BAB II LANDASAN TEORI
B. inflasi
1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah suatu kondisi dimana kenaikan harga barang secara umum terjadi terus menerus dalam suatu periode. Dengan adanya kenaikan
19 Ari Mulianta Ginting, Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Indonesia, Buletin Ilmiah Perdagangan, Vol. 7, No. 1, Juli 2013, hlm. 171
23
harga barang dan jasa akan mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan produksi sehingga perekonomian dapat dipacu untuk meningkatkan aktivitas produksi nasional. Namun perlu diingat bahwa inflasi dapat menurunkan daya saing dan akhirnya menyebabkan penurunan ekspor.
Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut mengacu pada gejala umum yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan harga-harga.20
Menurut Bodie dan Marcus, inflasi merupakan suatu nilai dimana tiungkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang menunjukkan suatu kecendrungan akan naiknya harga-harga barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang, penyebab utama dan satu-satunya yang memungkinkan gejala ini muncul menurut teori kuantitas uang adalah yang terjadinya kelebihan uang yang beredar sebagai akibat penambahan jumlah uang dimasyarakat.21
Pandangan kaum moneteris menganggap inflasi sebagai akibat dari jumlah uang yang beredar yang terlalu banyak, sehingga daya beli uang tersebut menurun. Sebagaimana akibat harga barang-barang menjadi naik. Sedangkan
20 Putri Sari Margerat Julianti Silaban & Raysa Rejeki, Pengaruh Inflasi, Ekspor Dan Impor Terhadap PDB Diindonesia. ( Jurnal NIAGAWAN, Vol. 9, No. Maret 2020). Hlm. 58
21 Bodie, Zvi Dan Alan J. Marcus. Investments. (Jakarta: Penerbit Salemba Empat 2001).
Hlm. 331
24
oleh masalah struktural seperti masalah gagal panen yang menyebabkan kekurangan persediaan baeang, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah permintaan secara keseluruhan. Sebagai akibat harga barang tersebut mengalami kenaikan.22
Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang diambil untuk mengatasi inflasi sering menjasi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga, terjadinya guncangan dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.23
Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai rill tabungan merosot karena masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang. Jika harga-harga mengalami kenaikan, maka orang-orang akan cendrung menggunakan uang dalam bentuk cash, untuk digunakan membeli barang-barang guna memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan jika terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi akan mendorong orang-orang untuk melakukan rush dan ini dapat menurunkan pendapatan bank dan pada akhirnya dapat menurunkan return on asset bank dan
22 Guritno Mangkoesoebroto & Algifari, Teori Ekonomi Makro Edisi III, ( Yogyakarta: STIE YKPN, 1998). Hlm. 165
23Prima Audia Daniel, Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi.
Jurnal Of Economic And Business, Vol. 2, No. 1, Maret 2018. Hlm. 132
25
menyebabkan turunnya probabilitas suatu perusahaan sehingga akan menurunkan pembagian deviden dan daya beli masyarakat juga menurun.
Sehingga inflasi yang tinggi mempunyai hubungan negative dengan pasar ekuitas atau harga saham perusahaan.
Adapun yang menjadi sumber inflasi antara lain yaitu:
a. inflasi karena permintaan (Demand Pull Inflation).
b. inflasi karena bertambahnya uang yang beredar.
c. Inflasi karena kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation).
d. Inflasi campuran (Mixed Inflation).
e. Inflasi ekspektasi (Expected Inflation).
f. Kekacauan ekonomi politik. 24 2. Teori inflasi
Teori kuantitas uang David Hume dalam Mankiw, menyatakan bahwa bank sentral mengawasi jumlah uang beredar, memiliki kendali tinggi atas tingkat inflasi, jika bank sentral mempertahankan jumlah uang beredar tetap stabil maka tingkat harga akan stabil. Tetapi apabila bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar maka tingkat harga akan meningkat dengan cepat
Menurut Sukirno, (2008) inflasi yaitu kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan
24Putri Sari Margerat Julianti Silaban & Raysa Rejeki, Pengaruh Inflasi, Ekspor Dan Impor Terhadap PDB Diindonesia. ( Jurnal NIAGAWAN, Vol. 9, No. Maret 2020). Hlm. 58
26
dengan penawaran barang di pasar25. Inflasi adalah kecendrungan dari harga-harga untuk manaik secara umum dan terus menerus.
Menurut John Maynard Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya sehingga menyebabkan permintaan efektif mesyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat). Akibatnya akan terjadi inflationary gap celah inflasi. Celah inflasi ini timbul karena golongan-golongan masyarakat berhasil menerjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif terhadap barang. Pemerintah berusaha memperoleh bagian lebih besar dari output masyarakat dengan cara mencetak uang baru.26 Pengusaha melakukan investasi dengan modal yang diperoleh dari kredit bank, serikat buruh atau pekerja memperoleh kenaikan harga. Hal ini terjadi karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia, maka harga-harga akan naik, adanya kenaikan harga-harga ini menunjukkan sebagian dari rencana-rencana pembelian barang dari golongan-golongan tersebut bisa dipenui. Proses inflasi akan terus melebihi harga-harga yang berlaku dari jumlah output yang tersedia, maka inflasi akan berhenti.
25 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro. (Jakarta: Rajawali Press 2004). Hlm.
333
26 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. (UUP STIM YKPN, Yogyakarta: 2006).
Hlm. 22
27 3. Jenis dan indikator inflasi
Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebab terjadinya dan berdasarkan asalnya
a) Inflasi berdasarkan sifatnya
1) Inflasi ringan, yaitu inflasi yang masih belum mengganggu keadaan ekonomi, inflasi in dapat dikendalikan karena harga-harga naik secara umum, tetapi belum mengakibatkan krisis di bidang ekonomi dan inflasi ringan nilainya dibawah 10% per tahun
2) Inflasi sedang belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap. Inflasi ini berkisaran antara 10%-30%.
3) Inflasi berat, inflasi ini suda mengacaukan kondisi perekonomian, pada kondisi berat ini orang cenderung menyimpan barang, orang tidak mau untuk menabung karena bunga bank lebi renda dari laju inflasi. Inflasi ini berkisar 30%-100% per tahun.27
4) Hyperinflasi, inflasi ini sudah mengacaukan perekonomian dan susah dikendalikan walaupun dengan tindakan fiskal. Inflasi berat ini nilainya diatas 100% per tahun.
27 Desrini Ningsih, Analisis Pengaruh Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Diindonesia. Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 2, No. 1, April 2018
28 b) Inflasi berdasarkan sebabnya
1) Demand pull Inflation, inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran produksi.
2) Cost Push Inflation, inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.
3) Bottle Neck Inflation, inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran (Supply) atau faktor permintaan ( Demand ).28
c) Inflasi berdasarkan asalnya
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation ).
2) Inflasi yang berasal dari luar negeri ( Imported Inflation ).
Inflasi yang tinggi tidaklah baik karena sangat menyengsarakan masyarakat dalam suatu negara. Sebaliknya inflasi yang terlalu rendah juga sangat merugikan negara, maka dari itu kondisi inflasi wajarlah yang dapat memberikan keadaan positif bagi perekonomian suatu negara. Inflasi juga digunakan untukn mengartikan peningkatan persediaan uang akibat naiknya tingkat harga. Inflasi berpengaruh besar teradap produksi maupun ekspor dan impor. Inflasi menyebabkan turunnya produksi, terutama produksi barang yang
28Putri Sari Margerat Julianti Silaban & Raysa Rejeki, Pengaruh Inflasi, Ekspor Dan Impor Terhadap PDB Diindonesia. ( Jurnal NIAGAWAN, Vol. 9, No. Maret 2020). Hlm. 59
29
akan diekspor. Turunnya produksi ini disebabkan karena biaya produksi akan meningkat sehingga harga pokok dari hasil yang diproduksikan juga meningkat.
Tinggi rendanya inflasi pada suatu daerah/negara pada suatu waktu tertentu tergantung pada indikator serta tahun dasar yang digunakan. Beberapa indikator inflasi yang dapat digunakan adalah:
a. Suku bunga
Suku bunga memainkan peran penting dalam menggerakkan harga mata uang di pasar valuta asing. Sebagai lembaga yang menetapkan suku bunga, bank sentral merupakan aktor yang paling berpengaruh. Suku bunga mendikte arus investasi karena mata uang adalah representasi dari ekonomi suatu negara, perbedaan suku bunga memengaruhi nilai mata uang relatif dalam hubungannya dengan satu sama lain. 29
Suku bunga yang diberikan bank disebut dengan suku bunga nominal (nominal interest rate), sedangkan suku bunga yang di sesuaikan dengan inflasi di sebut dengan suku bunga rill (real interesr rate). Dimana hubungan antara suku bunga nominal, suku bunga rill dan inflasi sebagai berikut:
Suku bunga rill = suku bunga nominal - laju inflasi
Suku bunga rill adalah perbedaan antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Suku bunga nominal menunjukkan seberapa cepat jumlah dollar di rekening bank yang naik sepanjang waktu. Suku bunga rill
29 Sadono Sukirno. Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE 2008). Hlm. 120
30
menunjukkan seberapa cepat daya beli rekening bank kita naik sepanjang waktu.
b. Produk domestik bruto (PDB)
Di dalam suatu perekonomian, di negara maju maupun negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu di dapati produksi nasional di ciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri, perusahaan multi nasional beroperasi di berbagai negara dan membantu manaikkan nilai barang dan jasa yang di hasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara dimana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang di produksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan sering sekali juga membantu menambah ekspor.
Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau dalam istilah inggrisnya Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara-negara tersebut dan negara asing. Pendapatan Domestik Bruto itu sendiri sebagaimana diketahui, dapat dihitung atau di ukur dengan tiga macam pendekatan yaitu:
a) Pendekatan produksi
31
Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
b) Pendekatan pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.30
c) Pendekatan pengeluaran
Adapun menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan (2) pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok (3) pengeluaran konsumsi pemerintah (4) serta ekspor neto (yaitu ekspor dikurang impor) dalam jangka waktu setahun.
d) Indeks harga konsumen (IHK)
Indeks ini merupakan angka indeks yang menunjukkan tingkat arga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung
30Lalu Muhammad Iswandi, “Prinsip Dasar Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Islam”, Jurnal, Vol. 7, No. 2, Desember 2013
32
perubahan harga barang-barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam suatu periode tertentu. Masing-masing arga barang dan jasa tersebut diberi pembobotan (weighted) berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa di anggap paling penting diberi bobot yang paling besar.
4. Penyebab inflasi
Inflasi dapat digolongkan karena penyebabnya yaitu sebagai berikut:
a. Natural Inflation dan Human Error Inflation. Natural Inflaton adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri. 31
b. Actual / Anticipated / Expected Inflation / Unexpected Inflation. Pada Expected Inflationtingkat suku bunga pinjaman rill sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Sedangkan pada Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.
c. Demand Pull dan Cost Push Inflation. Demand Pull diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian. Cost Push Inflation adalah
31 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
Hlm. 254
33
inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran Agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.
d. Spiralling Inflation. Inflasi jenis ini adalah yang diakibatkan inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi begitu seterusnya.
Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation adalah inflasi dinegara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar internasional. Domestic Inflation bisa dikatakan inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.
5. Dampak inflasi
Inflasi sebenarnya mengandung dampak yang negatif dan positif, namun inflasi lebih banyak menimbulkan dampak negatif. Menurut para ahli ekonomi inflasi berakibat buruk bagi perekonomian, dampak inflasi bagi perekonomian secara keseluruhan, prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin memburuk, inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak rencana jangka panjang para pelaku ekonomi. Inflasi jika tidak ditangani maka akan susah untuk dikendalikan, inflasi cendrung akan bertambah cepat dan berdampak buruk bagi individu, masyarakat, penabung kredit dan produsen.
Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat sebagi berikut:
34
a. Menurut tingkat kesejahteraan masyarakat
Inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menjadi berkurang atau malah semakin rendah, apalagi bagi orang-orang yang berpendapatan tetap, kenaikan upah tidak secepat kenaikan harga-harga barang, maka inflasi akan menurunkan upah riil setiap individu yang berpendapatan tetap.
b. Memburuknya distribusi pendapatan
Bagi masyarakt yang berpendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan nilai riil dari pendapatannya dan pemilik kekayaan dalam bentuk uang. Dengan demikian inflasi akan menyebabkan pembagian pendapatan antara orang yang berpendapatan tetap dengan para pemilik kekayaan yang tidak akan pernah merata (Rahardja dan Manurung 2008).32 Sedangkan bagi perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
a. Investasi berkurang b. Mendorong tingkat bunga c. Mendorong penanaman modal
d. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan
e. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa yang akan datang
f. Menyebabkan daya saing produksi nasional berkurang g. Menimbulkan defisit neraca pembayaran
32 Rahardja & Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi Dan Makro Ekonomi).
(Jakarta: Salemba 2008). Hlm. 84
35
h. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat i. Meningkatnya jumlah pengangguran
6. Hubungan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi
hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi tela menjadi permasalahan ekonomi yang penting. Hubungan ini telah diperdebatkan dalam literatur ekonomi dan telah memperlihatkan hubungan yang berbeda dengan kondisi ekonomi dunia. Indikator dasar makro ekonomi dapat digunakan sebagai ilustrasi kondisi ekonomi suatu negara untuk mengukur kestabilan harga dalam negara tersebut. secara umum, tingkat inflasi dapat digunakan untuk mengukur kestabilan harga dalam ekonomi.33 Kontroversi hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi ini awalnya berasal dari Amerika Latin pada tahun 1950an, dengan perdebatan antara struktualis dan monetaris.34 Struktualis menganggap bahwa inflasi penting bagi pertumbuhan ekonomi, sebaliknya monetaris melohat bahwa inflasi merugikian bagi proses pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 1970an, fakta bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi mulai menurun dan tingkat inflasi tinggi, khususnya inflasi tinggi dan hyperinflation yang terjadi dinegara amerika latin tahun 1980an, telah menimbulkan pandangan bahwa inflasi memiliki efek negatif pada pertumbuhan ekonomi.
33 Dina Acyuninda & Umanto Eko.P, Analisis Hubungan antara Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Diindonesia, (Yogyakarta: BPFE 2003). Hlm. 5
36
Pada dasarnya tidak semua inflasi berdampak negatif pada perekonomian terutama jika inflasi dibawah sepuluh persen. Inflasi ringan justru dapat membangkitkan semangat para pengusaha untuk meningkatkan produksinya.
Inflasi yang dapat menghambat perekonomian jika inflasi melebihi sepuluh persen. Dengan adanya inflasi maka kenaikan tingkat inflasi menunjukkan adanya suatu pertumbuhan perekonomian, namun dalam jangka waktu panjang maka tingkat inflasi yang tinggi sangat memberikan dampak yang sangat buruk.
Dengan tingginya tingkat inflasi hal ini yang menyebabkan barang Domestic relative lebih mahal bila dibandingkat dengan harga barang impport.
C. Pertumbuhan ekonomi
1. Pengertian pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Menurut Michael P.Todaro pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai suatu proses dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang semakin besar.35
35 M.P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2006). Hlm 245
37
Menurut Sun’an (2015), pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal). Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikann jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya.
Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologi yang diperlukan.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Disini dapat dilihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Ada dua sisi hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi output totalnya dan sisi jumlah penduduknya.36
Indikator pertumbuhan ekonomi merupakan pertanda di dalam keidupan perekonomian. Jhingan (1994) menunjukkan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern yang muncul dalam analisis yang di dasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk, tenaga
36Dedi Suhendro, Pengaruh Investasi dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Diindonesia, ( Jurnal Tansiq, Vol. 2, No.1 Januari 2019). Hlm. 76
38
kerja dan lain-lain. Adapun keenam ciri-ciri pertumbuhan ekonomi modern tersebut adalah sebagai beriku:
Pertama, laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita.
Pertumbuhan ekonomi modern sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju sejak akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, ditandai dengan kenaikan produk perkapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.
Kedua, Peningkatan produktifitas. Pertumbuhan ekonomi terlihat dari semakin meningkatnya laju produk perkapita terutama adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efesiensi dan produktifitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semaikn besarnya masukan sumber tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya efesiensi, atau kedua-duanya. Kenaikan efesiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input.
ketiga, laju perubahan struktur yang tinggi. Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi mencakup peralihan dari kegiatan pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dari skala unit–unit produksi dan peralihan dari perusahaan perorangan menjadi perusahaan berbadan hukum serta perubahan status kerja buruh.
Keempat yaitu, Urbanisai. Pertumbuhan ekonomi ditandai pula dengan semakin banyaknya penduduk di negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan kedaerah perkotan.
39
Kelima yaitu ekspansi negara maju. Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama pada beberapa bangsa. Pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal dari pada bangsa lain. Hal ini sebagian besar disebabkan perbedaan latar belakang sejarah masa lalu.
dan yang terakhir adalah arus barang, modal dan orang antar bangsa. Arus barang, modal dan orang antar bangsa akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.37 Pada umumnya pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan perbandingan “Gross Domestic Product” (GDP) atau “Product Domestic Regional Bruto” (PDRB) untuk daerah, dan “Gross National Product” (GNP) untuk skala nasional. (Djoyohadikusumo Dalam Irma, 2000).
Sadono sukirno berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan viskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi, sektor jasa, dan pertambahan produksi barang modal. Jadi,
37Sadono Sukirno. Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE 2008). Hlm. 230
40
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan nasional rill atau produk domestik bruto dalam jangka panjang yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat
2. Teori pertumbuhan ekonomi
a. Teori-teori pertumbuhan ahli ekonomi klasik
Ahli-ahli ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah-masalah pembangunan, terutama ingin mengetahui tentang sebab-sebab perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya. Beberapa ahli ekonomi klasik yang terkemuka untuk dibahas satu demi satu.38
1) Pandangan Adam Smith
Smith mengemukakan beberapa pandangan menganai beberapa faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi.
Pandangannya yang pertama adalah peranan sistem pasar bebas, smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh. Kedua perluasan pasar, perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan memproduksi dengan tujuan untuk menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Ketiga,
38 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro, (Jakarta: PT. Rajawali Press 2004).Hlm.
433
41
spesialisasi dan kemajuan teknologi. Perkuasan pasar, dan perluasan ekonomi yang digalakkannya, akan memungkinkan dilakukan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.
2) Teori schumpeter
Menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha didalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dalam teori itu ditunjukkan
Menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha didalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dalam teori itu ditunjukkan