• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

5. Pengertian Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

commit to user

Berdasarkan Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Harapan Hidup 70,5, Angka Kematian Ibu 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 34/1000 kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4%. Status kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih besar.

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero)

commit to user

dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Program ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan program tahun 2008.. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya disebut JAMKESNAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.

a) Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS

Tujuan Umum : Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

commit to user

Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

b) Sasaran

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.

c) Ruang Lingkup Program Jamkesmas

1) Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Primer

Pelayanan rawat jalan tingkat primer yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas dan jaringannya di wilayah tersebut yang mencakup :

Pemeriksaan kesehatan dan konsutasi kesehatan Pelayanan pengobatan umum

Pelayanan gigi termasuk cabut dan tambal Penanganan gawat darurat

Pelayanan gizi buruk

commit to user

Pelayanan kesehatan ibu dan anak

Pelayanan imunisasi wajib bagi bayi dan ibu hamil Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah

Pelayanan Keluarga Berencana termasuk penanganan efek samping dan komplikasi

Pelayanan Laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya Pemberian obat

rujukan

b. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Primer, Pelayanan rawat inap mencakup:

Penanganan Gawat Darurat

Perawatan pasien rawat inap termasuk perawatan gizi buruk dan gizi kurang

Perawatan persalinan

Perawatan satu hari (one day care) Tindakan medis yang diperlukan Pemberian obat

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya rujukan

c. Pelayanan Pertolongan Persalinan, mencakup: Observasi proses persalinan

Pertolongan persalinan normal

commit to user

Pelayanan gawat darurat persalinan Perawatan nifas

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain Pemberian obat

Akomodasi dan makan pasien Rujukan

d. Pelayanan Spesialistik

Puskesmas dan jaringannya yang memiliki fasilitas pelayanan spesialistik baik berupa pelayanan dokter spesialis yang bersifat tetapmaupun pelayanan penunjang spesialistik (laboratorium, radiologi, dll) maka kegiatan tersebut dapat menjadi bagian kegiatan program jamkesmas di puskesmas dan jaringannya tetapi perlu pengaturan khusus (perlu pembatasan khususnya berbagai jenis tindakan dengan memperhatikan kondisi sarana, prasarana, kompetensi dan ketersediaan dana).

e. Pelayanan Rujukan

Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis sehingga harus dapat melakukan kendali dalam hal rujukan.

f. Jenis pelayanan kesehatan perorangan primer yang dibatasi dan tidak dijamin oleh Jamkesmas

Jenis pelayanan kesehatan yang dibatasi, pelayanan yang bersifat spesialistik hanya untuk rawat jalan sedangkan perlu

commit to user

dibatasi berbagai tindakan operatif, rawat inap oleh dokter spesialis dengan pertimbangan ketersediaan sarana, prasarana, kompetensi, dan ketersediaan dana.

Jenis pelayanan kesehatan tidak dijamin, yaitu: pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan, bahan dan alat juga tindakan yang bertujuan untuk kosmetika, general check up, prothesis gigi tiruan, pengobatan alternatif dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah, rangkaian pemeriksaan pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat keturunan termasuk bayi tabung dan pengbatan impotensi, pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam, pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial.

2) Upaya Kesehatan Masyarakat Primer Bersifat Pencegahan Sekunder Upaya pencegahan sekunder diwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan melalui optimalisasi peran masyarakat dengan memberdayakan kader dalam kegiatannya. Upaya kesehatan masyarakat yang bersifat pencegahan sekunder ini berlaku bagi sasaran semua masyarakat tanpa memperhatikan status peserta jamkesmas atau non jamkesmas. Kegiatan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat pencegahan sekunder meliputi:

commit to user

Upaya kesehatan yang dimaksud adalah diagnosis awal/dini dari berkembangnya suatu faktor resiko penyakit dan kemungkinan berkembangnya suatu penyakit di masyarakat. Kegiatan yang termasuk dalam kegiatan ini bersifat selektif antara lain:

Surveilans penyakit menular dan tidak menular Surveilans gizi pada balita, ibu hamil

Surveilans kesehatan ibu dan anak Deteksi dini penyakit

b. Tindakan yang tepat

Tindakan yang tepat untuk mengurangi faktor resiko ancaman penyakit tersebut terhadap masyarakat. Kegiatan ini bersifat seektif, antara lain:

Penyemprotan/fogging lalat, nyamuk, kecoa Abatesasi, pemberantasan sarang nyamuk Tindakan kaporitisasi sumber air bersih Pemantauan ibu hamil resiko tinggi Sweeping KIA, imunisasi, gizi buruk

Distribusi makanan tambahan pada gizi buruk

6. Strategi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta dalam peningkatan

Dokumen terkait