• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 2010-2019

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratGunaMemperolehGelar Sarjana Strata JurusanEkonomi Islam

OLEH

MIA APRILIA SARI NIM: 3216.168

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

1441 H / 2021

acc munaqasah

19-01-2021- Pembimbing

(2)

i ABSTRAK

Skripsi Ini Berjudul: ”ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 2010- 2019”. Yang disusun oleh Mia Aprilia Sari, Nim 3316.168, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Dalam analisa makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan riil nasional yang dicapai oleh suatu negara atau daerah. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi diantaranya yaitu, ekspor dan inflasi. Ekspor dan inflasi merupakan suatu masalah ekonomi utama yang dihadapi oleh setiap negara dimana kondisinya mengalami fluktuatif dari tahun ketahun atau dilihat dari sembilan tahun terkahir bersifat fluktuasi, hal ini menyebabkan perekonomian yang buruk serta akan menimbulkan efek buruk terhadap ekonomi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Analisis Pengaruh ekspor, inflasi teradap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Dengan sumber data yang digunakan berupa data sekunder dengan jumlah data 10 tahun terakhir, kemudian diolah menggunakan SPSS untuk analisa data dilakukan dengan metode analisis regresi linear berganda. Metode analisis data yang digunakan adalah Uji Asumsi Klasik (Normalitas, Miltikolinearitas, Heteroskedastisitas), Uji Regresi Linear Berganda, Uji Hipotesis (Uji R, Uji F, Uji Koefisien Determinasi).

Hasil penelitian yang dilakukan pada Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa ekspor dan inflasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan beberapa temuan. Pertama, pada hasil regresi linear berganda Y= 1,387– 6,289E-19X

1

+ 0,15X

2

+ e pada hasil tersebut tidak berpengaruh signifikan terhdap pertumbuhan ekonomi. Kedua, pada uji T menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan H

0

diterima. Hal ini berarti variabel Ekspor dan Inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perumbuhan Ekonomi. Keempat, pada uji F menunjukkan nilai signifikansi 12,527 maka H

0

ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel Ekspor (X1) dan Inflasi (X2) secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kelima, pada uji koefisien determinan yang ditunjukkan pada nilai R

2

sebesar 0,782 atau 78,2% sementara 21,8% lainnya dapat diterangkan oleh variabel lain yang belum diteliti.

Kata Kunci: Ekspor, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan Al-Quran dan Sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada

Jurusan S1 Ekonomi Islam untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam. Adapun

judul skripsi ini adalah ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN INFLASI

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 2010-

2019 Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam halangan dan

rintangan. Namun penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan

bimbingan berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga

khusus penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muhammad

Rum dan ibunda Merita Sari atas untaian bait-bait do’a tulus yang tak terputus dari

beliau setiap saat, dan telah memberikan cinta kasih, mengasuh, mendidik,

membimbing dan memberikan motivasi dalam mencapai cita-cita. Hal ini juga

penulis sampaikan kepada saudara penulis yaitu telah memberikan semangat dalam

(4)

iii

menyelesaikan pendidikan penulis. Serta atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Ibu Rini Elvira,SE.,M.Si selaku ketua jurusan S1 Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

4. Bapak Dr. Miswardi, SH., M.Hum selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Baginda Parsaulian, SE,ME selalu membimbing dengan sabar dan telah berkenan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk meberikan bimbingan, arahan, dan masukan hingga akhir penulisan ini.

6. Seluruh dosen staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

7. Kepada Bapak Ibu staff Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas peminjaman buku yang

penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

(5)

iv

8. Sahabat-sahabat penulis Jurusan S1 Ekonomi Islam khususnya EI D yang selalu memberikan semangat dan juga bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT semoga amal dan kebaikan kita semua dibalas pahala.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa di dalamnya masih belum terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun penyampaian. Tak ada gading yang tak retak. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran dari pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 2020 Penulis

Mia Aprilia Sari

NIM : 3216.168

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Batasan Masalah ...8

C. Rumusan Masalah...8

D. Tujuan Penelitian ...8

E. Manfaat penelitian ...9

F. Penjelasan Judul ...10

G. Kajian Terdahulu ...11

BAB II LANDASAN TEORI A. Perdagangan internasional ...15

1. Pengertian perdagangan internasional ...15

2. Pengertian ekspor...16

3. Hubungan ekspor dengan pertumbuhan ekonomi ...19

B. inflasi ...22

1. Pengertian inflasi ...22

2. Teori inflasi ...24

3. Jenis dan indikator inflasi ...26

4. Penyebab inflasi ...32

5. Dampak inflasi ...33

6. Hubungan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi ...35

C. pertumbuhan ekonomi ...36

1. Pengertian pertumbuhan ekonomi ...36

2. Teori pertumbuhan ekonomi ...40

3. Faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi ...47

4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...49

E. kerangka pemikiran ...51

(7)

vi

F. hipotesis...52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...54

B. Waktu penelitian ...54

C. Jenis dan Sumber Data ...54

D. Variabel penelitian... ...54

E. Teknik Pengumpulan Data...55

F. Teknik Analisa Data ...55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum...62

B. Teknik analisis data...64

C. Pembahasan...72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...76

B. Saran...77

DAFTAR PUSTAKA

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2017Q1-2019Q4 3 Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor di Indonesia tahun 2017Q1-2019Q4 5 Tabel 1.3 kondisi inflasi di indonesia tahun 2017Q1-2019Q4 7

Tabel 1.4 Hasil study terdahulu 11

Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas 64

Tabel 4.2 Hasil Uji Autokorelasi 67

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 68

Tabel 4.4 Hasil Uji F 69

Tabel 4.5 Hasil Uji T 70

Tabel 4.6 Hasil koefisien determinasi ( R

2

) 71

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran 53

Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedasitas 65

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas 66

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi dalam perspektif yang luas dipandang sebagai suatu proses multidimensi yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan distribusi pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Dimana indikator ini pada dasarnya dapat mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya.

1

pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan mempengaruhi keberlangsungan pembangunan ekonomi dan dengan peningkatan tersebut akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Jadi, Pertumbuhan ekonomi ialah sebuah proses dalam perekonomian negara yang berlangsung dalam waktu tertentu menuju kondisi perekonomian yang lebih baik. Sebuah negara akan mengalami sebuah kemajuan apabila kehidupan masyarakat dalam negara mengalami kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

1

Adrian Sutawijaya. Pengaruh ekspor dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia

tahun 1980-2006. (jurnal ekonomi dan manajemen, vol. 6, no.7, 2017). Hlm 14

(11)

2

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang umumnya digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan dan kemajuan perekonomian suatu negara dengan ditunjukkan oleh perubahan output. pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional adalah tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) yang mencerminkan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi dalam perekonomian. Keadaan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari meningkatnya kenaikan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari pengangguran serta berkurangnya tingkat kemiskinan. Jika kondisi tersebut menurun dibanding periode sebelumnya, maka negara tersebut tidak bisa dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi namun justru mengalami kemunduran ekonomi.

2

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Dalam analisa makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan riil nasional yang dicapai oleh suatu negara/ daerah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terus berbenah untuk memperbaiki pembangunan, khususnya pada aspek perekonomian.

Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana

2

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007),

Hlm. 4

(12)

3

aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.

3

Dapat dilihat bagaimana perkembangan pertumbuhan ekonomi yang ada diindonesia sebagai berikut:

Tabel 1.1

Kondisi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2017Q1-2019Q4

Tahun Pertumbuhan ekonomi

Persentase (%)

2017Q1 5,01 -

2017Q2 5,01 0,05%

2017Q3 5,06 0,13%

2017Q4 5,19 -0,13%

2018Q1 5,06 0,21%

2018Q2 5,27 -0,1%

2018Q3 5,17 0,01%

2018Q4 5,18 -0,11%

2019Q1 5,07 -0,02%

2019Q2 5,05 -0,03%

2019Q3 5,02 -0,05%

2019Q4 4,97 -0,04%

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa dari kurun sepuluh tahun terakhir tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi. Pada tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2017 Q1 – 2017 Q4 mengalami kenaikan menjadi 0,13% yang berarti

3

Aziz Septiatin, Dkk, Pengaruh Inflasi dan Tingkat Pengangguran terhadap Pertumbuhan

Ekonomi, ( Jurnal Economi, Vol. 2, No. 1 Juli 2016). Hlm. 51

(13)

4

memiliki nilai positif. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan dan kenaikan terutama pada kuartal dua mengalami tingkat kenaikan cukup tinggi sebesar 5,27 namun memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan dari sebelumnya, kemudian pada tahun 2019 dari kuartal pertama sampai ke empat mengalami penurunan dimana pada kuartal 4 tahun 2018 lebih rendah dibandingkan yang mana penurunannya mencapai 0,21 persen hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya mitra dagang utama indonesia yang melambat.

Ada dua aspek yang menjadi penentu pertumbuhan ekonomi yaitu, pertumbuhan output GDP total dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan output GDP total dapat dicapai jika suatu negara memperoleh keuntungan dari kegiatan spesialisasi.

Spesialisasi dapat terwujud jika tersedianya pasar yang luas untuk menampung hasil produksi. Pasar yang luas dapat diperoleh dengan melakukan perdagangan internasional dan investasi. Kegiatan perdagangan internasional itu sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis golongan kegiatan perdagangan yaitu kegiatan ekspor dan impor.

Perekonomian terbuka memungkinkan terjadinya peningkatan aktivitas

perekonomian. Terciptanya kondisi yang borderless atau semakin mudahnya

mobilisasi pergerakan perekonomian antar negara, tentu saja memberikan

kesempatan yang luas bagi suatu negara untuk terlibat dalam perdagangan

internasional. Di antara bentuk aktivitas yang memberikan dampak perekonomian

yang cukup signifikan adalah aktivitas menjual barang dan jasa dari suatu negara ke

(14)

5

negara lain, aktivitas memperdagangkan produksi domestik ke pasar Internasional atau kegiatan Ekspor.

Kegiatan ekspor memberikan dampak yang positif bagi perekonomian suatu negara. Di antaranya adalah membentuk neraca perdagangan yang surplus dan memperkuat nilai tukar. Kemudian, peningkatan aktivitas ekspor akan menarik minat investor dalam menanamkan modalnya sehingga akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, dalam upaya meningkatkan ekspor, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan ekspor. Dimana ekspor sendiri dipengaruhi oleh kondisi sektor riil dan sektor produksi pada suatu negara.

Tersedianya akses permodalan untuk kebutuhan investasi serta pentingnya tata kelola kebijakan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi sangat menunjang untuk meningkatkan ekspor. Sementara itu, Kegiatan ekspor juga dipengaruhi oleh stabilitas harga domestik, produktivitas, dan nilai tukar. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini, bagaimana kondisi perkembangan ekspor di indonesia selama 3 tahun terakhir:

Tabel 1.2

Perkembangan Ekspor di Indonesia tahun 2017Q1-2019Q4

Tahun Ekspor (Triliun Rupiah) Persentase (%)

2017Q1 658.914.770.000.000 -

2017Q2 637.894.170.000.000 -3,19%

2017Q3 706.427.220.000.000 10,74%

2017Q4 738.824.350.000.000 4,59%

(15)

6

2018Q1 729.272.400.000.000 -1,29%

2018Q2 737.706.800.000.000 1,16%

2018Q3 840.064.460.000.000 13,88%

2018Q4 804.879.760.000.000 -4,19%

2019Q1 702.436.720.000.000 -12,73%

2019Q2 699.795.790.000.000 -0,38%

2019Q3 764.358.900.000.000 9,23%

2019Q4 748.044.190.000.000 -2,13%

Sumber : international financial statistics (IFS)-IMF, 2020

Mengamati perkembangan ekspor di Indonesia, arus ekspor di Indonesia menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa, Indonesia masih berupaya meningkatkan arus perdagangan di pasar internasional. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.2 dalam rentang Kuartal 1 hingga kuartal ke 3 tahun 2017, ekspor di Indonesia mengalami tren kenaikan yang cukup cepat. Namun, pada tahun 2018hingga akhir tahun 2019. Fluktuasi ekspor terus terjadi dan bahkan menunjukkan perlambatan. Kondisi terburuk terjadi pada kuartal ke-4 di tahun 2018 hingga kuartal pertama tahun 2019, di mana secara berturut ekspor mengalami penurunan sebesar 4,19 persen dan 12,73 persen.

Selain ekspor, inflasi juga menjadi salah satu masalah yang akan memberikan

dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana inflasi merupakan salah satu

keadaan perekonomian disuatu negara dimana terjadinya kecendrungan kenaikan

harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang yang

disebabkan oleh ketidakseimbangan arus barang dan uang. Menurut Sukirno (2012)

inflasi merupakan suatu proses terjadinya kenaikan harga-harga yang terjadi dalam

(16)

7

suatu perekonomian. Hal ini terjadi karena tidak seimbang arus uang dan barang yang disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi. Selain itu daya beli masyarakat juga cendrung melakukan konsumsi berdasarkan tingkat harga dan pendapatan. Perubahan harga yang tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat, sehingga terjadinya inflasi yang dapat melumpuhkan kegiatan produksi.

Inflasi juga merupakan masalah yang dihadapi setiap perekonomian. Sampai dimana buruknya masalah ini berbeda di antara satu waktu ke waktu yang lain, dan berbeda pula dari satu negara ke negara yang lain. tingkat inflasi yaitu presentasi kenaikan harga-harga dalam satu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi, dalam perekonomian yang pesat berkembang inflasi yang rendah tingkatannya yang dinamakan inflasi merayap yaitu inflasi yang kurang dari sepuluh persen setahun.

Seringkali inflasi yang lebih serius atau berat, yaitu inflasi yang tingkatnya mencapai diatas seratus persen setahun.

Permasalahan pertama yang paling kritis dalam kebijakan moneter adalah

kesulitan pengambil kebijakan dalam mengendalikan laju inflasi. Dalam pengertian,

memang laju inflasi indonesia relative rendah, lebih banyak dibawah dua digit, tetapi

selalu membutuhkan kerja ekstra keras. Selain itu, inflasi yang terjadi juga sangat

rentan apabila terjadi gangguan eksternal. Ketika terjadi guncangan atau (shock)

eksternal sedikit, seperti kenaikan harga pangan, atau energi, maka secara langsung

inflasi menjadi tidak terkontrol melebihi 10 persen. Dapat dilihat pada tabel 1.3

dibawah ini bagaimana kondisi inflasi di indonesia dari tahun 2017-2019 .

(17)

8

Tabel 1.3

Kondisi Inflasi di Indonesia Tahun 2017Q1-2019Q4

Tahun Inflasi Persentase (%)

2017Q1 3,61 0,76%

2017Q2 4,37 -0,65%

2017Q3 3,72 -0,11%

2017Q4 3,61 -0,21%

2018Q1 3,40 -0,28%

2018Q2 3,12 -0,24%

2018Q3 2,88 0,25%

2018Q4 3,13 -0,65%

2019Q1 2,48 0,8%

2019Q2 3,28 0,11%

2019Q3 3,39 -0,675

2019Q4 2,72 -0,89%

Sumber : bank indonesia (BI)

Mengamati kondisi inflasi di indonesia pada tabel 1.3 dapat dilihat bahwa inflasi juga mengalami kondisi yang fluktuatif sehingga inflasi yang mampu ditekan hingga di bawah 3% sama sekali tidak memberikan dampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama. hal tersebut menunjukkan permasalahan yang seharusnya diteliti lebih dalam tentang sejauh mana pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ekspor dan inflasi merupakan suatu masalah ekonomi utama yang dihadapi

oleh setiap negara, dari masalah tersebut dapat menyebabkan perekonomian yang

buruk serta akan menimbulkan efek buruk terhadap ekonomi. Berdasarkan uraian

(18)

9

latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, penulis ingin meneliti permasalahan ini dengan judul “ Analisis Pengaruh Ekspor dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”.

B. Batasan Masalah

Batas penelitian ini adalah Analisis Pengaruh ekspor dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan atau diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Seberapa Besar Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia?

2) Seberapa Besar Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia?

3) Seberapa Besar Pengaruh Ekspor dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan perumusan masalah di atas, penilitian ini bertujuan untuk :

1) Untuk Mengetahui Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

2) Untuk Mengetahui Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Indonesia

(19)

10

3) Untuk mengetahui pengaruh ekspor dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Di Indonesia

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yang akan digunakan oleh beberapa pihak, diantaranya adalah :

1. Bagi penulis

Sebagai bahan informasi ilmiah untuk menambah wawasan pengetahuan penulis khususunya dan pembaca umumnya seputar analisis pengaruh investasi syariah, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan nilai tukar rill terhadap ekspor di indonesia.

2. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan referensi serta memperkaya literasi yang terkait dengan ekonomi dan keuangan Syariah 3. Investor

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam menempatkan investasi yang berbasis syariah pada kegiatan ekonomi dan bisnis yang berorientasi pada ekspor

4. Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran secara khusus guna merumuskan kebijakan strategis yang mampu untuk meningkatkan akses pasar modal syariah terhadap sektor produksi berbasis ekspor

5. Manfaat Teoritis

(20)

11

Secara teoritis melalui penelitian berharap memberikan bukti empiris sehingga dapat di sajikan referensi dan pertimbangan bagi perkembangan penelitian selanjutnya dibidang yang sama.

6. Manfaat Praktis

Secara praktis dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi investasi terkait seperti pemerintah dan memajukan ekonomi indonesia.

F. Penjelasan Judul

Untuk lebih memudahkan pemahaman terhadap judul proposal ini, maka penulis merasa perlu memberikan penjelasan istilah-isltilah yang terdapat didalam judul proposal ini.

Analisis :merupakan penguraian suatu pokok secara sistematis dalam menentukan bagian, hubungan antar bagian serta hubungan secara menyeluruh untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat.

Pengaruh :daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang, kegiatan dan budaya yang ikut membentuk watak kepercayaan/kepuasan seseorang ataupun kelompok dalam cara melayani.

4

Ekspor :pengeluaran barang dari daerah pabean indonesia untuk dikirim ke luar negeri dengan mengikuti

4

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007). Hlm 646

(21)

12

ketentuan yang berlaku terutama mengenai peraturan kepabeanan.

Inflasi :gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Harga komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya.

5

Pertumbuhan ekonomi: upaya peningkatan kapasitas produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam suatu wilayah.

6

Berdasarkan pernyataan tersebut yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah melihat bagaimana Analisis Pengaruh ekspor, Inflasi Terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

G. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan ada beberapa penelitian terdahulu yang membahas permasalahan tentang ekspor dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Beberapa penelitian tersebut dapat menunjang dan dapat untuk membantu menyempurnakan penelitian penulis.

5

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro (Jakarta: FE UI 2004).

Hlm 155

6

Rahardjo Adisasmita, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Dan

Pertumbuhan Wilayah, Cetakan Pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2013) Hlm 4

(22)

13

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Kalsum (2017) Pengaruh pengangguran

dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di sumatra utara

Pengangguran berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

7

2. Rahmah Yulianti (2019)

Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi diprovinsi aceh periode 2015-2018 dalam perspektif ekonomi islam.

Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

8

3. Dara resmi asbiantari, Dkk (2016)

Pengaruh impor dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

Hasil dari penelitian ini yaitu impor barang modal memiliki pengaruh signifikan dalam jangka

7

Kalsum. Pengaruh Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatra Utara. (Jurnal Ekonomi Kawan, 2017).

8

Rahmah Yulianti. Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. (Jurnal Akuntansi

Muhammadiyah, Vol. 9, No. 2, 2019)

(23)

14

pendek terhadap

pertumbuhan ekonomi, sedangkan dalam jangka panjang variabel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah PMTB. sedangkan Ekspor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik jangka panjang maupun jangka pendek.

9

4. Dina Ayucninda (2013)

Analisis hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di indonesia.

Tidak ditemukan hubungan kausalitas yang terjadi dari pertumbuhan ekonomi terhadap inflasi, melainkan hubungan kausalitas yang ditemukan terjadi dari

inflasi terhadap

pertumbuhan ekonomi.

9

Dara Resmi Asbiantari,Dkk. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, (Jurnal

Ekonomi Dan Kebijakan Pembangunan, Vol. 5, No. 2, 2016

(24)

15 5. Yusra

mahzalera (2019)

Pengaruh inflasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia.

Dimana hasil dari penelitian tersebut, inflasi berpengaruh

positif terhadap

pertumbuhan ekonomi, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,

sedangkan ekspo

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

10

10

Yusra Mahzalena, Pengaruh Inflasi, Pengeluaran Pemerintah Dan Ekspor Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi. (Jurnal Ekonomi Regional, Vol. 2, No. 1, 2019).

(25)

16 BAB II

LANDASAN TEORI A. Perdagangan internasional

1. Pengertian perdagangan internasional

Perdagangan internasional merupakan proses pertukaran barang dan jasa antar agen ekonomi yang berada pada negara yang berbeda. Kegiatan perdagangan internasional pada dasarnya digerakkan oleh intensif yang sama seperti halnya kegiatan perdagangan pada umumnya (misalnya perdagangan antar individu, antar desa, antar kecamatan, antar kabupaten, atau antar provinsi dalam suatu negara) yaitu keinginan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan dari kegiatan tersebut dalam teori keseimbangan perekonomian, persoalan ini mencakup dua kegiatan, yaitu ekspor dan impor barang maupun jasa.

11

“international Business” atau “Perdagangan internasional” dapat didefenisikan terdiri dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara asal yang melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan yang dilakukan oleh perusahaan multinational coorporation (MNC) untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan teknologi (pabrik) dan perpindahan merek dagang.

Menurut Smith, pasar yang luas dapat diperoleh dengan melakukan perdaganagan internasional. Kegiatan perdagangan internasional itu sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis golongan kegiatan perdagangan yaitu kegiatan

11

Harry Waluya, Ekonomi Internasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995). Hlm. 3

(26)

17

ekspor dan kegiatan impor, tetapi disini hanya membahas bagaimana kegiatan ekspor saja.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perdagangan memiliki arti perihal dagang, urusan dagang, perniagaan. Sedangkan internasional memiliki arti menyangkut bangsa atau negeri seluruh dunia, antar bangsa. Jadi dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional dalam KBBI yaitu urusan dagang atau perniagaan yang menyangkut antar bangsa atau negeri seluruh dunia.

12

Maka dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional adalah kegiatan pertukaran barang dan jasa antar agen ekonomi yang berada pada negara yang berbeda untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan teknologi dan perpindahan merek dagang.

2. Pengertian Ekspor

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) ekspor memiliki arti pengiriman barang dagangan keluar negeri.

13

Defenisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui pelabuhan diseluruh wilayah republik indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial.

Menurut winardi (1999), ekspor adala benda-benda (termasuk jasa-jasa) yang dijual kepada penduduk negara lain. Selanjutnya ekspor adalah proses

12

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Perdagangan, Https://Kbbi.Web.Id/. Diunduh Pada Tanggal 01 Desember 2020

13

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ekspor, Http://Kbbi.Web.Id/. Diunduh Pada

Tanggal 01 Desember 2020

(27)

18

transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain, proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional.

Strategi ekspor digunakan karena resiko lebih rendah, modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya, strategi lainnya misalnya franchise dan akuisis.

14

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenui ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantaranya barang-barang, asuransi, dan jasa- jasa pada suatu tahun tertentu. Ekspor merupakan faktor yang sangat penting dalam meransang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan keidupan perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta penguatan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan

14

Anonim, Kebijakan Umum Di Bidang Ekspor, Departemen Perindustrian Dan Perdagangan

(Samarinda 2006). Hlm. 48

(28)

19

faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efesiensi alias produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki.

15

Kegiatan ekspor dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Ekspor langsung

Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannyam produksi terpusat dinegara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.

b. Ekspor tidak langsung

Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara/eksportir negara asal kemudian dijual ole perantara tersebut, Melalui perusahaan manajemen ekspor dan perusahaan pengekspor. Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung dan kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetauan terhadap operasi di

15

Dedi Suhendro, Pengaruh Investasi dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Diindonesia, ( Jurnal Tansiq, Vol. 2, No.1 Januari 2019). Hlm. 75

(29)

20

negara lain kurang. Umumnya industri jasa menggunakan ekspor langsung sedangkan industri manufaktur menggunakan keduanya.

16

3. Hubungan ekspor dengan pertumbuhan ekonomi

Ekspor merupakan salah satu faktor penunjang dalam merangsang pertumbuhan suatu daerah, kegiatan ekspor yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Dengan demikian, ekspor memainkan peran penting dalam pemilihan strategi pembangunan ekonomi dan karena itu setiap perubahan dalam jumlah ekspor akan mempengaruhi produk dalam negeri. Menurut Monireh Dizaji and Arash Ketabforoush (2014) peningkatan kapasitas ekspor akan meningkatkan produk domestik, hal ini disebabkan karena kegiatan ekspor merupakan salah satu komponen pengeluaran agregat, ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Ekspor dapat dikatakan proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jadi eksporjuga berpengaruh langsung dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tadaro dan smith (2008) mengatakan salah tolak ukur pelaksanaan pembangunan iyalah bagaimana pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi

16

Anonim, Kebijakan Umum Di Bidang Ekspor, Departemen Perindustrian Dan Perdagangan

(Samarinda 2006). Hlm. 46

(30)

21

dicerminkan dari produk domestik bruto (PDB). Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maka semakin baik kegiatan ekonomi.

17

Menurut Teori post neoclassical bawa ekspor memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana Balassa (1978) dan Kavoussi (1984) melakukan penelitian mengenai pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi didasarkan kepada fungsi produksi, hasil penelitian mereka menemukan bawa peningkatan ekspor memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. menurut Apridar (2009) ekspor merupakan salah satu faktor penunjang dalam meransang pertumbuhan suatu daerah, kegiatan ekspor yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Dengan demikian, ekspor memainkan peran penting dalam pemilihan strategi pembangunan ekonomi oleh karena itu setiap perubahan dalam jumlah ekspor akan mempengaruhi produk dalam negeri. Selanjutnya peningkatan kapasitas ekspor akan meningkatkan produk domestik, hal ini disebabkan karena kegiatan ekspor merupakan salah satu komponen pengeluaran agregat, ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai.

18

Peranan perdagangan luar negeri dalam pembangunan ekonomi cukup menonjol. Para ahli ekonom klasik dan neo-klasik mengungkapkan betapa pentingnya perdagangan internasional (ekspor) dalam pembangunan suatu

17

M.P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2006). Hlm. 230

18

Dedi Priyono, Analisis Hubungan Ekspor, Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja

Di Provinsi Bali, (Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 5, No. 12 Desember 206). Hlm. 140

(31)

22

negara, sampai-sampai dianggap sebagai mesin pertumbuhan. Pandangan sebaliknya beranggapan bahwa secara historis perdagangan luar negeri menyebabkan kesenjangan internasional, negara kaya menjadi lebih kaya dengan merugikan negara miskin. Karena itu dikatakan bahwa kendati negara terbelakang terpaksa mengorbankan manfaat yang timbul dari spesialisasi internasional.

19

Selain itu perlu adanya net ekspor pada perekonomian suatu negara karena net ekspor merupakan nilai ekspor suatu negara dikurangi nilai impornya. Eskpor merupakan salah satu sumber devisa. Untuk mampu mengekspor, negara tersebut harus menghasilkan barang-barang dan jasa dipasaran internasional. Kemampuan bersaing ini sangat ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, manajemen bahkan sosial budaya. Net ekspor yang dilakukan suatu negara akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi apabila nilai ekspor lebih besar dibandingkan dengan nilai impor sehingga akan meningkatkan pendapatan nasional dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

B. Inflasi

1. Pengertian inflasi

Inflasi adalah suatu kondisi dimana kenaikan harga barang secara umum terjadi terus menerus dalam suatu periode. Dengan adanya kenaikan harga-

19

Ari Mulianta Ginting, Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Indonesia, Buletin Ilmiah

Perdagangan, Vol. 7, No. 1, Juli 2013, hlm. 171

(32)

23

harga barang dan jasa akan mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan produksi sehingga perekonomian dapat dipacu untuk meningkatkan aktivitas produksi nasional. Namun perlu diingat bahwa inflasi dapat menurunkan daya saing dan akhirnya menyebabkan penurunan ekspor.

Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut mengacu pada gejala umum yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan harga-harga.

20

Menurut Bodie dan Marcus, inflasi merupakan suatu nilai dimana tiungkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang menunjukkan suatu kecendrungan akan naiknya harga-harga barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang, penyebab utama dan satu-satunya yang memungkinkan gejala ini muncul menurut teori kuantitas uang adalah yang terjadinya kelebihan uang yang beredar sebagai akibat penambahan jumlah uang dimasyarakat.

21

Pandangan kaum moneteris menganggap inflasi sebagai akibat dari jumlah uang yang beredar yang terlalu banyak, sehingga daya beli uang tersebut menurun. Sebagaimana akibat harga barang-barang menjadi naik. Sedangkan

20

Putri Sari Margerat Julianti Silaban & Raysa Rejeki, Pengaruh Inflasi, Ekspor Dan Impor Terhadap PDB Diindonesia. ( Jurnal NIAGAWAN, Vol. 9, No. Maret 2020). Hlm. 58

21

Bodie, Zvi Dan Alan J. Marcus. Investments. (Jakarta: Penerbit Salemba Empat 2001).

Hlm. 331

(33)

24

oleh masalah struktural seperti masalah gagal panen yang menyebabkan kekurangan persediaan baeang, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah permintaan secara keseluruhan. Sebagai akibat harga barang tersebut mengalami kenaikan.

22

Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang diambil untuk mengatasi inflasi sering menjasi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga, terjadinya guncangan dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.

23

Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai rill tabungan merosot karena masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang. Jika harga-harga mengalami kenaikan, maka orang-orang akan cendrung menggunakan uang dalam bentuk cash, untuk digunakan membeli barang-barang guna memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan jika terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi akan mendorong orang-orang untuk melakukan rush dan ini dapat menurunkan pendapatan bank dan pada akhirnya dapat menurunkan return on asset bank dan

22

Guritno Mangkoesoebroto & Algifari, Teori Ekonomi Makro Edisi III, ( Yogyakarta: STIE YKPN, 1998). Hlm. 165

23

Prima Audia Daniel, Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi.

Jurnal Of Economic And Business, Vol. 2, No. 1, Maret 2018. Hlm. 132

(34)

25

menyebabkan turunnya probabilitas suatu perusahaan sehingga akan menurunkan pembagian deviden dan daya beli masyarakat juga menurun.

Sehingga inflasi yang tinggi mempunyai hubungan negative dengan pasar ekuitas atau harga saham perusahaan.

Adapun yang menjadi sumber inflasi antara lain yaitu:

a. inflasi karena permintaan (Demand Pull Inflation).

b. inflasi karena bertambahnya uang yang beredar.

c. Inflasi karena kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation).

d. Inflasi campuran (Mixed Inflation).

e. Inflasi ekspektasi (Expected Inflation).

f. Kekacauan ekonomi politik.

24

2. Teori inflasi

Teori kuantitas uang David Hume dalam Mankiw, menyatakan bahwa bank sentral mengawasi jumlah uang beredar, memiliki kendali tinggi atas tingkat inflasi, jika bank sentral mempertahankan jumlah uang beredar tetap stabil maka tingkat harga akan stabil. Tetapi apabila bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar maka tingkat harga akan meningkat dengan cepat

Menurut Sukirno, (2008) inflasi yaitu kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan

24

Putri Sari Margerat Julianti Silaban & Raysa Rejeki, Pengaruh Inflasi, Ekspor Dan Impor

Terhadap PDB Diindonesia. ( Jurnal NIAGAWAN, Vol. 9, No. Maret 2020). Hlm. 58

(35)

26

dengan penawaran barang di pasar

25

. Inflasi adalah kecendrungan dari harga- harga untuk manaik secara umum dan terus menerus.

Menurut John Maynard Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya sehingga menyebabkan permintaan efektif mesyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat). Akibatnya akan terjadi inflationary gap celah inflasi. Celah inflasi ini timbul karena golongan-golongan masyarakat berhasil menerjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif terhadap barang. Pemerintah berusaha memperoleh bagian lebih besar dari output masyarakat dengan cara mencetak uang baru.

26

Pengusaha melakukan investasi dengan modal yang diperoleh dari kredit bank, serikat buruh atau pekerja memperoleh kenaikan harga. Hal ini terjadi karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia, maka harga-harga akan naik, adanya kenaikan harga-harga ini menunjukkan sebagian dari rencana-rencana pembelian barang dari golongan-golongan tersebut bisa dipenui. Proses inflasi akan terus melebihi harga-harga yang berlaku dari jumlah output yang tersedia, maka inflasi akan berhenti.

25

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro. (Jakarta: Rajawali Press 2004). Hlm.

333

26

Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. (UUP STIM YKPN, Yogyakarta: 2006).

Hlm. 22

(36)

27 3. Jenis dan indikator inflasi

Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebab terjadinya dan berdasarkan asalnya

a) Inflasi berdasarkan sifatnya

1) Inflasi ringan, yaitu inflasi yang masih belum mengganggu keadaan ekonomi, inflasi in dapat dikendalikan karena harga-harga naik secara umum, tetapi belum mengakibatkan krisis di bidang ekonomi dan inflasi ringan nilainya dibawah 10% per tahun

2) Inflasi sedang belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap. Inflasi ini berkisaran antara 10%-30%.

3) Inflasi berat, inflasi ini suda mengacaukan kondisi perekonomian, pada kondisi berat ini orang cenderung menyimpan barang, orang tidak mau untuk menabung karena bunga bank lebi renda dari laju inflasi. Inflasi ini berkisar 30%-100% per tahun.

27

4) Hyperinflasi, inflasi ini sudah mengacaukan perekonomian dan susah dikendalikan walaupun dengan tindakan fiskal. Inflasi berat ini nilainya diatas 100% per tahun.

27

Desrini Ningsih, Analisis Pengaruh Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Kemiskinan Diindonesia. Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 2, No. 1, April 2018

(37)

28 b) Inflasi berdasarkan sebabnya

1) Demand pull Inflation, inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran produksi.

2) Cost Push Inflation, inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.

3) Bottle Neck Inflation, inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran (Supply) atau faktor permintaan ( Demand ).

28

c) Inflasi berdasarkan asalnya

1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation ).

2) Inflasi yang berasal dari luar negeri ( Imported Inflation ).

Inflasi yang tinggi tidaklah baik karena sangat menyengsarakan masyarakat dalam suatu negara. Sebaliknya inflasi yang terlalu rendah juga sangat merugikan negara, maka dari itu kondisi inflasi wajarlah yang dapat memberikan keadaan positif bagi perekonomian suatu negara. Inflasi juga digunakan untukn mengartikan peningkatan persediaan uang akibat naiknya tingkat harga. Inflasi berpengaruh besar teradap produksi maupun ekspor dan impor. Inflasi menyebabkan turunnya produksi, terutama produksi barang yang

28

Putri Sari Margerat Julianti Silaban & Raysa Rejeki, Pengaruh Inflasi, Ekspor Dan Impor

Terhadap PDB Diindonesia. ( Jurnal NIAGAWAN, Vol. 9, No. Maret 2020). Hlm. 59

(38)

29

akan diekspor. Turunnya produksi ini disebabkan karena biaya produksi akan meningkat sehingga harga pokok dari hasil yang diproduksikan juga meningkat.

Tinggi rendanya inflasi pada suatu daerah/negara pada suatu waktu tertentu tergantung pada indikator serta tahun dasar yang digunakan. Beberapa indikator inflasi yang dapat digunakan adalah:

a. Suku bunga

Suku bunga memainkan peran penting dalam menggerakkan harga mata uang di pasar valuta asing. Sebagai lembaga yang menetapkan suku bunga, bank sentral merupakan aktor yang paling berpengaruh. Suku bunga mendikte arus investasi karena mata uang adalah representasi dari ekonomi suatu negara, perbedaan suku bunga memengaruhi nilai mata uang relatif dalam hubungannya dengan satu sama lain.

29

Suku bunga yang diberikan bank disebut dengan suku bunga nominal (nominal interest rate), sedangkan suku bunga yang di sesuaikan dengan inflasi di sebut dengan suku bunga rill (real interesr rate). Dimana hubungan antara suku bunga nominal, suku bunga rill dan inflasi sebagai berikut:

Suku bunga rill = suku bunga nominal - laju inflasi

Suku bunga rill adalah perbedaan antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Suku bunga nominal menunjukkan seberapa cepat jumlah dollar di rekening bank yang naik sepanjang waktu. Suku bunga rill

29

Sadono Sukirno. Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE 2008). Hlm. 120

(39)

30

menunjukkan seberapa cepat daya beli rekening bank kita naik sepanjang waktu.

b. Produk domestik bruto (PDB)

Di dalam suatu perekonomian, di negara-negara maju maupun negara- negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu di dapati produksi nasional di ciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri, perusahaan multi nasional beroperasi di berbagai negara dan membantu manaikkan nilai barang dan jasa yang di hasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara dimana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang di produksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan sering sekali juga membantu menambah ekspor.

Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau dalam istilah inggrisnya Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara-negara tersebut dan negara asing. Pendapatan Domestik Bruto itu sendiri sebagaimana diketahui, dapat dihitung atau di ukur dengan tiga macam pendekatan yaitu:

a) Pendekatan produksi

(40)

31

Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.

b) Pendekatan pendapatan

Menurut pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.

30

c) Pendekatan pengeluaran

Adapun menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan (2) pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok (3) pengeluaran konsumsi pemerintah (4) serta ekspor neto (yaitu ekspor dikurang impor) dalam jangka waktu setahun.

d) Indeks harga konsumen (IHK)

Indeks ini merupakan angka indeks yang menunjukkan tingkat arga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung

30

Lalu Muhammad Iswandi, “Prinsip Dasar Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi

Islam”, Jurnal, Vol. 7, No. 2, Desember 2013

(41)

32

perubahan harga barang-barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam suatu periode tertentu. Masing-masing arga barang dan jasa tersebut diberi pembobotan (weighted) berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa di anggap paling penting diberi bobot yang paling besar.

4. Penyebab inflasi

Inflasi dapat digolongkan karena penyebabnya yaitu sebagai berikut:

a. Natural Inflation dan Human Error Inflation. Natural Inflaton adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.

31

b. Actual / Anticipated / Expected Inflation / Unexpected Inflation. Pada Expected Inflationtingkat suku bunga pinjaman rill sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Sedangkan pada Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.

c. Demand Pull dan Cost Push Inflation. Demand Pull diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian. Cost Push Inflation adalah

31

Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).

Hlm. 254

(42)

33

inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran Agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.

d. Spiralling Inflation. Inflasi jenis ini adalah yang diakibatkan inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi begitu seterusnya.

Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation adalah inflasi dinegara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar internasional. Domestic Inflation bisa dikatakan inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.

5. Dampak inflasi

Inflasi sebenarnya mengandung dampak yang negatif dan positif, namun inflasi lebih banyak menimbulkan dampak negatif. Menurut para ahli ekonomi inflasi berakibat buruk bagi perekonomian, dampak inflasi bagi perekonomian secara keseluruhan, prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin memburuk, inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak rencana jangka panjang para pelaku ekonomi. Inflasi jika tidak ditangani maka akan susah untuk dikendalikan, inflasi cendrung akan bertambah cepat dan berdampak buruk bagi individu, masyarakat, penabung kredit dan produsen.

Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat sebagi berikut:

(43)

34

a. Menurut tingkat kesejahteraan masyarakat

Inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menjadi berkurang atau malah semakin rendah, apalagi bagi orang-orang yang berpendapatan tetap, kenaikan upah tidak secepat kenaikan harga-harga barang, maka inflasi akan menurunkan upah riil setiap individu yang berpendapatan tetap.

b. Memburuknya distribusi pendapatan

Bagi masyarakt yang berpendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan nilai riil dari pendapatannya dan pemilik kekayaan dalam bentuk uang. Dengan demikian inflasi akan menyebabkan pembagian pendapatan antara orang yang berpendapatan tetap dengan para pemilik kekayaan yang tidak akan pernah merata (Rahardja dan Manurung 2008).

32

Sedangkan bagi perekonomian nasional adalah sebagai berikut:

a. Investasi berkurang b. Mendorong tingkat bunga c. Mendorong penanaman modal

d. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan

e. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa yang akan datang

f. Menyebabkan daya saing produksi nasional berkurang g. Menimbulkan defisit neraca pembayaran

32

Rahardja & Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi Dan Makro Ekonomi).

(Jakarta: Salemba 2008). Hlm. 84

(44)

35

h. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat i. Meningkatnya jumlah pengangguran

6. Hubungan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi

hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi tela menjadi permasalahan ekonomi yang penting. Hubungan ini telah diperdebatkan dalam literatur ekonomi dan telah memperlihatkan hubungan yang berbeda dengan kondisi ekonomi dunia. Indikator dasar makro ekonomi dapat digunakan sebagai ilustrasi kondisi ekonomi suatu negara untuk mengukur kestabilan harga dalam negara tersebut. secara umum, tingkat inflasi dapat digunakan untuk mengukur kestabilan harga dalam ekonomi.

33

Kontroversi hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi ini awalnya berasal dari Amerika Latin pada tahun 1950an, dengan perdebatan antara struktualis dan monetaris.

34

Struktualis menganggap bahwa inflasi penting bagi pertumbuhan ekonomi, sebaliknya monetaris melohat bahwa inflasi merugikian bagi proses pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 1970an, fakta bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi mulai menurun dan tingkat inflasi tinggi, khususnya inflasi tinggi dan hyperinflation yang terjadi dinegara amerika latin tahun 1980an, telah menimbulkan pandangan bahwa inflasi memiliki efek negatif pada pertumbuhan ekonomi.

33

Dina Acyuninda & Umanto Eko.P, Analisis Hubungan antara Inflasi dan Pertumbuhan

Ekonomi Diindonesia, (Yogyakarta: BPFE 2003). Hlm. 5

(45)

36

Pada dasarnya tidak semua inflasi berdampak negatif pada perekonomian terutama jika inflasi dibawah sepuluh persen. Inflasi ringan justru dapat membangkitkan semangat para pengusaha untuk meningkatkan produksinya.

Inflasi yang dapat menghambat perekonomian jika inflasi melebihi sepuluh persen. Dengan adanya inflasi maka kenaikan tingkat inflasi menunjukkan adanya suatu pertumbuhan perekonomian, namun dalam jangka waktu panjang maka tingkat inflasi yang tinggi sangat memberikan dampak yang sangat buruk.

Dengan tingginya tingkat inflasi hal ini yang menyebabkan barang Domestic relative lebih mahal bila dibandingkat dengan harga barang impport.

C. Pertumbuhan ekonomi

1. Pengertian pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Menurut Michael P.Todaro pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai suatu proses dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang semakin besar.

35

35

M.P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2006). Hlm 245

(46)

37

Menurut Sun’an (2015), pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal). Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikann jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya.

Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologi yang diperlukan.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.

Disini dapat dilihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Ada dua sisi hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi output totalnya dan sisi jumlah penduduknya.

36

Indikator pertumbuhan ekonomi merupakan pertanda di dalam keidupan perekonomian. Jhingan (1994) menunjukkan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern yang muncul dalam analisis yang di dasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk, tenaga

36

Dedi Suhendro, Pengaruh Investasi dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Diindonesia, ( Jurnal Tansiq, Vol. 2, No.1 Januari 2019). Hlm. 76

(47)

38

kerja dan lain-lain. Adapun keenam ciri-ciri pertumbuhan ekonomi modern tersebut adalah sebagai beriku:

Pertama, laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita.

Pertumbuhan ekonomi modern sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju sejak akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, ditandai dengan kenaikan produk perkapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.

Kedua, Peningkatan produktifitas. Pertumbuhan ekonomi terlihat dari semakin meningkatnya laju produk perkapita terutama adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efesiensi dan produktifitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semaikn besarnya masukan sumber tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya efesiensi, atau kedua-duanya. Kenaikan efesiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input.

ketiga, laju perubahan struktur yang tinggi. Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi mencakup peralihan dari kegiatan pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dari skala unit–unit produksi dan peralihan dari perusahaan perorangan menjadi perusahaan berbadan hukum serta perubahan status kerja buruh.

Keempat yaitu, Urbanisai. Pertumbuhan ekonomi ditandai pula

dengan semakin banyaknya penduduk di negara maju yang berpindah dari

daerah pedesaan kedaerah perkotan.

(48)

39

Kelima yaitu ekspansi negara maju. Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama pada beberapa bangsa. Pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal dari pada bangsa lain. Hal ini sebagian besar disebabkan perbedaan latar belakang sejarah masa lalu.

dan yang terakhir adalah arus barang, modal dan orang antar bangsa. Arus barang, modal dan orang antar bangsa akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

37

Pada umumnya pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan perbandingan “Gross Domestic Product” (GDP) atau “Product Domestic Regional Bruto” (PDRB) untuk daerah, dan “Gross National Product” (GNP) untuk skala nasional. (Djoyohadikusumo Dalam Irma, 2000).

Sadono sukirno berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan viskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi, sektor jasa, dan pertambahan produksi barang modal. Jadi,

37

Sadono Sukirno. Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE 2008). Hlm. 230

Gambar

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 4.6  HasilUjiR 2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang akan saya lakukan berjudul “Hubungan Struktur Pedis dengan Kecepatan Lari 60 Meter Pada Siswa SMA Negeri 3 Semarang”.. Tujuan penelitian ini adalah

Masalah yang dihadapi adalah bagaimana menyajikan sebuah materi pembelajaran yang lengkap dan menarik sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam memahami pelajaran, dalam hal

Sedangkan pada hari libur (Minggu), berdasarkan analisis program Excel dan KAJI di bawah (Tabel 17 dan Gambar 3) mununjukan bahwa nilai derajat kejenuhan (DS) simpang

Hal ini ditunjukkan dengan peserta didik ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kelompok remaja di tempat tinggalnya, ikut membagikan masker

Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar..

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: 1) ada hubungan positif antara keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar Biologi siswa

Gambar 11a (sudut-sudut 10 cm dari dinding ruangan) menjelaskan bahwa pada sistem ventilasi pengalihan udara, semakin tinggi posisi ketinggian maka akan diperoleh

Sebagai bagian dari kata pengantar ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah memberi dukungan dan membantu penulis