• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.6. Pengertian Informasi Akuntansi

Harahap (1993), mengutip dati Accounting Principle Board (APB) Statement

No. 4 (1970) mendefinisikan akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif ; umumnya dalam ukuran uang, mengenai pengambilan suatu badan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa alternatif. Informasi akuntansi merupakan hasil dari suatu proses pengolahan data yang bersifat kuantitatif dalam ukuran uang, bersumber dari transaksi kegiatan operasi suatu badan usaha atau unit organisasi dapat berupa laporan keuangan badan usaha atau unit organisasi tersebut, untuk disampaikan kepada pihak yang memerlukan, dan dapat dipergunakan oleh para pihak yang berkepentingan dalam pengambilan berbagai alternatif keputusan ekonomi.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kuranya setahun sekali utuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan meliputi

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan perubahan modal, catatan dan materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan.

Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu badan usaha atau unit organisasi dapat dibedakan ke dalam dua kelompok yaitu pihak internal dan eksternal badan usaha atau unit organisasi. Pihak internal adalah mereka yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan misalnya manajmen perusahaan, untuk melihat kinerja perusahaan dan memproyeksikan kondisi usaha atau organisasi pada masa yang akan datang, sedangkan bagi karyawan untuk melihat stabilitas dan profitabilitas perusahaan serta kemampuan perusahaan memberikan balas jasa dan peluang karir pada masa yang akan datang. Pihak eksternal antara lain pemberi pinjaman (kreditur), yang tertarik terhadap informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakan pinjaman yang telah diberikan beserta bunga akan dapat dibayar oleh debitur sesuai dengan pernjanjian kredit yang ditandatangani kedua belah pihak. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk melihat berapa besar pajak yang dapat ditarik dari badan usaha atau unit organisasi tersebut. Dan masih banyak lagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu badan usaha atau unit organisasi, tentu saja sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak.

Pihak internal memanfaatkan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan dengan tujuan untuk mengendalikan badan usaha atau unit organisasi. Pihak eksternal memanfaatkan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan

dengan tujuan untuk melakukan analisis dan evaluasi kinerja badan usaha atau unit organisasi bukan untuk mengendalikannya.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2002) unsur laporan keuangan meliputi :

a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

d. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

e. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Laporan Keuangan yang disajikan manajemen badan usaha meliputi : a. Neraca

Merupakan gambaran umum posisi keuangan suatu badan usaha atau unit organisasi pada suatu tanggal tertentu. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas dan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu mengalami perubahan. Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan kemampuan badan usaha untuk mengendalikan sumber daya tersebut guna untuk memproyeksikan kemampuan menghasilkan kas atau setara kas pada masa yang akan datang. Informasi struktur

keuangan bermanfaat untuk memprediksi kebutuhan pinjaman dari lembaga keuangan maupun bukan lembaga keuangan, dan bilamana laba beserta arus kas dapat didistribusikan kepada para kreditur pada masa yang akan datang. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan badan usaha atau unit organisasi dalam memenuhi komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan penyediaan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka pendek, sedangkan solvabilitas berkaitan dengan kemampuan penyediaan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka panjang.

b. Laporan laba rugi

Menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba rugi suatu badan usaha atau unit organisasi pada suatu periode tertentu. lnformasi kinerja terutama berkaitan dengan kemampuan menghasilkan laba, diperlukan untuk memprediksi kapasitas dalam menghasilkan arus dan seluruh sumber daya yang ada dan juga bermanfaat untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas pemanfaat sumber daya yang dimiliki pada masa yang akan datang

c. Laporan arus kas.

Menggambar dan memuat sumber dan penggunaan dana suatu badan usaha atau unit organisasi selama satu periode tertentu. Informasi perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi yang berguna bagi para pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan badan usaha atau unit organisasi untuk mempergunakan arus kas yang ada.

Horne dan Wachowicz (1977), menyatakan dari laporan keuangan yang disajikan manajemen dapat dilakukan pengelompokkan rasio keuangan yaitu likuiditas (current ratio, cash ratio), pengungkit (debt to equity ratio), pencakupan (time interest earned ratio), aktivitas (accounts receivable turnover, inventory turnover, assets turnover) dan keuntungan (net profit ratio on sales, reutrn on investment ).

Berdasarkan pengelompokkan ratio keterangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Current ratio

Melalui analisis current ratio akan diketahui kemampuan perusahaan untuk dapat menyelesaikan kewajiban segera termasuk dan tidak terbatas hanya kewajiban untuk membayar bunga dan pokok kredit tetapi termasuk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lainnya kepada para kreditur perusahaan.

b. Quick ratio

Quick ratio yaitu membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan dengan kewajiban lancar, untuk melihat ketersediaan kas atau aset setara kas guna memenuhi kewajiban yang segera dibayar dengan kas.

c. Inventory turn over

Analisis inventory turn over bertujuan untuk melihat perputaran persediaan dalam hubungannya dengan penjualan yang berhasil dilakukan perusahaan. Semakin tinggi inventory turn over menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola persediaan dan kas yang tertanam di persediaan dengan baik.

d. Fixed assets turn over

Analisis fixed assets turn over untuk melihat sampai seberapa besar aktiva tetap dapat dimanfaatkan dalam operasional usaha untuk menghasilkan pendapatan.

e. Profit margin

Analisis profit margin dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan yang dikelola calon debitur dalam menghasilkan laba bersih.

f. Return to total assets

Analisis return to total assets dilakukan untuk melihat efektivitas perusahaan memanfaatkan sumber daya secara menyeluruh guna menghasilkan laba bersih.

g. Rentabilitas ekonomis

Analisis rentabilitas ekonomis dilakukan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal debitur untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak.

h. Return on net worth

Untuk melihat kemampuan ekuitas dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik, yaitu melalui analisis terhadap return on net worth, dengan membandingkan laba bersih dengan ekuitas,

i. Debt to equity

Analisis debt to equity dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi

leverage yaitu berapa besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur untuk mendukung operasional perusahaan, apakah kondisi leverage masih berada pada tingkat yang wajar atau telah berada pada posisi yang mengkawatirkan.

j. Time interest earned ratio

Analisis time interest earned ratio, dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak dan bunga untuk dapat membayar kewajiban bunga pinjaman.

k. Account receivable turn over

Analisis Account receivable turn over, untuk melihat likuiditas piutang dalam hubungannya dengan penjualan yang berhasil dilakukan perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola piutang dan kas yang tertanam di piutang dengan baik.

l. Total assets to debt ratio

Bank melakukan analisis terhadap variabel ini untuk melihat seberapa besar porsi aktiva yang dimiliki yang dibiayai melalui hutang. Harahap (1993), mengutip dari Accounting Principle Board menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan sebagai berikut :

a. Tujuan khusus adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan General Accepted Accounting Principle ( GAAP )

b. Tujuan umum meliputi;

a). Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, menunjukkan posisi keuangan dan inventasiya, untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya serta menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

b). Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada kreditur, supplier, karyawan, pajak dan mengumpulkan dana untuk perluasan, memberikan

informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan serta menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.

c). Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir penghasilan yang potensial dari badan usaha atau unit organisasi.

d). Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

e). Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

c. Tujuan Kualitatif, untuk mencapai tujuan khusus dan umum maka laporan harus memenuhi tujuan kualitatif berikut ini :

a). Relevance. yang berarti menyeleksi informasi yang lebih mungkin membantu para pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.

b). Understandability, informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.

c). Verifiability, hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama dengan menggunakan ukuran yang sama.

d). Neutrality. laporan akuntansi harus netral terhadap para pihak yang berkepentingan, informasi ditujukan kepada umum bukan kepada pihak yang khusus atau tertentu saja.

e). Timeliness, Laporan keuangan hanya akan bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat

f). Comparability, Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan artinya prinsip akuntansi yang digunakan harus sama terhadap perusahaan yang sejenis.

g). Completeness, informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak bagi para pemakai.

Memperhatikan tujuan laporan keuangan di atas dapat disampaikan bahwa laporan keuangan akan dapat berdaya guna bagi para pemakai sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan posisi dan derajat kepentingan masing-masing pemakai.

Laporan keuangan yang disajikan manajemen memiliki keterbatasan, sehingga pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tidak tersesatkan dalam pengambilan keputusan. Harahap (1993) keterbatasan laporan keuangan

meliputi :

a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu melupakan laporan atas kejadian masa lalu, karena laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan bersifat umum, artinya tidak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu takta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan, jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kewajaran laporan keuangan.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

f. Laporan keuangan lebih menekankan pada nilai ekonomis suatu peristiwa / transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).

g. Laporan keuangan disusun dengan mempergunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat keberhasilan antar perusahaan.

i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dimungkinkan untuk dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

Informasi yang disajikan manajemen, mengenai aktifitas usaha yang berkaitan dengan aspek keuangan disajikan dalam laporan keuangan. Full disclosure, terhadap laporan keuangan akan memberikan information symmetry sehingga keputusan yang diambil oleh para pemakai tidak akan tersesatkan. Namun demikian sebaliknya apabila terjadi information symmetry, maka keputusan yang dibuat akan merugikan para pihak yang berkepentingan. Scott (1997) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis information asymmetry yaitu :

a. Adverse selection, there are numerous adverse selection problem. An investor may be unsure of the quality of an entrepreneur who is going public. Shareholders may be unsure of the quality of manager they are hiring. Manager may be unsure of the quality of a prospective employee. Investor may be unsure of the accuracy of a manager’s disclosure of firm prospect…….. The information asymmetry arises because one party has knowledge nor possessed by the other, all parties may benefit from a reduction of information asymmetry. This is the problem of inside information which occurs because some persons, such as firm managers and others insiders, will know about the current condition and future prospects of the firm than will outside investors.

b. Moral hazard, the information asymmetry arises because some parties cannot observe the actions of others when those actions affect the interests of all parties to the transaction. ... This is the problem of motivating manager effort. It occurs because of the separation of ownership and control that characterizes most large business entities. It is effectively impossible for shareholders and creditor's to observe the extent and quality of top-manager effort on their behalf. Then the manager may be tempted to shirk on effort blaming any deterioration of firm performance on factors beyond his or her control. Obviously, if this happens, there are serious implications both for investor and for the efficient operation of the economy.

Dokumen terkait