• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Kas dan Internal Akuntansi

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA LOTTE MART CENTER POINT MALL

A. Pengertian Kas dan Internal Akuntansi

Untuk memenuhi lebih dalam tentang pengertian sistem pengendalian internal kas maka penulis menjelaskan definisi dari kas dan pengendalian terlebihi dahulu :

a. PengertianKas

Kas ( Cash) adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas/logam dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat diambil setiap saat.Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengungkapkan pengertian kasadalah“Kas terdiri atas saldo kas (Cash On Hand), rekening giro, atau setara kas (Cash Equivalent) adalah sebuah investasi yang bersifat sangat likuid, berjangka pendek dan bisa dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko atas perubahan nilai yang signifikan”.Ini menandakan bahwa perusahaan memiliki resiko yang relatif lebih kecil untuk tidak bisa memenuhi kewajiban (hutang)

finansialnya. Namun hal ini tidak berarti sebuah perusahaan harus terus berusaha mempertahankan persediaan kas dengan jumlah yang sangat besar, karena makin besar rekening kas itu artinya makin besar dana yang menganggur (tidak digunakan) dan nantinya akan memperkecil laba perusahaan yang akan didapat.

MenurutGarbutt (1985)dalam Basalamah,A (1994:11) pengertian kas secara umum yaitu kas adalah uang yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan Menurut Gito Sudarmo, I dan Basri (1995 : 61)mengemukakan pengertian kas adalah sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang ada dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya dan menurut Djarwanto,Ps (1996 : 37)mengemukakan bahwa kas adalah uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.

Kas tidak hanya disimbolkan pada uang tunai saja, contohnya pada koperasi Eka Bakti sumber-sumber penerimaan kas muncul dari transaksi-transaksi seperti penerimaan dari pengumpulan piutang, tabungan, simpanan berjangka, simpanan-simpanan lain, bunga, penjualan aktiva tetap, dan penghasilan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kasnya bisa muncul dari berbagai pembayaran tunai, misalnya untuk penyaluran pinjaman, pembayaran kembali tabungan, upah tenaga kerja, biaya-biaya tunai, pembelian aktiva tetap untuk periode yang bersangkutan, pajak dan

pembayaran SHU (Sisa Hasil Usaha). Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kas adalah modal kerja yang sifatnya paling likuid/ lancar. Semakin besar jumlah nominal kas yang terdapat pada suatu perusahaan artinya makin tinggi tingkat likuiditasnya.

b. Pengendalian Internal

Dalam teori akuntasi dan organisasi, pengendalian internal atau internal controldidefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan

keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Internal, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.

Sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Internal yang dikemukakan commite on Auditing Procedur American Institute of Carified Public Accountant (ICPA) adalah Pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan.

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)Pengendalian Internal di definisikan sebagai “Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.”

Menetapkan pengendalian internal yang diterapkan dalam suatu perusahaan sangat penting sekali untuk mengetahui bagaimana kerangka prosedur-prosedur yang berhubungan dan disusun dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan oleh fungsi utama

dari perusahaan dan urutan yang berkesinambungan serta melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.

Dari beberapa definisi yang diungkapkan di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa, Pengendalian Intern merupakan suatu “Pengendalian” yang terdiri dari berbagai macam unsur dengan tujuan untuk melindungi harta ,benda perusahaan, meneliti ketetapan dan seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisien operasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan.

c. Akuntansi

Menurut Niswonger,Warren,Reeve, Fess (2005 :10)“Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada para pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi keuangan”.

Menurut Mardiasmo (2000:1) “Akuntansi adalah seni pencatatan,penggolongan peringkasan dan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara tertentu yang sistemtis,serta penafsiran terhadap hasilnya”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi adalah suatu seni mencatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dengan cara yang berarti untuk mendapatkan informasi yang bersifat keuangan yang dibutuhkan suatu organisasi agar dapat beroperasi secara efisien,

mengetahui hasil kerja selama ini dan merencanakan kegiatan ke depan agar lebih baik.

Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi, perkembangan ini juga mengakibatkan perubahan beberapa istilah dan teknik yang digunakan jika sebelumnya proses data akuntansi menjadi informasi disebut dengan sistem akuntansi maka dewasa ini disebut sistem informasi akuntansi.

Pengertian yang jelas mengenai sistem informasi akuntansi yang diuraikan oleh Bodnar dkk (2000 : 1) adalah:“Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi yang dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan”.

Sistem Infromasi Akuntansi merupakan kesatuan dan keseluruhan komponen yaitu modal dan manusia, untuk mengolah data transaksi dalam menyiapkan informasi keuangan yang berguna bagi para pemakai informasi keuangan dalam membuat keputusan untuk mencapai berbagai tujuan dalam kesatuan usaha dan dalam penggunaan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin. Sistem informasi Akuntansi dapat juga dipakai untuk menentukan indikasi kinerja (performance indicator) sebagai dasar penilaian kinerja. Indikator kinerja dapat berupa finansial dan non-finansial.

Dari defenisi Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat kaitan yang erat antara akuntansi dan sistem informasi. Akuntansi membentuk sebagian besar informasi umum yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam konteks ini akuntansi menjadi bagian dari sistem informasi umum dari suatu kesatuan yang beroperasi sekaligus menjadi bagian dari suatu bidang dasar yang dibatasi oleh konsep informasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dengan tujuan memberikan informasi kepada para pengguna informasi untuk pengambilan keputusan manajemen dengan menggunakan berbagai sumber daya.

B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Kas

Dalam pelaksanaan kegiatan instansi saat ini. Manajemen membutuhkan sistem pengendalian internal untuk melakukan perencanaan yang merupakan langkah awal sebelum melakukan kegiatan usaha. Perencanaan tersebut bertujuan menentukan tujuan, menyusun target yang akan dicapai, menyusun anggaran dan untuk mengambil keputusan yang efektif dalam mencapai tujuan-tujuan instansi yang terkait. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan instansi pada waktu yang akan datang siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana jika

terjadi kegagalan. Manfaat dari adanya perencanaan pada sistem pengendalian internal adalah :

1. Instansi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

2. Kemajuan dapat terus dipantau dan diukur sehingga tindakan korektif dapat diambil apabila tingkat pelayanan publik tidak memuaskan.

3. Dapat mempercepat dalam menghimpun dan mengkaji data objek kantor cabang dan pendapatan lainnya sesuai standar yang ditetapkan. 4. Dapat mempermudah pengembangan sistem otomatisasi dan

komputerasisasi penyajian data objek, subjek dan potensi pendapatan dan pendapatan lainnya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Oleh karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik atas kas dan bank. Sistem pengendalian kas (cash control system) adalah prosedur yang dianut untuk menjaga dana kas perusahaan. Sistem ini membentuk pengendalian intern yang memadai terhadap kas.

Pengendalian internal kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak diselewengkan. Meskipun penyelewengan itu tidak mungkin untuk dihilangkan tetapi dengan pengendalian intern kas penyelewengan ini dapat dihindari.

Tujuan utama pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan dapat terjadi. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada tahap pertama bertujuan agar tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-instruksi yang dikeluarkan. Pada tahap berikutnya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya. Jadi sistem pengawasan harus dapat dengan segera melaporkan penyimpangan dari rencana.Proses pengawasan biasanya terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1. Penetapan standar pelaksanaan (Perencanaan).

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. 3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata.

4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar. 5. Pengambilan tindakan koreksi bila perlu.

Pengendalian internal kas ada 2 yaitu:

1. Pengendalian internal untuk Penerimaan Kas a) Semua penerimaan kas harus segera dicatat

b) Hendaknya semua penerimaan kas pada hari itu juga harus disetor ke bank

c) Adanya pemisahan fungsi antara petugas yang menangani penerimaan kas dilakukan dengan mesin cash register

2. Pengendalian internal untuk Pengeluaran Kas

a) Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yang tidak efisien jika dilakukan menggunakan cek dapat dilakukan dengan menggunakan dana kas kecil.

b) Cek harus ditandatangani minimal 2 orang pejabat

c) Cek yang batal digunakan/salah tulis harus diasir dengan rapi d) Hendaknya diberikan cap lunas untuk bukti dan cek yang sudah dikeluarkan

Tujuan umum dari pengendalian internal kas adalah sebagai berikut: 1. Adanya pemisahan tugas.

Pemisahan tugas ini harus dilakukan supaya kas dapat lebih terjaga keamanannya dari segala persekongkolan.

2. Semua transaksi kas diotorisasi dan dicatat dengan tepat.

Pengendalian internal kas bertujuan supaya transaksi yang telah terjadi mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang, dapat dicatat dengan tepat sehingga manajemen dapat mengevaluasi semua informasi terhadap transaksi dengan benar

Dengan uang kas yang cukup perusahaan dapat menggunakan uang kas tersebut untuk membayar utang yang telah jatuh tempo. Dan apabila terdapat kelebihan uang kas maka perusahaan dapat menggunakan uang kas yang menganggur tersebut untuk investasi perusahaan.

4. Mencegah hilangnya uang kas akibat kecurangan.

Dengan pengendalian internal kas diharapkan segala penyalahgunaan kas dapat ditekan serendah mungkin. Pengendalian internal yang berfungsi dengan baik dan efektif akan membantu manajemen dalam mengambil keputusan.

Pengendalian internal kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak diselewengkan. Meskipun penyelewengan itu tidak mungkin untuk dihilangkan tetapi dengan pengendalian internal kas penyelewengan ini dapat dihindari. Pengendalian internal dalam perusahaan sangat diperlukan untuk mengawasi dan memberikan jaminan terhadap keamanan harta perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk mengawasi kondisi perusahaannya dengan menjaga seluruh aktivitas operasi perusahaan dengan suatu pengendalian yang baik. Pengendalian yang sangat penting diperhatikan adalah kas.

Fungsi Pengendalian Internal Kas

Fungsi pengendalian internal kas secara umum antara lain ialah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan

oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Beberapa hal pokok fungsi pengendalian internal kas antara lain :

1. Menjaga asset perusahaan dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya pencurian, pembobolan, manipulasi, dankorupsidilakukan (fraud) oleh pihak-pihak tertentu, serta penggunaaan harta kekayaan perusahaan yang tidak diotorisasi.

2. Meningkatkanakurasidankepercayaandaricatatanakuntansidengancaram engurangiresikokesalahandalam proses akuntansi.

3. Mendorongdicapainyaefisiensisertadipatuhinyakebijakanmanajementen tangkas.

Dokumen terkait