• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PENGGUNA JAMKESMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PENGGUNA JAMKESMAS"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

PENGGUNA JAMKESMAS

Oleh : KURNIAWATI

D1109016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta

Kakakku Andri

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

A

Puji syukur selalu tercurah kepada Allah SWT dan Rosul-Nya Nabi

Muhammad SAW yang senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya

kepada setiap umat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi yang

berjudul Strategi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta dalam

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pengguna Jamkesmas , ini dengan baik dan lancar.

Skripsi ini disusun sebagai syarat guna mendapatkan gelar Sarjana pada

Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sebelas Maret. Skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan dukungan

serta bimbingan dari berbagai pihak. Tanpa mengurangi rasa hormat, dengan

kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si., selaku pembimbing, yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan, dorongan, dan pengarahan sehingga

penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing Akademis.

3. Bapak Drs. Pawito, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi, yang telah memberi bekal

ilmu pengetahuan selama penulis menempuh kuliah.

5. dr.Sumartono Kardjo, M.Kes selaku Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di RSUD

Kota Surakarta.

6. Bapak Sutopo selaku kepala Bagian Kepegawaian dan Ibu Danar selaku

Perekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta yang telah

banyak membantu dan berbagi informasi dan data-data yang dibutuhkan oleh

(7)

commit to user

vii

7. Ibu Charohmah selaku Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta

yang telah memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan oleh penulis

dalam menyusun skripsi ini.

8. Bapak dan Ibuku yang selalu mendoakanku. Terima kasih untuk kasih sayang,

perhatian, pengorbanan, dan doa yang selama ini Bapak dan Ibu berikan.

9. Kakak dan adik-adikku, terimakasih karena selalu mendukungku, mendoakan,

memotivasi dan menyemangatiku untuk terus maju dan pantang menyerah.

10.

Sahabat-11.Teman-teman Administrasi Negara Non Reguler 2009

12.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih sangat

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap

semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

pembaca.

Surakarta, Oktober 2011

(8)

commit to user

4. Pengertian Kualitas Pelayanan Kesehatan ... 30

5. Pengertian Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) ... 35

6. Strategi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta dalam meningkatkan Pelayanan Kesehatan bagi pengguna Jamkesmas ... 42

7. Kerangka Pemikiran ... 44

(9)

commit to user

ix BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 47

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi ... 55

4. Sejarah Singkat RSUD Kota Surakarta ... 55

5. Visi dan Misi ... 55

6. Landasan Hukum ... 56

7. Tugas Pokok dan Fungsi ... 56

8. Sumber Daya Manusia RSUD Kota Surakarta ... 57

9. Struktur Organisasi RSUD Kota Surakarta ... 62

10.Tugas-Tugas ... 62

(10)

commit to user

x

12.Jenis Pelayanan RSUD Kota Surakarta ... 73

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 79

1. Peningkatan Jenis Pelayanan Kesehatan ... 79

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana ... 82

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia yang Profesional ... 88

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 111

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Data Jumlah Rumah Sakit di Eks Karesidenan Surakarta ... 6

Tabel I.2 Data Perkembangan Jumlah Pasien Pengguna Jamkesmas RSUD

Kota Surakarta tahun 2010 ... 7

Tabel 1.3 Data Sumber Daya Manusia RSUD Kota Surakarta ... 58

Tabel 1.4 Data Jumlah Pegawai RSUD Kota Surakarta Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 59

Tabel 1.5 Data Jumlah Pegawai RSUD Kota Surakarta Berdasarkan Tingkat

Golongan ... 60

Tabel 1.6 Data Jumlah Pegawai RSUD Kota Surakarta Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 61

Tabel 1.7 Data Sarana dan Prasarana RSUD Kota Surakarta ... 72

Tabel 1.8 Data Jenis Layanan Kesehatan RSUD Kota Surakarta 2009-2010 .. 80

Tabel 1.9 Data Peningkatan Sarana dan Prasarana RSUD Kota Surakarta ... 83

Tabel 1.10 Data Diklat di RSUD Kota Surakarta ... 90

Tabel 1.11 Matriks Hasil Penelitian Tentang Strategi RSUD Kota Surakarta

Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pengguna

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Strategi Rumah Sakit Daerah Kota

Surakarta Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengguna

Jamkesmas ... 45

Gambar 2.2 Model Analisis Data ... 54

Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUD Kota Surakarta ... 62

Gambar 2.4 Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan Pengguna Jamkesmas ... 94

Gambar 2.5 Alur Pelayanan Pasien UGD Pengguna Jamkesmas ... 95

Gambar 2.6 Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap Pengguna Jamkesmas ... 96

(13)

commit to user

xiii ABSTRAK

Kurniawati, D1109016, STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KOTA SURAKARTA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN BAGI PENGGUNA JAMKESMAS. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Jamkesmas merupakan suatu program kesehatan dari pemerintah untuk masyarakat miskin untuk melakukan pengobatan di rumah sakit dan puskesmas yang ditunjuk pemerintah. RSUD Kota Surakarta merupakan salah satu rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melayani masyarakat/pasien pengguna Jamkesmas. Banyaknya keluhan pengguna Jamkesmas mengenai adanya perbedaan pelayanan antara pasien umum dan pasien pengguna Jamkesmas serta prosedur pelayanan yang berbelit-belit. RSUD Kota Surakarta diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien pengguna jamkesmas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta. Strategi RSUD Kota Surakarta dalam peningkatan kualitas pelayanan pengguna Jamkesmas. Dalam penelitian ini strategi RSUD meliputi peningkatan jenis layanan kesehatan, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan Sumber Daya Manusia yang profesional.

Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif yang menggambarkan keadaaan senyatanya. Sumber datanya meliputi data primer yang diperoleh melalui proses wawancara dan data sekunder yang berasal dari dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling dan snowball sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Teknik pengumpulan data adalah dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Uji validitas data adalah dengan teknik trianggulasi data yaitu dengan menguji data yang sejenis dari berbagai sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan Teknik deskriptif kualitatif.

(14)

commit to user

xiv ABSTRACT

Kurniawati, D1109016, THE STRATEGY OF SURAKARTA LOCAL

GENERAL HOSPITAL IN IMPROVING THE QUALITY OF HEALTH CARE FOR THE JAMKESMAS USER. Thesis. Department of Administrative Science Program Public Administration. Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University of Surakarta, 2011.

Jamkesmas is a government health program for poor people to do the treatment in hospitals and health centers are appointed by the government. Surakarta Local General Hospital is one of the hospitals designated by the government to serve the public / patient Jamkesmas users. The number of user complaints about the different services Jamkesmas between the patient and the patient's general Jamkesmas users and service procedures are convoluted. Surakarta Hospital is expected to improve the quality of care for patients with users Jamkesmas.

The objective of research is to find out the strategy of Surakarta Local General Hospital in improving the service quality of Jamkesmas user. In this are, to improve infrastructure, improved Human Resources professionals.

This research is descriptive qualitative in nature describing the real condition. The data source of research includes primary data deriving from interview process and secondary data deriving from document relevant to the research. The sampling methods used were purposive sampling and snowball sampling ones, that is, to choose the informant considered as knowledgeable and reliable to become the data source. Techniques of collecting data used were interview, observation and documentation. The data validation test was done using data triangulation technique, by testing the similar data from a variety of source. Technique of analyzing data used was descriptive qualitative technique.

The result of research shows that the five strategies undertaken have been sufficiently successful but there should be some improvement. The improvement of health care type can be said as sufficiently satisfactory to the patient, but it still needs improvement. T

infrastructure can be said as sufficiently satisfactory to the patient, but it still needs improvement in the term of parking area expansion and toilet cleanliness. Improved Human Resource professionals through the short course intended to the employees, physicians, and also nurses is said as sufficiently good; it can be seen from the quick, friendly service, and simple and uncomplicated procedure. The quick service is said as sufficiently good; it can be

(15)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan jaman dan teknologi, manusia senantiasa berusaha

untuk memperbaiki mutu hidupnya. Termasuk mutu kesehatan yang merupakan

bagian penting dalam kehidupan manusia. Sekarang ini kesehatan telah dianggap

sebagai sebuah investasi. Berbagai bentuk upaya peningkatan kesehatan telah

dilakukan manusia untuk terus hidup dan berkembang.

Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

pemerintah karena pelayanan kesehatan merupakan hak mendasar yang dimiliki

masyarakat termasuk masyarakat miskin. Berdasarkan konstitusi negara dan

Undang-Undang No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

mengamanatkan untuk memberikan perlindungan bagi fakir miskin, anak dan

orang terlantar serta orang tidak mampu yang pembiayaan kesehatanny dijamin

oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk memberikan

pelayanan kesehatan secara optimal. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam

memberikan pelayanan kesehatan diantaranya melalui pembangunan Rumah

Sakit, Puskesmas, pemberian Jamkesmas, pengangkatan dokter pegawai tidak

tetap, penggalakan Posyandu, dan sebagainya.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

(16)

commit to user

melalui peningkatan kualitas dan kelayakan pelayanan kesehatan yang merata dan

terjangkau pada seluruh lapisan masyarakat. Tentunya hal ini membutuhkan

penyediaan sarana pelayanan kesehatan sebagai fasilitasnya. Rumah Sakit

merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang menjalankan fungsinya dalam

mengupayakan kesehatan masyarakat sebagai salah satu sarana kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, rumah sakit memiliki peran

yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan bagi

masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meberikan pelayanan yang

bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh

lapisan masyarakat. (Keputusan Menteri Kesehatan No 228 tahun 2002)

Ternyata biaya untuk mencapai kondisi sehat tidaklah murah bahkan

cenderung semakin mahal, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran maupun harga obat yang semakin mahal. Dengan adanya pembiayaan

kesehatan yang semakin mahal, maka pemerintah berupaya membantu upaya

kesehatan yang diselenggarakan untuk masyarakat. Sebagai wujud kepeduliannya

kepada masyarakat, Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap

orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu,

keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap

kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup

sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan

(17)

commit to user

Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen

Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor

1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam

pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program

ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui

perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan program tahun 2008. Perubahan

mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan

verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan

(PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di

RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim

Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota

serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap

masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin,

program ini berganti nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat yang

selanjutnya disebut JAMKESMAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.

Tujuan program jamkesmas yaitu Secara umum Meningkatnya akses dan mutu

pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar

tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien,

Tujuan Khusus yaitu Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu

yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di

Rumah Sakit, Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat

(18)

commit to user

Sasaran jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh

Indonesia, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.

Banyak masyarakat yang telah memanfaatkan kartu Jamkesmas sebagai

sarana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, maka rumah sakit harus

melayani dengan baik. Memanfaatkan pelayanan fasilitas Jamkesmas adalah suatu

hak yang harus dipenuhi, dengan kata lain peserta jamkesmas berhak

memanfaatkan pelayanan fasilitas pelayanan dengan memiliki kartu jamkesmas

tersebut.

Sebagaimana diketahui, pembangunan di bidang kesehatan khususnya

rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi

pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu. Terwujudnya

keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, bukan hanya orang per orang, juga

oleh keluarga, kelompok maupun masyarakat. Sehingga untuk dapat mewujudkan

keadaan sehat maka saah satu yang perlu dilakukan adalah dengan mengadakan

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dituntut oleh pelayanan masyarakat

pengguna pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan

yang baik, terutama disini pasien pengguna jamkesmas.

Rumah Sakit mulai berubah menjadi lembaga usaha yang membutuhkan

berbagai konsep ekonomi dalam manajemen. Rumah sakit tidak lagi harus

dipandang sebagai suatu lembaga yang harus bersandar pada norma-norma dan

etika profesi dokter, tetapi lebih mengarah pada suatu lembaga yang harus hidup

dan bermutu, berkembang dan mempunyai dasar etika berbagai profesi dan

(19)

commit to user

hanya menggunakan prinsip kedokteran dan kesehatan. Rumah sakit merupakan

lembaga multiprofesional yang menghasilkan berbagai produk pelayanan

kesehatan yang bermutu dengan tetap memperhatikan aspek sosialnya.

Rumah Sakit yang berada di indonesia semakin banyak dan

masing-masing menawarkan pelayanan kesehatan yang lebih baik, bermutu, dan

terjangkau oleh masyarakat, sehingga konsumen bisa memilih rumah sakit mana

yang akan dipilih. Oleh karena itu rumah sakit harus bisa mengerti apa yang

diinginkan oleh konsumen (pasien) agar nantinya konsumen atau pasien merasa

puas dengan pelayanan yang ada. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

baik maka dibutuhkan tidak hanya pelayanan medis saja tetapi juga pelayanan

administrasi yang menunjang kesehatan sehingga kualitas pelayanan pasien akan

terpenuhi. Perubahan pelayanan keesehatan yang berorientasi kepada kepuasan

pasien merupakan komitmen seluruh rumah sakit.

Peningkatan pelayanan kesehatan dapat diwujudkan dengan

tindakan-tindakan yang diambil rumah sakit dalam hal melayani kebutuhan konsumen

(pasien) dalam hal pelayanan kesehatan. Di era globalisasi sekarang ini diperlukan

kondisi tetap unggul karena pada dasarnya era globalisasi sulit untuk diantisipasi.

Perubahan lingkungan yang terjadi sangat cepat dan sulit untuk diduga, kepekaan

yang lebih besar terhadap peluang dan hambatan yang akan ditemui sangatlah

penting.

Persaingan dalam pelayanan kesehatan di Karesidenan Surakarta kini

(20)

commit to user

kesehatan (Rumah Sakit) Karesidenan Surakarta akhir-akhir ini. Otomatis jumlah

Rumah Sakit yang ada bertambah. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Jumlah Rumah Sakit di Eks Karesidenan Surakarta

Sumber : RSUD Kota Surakarta

Dengan adanya persaingan tersebut, maka pelayanan kesehatan yang ada

pada tiap-tiap rumah sakit berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dan

memuaskan untuk pasien. Adapun eksistensi lembaga bergantung dari adanya

kepuasan para konsumen (para pasien rumah sakit). Begitu juga RSUD Kota

Surakarta yang menghadapi persaingan yang cukup ketat di dunia pelayanan

kesehatan.

Adanya rumah sakit negeri salah satunya RSUD Kota Surakarta

diharapkan dapat membantu pasien atau masyarakat yang berobat dengan biaya

yang lebih ringan. Bagaimanapun biaya rumah sakit milik pemerintah masih

murah jika dibandingkan dengan rumah sakit milik swasta, karena rumah sakit

milik pemerintah mendapatkan bantuan dari subsidi dari negara atau pemerintah

(21)

commit to user

murah, kunjungan dari Rumah Sakit milik Pemerintahpun semakin banyak, dan

salah satunya adalah di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta apalagi

RSUD juga salah satu Rumah Sakit yang melayani pengguna Jamkesmas. Untuk

mengetahui data mengenai perkembangan jumlah pasien pengguna jamkesmas di

RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah Pasien RSUD Kota Surakarta

Pengguna Jamkesmas 2010

Sumber : RSUD Kota Surakarta

Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa RSUD Kota Surakarta pada tahun

2010 dari bulan januari sampai bulan april jumlah kunjungan pasien pengguna

Jamkesmas selalu meningkat dari pasien UGD, Rawat Jalan maupun pasien

Rawat Inap. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cukup antusias untuk

menggunakan kartu jamkesmas. Dengan demikian masyarakat sudah banyak yang

(22)

commit to user

yang lebih ringan, sehingga rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

yang dapat memenuhi harapan pasien.

Meskipun banyak masyarakat yang telah memanfaatkan kartu jamkesmas

sebagai sarana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, namun dapat dilihat dari

hasil pengamatan sebelumnya bahwa dalam memberikan pelayanan terdapat

keluhan pasien bahwa adanya perbedaan pelayanan kesehatan antara pengguna

Jamkesmas dengan pasien umum, pasien pengguna jamkesmas untuk

memriksakan dirinya harus melalui prosedur yang panjang dan berbelit-belit yaitu

pasien terlebih dahulu harus minta surat rujukan dari puskesmas dan hanya

berlaku satu bulan saja, apabila jenis penyakit berbeda dengan surat rujukan maka

harus meminta lagi surat rujukan pada puskesmas yang terdekat, waktu menunggu

terlalu lama, dan harus memenuhi persyaratan administrasi. Tentu hal ini dapat

menimbulkan rasa tidak aman serta tidak nyaman bagi masyarakat. Sehingga

masyarakat memerlukan penguatan atas hak-hak atau pelayanan yang baik untuk

pengguna jamkesmas. Hal ini tentu saja menjadi masukan bagi Rumah Sakit

Umum Daerah Surakarta untuk bisa mengakomodasi aspirasi-aspirasi dan

tuntutan-tuntutan yang berkembang di masyarakat.

Untuk memenuhi harapan tersebut maka diperlukan pelayanan yang baik

yang didambakan, maka rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata. Rumah Sakit juga dituntut

untuk lebih handal dan kompeten dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, sehingga tidak ada keluhan dari pasien dan kepuasan akan terwujud.

(23)

commit to user

pasien pengguna jamkesmas. Maka peran strategi dalam pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta sangat diperlukan. Hal ini sebagai

upaya untuk mempertahankan eksistensi rumah sakit dan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan sekaligus mengembalikan kepercayaan dari masyarakat dalam

hal pelayanan kesehatan khususnya pasien pengguna jamkesmas.

Melihat kenyataan mengenai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta

yang merupakan salah satu Rumah Sakit yang melayani pasien pengguna

Jamkesmas, hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai

Strategi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta Dalam Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Kesehatan Pengguna Jamkesmas

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

Strategi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta dalam

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pengguna jamkesmas

C. Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan kegiatan tidak terlepas dari tujuan yang hendak

dicapai karena tujuan merupakan suatu arah dan cara yang hendak ditempuh

dalam melaksanakan suatu kegiatan. Demikian pula dengan penelitian yang

(24)

commit to user

perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

ini adalah :

1. Tujuan Operasional:

Untuk mengetahui bagaimana strategi untuk Meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta khususnya terhadap

pengguna Jamkesmas.

2. Tujuan Fungsional:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan

penulis dalam memahami kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Surakarta dalam pelayanan pengguna jamkesmas.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta dalam upaya peningkatan

pelayanannya serta bagi pihak lain yang berkait.

3. Tujuan Individual:

Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh

gelar sarjana (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan informasi rinci, akurat dan

aktual yang akan memberikan jawaban permasalahan baik secara teoritis maupun

praktis. Secara teoritis untuk langkah pengembangan lebih lanjut dan secara

(25)

commit to user

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah:

a) Dapat mengembangkan penelitian tentang manajemen strategis dipadukan

dengan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti

b) Sebagai bahan untuk menambah khasanah pustaka dan sebagai salah satu

sumber bagi penelitian selanjutnya

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:

a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi usaha pelayanan kesehatan

pengguna jamkesmas

b)Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi penyempurnaan pelayanan

kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta yang berkualitas bagi

(26)

commit to user

12 BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Strategi

Dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang.

Hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:105)

ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh di kondisi yang menguntungkan, rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, dan tempat yang baik menurut siasat perang

Menurut Freddy Rangkuti (2002:3)

Menurut J. Salusu (2003:101)

akan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

Menurut Hadari Nawawi (2000:147)

ikan

sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematik

dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada

Menurut Porter (dalam Robson 1997:4) dalam Yosal Irianta (2004:12)

(27)

commit to user

Menurut Raduan C. R, Jegak U, Haslinda A, dan Alimin I. Idalam

International Journal of Social Sciences Volume 11, Number 3 (2009:406)

menjelaskan tentang implementasi strategi :

Strategic management is the process and approach of specifying an

and attain these objectives, and allocating resources so as to implement the policies and plans. In other words, strategic management can be seen as a combination of strategy formulation,

implementa

Dalam jurnal diatas manajemen strategis adalah proses dan pendekatan

menentukan tujuan sebuah organisasi, mengembangkan kebijakan dan

rencana untuk mencapai dan mencapai tujuan-tujuan ini, dan mengalokasikan

sumber daya sehingga melaksanakan kebijakan dan rencana. Dengan kata

lain, manajemen strategis dapat dilihat sebagai kombinasi perumusan strategi,

implementasi dan evaluasi. (http://www.eurojournals.com/ejss_11_3_06.pdf )

Menurut Chandler (1962) dalam Mudrajad Kuncoro (2005:13)

jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang

Menurut Itami (1987) dalam Mudrajad Kuncoro (2005:13)

memberikan pedoman untuk mengkoordinasi aktivitas sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak di

Dari beberapa konsep yang ada, inti dari strategi adalah suatu cara

atau usaha yang direncanakan secara sistematis dan disesuaikan dengan

lingkungan organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam mencapai sebuah tujuan yang diinginkan, sudah seharusnya

mempunyai strategi untuk dapat masuk kedalam suatu dunia baru. Hal ini

(28)

commit to user

memperoleh pasar yang dituju sehingga tercipta keuntungan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan. Strategi sendiri merupakan pedoman

mengalokasikan sumber daya dan satu organisasi.

Strategi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi

sebuah persaingan. Dengan berbagai macam strategi yang diluncurkan, maka

akan semakin terbuka jalan keberhasilan untuk memperoleh tujuan yang

diinginkannya.Strategi juga diartikan sebagai sejumlah keputusan dan aksi

yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya

organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan

industrinya menurut Coulter dalam Mudrajad Kuncoro (2002:7) ciri strategi

yang utama adalah:

a) Goal-directed actions, yaitu aktivitas yang menunjukkan apa yang

b) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan

kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan

Menurut James A.F Stoner & Charles Wankel (2003:161) strategi

dapat disoroti dari dua perspektif yang berbeda:

a) Dari perspektif mengenai apa yang hendak dilakukan oleh sebuah

organisasi. Strategi didefinisikan sebagai program yang luas untuk

menentukan dan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan

sadar, dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan

(29)

commit to user

b) Dari apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah organisasi, baik

tindakannya sejak semula memang disengaja atau tidak. Startegi

Menurut Koteen (1991) dalam J. Salusu (2003:104) tipe-tipe strategi

adalah:

a) Corporate strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan

perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif-inisiatif tujuan

strategik yang baru.

b) Program strategy (strategi program). Strategi ini lebih memberi

perhatian pada impikasi-implikasi strategik dari suatu program

tertentu.

c) Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya).

Memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan

sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas

kinerja organisasi. Sumber daya berupa tenaga, keuangan, teknologi.

d) Institutional Strategy (strategi kelembagaan). Fokus dari strategi ini

adalah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan

inisiatif-inisiatif strategik.

Menurut Hatten & Hatten (1988) dalam J. Salusu (2003:108) memberi

beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi yang dibuat bisa sukses yaitu:

a) strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya

(30)

commit to user

c) strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua

sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain.

d) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan

kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah

kelemahannya.

e) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis

f) Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar

g) Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah

dicapai

h) Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya

dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para

eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi

Didalam organisasi non profit macam-macam strategi menurut Hadari Nawawi (2000:176-177) menjelaskan mengenai beberapa macam strategi yang dapat dipilih dan digunakan oleh organisasi, yaitu:

a) Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program dan tindakan

untuk mendobrak penghalang, rintangan, atau ancaman untuk

mencapai keunggulan/ prestasi yang ditargetkan.

b) Strategi Konservatip, dilakukan dengan membuat program dan

mengatur tindakan dengan cara yang sangat berhati-hati disesuaikan

dengan kebiasaan yang berlaku.

c) Strategi Difensif (Strategi Bertahan), dilakukan dengan membuat

program-program tindakan untuk mempertahankan kondisi

(31)

commit to user

d) Strategi Kompetitif, dilakukan dengan membuat program dan tindakan

untuk mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi lainnya yang

sama posisi dan jenjangnya.

e) Strategi Inovatif, dilakukan dengan membuat program, proyek dan

tindakan agar organisasi selalu menjadi pelopor pembaharuan

khususnya di bidang tugas pokok masing-masing, sebagai keunggulan

atau prestasi.

f) Strategi Diversifikasi, dilakukan dengan membuat program, proyek

dan tindakan berbeda dari strategi yang biasa dilakukan sebelumnya,

atau berbeda dari strategi yang dipergunakan organisasi lain.

g) Strategi Preventif, dilakukan dengan membuat program, proyek dan

tindakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kekeliruan, baik yang

dilakukan oleh organisasi sendiri maupun yang diperintahkan

organisasi atasan.

Dilingkungan organisasi non profit mungkin pula dipergunakan alternatif dalam kelompok organisasi lain, sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

a) Strategi Reaktif, program-program atau tindakannya menunggu dan

hanya memberikan tanggapan jika telah diberi petunjuk, pengarahan,

pedoman pelaksanaan. Manajemen tidak berusaha membuat dan

menetapkan program dan proyek secara proaktif.

b) Strategi Oposisi, program dan proyek bersikap menolak, menantang

ataupun menunda pelaksanaaan perintah, petunjuk, pengarahan,

peraturan dari atasan yang dinilai mempersulit atau tidak

(32)

commit to user

c) Strategi Adaptasi, hampir sama dengan strategi difensif yaitu dengan

melakukan program, proyek dan tindakan mengadaptasi dari

organisasi lain.

d) Strategi Ofensif, membuat program, proyek dan tindakan selalu

berusaha memanfaatkan setiap peluang, baik sesuai maupun tidak

sesuai dengan pengarahan, petunjuk, pedoman, dan peraturan dari

atasan.

e) Strategi Menarik Diri, dilakukan dengan kecenderungan menghindari

untuk membuat program, proyek, dan tindakan sesuai petunjuk,

pengarahan, pedoman karena berbagai sebab.

f) Strategi Kontijensi, dilakukan dengan membuat program, proyek, dan

tindakan sebagai cara pemecahan masalah, dengan memilih alternatif

yang paling menguntungkan/ terbaik dari berbagai aternatif yang

sesuai dengan petunjuk, pengarahan dan pedoman dari atasan dan

peraturan yang berlaku.

g) Strategi Pasif, dilakukan dengan membuat program, proyek, dan

tindakan mengikuti perintah, petunjuk, pengarahan, pedoman dan

perundang-undangan yang berlaku, serta lebih dominan pada

pelaksanaan tugas rutin. (Hadari Nawawi, 2003:179)

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe strategi menurut Hadari Nawawi (2000:178) yaitu Strategi Kontijensi, dilakukan dengan membuat program, proyek, dan tindakan sebagai cara pemecahan masalah, dengan memilih alternatif yang paling menguntungkan/ terbaik dari berbagai aternatif yang sesuai dengan petunjuk, pengarahan dan pedoman dari atasan dan peraturan yang berlaku.

(33)

commit to user

Mutu atau Kualitas menurut Dorothea Wahyu Ariani dalam buku

Manajemen Kualitas (2000:3) adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk

atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang

dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai

spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus

didefinisikan terlebih dahulu.

Kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus-menerus

(continuous improvement process) dengan individual yang dapat diukur,

korporat, dan tujuan performa nasional. Dukungan manajemen, karyawan, dan

pemerintah untuk perbaikan mutu adalah penting untuk Kompetisi yang

efektif di pasar global.

Kualitas sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena:

a) Reputasi perusahaan

Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk atau

jasa yang bermutu atau berkualitas akan mendapat jasa yang

mengutamakan mutu. Oleh karma itu, perusahaan atau organisasi tersebut

dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan nilai "lebih" di mata

masyarakat. Karena nilai "lebih" itulah maka perusahaan atau organisasi

tersebut dipercaya masyarakat.

b) Penurunan biaya

Dalam paradigma lama, untuk menghasilkan produk bermutu selalu

(34)

commit to user

identik dengan harga mahal. Hal ini jelas terjadi karena penghasil produk

atau jasa tersebut masih menganut paradigms lama, dan membuat produk

atau jasa dengan tidak melihat kebutuhan konsumen. Produk yang

dihasilkan tersebut dibuat sesuai dengan kemampuan perusahaan, sehingga

standar mutu yang digunakan juga hanya ditetapkan oleh pihak

perusahaan. Kondisi demikian membuat produk dan jasa yang telah

dihasilkan tidak akan laku terjual karma konsumen tidak

menginginkannya.

Sementara paradigma baru mengatakan bahwa untuk menghasilkan produk

atau jasa yang bermutu perusahaan atau organisasi tidak perlu

mengeluarkan biaya tinggi. hal ini disebabkan perusahaan atau organisasi

tersebut berorientasi pada customer satisfaction, yaitu dengan

mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai

dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Dengan demikian tidak ads

pemborosan yang terjadi yang harus dibayar mahal oleh perusahaan atau

organisasi tersebut. Sehingga pendapat bahwa "quality has no cost" dapat

dicapai dengan tidak menghasilkan produk atau jasa yang tidak dibutuhkan

pelanggan.

c) Peningkatan pangsa pasar

Pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tercapai, sehingga harga

dapat ditekan walau mutu tetap menjadi yang terutama. Hal-hal inilah

yang mendorong konsumen untuk membeli dan membeli lagi produk atau

(35)

commit to user

d)Pertanggungjawaban produk

Dengan semakin meningkatnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan,

maka organisasi atau perusahaan akan nampak semakin bertanggung

jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut untuk

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Selain itu, pihak perusahaan

atau organisasi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang begitu besar

hanya untuk memberikan jaminan terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan tersebut.

e) Dampak Internasional

Bila kita mampu menawarkan produk atau jasa yang bermutu, maka selain

dikenal di pasar lokal, produk atau jasa yang kita tawarkan juga akan

dikenal dan diterima di pasar internasional. Hal ini akan menimbulkan

kesan yang baik terhadap perusahaan atau organisasi yang menghasilkan

produk atau menawarkan jasa yang bermutu tersebut.

f) Penampilan produk atau jasa

Mutu akan membuat produk atau jasa dikenal, dan hal ini akan membuat

perusahaan atau organisasi yang menghasilkan produk atau menawarkan

jasa juga dikenal dan dipercaya masyarakat luas. Dengan demikian tingkat

kepercayaan pelanggan dan masyarakat umumnya akan bertambah dan

organisasi atau perusahaan tersebut akan lebih dihargai. Hal ini akan

menimbulkan fanatisme tertentu dari para konsumen terhadap produk

apapun yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.

(36)

commit to user

Persaingan yang saat ini bukan lagi masalah harga melainkan mutu

produk. Hal inilah yang mendorong konsumen untuk mau membeli produk

atau barang dengan harga tinggi namun bermutu tinggi pula. Tetapi, mutu

mempunyai banyak dimensi yang bersifat subyektif. Sebagai produsen,

kita dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan

dan mampu menterjemahkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan

mereka. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan mutu bukan hanya mutu

produk itu sendiri, melainkan mutu secara menyeluruh (Total Quality).

Total quality merupakan suatu pendekatan untuk melaksanakan bisnis

yang berusaha memaksimumkan persaingan organisasi melalui perbaikan

secara menyeluruh dalam mutu produk, pelayanan, orang, proses, dan

lingkungan.

Pendekatan tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1) Berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun

eksternal

2) Tujuan utamanya adalah mutu

3) Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan

4) penyelesaian masalah

5) Komitmen terhadap mutu dalam jangka panjang

6) Mengadakan kerja tim

7) Mengadakan perbaikan proses secara terus-menerus dan

berkesinambungan

(37)

commit to user

9) Adanya kebebasan dalam mengadakan pengendalian

10) Adanya keseragaman dan kesamaan tujuan

11) Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan maupun seluruh personil

organisasi

3. Pengertian Pelayanan

Pelayanan menurut Gronroos dalam Raminto dan Atik Septi

Winarsih (2005:2), pelayanan adalah suatu aktifitas atau serangkaian

aktifitas yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai

akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain

yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan

untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan. Sedangkan

gai nilai yang

berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen, kualitas

pelayanan kepada konsumen ini perlu terus menerus ditingkatkan.

Pelayanan prima menurut Sutopo Dan Adi Suryanto Pelayanan

harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik.

Disebut sangat baik/terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang

berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Tujuan

pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan

(38)

commit to user

kepada pelanggan, pelayanan prima kepada masyarakat didasarkan pada

tekad bahwa pelayanan adalah pemberdayaan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan

pelayanan. Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan tersebut meliputi:

a) Attitude (Sikap)

Sikap dan perilaku yang diharapkan pada pelayanan adalah

sikap yang baik dan simpatik, sehingga proses pelayanan dapat

berlangsung baik. Pelanggan merasa puas dan merasa terpenuhi

harapannya dan kemungkinan besar akan menyampaikan

pengalamannya pada orang lain.

Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep attitude (sikap)

meliputi:

1) Pelayanan berpenampilan baik, yaitu berbusana rapi, ekspresi

wajah

2) Pelayanan berpikir positif, yaitu tidak bersikap apriori, tidak

memanfaatkan kelemahan pelanggan.

b) Attention (Perhatian)

Attention ini dilakukan apabila pelanggan menunjukkan suatu

minat terhadap suatu barang atau jasa. Sudah sewajarnya bagian

pelayanan memusatkan atau mengkonsentrasikan layanan terhadap

minat pelanggan.

Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep attention

(39)

commit to user

1) Mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan

2) Mengamati perilaku pelanggan

3) Mencurahkan perhatian penuh kepada pelanggan

c) Action (Tindakan)

Action merupakan suatu pelayanan perilaku berupa realisasi

akan kebutuhan pelanggan. Pelayanan ini mengarah pada transaksi

jual beli. Terlaksananya proses komunikasi pada action (tindakan)

menimbulkan hasil penjualan.

Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan action (tindakan) meliputi:

1) Pencatatan pesanan pelanggan

2) Pencatatan kebutuhan pelanggan

3) Penugasan kembali kebutuhan pelanggan

4) Mewujudkan kebutuhan pelanggan

5) Pernyataan terima kasih dengan harapan pelanggan akan kembali

Wujud pelayanan yang didambakan pengguna jasa adalah sebagai

berikut:

a) Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan

yang cepat dalam arti tanpa hambatan.

b) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan

c) Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa dibuat-buat atau dilakukan

berlebihan hanya untuk mendapatkan imbalan

d) Pelayanan yang jujur dan terus terang, apabila ada hambatan karena ada

(40)

commit to user

Hal-hal yang dapat menyebabkan tidak memadainya pelayanan yang

diberikan antara lain:

a) Sistem, prosedur dan metode kerja yang ada tidak memadai

b) Pengorganisasian tugas pelayanan yang belum serasi

c) Tidak atau kurang adanya kesadaran terhadap tugas dan kewajiban

yang memadai tanggung jawabnya.

d) Tidak tersedianya sarana pelayanan yang memadai

e) Pendapatan pegawai yang tidak mencukupi kebutuhan hidup meskipun

secara minimal

f) Kemampuan pegawai yang tidak memahami tugas yang dibebankan

kepadanya.

Faktor-faktor yang turut mempengaruhi baik tidaknya suatu

pelayanan:

a) Kesadaran

metode renungan, pertimbangan dan perbandingan. Sehingga

menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketepatan hati dan

keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan

dan tindakan

tersebut maka kesadaran merupakan hasil suatu proses yang kadang

memerlukan waktu cukup lama untuk menumbuhkannya, dalam

kondisi yang tenang atau tidak dalam keadaan emosi.

(41)

commit to user

Aturan merupakan perangkat penting dalam segala tindakan dan

perbuatan orang. Maka manusia bisa menjadi subyek maupun obyek

aturan. Manusia sebagai subyek aturan dapat berdasarkan

pertimbangan kewenangan, pengetahuan dan pengalaman,

kemampuan kewenangan, pengetahuan dan pengalaman, kemampuan

berbahasa, pemahaman oleh pelaksana dan kedisiplinan.

c) Organisasi

Organisasi pelayanan adalah mengorganisasi fungsi pelayanan baik

dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang akan berperan

dalam mutu dan kelancaran pelayanan. Didalam organisasi terdapat

sistem, prosedur dan metode yang berfungsi sebagai tata cara atau tata

kerja pelaksanaan pekerjaan dengan lancar dan berhasil dengan baik.

d) Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas

tenaga dan atau pikiran yang telah dicurahkan untuk organisasi atau

orang lain dalam bentuk uang atau fasilitas.

e) Kemampuan dan Keterampilan

Keterampilan merupakan sesuatu yang harus dikuasai dalam

manajemen organisasi. Adanya kemampuan tersebut perlu didukung

dengan keterampilan yang memadai, sehingga pelaksanaan tugas atau

pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. Salah satu upaya untuk

(42)

commit to user

diklat, training/pelatihan maupun belajar dari pengalaman yang sudah

ada.

f) Sarana Pelayanan

Sarana pelayanan adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja

dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat pembantu atau alat

penunjang pelaksanaan pekerjaan dan juga berfungsi sosial dalam

rangka memenuhi kepentingan orang-orang yang berhubungan dengan

organisasi tersebut.

g) Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan adalah segala fasilitas yang disediakan dan diberikan

oleh perusahaan sebagai wujud tanggungjawab dan kewajiban untuk

memenuhi harapan dan kepuasan kepada konsumen atau pelanggan.

Pelanggan adalah seseorang yang memakai atau menggunakan jasa

atau barang dari pihak penjual secara kontinue atau orang yang membeli

barang secara tetap. Prioritas utama dalam setiap usaha adalah untuk

mendapatkan dan mempertahankan pelanggan.Jumlah pelanggan sangat

besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup perusahaan, karena bagi

perusahaan pelanggan merupakan sumber pemasukan. Semakin banyak

pelanggan, maka sedikit pula pemasukan yang dapat diraih perusahaan.

Pelanggan akan membandingkan layanan yang diberikan perusahaan

dengan pelayanan yang mereka harapkan. Jika pelanggan merasa puas,

maka pelanggan akan kembali menggunakan jasa perusahaan dan menjadi

(43)

commit to user

kepada orang lain, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari

kondisi itu, yaitu mendapatkan pelanggan yang loyal yang sekaligus

membantu promosi perusahaan. Sebaliknya jika pelanggan merasa tidak

puas, maka pelanggan tersebut juga akan menceritakan pengalamannya

yang mengecewakan tersebut kepada orang lain, sehingga akan

memperburuk citra dan eksistensi perusahaan yang akan berakibat

menurunnya jumlah pemakai jasa perusahaan.

Pentingnya pelayanan terhadap pelanggan:

a) Semua pembeli mengingingkan pelayanan yang baik dan

memuaskan

b) Pelayanan menghilangkan rasa kecewa pada pelanggan

c) Pelayanan dapat menghindari terjadinya tuntutan-tuntutan yang tidak

perlu terhadap penjual

d) Pelayanan dapat menimbulkan minat keputusan membeli pada saat

itu juga

Dalam hal ini pihak penjual harus dapat memberikan pelayanan atau

service yang sebaik-baiknya agar pelanggan tersebut dapat secara bebas

memilih, mempertimbangkan dalam suasana dan kesan yang

menyenangkan.

4. Pengertian kualitas Pelayanan Kesehatan

Pengertian pelayanan yang dimaksud disini adalah pelayanan

kesehatan kepada masyarakat umum atau pelayanan publik. Menurut Kamus

(44)

commit to user

atau masyarakat luas. Terkait dengan kajian yang diangkat disini yaitu

pelayanan umum, maka perlu disinggung sedikit tentang pengertian

pelayanan umum.

A.S. Moenir (2000:26-27) mendefinisikan pelayanan umum sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

landasan faktor materiil melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam

rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai haknya. Pengertian

pelayanan umum juga dijelaskan dalam keputusan MENPAN No. 81/1993

tentang pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum, yaitu segala bentuk

kegiatan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan

Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam

rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (1993:3).

Pengertian kesehatan yaitu keadaan yang meliputi kesehatan

badan, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari

penyakit cacat dan kelemahan. Dalam Undang-Undang tahun 1960

dinyatakan bahwa tiap-tiap WNI RI berhak memperoleh derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya dan perlu diikutsertakan dalam usaha-usaha

kesehatan pemerintah RI dan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya itu

harus dapat dicapai oleh seluruh rakyat indonesia secara merata.

Menurut Branislava Javanovic dalam Hospital accreditation as

method for assessing quality in Healthcare (2005:156), mengemukakan:

(45)

commit to user

services which they are serve to patients. The voice for healthcare quality improvements comes from key stakeholder groups, such as government, Ministry of Health, healthcare insurance fund, healthcare associations, healthcare professionals, patients and their families, public, etc. Also, international agencies, World Health Organization (WHO) and World Bank clearly promote improvement of quality and safety of healthcare services

Dalam jurnal diatas dijelaskan bahwa selama tahun terakhir,

organisasi kesehatan telah dihadapkan dengan tantangan bagaimana

meningkatkan keselamatan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk

pasien. Peningkatan kualitas kesehatan berasal dari kelompok stakeholder,

seperti pemerintah, Departemen Kesehatan, dana asuransi kesehatan,

kesehatan asosiasi, kesehatan profesional, pasien dan keluarganya,

masyarakat, dll. Juga, lembaga internasional, Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) dan Bank Dunia jelas mempromosikan peningkatan kualitas dan

keamanan pelayanan kesehatan.

Pengertian dari kesehatan sendiri menurut WHO dalam Mariyati

Sukarni (1994:1) adalah sebagai berikut:

te of complete phisically and social well being and (sehat adalah sesuatu keadaan yang prima yang meliputi tidak hanya fisik, mental, maupun sosial melainkan diartikan pula bebas dari sakit maupun cacat).

Pada dasarnya pemaknaan pelayanan kesehatan itu berbeda dari

berbagai perspektif yaitu bisa berasal dari pasien, petugas kesehatan untuk

para manajer atau administrator serta bagi yayasan atau pemiik rumah sakit,

para pasien memaknai mutu pelayanan empathi, respek dan tanggap akan

kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan

(46)

commit to user

bagi petugas kesehattan yaitu bebas melakukan segala sesuatu secara

profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat

sesuai dengan imu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu

peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik.

Menurut para manajer kesehatan memaknai pelayanan kesehatan

meskipun tidak berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari-hari

namun tetap menganggap hal itu sebagai sesuatu yang penting. Pada

umumnya para manajer dan pemilik instansi mengharapkan efisiensi dan

kewajaran penyelenggaraan pelayanan, minimal tidak merugikan dipandang

dari berbagai aspek seperti tiadanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya,

waktu dan sebagainya.

Pengertian mutu/kualitas pemeliharaan kesehatan diartikan pula

sebagai mutu/kualitas pelayanan kesehatan yang menjadi acuan pelaksanaan

sehari- ya standar profesi atau standar operating

prosedur dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-hasil atau outcomes

seperti yang diharapkan oleh profesi maupun pasien yang menyangkut

pelayanan, diagnosa, terapi, prosedur atau tindakan pemecahan masalah

kri

Menurut Lori Di Prete Brown dalam bukunya Djoko Wiyono

(1999:35) mutu merupakan fenomena yang komprehensif dan multifacet.

Kegiatan menjaga/mempertahankan mutu dapat menyangkut satu atau

(47)

commit to user

Dimensi Kualitas Pelayanan (SERQUAL)Dalam salah satu studi

mengenai SERQUAL oleh Parasuraman dalam Rambat Lupiyoadi

(2001:148) yang melibatkan 800 pelanggan (yang terbagi dalam 4

perusahaan) berusia 25 tahun ke atas, disimpulkan bahwa terdapat lima

dimensi SERQUAL berikut ini:

a) Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak esternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang

diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung,

gudang dan lain sebagainya), serta penampilan pegawainya.

b) Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang

berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan

tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

c) Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan

tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang

jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

d) Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,

(48)

commit to user

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi

(communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),

kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).

e) Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan

berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan

diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,

memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

Beberapa dimensi mutu atau kualitas pelayanan kesehatan

sebagaimana telah disebutkan diatas dapat dijadikan sebagai salah satu

patokan dalam menilai suatu kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

Dimensi tersebut pun tidak jauh berbeda dengan dimensi yang biasa

digunakan dalam menilai kualitas pelayanan jasa dari suatu perusahaan.

Keduanya bisa disinergikan dan dikaitkan untuk lebih melengkapi atau

bahkan memudahkan dalam penilaian kualitas pelayanan kesehatan.

Beberapa keterangan diatas mengarah bahwa pelayanan kesehatan

dapat diartikan sebagai pelayanan yang diberikan oleh instansi kesehatan

tertentu kepada masyarakat umum untuk mencapai suatu keadaan yang

meliputi fisik, mental serta bebas dari sakit atau cacat. Dengan demikian

derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat terwujud.

(49)

commit to user

Berdasarkan Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap

orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu,

keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap

kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak

hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka

Harapan Hidup 70,5, Angka Kematian Ibu 228/100.000 kelahiran hidup dan

Angka Kematian Bayi 34/1000 kelahiran hidup, angka prevalensi gizi

kurang 18,4%. Status kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok

masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih besar.

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut

diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan

akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya

kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal.

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun

2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut

melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen

Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK

(50)

commit to user

dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat

miskin.

Program ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk

ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan

program tahun 2008.. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya

pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana

langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara,

penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan

pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola

dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta

penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan. Untuk

menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat

miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program

ini berganti nama menjadi JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

yang selanjutnya disebut JAMKESNAS dengan tidak ada perubahan jumlah

sasaran.

a) Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS

Tujuan Umum : Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan

terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu

agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang

optimal secara efektif dan efisien.

(51)

commit to user

Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu

yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta

jaringannya dan di Rumah Sakit

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin

Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan

akuntabel

b) Sasaran

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh

Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah

mempunyai jaminan kesehatan lainnya.

c) Ruang Lingkup Program Jamkesmas

1) Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer

a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Primer

Pelayanan rawat jalan tingkat primer yang dimaksud adalah

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas dan

jaringannya di wilayah tersebut yang mencakup :

Pemeriksaan kesehatan dan konsutasi kesehatan

Pelayanan pengobatan umum

Pelayanan gigi termasuk cabut dan tambal

Penanganan gawat darurat

Pelayanan gizi buruk

(52)

commit to user

Pelayanan kesehatan ibu dan anak

Pelayanan imunisasi wajib bagi bayi dan ibu hamil

Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah

Pelayanan Keluarga Berencana termasuk penanganan efek

samping dan komplikasi

Pelayanan Laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya

Pemberian obat

rujukan

b. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Primer, Pelayanan rawat inap

mencakup:

Penanganan Gawat Darurat

Perawatan pasien rawat inap termasuk perawatan gizi buruk

dan gizi kurang

Perawatan persalinan

Perawatan satu hari (one day care)

Tindakan medis yang diperlukan

Pemberian obat

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya

rujukan

c. Pelayanan Pertolongan Persalinan, mencakup:

Observasi proses persalinan

Pertolongan persalinan normal

(53)

commit to user

Pelayanan gawat darurat persalinan

Perawatan nifas

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain

Pemberian obat

Akomodasi dan makan pasien

Rujukan

d. Pelayanan Spesialistik

Puskesmas dan jaringannya yang memiliki fasilitas pelayanan

spesialistik baik berupa pelayanan dokter spesialis yang bersifat

tetapmaupun pelayanan penunjang spesialistik (laboratorium,

radiologi, dll) maka kegiatan tersebut dapat menjadi bagian

kegiatan program jamkesmas di puskesmas dan jaringannya tetapi

perlu pengaturan khusus (perlu pembatasan khususnya berbagai

jenis tindakan dengan memperhatikan kondisi sarana, prasarana,

kompetensi dan ketersediaan dana).

e. Pelayanan Rujukan

Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis

sehingga harus dapat melakukan kendali dalam hal rujukan.

f. Jenis pelayanan kesehatan perorangan primer yang dibatasi dan

tidak dijamin oleh Jamkesmas

Jenis pelayanan kesehatan yang dibatasi, pelayanan yang

(54)

commit to user

dibatasi berbagai tindakan operatif, rawat inap oleh dokter

spesialis dengan pertimbangan ketersediaan sarana,

prasarana, kompetensi, dan ketersediaan dana.

Jenis pelayanan kesehatan tidak dijamin, yaitu: pelayanan

yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan, bahan dan alat juga

tindakan yang bertujuan untuk kosmetika, general check up,

prothesis gigi tiruan, pengobatan alternatif dan pengobatan

lain yang belum terbukti secara ilmiah, rangkaian

pemeriksaan pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat

keturunan termasuk bayi tabung dan pengbatan impotensi,

pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana

alam, pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan

bakti sosial.

2) Upaya Kesehatan Masyarakat Primer Bersifat Pencegahan Sekunder

Upaya pencegahan sekunder diwujudkan melalui pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan melalui optimalisasi peran

masyarakat dengan memberdayakan kader dalam kegiatannya. Upaya

kesehatan masyarakat yang bersifat pencegahan sekunder ini berlaku

bagi sasaran semua masyarakat tanpa memperhatikan status peserta

jamkesmas atau non jamkesmas. Kegiatan upaya kesehatan

masyarakat yang bersifat pencegahan sekunder meliputi:

Gambar

Gambar 2.2 Model Analisis  Data .....................................................................
  Tabel 1.1
Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Pasien RSUD Kota Surakarta
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nuorten kokemukset työttömyydestä olivat yhtäältä tulkittavissa kielteisiksi: turhauttavia, olosuhteiden tuottamia rajoittavia, sekä syrjäyttäviä kokemuksia.

Pokok inti permasalahan yaitu seringnya melakukan pengecekan nilai oleh guru membuat pemilihan siswa beprestasi menjadi lama dan kesalahan operator dalam memberikan rumus

Metode yang digunakan yaitu algoritma K-Nearest Neighbor (KNN), dimana merupakan sebuah metode untuk melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan data pembelajaran

Langkah selanjutnya kita akan membuat kubus dengan wizard yang mana dimensi-dimensi secara otomatis menyesuaikan apa yang akan kita buat dalam kubus ini (kita data

sangat mendasar dalam ajaran Islam adalah bahwa setiap orang harus berusaha dan bekerja agar mampu memenuhi kebutuhan pokoknya (basic need), akan tetapi dalam

 Merumuskan dan sepakat dengan klien mengenai proses, peraturan- peraturan dasar dan tanggapan-tanggapan.  Mengkonfirmasi klien tentang program kebutuhan yang memuaskan. 

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi..

Terakhir adalah dahan Ken Angrok dengan Ken Umang yang menurunkan Tohjaya dan saudara-saudaranya, meskipun jalur ini tidak terekam secara baik dalam sejarah namun