• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN TENTANG HUKUM KONSUMEN

A. Pengertian dan Hak-hak Dasar Konsumen

Istilah konsumen berasal dari bahasa Belanda “konsument”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumen diartikan sebagai barang-barang hasil industri (bahan pakaian,makanan, dsb.) para ahli hukum (leguleius, legum peritus) pada umumnya sepakat bahwa konsumen diartikan sebagai pemakai terakhir dari benda dan jasa (uiteindelijke gebruiker van goederen en diensten) yang diserahkan kepada mereka oleh pengusaha (ondernamer). Dari Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa konsumen merupakan pemakai benda dan jasa yang merupakan hasil proses industri dari pihak pengusaha produsen.

Pengertian Yuridis formal ditemukan dalam Pasal 1 angka (2) UUPK dinyatakan bahwa :

3

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Konsumen adalah pihak yang memakai, membeli, menikmati, menggunakan barang dan /atau jasa dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan rumah tangganya.

3

Hondius (II), Standaardvoorwarden, diss.Leiden, Tahun 1978, hal.240, sebagaimana dikutip oleh Mariam Darus Badrulzaman, Perlindungan Konsumen dilihat dari Sudut Perjanjian Baku, Makalah yang disajikan pada Simposium Aspek-aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen 16-18 Oktober 1980 di Jakarta.

xxxii

Menurut Pasal 1 angka (2) UUPK dikenal istilah Konsumen akhir dan Konsumen antara. Konsumen akhir adalah penggunaan atau pemanfaatan akhir dari suatu produk, sedangkan Konsumen antara adalah Konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian Konsumen dalam UUPK adalah Konsumen akhir (selanjutnya disebut dengan Konsumen).

Pengertian Konsumen dalam Pasal 1 angka (2) UUPK mengandung unsur- unsur sebagai berikut:

a. Konsumen adalah setiap orang

Maksudnya adalah orang perorangan dan termasuk juga badan usaha (badan hukum atau non badan hukum).

b. Konsumen sebagai pemakai

Pasal 1 angka (2) UUPK hendak menegaskan bahwa UUPK menggunakan kata “pamakai” untuk pengertian Konsumen sebagai Konsumen akhir (end user). Hal ini disebabkan karena pengertian pemakai lebih luas, yaitu semua orang mengkonsumsi barang dan/atau jasa untuk diri sendiri.

c. Barang dan/jasa

Barang yaitu segala macam benda (berdasarkan sifatnya untuk diperdagangkan) dan dipergunakan oleh Konsumen. Jasa yaitu layanan berupa pekerjaan atau prestasi yang tersedia untuk digunakan oleh Konsumen.

d. Barang dan/jasa tersebut tersedia dalam masyarakat

Barang dan/jasa yang akan diperdagangkan telah tersedia di pasaran, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk mengkonsumsinya.

xxxiii

e. Barang dan/jasa digunakan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain atau mahluk hidup lain.

Dalam hal ini tampak adanya teori kepentingan pribadi terhadap pemakaian suatu barang dan/jasa.

f. Barang dan/jasa tidak untuk diperdagangkan

Pengertian Konsumen dalam UUPK dipertegas, yaitu hanya Konsumen akhir, sehingga maksud dari pengertian ini adalah konsumen tidak memperdagangkan barang dan/jasa yang telah diperolehnya. Namun, untuk dikonsumsi sendiri.

Az Nasution juga mengklasifikasikan pengertian Konsumen menjadi tiga bagian:4

a. Konsumen dalam arti umum, yaitu pemakai, pemakai, pengguna dan/atau pemanfaat dan/atau jasa untuk tujuan tertentu.

b. Konsumen antara yaitu pemakai, pemakai, pengguna dan/atau pemanfaat dan/atau jasa untuk diproduksi menjadi barang dan/jasa lain untuk memperdagangkannya (distributor) dengan tujuan komersial. Konsumen antara ini sama dengan pelaku usaha.

c. Konsumen akhir yaitu, pemakai, pemakai, pengguna dan/atau pemanfaat dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Konsumen akhir inilah yang dengan jelas diatur perlindungannya dalam UUPK.

Konsumen memilki posisi yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi yang juga menjadi faktor penting bagi kelancaran dunia usaha bagi pelaku usaha, karena Konsumen lah yang akan mengkonsumsi barang dan/jasa yang diproduksi oleh pelaku usaha tanpa memperdagangkannya kembali, yang mana akan memberikan keuntungan bagi pelaku usaha untuk kelangsungan usahanya.

Konsumen sebagai pemakai barang/jasa konsumen memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak konsumen sangat penting agar orang

xxxiv

bisa bertindak sebagai konsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika ditengarai adanya tindakan yang tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari hal tersebut. Konsumen kemudian bisa bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain ia tidak hanya tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar oleh pelaku usaha.

Pada tahun 1962 Presiden John F. Kennedy mengemukakan secara tegas hak-hak asasi (dasar) setiap konsumen. Hak-hak konsumen yang dikemukakan itu adalah :

a. Hak untuk memperoleh keselamatan dan keamanan (the right to safety).

Hak ini terutama ditujukan pada perlindungan konsumen terhadap pemasaran barang-barang/jasa yang membahayakan keselamatan jiwa atau keselamatan dirinya. Dalam rangka penggunaan hak ini, pemerintah mempunyai peranan dan tanggungjawab yang sangat penting. Berbagai bentuk perundang- undangan harus dan telah dibentuk untuk penanggulangannya, sekalipun dibanding dengan meningkatnya produksi karena pembangunan ribuan jenis barang/jasa, dirasakan peraturan-peraturan untuk menjaga keselamatan dan keamanan tersebut masih miskin.

b. Hak memilih (the right to choose) ;

Hak ini bagi konsumen sebenarnya telah ditujukan pada apakah ia akan membeli atau tidak membeli sesuati barang/jasa yang dibutuhkannya. Oleh karena itu tanpa ditunjang oleh hak untuk mendapatkan informasi yang jujur, tingkat pendidikan yang patut dan penghasilan yang memadai maka hak ini tidak akan banyak artinya. Apalagi dengan meningkatnya teknik penguasaan pasar, terutama lewat iklan, maka hak untuk memilih ini lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor di luar diri konsumen. Dengan jumlah ribuan barang-barang yang terdapat di pasar untuk pilihan tanpa digalakkannya faktor penunjang (informasi dan keterangan yang jujur mengenai suatu barang/jasa) rasanya sukar dilaksanakan hak untuk memilih ini.

c. Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed)

Dari sudut kepentingan/kehidupan ekonominya, hak ini mempunyai arti yang sangat fundamental bagi konsumen. Setiap keterangan mengenai sesuatu barang/jasa yang akan dibelinya atau akan mengikat dirinya, haruslah diberikan selengkap mungkin dan dengan penuh kejujuran, informasi baik secara langsung maupun secara umum melalui berbagai media komunikasi, seharusnya disepakati bersama untuk tidak menyesatkan, berlebih-lebihan apalagi kalau memuat unsur-unsur yang membahayakan keselamatan/keamanan diri konsumen tersebut.

d. Hak untuk didengar pendapatnya (the right to be heard)

4 AZ.Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Daya Widya, Jakarta, 1999, hal. 25.

xxxv

Hak ini dimaksudkan sebagai jaminan bagi konsumen bahwa kepentingannya harus diperhatikan dan tercermin dalam pola kebijaksanaan pemerintah termasuk di dalamnya turut didengar dalam pembentukan kebijaksanaan tersebut. Dewan atau lembaga yang bertanggungjawab dalam penggarisan kebijaksanaan itu tidak hanya “production oriented”, tetapi juga haruslah

“consumers oriented”, tidak hanya memperhatikan peningkatan

ekonomi/produksi tetapi juga memperhatikan keamanan, keselamatan dan kesejahteraan konsumen pada umumnya.5

Selanjutnya oleh Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dilahirkan satu hak konsumen, yaitu hak untuk mendapatkan lingkungan yang baik.

Konsumen mempunyai hak untuk lingkungan yang baik, yaitu udara yang bebas dari pencemaran asap-asap pabrik, kenderaan bermotor, bebas dari kebisingan, air yang bebas dari pencemaran sampah pabrik-pabrik ataupun sampah rumah tangga. Suasana lingkungan yang baik dalam arti kata kita dapat menikmati hidup dengan aman dan tenteram. Tetapi ada perbedaan dengan hak- hak konsumen yang lain, hak untuk mendapatkan lingkungan yang baik ini perlu diikuti dengan tanggungjawab dari konsumen untuk menjaga lingkungannya misalnya tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencemari air sungai dengan membuang sampah ke dalamnya, tidak melakukan penggundulan hutan dan lain-lain. Kelima hak-hak tersebut di atas merupakan hak-hak konsumen yang bersifat universal.

Selanjutnya dalam UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 pada pasal 4 ditegaskan hak-hak konsumen, yaitu :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa ;

5

Ari Purwadi, Aspek Hukum Perdata dan Perlindungan Konsumen, Gramedia, Jakarta, 2002, hal. 49-50.

xxxvi

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan ;

3. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa ;

4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.

5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen

7. hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Dokumen terkait