• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Independensi Bank Sentral

Dalam dokumen 296541483 Buku hukum Perbankan indonesia (Halaman 55-61)

E. Independensi Bank Indonesia

1. Pengertian Independensi Bank Sentral

Secara umum, independensi didefinisikan sebagai kebebasan dari pengaruh instruksi/pengarahan, atau kontrol dari pihak/pihak-pihak lain. Jika diterapkan pada bank sentral, Meyer (2000) mengarrtikan independen sebagai kebebasan dari pengaruh, instruksi, pengarahan, atau kontrol, baik dari badan eksekutif maupun dari badan legislatif. Sementara itu Fraser (1994) mendefinisikan independensi bank sentral sebagai kebebasan bank sentral untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang bebas dari pertimbangan-pertimbangan politik. Yang tidak termasuk dalam pengertian independen menurut Fraser adalah konsultasi/koordinasi dengan Pemerintah dalam rangka menyelaraskan kebijakanyang menjadi kewenangan masing-masing.

Secara umum, sesuai dengan literatur yang berkembang, independnsi bank sentral dapat dibedakan dalam lima aspek di bawah ini82 :

82

Untuk pengertian dan konsep inyrdependensi yang berbeda-beda, baca lebih lanjut Fraser (1994), Meyer (2000), Grilli dkk (1999), Elgie (1995), Baka (1994) dan Mboweni (2000).

98 (1). Institutional Independence “ independensi kelembagaan”

Yaitu kedudukan bank sentral yang berada di luar lembaga pemerintah dan bebas dari campur tangan pemerintah dan atau phak lain. Hal ini sejalan dengan penataan kelembagaan pemerintahan seperti dikemukakan di atas. Dalam hubungan ini, lembaga bank sentral mempunyai fokus tujuan dan tugas tertentu yang ditetapkan oleh undang-undang, demikian pula keberadaan kepemimpinan bank sentral doluar susunan kabinet pemerintah. Independensi lembaga tersebut disertai dengan penguatan akuntabilitas dan transparansi kepada publik secara langsung atau melalui parlemen. Pada umumnya lembaga bank sentral yang modern berada di luar pemerintah, seperti Federal Reserve Amerika Serikat, European Central Bank (ECB), Bank of Japan (BoJ), Reserve Bank of New Zeland (RBNZ), Bank of Englandf (BoE) dan Bank of Canada (BoC).

(2). Goal Independence ” independensi sasaran akhir”

Yaitu kebebasan bank sentral dalam menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter (seperti sasaran inflasi, pertumbuhan ekonomi, atau yang lain) sebagai penjabaran dari tujuan yang ditetapkan dalam undang-undang. Independensi jenis ini bervariasi dari yang penuh/tinggi sampai dengan yang terbatas/rendah. Independesnsi tinggi seperti di Amerika Seerikat, undang- undangnya hanya menyebutkan tujuan-tujuan yang harus dicapai, sementara Federal reserve memiliki kebebasan untuk menentukan prioritas sasaran akhir kebijakan moneternya sesuai keadaan. Independensi cukup tinggi seperti di Uni Eropa, tujuan utama ECB dalam menjaga stabilitas harga (tanpa menetapkan rentang waktu secara spesifk) ditetapkan dalam undang- undang, tetapi ECB masih memiliki kebebasan menetapkan target lain dalam jangka pendek. Independensi rendah seperti di Selandia Baru dan Kanada, penetapan sasaran inflasi dinegosiasikan atau ditetapkan bersama antara menteri Keuangan dan Gubenur Bank sentral. Sementara itu independensi paling rendah seperti d Inggris, penetapan sasaran inflasi ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Yaitu kebebasan bank sentral dalam menggunakan instrumen moneter dan menetapkan sendiri target-target operasional kebijakan moneter untuk mencapai sasaran akhir yang ditetapkan. Independensi instrumen dapat berupa kewenangan penuh bank sentral dalam menetapkan jumlah uang beredar dan atau suku bunga, serta larangan pemberian pinjaman bank sentral kepada pemerintah. Pada umumnya, bank sentral yang modern memiliki independensi instrumen dimaksud sehingga dapat menentukan cara yang paling efektif dan dapat dipertanggungjawabkan dalam mengarahkan kebijakanyang ditempuhnya untuk mencapai sasaran akhir yang telah ditetapkan. Sebagai gambaran, bank sentral seperti ECB, FedRes, dan BoJ memiliki kewenangan penuh dalam menetapkan suku bunga.

(4). Personal Independence ”independensi personal”

Yaitu kemampuan dan kewenangan Dewan Gubernur bank sentral sebagai badan pembuat kebijakan untuk menolak campur tangan pemerintah dan atau pihak lain dalam melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan undang-undang. Independensi personal dapat terwujud antara lain melalui penetapan masa jabatan dewan Gubernur yang berbeda dengan masa jabatan pemerintah, akhir masa jabatan dewan gubernur secara berjenjang, persetujuan anggotadew an gubernur oleh parlemen, kompetensi professional dan integritas yang tinggi dari anggota dewan gubernur, serta status hukum khusus undang-undang bank sentral. Sebagai gambaran, beberapa bank sentral yang memilik tingkat independensi personal tinggi sehingga dapat mengurangi campur tangas pemerintah antara lain : ECB,FedRes, BOC dan BoJ. (5). Financial Independence ” independensi keuangan”

Yaitu kewenangan yang diberikan undang-undang kepada bank sentral untuk menetapkan dan mengelola anggaran dan asset kekayaannya tanpa persetujuan oleh parlemen. Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan bank sentral dilakukan melalui audit yang dilakukan oleh auditor independen yang hasilnya dipublikasikan kepada masyarakat. Pada umumnya lembaga bank sentral yang modern mempunyai independensi dalam aspek keuangannya.

100

2. Independensi Bank Indonesia

Konsep independensi bank sentral telah banyak dibahas semenjak tahun 1950-an, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, presiden De Javasche Bank waktu itu, sudah mensinyalir adanya gangguan terhadap independensi karena rencana pembentukan dewan moneter. Beliau menyatakan :

Justru karena oleh sifat pekerjaan bank sirkulasi, pimpinannya tak boleh ikut diombang ambingkan oleh pengaruh dan kepentingan politik dari suatu saat, maka tidaklah benar apabila pemerintah diberi kekuasaan yang mutlak terhadap bank sirkulasi. Bahaya dari keadaan yang demikian itu ialah bahwa bank sirkulasi mungkin dipergunakan buat kepentingan partai-partai politik, yang pada suatu saat kebetulan memegang kekuasaan negara.

Pengaturan independensi Bank Indonesia telah ditetapkan dalam UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No,. 3 Tahun 2004. Berdasarkan kelima aspek independensi yang diuraikan diatas, tingkat independensi Bank Indonesia dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Independensi kelembagaan

Sesuai undang-undang, Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam malaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain. Sebagaimana diuraikan di atas, tujuan Bank Indonesia difokuskan pada kestabilan nilai rupiah dengan tugas-tugas kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Demikian pula, kewenangan dan akuntabilitas Bank Indonesia telah diatur secara jelas dalam undang-undang. Independensi kelembagaan seperti ini bukan berarti bahwa Bank Indonesia adalah suatu negara dalam negara karena independensi dimaksud hanya terbatas pada tugas dan wewenang yang ditetapkan dalam undang- undang. Bank Indonesia tetap tunduk pada segala ketentuan hukum di Indonesia atas hal-hal yang bukan merupakan cakupan tugas dan wewenang yang diatur dalam undang-undang Bank Indonesia.

Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan undang-undang sasaran inflasi yang menjadi sasaran akhir kebijakan moneter Bank Indonesia ditetapkan oleh pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Dengan demikian Bank Indonesia mempunyai tingkat independensi yang rendah dalam penetapan sasaran akhir kebijakan moneternya. Kewenangan penetapan sasaran inflasi berada pada pemeintah, semantara Bank Indonesia memberikan rekomendasi mengenai sasaran inflasi yang menurut pertimbangannya cukup realistis sesuai dengan perkembangan ekonomi dan keuangan Indonesia dan dapat dicapai melalui kebijakan moneter yang ditempuhnya.

3. Independensi Instrumen

Dalam rangka mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan, sesuai undang-undang, Bank Indonesia memiliki wewenang untuk menetapkan sendiri sasaran-sasaran moneter dan melaksanakan pengendalian moneter dengan menggunakan berbagai instrumen moneter yang lazimnya dipergunakan oleh bank sentral. Instrumen moneter dimaksud, antara lain operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum bank, dan pengaturan kredit atau pembiayaan oleh bank-bank. Bank Indonesia juga dilarang memberikan pinjaman kepada pemerintah, baik secara langsung maupun melalui pembelian surat utang negara di pasar primer kecuali dalam rangka penanganan kesulitan perbankan yang berdampak sistemik. Dengan kewenangan seperti ini dapat dikatakan bahwa Bank Indonesia memiliki tingkat independensi instrumen yang cukup tinggi. 4. Independensi personal

Sesuai undang-undang, pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia oleh Dewan Gubernur, dan Bank Indonesia (Dewan Gubernur) juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apa pun dari pihak mana pun juga. Anggota Dewan Gubernur mempunyai masa jabatan 5 tahun yang berbeda dengan masa jabatan pemerintah, dengan akhir masa jabatan secara berjenjang, dan dapat diangkat kembali satu kali. Angota Dewan Gubernur diusulkan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Sebagai bentuk akuntabilitas, kinerja

102 Dewan Gubernur dan Bank Indonesia dinilai oleh DPR. Dengan pengaturan independensi yang disertai dengan mekanisme akuntabilitas yang jelas seperti ini, dapar dikatakan bahwa Bank Indonesia memiliki independensi personal yang sedang.

5. Independensi Keuangan

Sesuai undang-undang, Dewan Gubernur berwenang menetapkan anggaran tahunan Bank Indonesia yang meliputi anggaran untuk kegiatan operasional dan anggaran untuk kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan. Selanjutnya, diatur bahwa anggaran kegiatan operasional tersebut dan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan disampaikan kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan. Sementara itu, anggaran untuk kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbnkan dilaporkan secara khusus (tertutup) kepada DPR.

Setelah berakhirnya tahun anggaran, Bank Indonesia diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK untuk dilakukan pemeriksaan dan laporan hasil pemeriksaan dimaksud disampaikan kepada DPR. Bank Indonesia juga diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada publik melalui media massa.

Dalam dokumen 296541483 Buku hukum Perbankan indonesia (Halaman 55-61)