller merupakan suatu konsep yang cukup populer dalam pembangunan aplikasi web, berawal pada bahasa pemrograman Small Talk, MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian yang menjadi kontrol aplikasi. Terdapat 3 jenis komponen yang membangun suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi yaitu :

1. View, merupakan bagian yang menangani presentation logic. Pada suatu aplikasi web bagian ini biasanya berupa file template HTML, yang diatur oleh controller. View berfungsi untuk menerima dan merepresentasikan data kepada user. Bagian ini tidak memiliki akses langsung terhadap bagian model.

2. Model, biasanya berhubungan langsung dengan database untuk memanipulasi data (insert, update, delete, search), menangani validasi dari bagian controller, namun tidak dapat berhubungan langsung dengan bagian view.

3. Contr oller , merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian model dan bagian view, controller berfungsi untuk menerima request dan data dari user kemudian menentukan apa yang akan diproses oleh aplikasi.

Dengan menggunakan prinsip MVC suatu aplikasi dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan developernya, yaitu programmer yang menangani bagian model dan controller, sedangkan designer yang menangani bagian view, sehingga penggunaan arsitektur MVC dapat meningkatkan maintanability dan organisasi kode. Walaupun demikian dibutuhkan komunikasi yang baik antara programmer dan designer dalam menangani variabel-variabel yang akan ditampilkan.

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Context Diagram

Model berikutnya menjawab sejumlah pertanyaan yang muncul dalam pembuatan STP. Context Diagram (CD) adalah kasus khusus DFD (bagian dari DFD yang berfungsi memetakan model lingkungan), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

CD menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem yaitu:

1. Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana sistem kita melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.

2. Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu.

3. Data keluar, data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.

4. Penyimpanan data (data store) yang digunakan secara bersama antara sistem kita dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem kita. Hal ini berarti pembuatan simbol data store dalam CD dibenerkan, dengan syarat simbol tersebut merupakan bagian dari dunia diluar sistem.

CD dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data, aliran control, penyimpanan, dan proses tunggal yang mempresentasikan keseluruhan sistem. Bagian termudah adalah menetapkan proses yang hanya terdiri dari satu lingkaran dan diberi nama yang mewakili sistem. Nama dalam hal ini dapat menjelaskan proses atau pekerjaan atau dalam kasus ekstrim berupa nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses yang dilakukan keseluruhan organisasi.

Terminator direpresentasikan dalam bentuk persegi panjang dan berkomunikasi langsung dengan sistem melalui aliran data atau tidak langsung sehinggan harus melalui penyimpanan eksternal.

Antara terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung. Pada kenyataannya hubungan antara terminator mungkin dilakukan, tetapi secara definitif karena terminator adalah bagian lingkungan maka tidak relevan jika dibahas dalam CD. Jika melalui komunikasi dengan pemakai disimpulkan bahwa hubungan itu esensial, maka terminator akan merupakan bagian dari sistem dan seharusnya sudah dianggap ada dalam lingkaran.

Aturan-aturan CD

1. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan ditandai secara khusus untuk menjelaskan bahwa terminator yang di maksut adalah identik. Tanda tersebut dapat berupa asterisk (*) atau garis silang #.

2. ika terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah, personil yang berfungsi untuk melakukan itu dapat berganti sedangkan CD harus tetap akurat walaupun personil berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan lebih dari satu peran. 3. Karena focus utama kita adalah mengembangkan model esensi maka

penting untuk membedakan sumber (sources) dan pelaku (handler). Pelaku adalah mekanisme, perangkat, atau media fisik yang mentransportasikan data ke/ dari sistem. Karena pelaku seringkali familier dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan, maka sering menonjol sebagai suatu yang harus digambarkan lebih dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi suatu yang tidak perlu digambarkan.

Aliran dalam CD memodelkan masukan ke sistem dan keluaran dari sistem, seperti halnya sinyal control yang diterima atau dibuat sistem. Aliran data hanya digambarkan jika diperlukan untuk mendeteksi kejadian dalam lingkungan dimana sistem harus memberikan respon atau membutuhkan data untuk menghasilkan respon. Selain itu data dibutuhkan untuk menggambarkan transportasi antara sistem dan terminator. Dengan kata lain aliran data digambarkan jika data tersebut diperlukan untuk menghasilkan respon pada kejadian tertentu.

Dalam hal ini kita seharusnya menggambarkan CD dengan asumsi bahwa masukan disebabkan dan diinisiasi oleh terminator, sedangkan keluaran

disebabkan dan diinisiasi oleh sistem. Hal itu dilakukan dengan mencegah interaksi yang tidak perlu (extraneous prompts) yang berorientasi pada implementasi masukan-keluaran, dan mengkonsentrasikan pemodelan pada aliran data yang esensial saja.

Kadang-kadang diperlukan dialog karena terminator tidak tahu kapan sistem memerlukan masukan. Sebaiknya suatu sistem tidak menghasilkan keluaran, karena tidak tahu terminator membutuhkannya. Dalam hal ini interaksi menjadi diperlukan dan diasumsikan menjadi bagian esensi sistem, kita dapat menggunakan dua panah atau satu panah dengan dua kepala untuk menggambarkan dialog antara sistem dan terminator.

3.2 DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk menggambarkan analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh professional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

Dokumen terkait