• Tidak ada hasil yang ditemukan

RHAHADJENG MARISTYA PALUPI R 1111031

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RHAHADJENG MARISTYA PALUPI R 1111031"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEGIATAN

POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU

NGESTI RAHAYU, KRADENAN

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Oleh:

RHAHADJENG MARISTYA PALUPI

R 1111031

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

(2)
(3)
(4)

iv ABSTRAK

RHAHADJENG MARISTYA PALUPI. R1111031. HUBUNGAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEGIATAN POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN. FK UNS.

Latar Belakang. Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal, kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, dipengaruhi kunjungan ibu yaitu pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, umur balita, dan jumlah balita.

Tujuan Penelitian. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

Metode Penelitian. Analitik observasi dengan pendekatan cross sectional.

Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan pada bulan Juni-Juli 2012 sebanyak 43 orang. Metode

pengambilan sampel menggunakan total sampling. Besar sampel 43 orang,

instrument penelitian menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas serta lembar observasi penelitian, uji statistik penelitian

menggunakan Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 17.

Hasil Penelitian. Diperoleh pengetahuan responden baik sebanyak 49% dan

kunjungan balita aktif sebanyak 77%. Pada nilai p-value (Sig.) < 0,05; maka H0

ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan yang positif sebesar 0,309 antara

pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

Simpulan Penelitian. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

Kata kunci: Pengetahuan, Posyandu

(5)

v ABSTRACT

RHAHADJENG MARISTYA PALUPI. R1111031. CORRELATION

BETWEEN THE MOTHER KNOWLEDGE ABOUT POSYANDU ACTIVITIES WITH CHILDREN VISITATION IN POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN. FK UNS.

Background. Posyandu becomes important health services for infants and children of the earliest, children visitation in posyandu is related to the role of

mother as the most responsible person for the children’s health, mother's visitation

influenced by the education, employment status, income level, level of

knowledge, children’s age, and number of children.

The objectives of research. Determine the correlation between the mother

knowledge about posyandu activities with children visitation in Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

The methods of research. Observational analytic with cross sectional approach. The population are mothers of children in posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan in June-July 2012 as many as 43 people. The sampling method uses total sampling. Large sample size of 43 people, the research instrument used questionnaires that have tested the validity and reliability as well as research observations sheets, statistical tests used the Spearman Rank with SPSS version 17.0

The results of research. Good knowledge as much as 49% of respondents either and visit as much as 77% active children visitation. On the p-value (Sig.) <0,05, then Ho is rejected and Ha accepted that there is a positive correlation of 0,309 between mother knowledge about posyandu activities with children visitation in posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

The conclusions. There is a correlation between mother knowledge about posyandu activities with children visitation in Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

Key words: Knowledge, Posyandu

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT dengan

segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU

TENTANG KEGIATAN POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA

DI POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN” . Karya tulis ilmiah ini

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana saint

terapan program studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:

1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K) selaku Ketua Program Studi D IV

Kebidanan Universitas Sebelas Maret.

2. Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes, selaku Ketua Tim KTI D IV Kebidanan

Universitas Sebelas Maret.

3. Sri Anggarini P, S.SiT, M.Kes, selaku Pembimbing Utama yang selalu

membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.

4. Sri Mulyani S.Kep. Ns, M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang

selalu membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.

5. Putu Suriyasa, dr, MS. PKK.,Sp.Ok selaku Ketua Penguji dalam

pelaksanaan ujian Karya Tulis Ilmiah.

(7)

vii

6. Arsita Eka Prasetyawati, dr, M.Kes, selaku Sekretaris Penguji dalam

pelaksanaan ujian Karya Tulis Ilmiah.

7. Kepala Desa Blulukan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan

penelitian.

8. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati D IV Bidan Pendidik Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

9. Teman-teman mahasiswa DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

10.Berbagai pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Karanganyar, Agustus 2012

Penulis

Rhahadjeng Maristya Palupi

(8)

viii MOTTO

Mengetahui bagaimana menunggu dengan sabar, itulah salah satu

rahasia untuk mencapai sukses.

Beranilah dan kumpulkan kekuatan pada waktu gagal untuk tegak dan

lompat sekali lagi yang lebih keras, sehingga orang yang tadinya

menertawakan akan bertukar menjadi takjub.

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah Ini dipersembahkan Untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan rejeki

dan rahmatNya.

2. Orang tua, yang selalu memberikan segala

usaha demi penulis dapat mernyelesaikan

pendidikan ini

3. Calon Imamku yang selalu memberi

semangat.

4. Teman-teman DIV Kebidanan Transfer FK

UNS 2011.

5. Seluruh pihak yang telah membantu dan

tidak dapat disebutkan satu persatu.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN VALIDASI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat ... 5

(11)

xi

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 7

c. Cara memperoleh pengetahuan ... 10

2. Posyandu ... 11

a. Pengertian ... 11

b. Kegiatan pokok posyandu ... 12

c. Peserta posyandu mendapat pelayanan ... 13

d. Sasaran posyandu ... 13

e. Kunjungan balita ... 14

3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita ... 22

(12)

xii

F. Definisi Operasional ... 27

G. Cara Kerja ... 28

H. Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

B. Karakteristik Responden ... 35

C. Analisis Data ... 37

1. Analisis Univariat... 37

2. Analisis Bivariat ... 39

BAB V PEMBAHASAN ... 40

A. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu ... 40

B. Kunjungan Balita ... 43

C. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjunan Balita ... 45

D. Kendala Penelitian ... 47

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Tentang Kegiatan

Posyandu……….…. 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan

Posyandu……….. 29

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………. 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur……… 35

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir……….. 36

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Ibu……….. 36

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber

Informasi……… 37

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan

Posyandu……… 38

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita ……… 38

Tabel 4.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan

Posyandu dengan Kunjungan Balita……… 39

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Pernyataan Keaslian Penelitian

Lampiran 3. Surat Permohonan ke Responden

Lampiran 4. Informed Consent

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 7. Lembar Observasi Kunjungan

Lampiran 8. Tabulasi Validitas

Lampiran 9. Uji Validitas Kuesioner (SPSS)

Lampiran 10. Uji Reliabilitas Kuesioner (SPSS)

Lampiran 11. Data Penelitian

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Spearman Rank

Lampiran 13. Frequency Table

Lampiran 14. Tabel Crosstabulation

Lampiran 15. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 16. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 17. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi yang sekaligus sebagai investasi,

sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap

individu dan oleh seluruh masyarakat agar dapat menikmati hidup sehat,

dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah tanggung

jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama

pemerintah dan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).

Derajat kesehatan di Indonesia tergolong masih rendah, salah satu

penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan secara

optimal oleh masyarakat. Salah satu pelayanan kesehatan terutama di desa

yaitu posyandu, yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau

memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita (Adisasmito,

2007). Posyandu menjadi pusat pelayanan kesehatan penting untuk bayi

dan balita yang paling awal, namun pada kenyataannya di posyandu warga

masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk

memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak

sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan

tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita

(Willis, 2008).

(17)

Jumlah posyandu di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 266.827

posyandu. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan sekitar 3,55 posyandu

per desa/kelurahan (Kemenkes RI, 2011). Menurut data Kemenkes RI

(2010), cakupan pelayanan kesehatan anak balita (usia 12-59 bulan), yang

meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun, pemantauan

perkembangan minimal 2 kali/tahun dan pemberian vitamin A 2 kali/tahun

sebanyak 78,11%. Di Jawa Tengah jumlah posyandu pada tahun 2011

sebanyak 47. 579 unit (Jateng Info, 2011), sedangkan di tahun 2011

terdapat cakupan kunjungan di posyandu sebesar 92,64% (Dinkes Jateng,

2011). Menurut Riskesdas tahun 2010 penimbangan anak umur 6-59 bulan

di posyandu sebesar 89,9% di provinsi Jawa Tengah. Keberadaan

posyandu juga sebagai bagian terpenting di kabupaten Karanganyar yang

terdiri dari Posyandu Purnama sebesar 744 unit, Posyandu Madya sebesar

427 unit, Posyandu Mandiri 139 unit dan Posyandu Pratama 20 unit

(Dinkes Karanganyar, 2011).

Posyandu menggunakan prinsip lima meja yaitu dari pendaftaran,

penimbangan bayi dan anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS),

penyuluhan, ibu hamil, pemberian makanan tambahan (PMT) serta

pelayanan tenaga professional meliputi pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, dan pengobatan seperti

pemberian obat-obatan, vitamin A, tablet zat besi (Fe) atau pemberian

rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit jika ditemuan kasus-kasus luar

biasa pada posyandu (Kemenkes, 2011).

(18)

Kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai

orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena

balita sangat bergantung dengan ibunya. Balita yang dibawa ke posyandu,

akan mendapatkan manfaat yaitu mendapatkan kesehatan ke arah yang

lebih baik, mendapatkan kemudahan pelayanan di satu kesempatan dalam

satu tempat sekaligus, dapat menghidari pemborosan waktu, tingkat

partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan cakupan

pelayanan dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya

peningkatan derajat kesehatan balita (Seno, 2008). Faktor yang

mempengaruhi kunjungan ibu yang memiliki balita ke posyandu yaitu

pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan,

umur balita, dan jumlah balita. Pendidikan dan pengetahuan merupakan

hal yang penting bagi manusia, yang dapat mengubah persepsi mengenai

suatu hal. Pengalaman-pengalaman itu harus disusun dan diatur

sedemikian rupa sehingga menjadi suatu keseluruhan yang berkaitan satu

sama lain sebagai suatu gejala yang dapat diterangkan, dengan pendidikan

dan pengetahuan yang dimiliki diharapkan seorang ibu akan dapat

meningkatkan dan berperan aktif dalam kegiatan posyandu dan akan selalu

berperilaku, bertindak dan bersikap untuk mendorong perilaku kesehatan

(Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Ngesti

Rahayu didapatkan bahwa posyandu tersebut termasuk dalam posyandu

Madya, karena memiliki 5 kader dengan kegiatan rutin tiap bulan tetapi

(19)

program posyandu yang dilakukan belum begitu aktif. Pada penelitian ini

peneliti memilih posyandu Ngesti Rahayu karena kegiatan posyandu yang

dilakukan belum begitu aktif. Ibu balita di posyandu Ngesti Rahayu yang

datang ke posyandu hanya untuk melakukan penimbangan pada anaknya,

setelah ditimbang ibu balita akan langsung pulang setelah dilakukan

pencatatan dan menerima PMT, dari wawancara pada salah satu kader dan

ibu balita didapatkan bahwa pada posyandu Ngesti Rahayu, ibu balita

jarang mengikuti kegiatan posyandu selain penimbangan dan pemberian

makanan tambahan. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis

bermaksud untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Hubungan

Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita di

Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah “Adakah hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan

posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu,

Kradenan?”

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

(20)

Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan

posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu,

Kradenan.

b. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan ibu balita tentang kegiatan posyandu.

b. Mengetahui jumlah balita di posyandu.

c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan

posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu,

Kradenan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi ilmu pengetahuan tentang hubungan pengetahuan ibu tentang

kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di posyandu.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi peneliti

Merupakan kesempatan dalam menerapkan teori-teori yang telah

diperoleh di perkuliahan dan menambah pengalaman dalam

membuat Karya Tulis Ilmiah yang benar.

(21)

b. Bagi masyarakat

Sebagai bahan kajian informasi tentang kegiatan keterpaduan

yang dilaksanakan di posyandu sehingga kesadaran akan manfaat

dari kegiatan posyandu semakin meningkat.

c. Bagi puskesmas

Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk

meningkatkan peran kunjungan balita di posyandu melalui

peningkatan pengetahuan tentang kegiatan posyandu.

d. Bagi posyandu

Sebagai masukan untuk memotivasi masyarakat demi tercapainya

angka partisipasi masyarakat (D/S) dengan tingkat kunjungan

balita yang lebih baik di posyandu.

e. Bagi peneliti lainnya

Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang

berhubungan dengan pengetahuan ibu dan kunjungan balita.

(22)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,

2005).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Meliono (2007) adalah:

a) Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok dan juga usaha

mendewasakan seseorang melalui upaya pengajaran dana

pelatihan baik di sekolah ataupun di luar sekolah.

b) Usia

Semakin banyak usia seseorang maka semakin

bijaksana dan banyak pengalaman atau hal yang telah

dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki pengetahuan.

(23)

c) Sumber informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas.

2) Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang tercangkup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan setelah diterima. Hal ini merupakan

tingkatan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

dan sebagainya.

b)Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari.

(24)

c) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

d)Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambar (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan

untuk menciptakan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata

lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formula-formula yang ada. Misalnya

(25)

dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan rumusan yang telah ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005),

sebagai berikut:

1) Cara Kuno

a) Cara coba salah (Trial and Terror)

Cara coba salah dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba

kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau

informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai

prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

(26)

menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya

baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa

lalu.

2) Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut

“metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut

metodologi penelitian.

2. Posyandu

a. Pengertian

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi

dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana

dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan

dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan

dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Kemenkes RI,

2011).

(27)

b. Kegiatan Pokok Posyandu

Kegiatan Pokok Posyandu antara lain (Kemenkes RI, 2011):

1) KIA

a) Ibu hamil, antara lain penimbangan BB dan pengukuran

TB, pemantauan status gizi, pemberian Fe, pemberian

imunisasi TT, kelas hamil dan penyuluhan, dll.

b) Ibu nifas, antara lain penyuluhan kesehatan, KB pasca

persalinan, ASI eksklusif dan gizi, perawatan payudara,

dll.

c) Bayi dan anak balita, antara lain penimbangan BB,

penentuan status pertumbuhan, penyuluhan dan konseling,

imunisasi dan deteksi dini tumbang.

2) KB, antara lain pemberian kondom dan pil ulangan, pelayanan

suntik KB dan konseling.

3) Imunisasi, pemberian disesuaikan sesuai dengan program

terhadap bayi dan ibu hamil.

4) Gizi, seperti deteksi dini gangguan tumbang, pemberian PMT,

Vit. A, dll.

5) Penggulangan Diare, antara lain penyuluhan PHBS dan

pemberian oralit.

(28)

c. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi (Kemenkes RI,

2011):

1) Kesehatan ibu dan anak antara lain: pemberian pil tambah

darah (ibu hamil), pemberian vitamin A dosis tinggi (bulan

vitamin A pada bulan Februari dan Agustus), PMT, lmunisasi,

penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau

kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap

bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu

KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

3) Pemberian Oralit dan pengobatan.

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi

sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui

meja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil.

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN:

S: Semua balita di wilayah kerja Posyandu.

K: Semua balita yang memiliki KMS.

D: Balita yang ditimbang.

N: Balita yang naik berat badannya

d. Sasaran Posyandu yaitu (Kemenkes RI, 2011):

1) Bayi (0-11 bulan)

2) Anak balita (12 bulan – 60 bulan)

(29)

Balita adalah anak yang menginjak usia di atas satu

tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah

lima tahun (Muaris. H, 2006). Menurut Sutomo. B dan

Anggraeni. DY, (2010), balita adalah istilah umum bagi anak

usai 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat

usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua

untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air

dan makan. Perkembangan bicara dan berjalan sudah

bertambah baik, namun kemampuan lain masih terbatas.

Menurut Djaiman (2002) menyatakan bahwa umur 12

hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh

terhadap kunjungan posyandu karena pada umur ini merupakan

pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya.

3) Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

4) WUS dan PUS.

e. Kunjungan Balita di Posyandu

Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu

tempat. Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke

posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya

penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan lain sebagianya.

Kunjungan balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur

setiap bulan atau 12 kali pertahun. Posyandu yang frekuensi

(30)

penimbangan atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun

dianggap masih rawan, sedangkan bila frekuensi kunjungan sudah

8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah

cukup baik (Dinkes Prov. Jateng, 2007).

Menurut Djaiman (2002), faktor yang berhubungan dengan

kunjungan balita ke posyandu meliputi:

1) Umur balita

Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk

seseorang dan pada masa ini perkembangan kemampuan

berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan

intelegensi berjalan sangat cepat. Djaiman (2002) menyatakan

bahwa umur 12 hingga 35 bulan merupakan umur yang paling

berpengaruh terhadap kunjungan karena pada umur ini

merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menetukan perkembangan anak selanjutnya. Hal lain yang

menyebabkan ibu balita tidak lagi hadir di posyandu khususnya

balita di atas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa

anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan

perkembangan sosial anak yang semakin bertambah.

2) Jumlah anak

Jumlah anggota keluarga mempengaruhi kehadiran ibu

yang mempunyai anak balita untuk hadir berpartisipasi dalam

posyandu, dalam kaitannya dengan kunjungan posyandu

(31)

seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di

posyandu.

3) Status Pekerjaan Ibu

Bekerja bagi ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh anak berkurang

sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya

untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang

atau bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk ikut

berpartisipasi di posyandu. Sedangkan pada ibu rumah tangga

memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk

beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anakya ke

posyandu.

4) Jarak tempat tinggal

Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat

mempengaruhi ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam

kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan

oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) bahwa faktor

lingkungan fisik/letak geografis berpengaruh terhadap perilaku

seseorang/masyarakat terhadap kesehatan. Ibu balita tidak

dating ke posyandu disebabkan karena rumah balita tersebut

jauh dengan posyandu sehingga ibu balita tersebut tidak datang

untuk mengikuti kegiatan dalam posyandu. Demikian juga

sesuai yang dikemukakan oleh WHO dalam Notoatmodjo

(32)

(2003) yang menyatakan bahwa sikap akan terwujud didalam

suatu tindakan tergantung dari situasi pada saat itu. Ibu balita

mau datang ke posyandu tetapi karena jaraknya jauh atau

situasi kurang mendukung maka balita tidak berkunjung ke

posyandu.

Menurut Hurlock (2005), perilaku ibu dalam kunjungan ke

posyandu dipengaruhi tiga faktor:

1) Faktor-faktor Presdisposisi (Presdisposing Factors)

a) Umur ibu

Umur sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

partisipasi sosial terdapat pada masa dewasa, wanita yang

cepat dewasa tetap aktif dibidang sosial seperti ikut serta

dalam Posyandu. Para ibu muda merupakan suatu

kelompok pendukung sukarela yang besar, pada umumnya

perhatian mereka sangat besar dan mudah diberi instruksi

untuk ikut serta dalam kegiatan Posyandu.

b) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

(33)

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

c) Pendidikan

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor

yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan

pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima

segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan

anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,

pendidikannya dan sebagainya.

d) Pekerjaan ibu

Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama

seperti dengan pekerja lainnya. Bagi pekerja wanita,

bagaimanapun juga mereka adalah ibu rumah tangga yang

sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Wanita

mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibandingkan

rekan prianya. Dalam arti wanita harus lebih dulu

mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal yang

menyangkut tetek bengek rumah tangganya. Semua ibu

yang bekerja baik di rumah atau luar rumah, keduanya akan

tetap meninggalkan anak-anaknya untuk sebagian besar

waktu.

(34)

e) Jumlah anak dalam keluarga

Semakin besar keluarga maka semakin besar pula

permasalahan yang akan muncul dirumah terutama untuk

mengurus kesehatan anak mereka. Dalam kaitannya dengan

kunjungan di posyandu, seorang ibu akan sulit mengatur

waktu untuk hadir di posyandu karena waktunya akan habis

untuk memberi perhatian dan kasih sayang dalam mengurus

anak-anaknya di rumah.

f) Pendapatan

Pendapatan adalah hasil pencarian atau perolehan

usaha, seluruh penerimaan baik berupa uang maupun

barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi

yang dimaksud pendapatan dalam penelitian ini adalah

suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan

pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota

keluarga lainnya. Pendapatan keluarga yang memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak dan kesadaran anak,

karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak

baik yang primer maupun sekunder.

2) Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)

a) Keterjangkauan Fasilitas

Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas

dari faktor-faktor yang menjadi masa rantai terjadinya

(35)

penyakit, yang kesemuanya itu tidak terlepas dari factor

lingkungan dimana masyarakat itu berada, perilaku

masyarakat yang merugikan kesehatan, ataupun gaya hidup

yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang

kesehatan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas

kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, disamping faktor-faktor yang sudah

dibawa sejak lahir sehingga menjadi masalah tersendiri bila

dilihat dari segi individu, keluarga, kelompok, maupun

masyarakat secara keseluruhan. Semakin lengkap sarana

yang digunakan di Posyandu, semakin sering ibu membawa

anaknya di Posyandu.

b) Jarak Posyandu

Jarak merupakan komponen kedua yang

memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan

pengobatan. Jangkauan pelayanan Posyandu dapat

ditingkatkan dengan bantuan pendekatan maupun

pemantauan melalui kegiatan Posyandu. Posyandu

sebaiknya berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh

masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri,

Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah

ada, rumah penduduk, balai desa, balai RT, atau di tempat

khusus yang dibangun masyarakat. Keterjangkauan

(36)

masyarakat termasuk jarak akan fasilitas kesehatan akan

mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan.

3) Faktor-faktor Penguat (Reinforcing Factors)

a) Peran Kader

Keterampilan petugas Posyandu merupakan salah

satu keberhasilan dari system pelayanan di Posyandu.

Posyandu yang dilakukan oleh kader Posyandu yang

terampil akan mendapat respon positif dari ibu-ibu balita

sehingga kader tersebut ramah dan baik. Kader Posyandu

yang ramah, terampil dalam memberikan pelayanan

kesehatan dapat menyebabkan ibu-ibu balita rajin datang

dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di Posyandu.

Kader berasal dari anggota masyarakat, bekerja sukarela,

mampu melaksanakan kegitan, mampu menggerakan

masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan, bekerja

sukarela, mampu melaksanakan kegitan, mampu

menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Posyandu.

b) Perangkat Desa atau orang tua

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan dan untuk terwujudnya suatu tindakan yang nyata

perlu pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara

lain fasilitas. Sikap ibu yang sudah positif terhadap

(37)

kunjungan posyandu tersebut harus mendapat konfirmasi

dari suaminya dan ada fasilitas posyandu yang mudah

dicapai agar ibu tersebut datang dalam kegiatan posyandu.

Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan

(support) dari pihak lain misalnya suami atau istri, orang

tua atau mertua sangat penting.

3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan

Kunjungan Balita di Posyandu

Pengetahuan merupakan tahap awal dimana subyek mulai

mengenal ide baru serta belajar memahami, yang pada akhirnya dapat

merubah perilakunya. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi, lebih

cenderung untuk menggunakan sebagian besar pendapatan dan waktu

bagi anak-anaknya. Ibu ini akan memanfaatkan sepenuhya fasilitas

kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat baik bagi

dirinya sendiri maupun anak-anaknya. Semakin tinggi pendidikan ibu

maka semakin tinggi juga pengetahuan yang dimiliki ibu, sehingga

akan semakin berkualitas informasi yang diterima. Jika ibu mengetahui

manfaat dan kegiatan yang dilakukan diposyandu serta manfaat balita

dibawa ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk

mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah

dilakukan oleh ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk

berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini

(38)

sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang

merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang

melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang dimiliki

(Notoatmodjo, 2005).

B.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui

penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual : Variabel yang diteliti

: Variabel luar yang dikendalikan

(39)

H. Hipotesis

Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan

kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

observasional analitik. Peneliti hanya melakukan pengamatan, atau

pengukuran terhadap berbagai variabel penelitian menurut keadaan apa

adanya dan tidak memberikan intervensi atau manipulasi pada subyek

penelitian (Taufiqurrohman, 2008). Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian korelasi dengan rancangan cross sectional (belah lintang), dimana

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek

menggunakan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2005).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan

dalam jangka waktu antara bulan Juni-Juli tahun 2012.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi Target

Pada penelitian ini, populasi target yang digunakan adalah ibu yang

memiliki balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.

(41)

2. Populasi Aktual

Pada penelitian ini populasi target yang digunakan adalah ibu yang

memiliki balita di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan pada bulan Juni-Juli

2012 sebanyak 43 orang.

D. Sampel dan Teknik Sampling

1. Sampel

Sampel penelitian ini adalah ibu balita yang menjadi anggota

posyandu Ngesti Rahayu.

2. Teknik Sampling

Metode pengambilan sampel menggunakan metode total sampling

yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil semua anggota

populasi menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43

responden.

E. Kriteria Retriksi

1. Kriteria inklusi

a. Semua ibu yang memiliki anak balita.

b. Memiliki kartu menuju sehat (KMS) atau buku KIA.

c. Balita yang hadir di posyandu Ngesti Rahayu pada saat dilakukan

penelitian yaitu pada bulan Juni-Juli.

2. Kriteria eksklusi

a. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.

(42)

F. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu

No Variabel Definisi

operasional

Skala ukur

Alat ukur Kategori

(43)

G. Cara Kerja

1. Intervensi

a. Tahap persiapan

Studi pendahuluan, penyusunan proposal termasuk Instrument

penelitian dan perijinan.

b. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Posyandu Ngesti

Rahayu, meliputi:

1) Memberikan kuesioner penelitian pada responden untuk dijawab

2) Mengecek nama dan identitas responden

3) Mencatat kunjungan balita yang dilihat dari kohort bayi dan balita

lalu di cross check dengan melihat KMS dan buku KIA

4) Merekap data dengan memberikan skor dan kode lalu melakukan

tabulasi

5) Mengolah data dengan bantuan SPSS versi 17.0

c. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini membuat laporan Karya Tulis Ilmiah berdasarkan

data yang diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian.

2. Instrumen Penelitian

a. Alat Penelitian

1) Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu

Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun

secara terstruktur yang berisi pertanyaan yang harus dijawab

(44)

responden untuk mengukur pengetahuan. Data diperoleh dari

jawaban responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner.

Kuesioner sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas

terlebih dahulu. Kuesioner pengetahuan merupakan daftar

pertanyaan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu yang akan

diberikan pada responden. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner dengan pertanyaan tertutup berbentuk multiple choice,

dengan kategori:

a) Baik jika dijawab benar 76%-100%

b) Cukup jika dijawab benar antara 56%-75 %

c) Kurang jika dijawab benar < 56%

(Arikunto, 2006)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu

No Pengetahuan tentang

kegiatan posyandu

(45)

Cara penilaian menggunakan rumus prosentase (Machfoed, 2007)

N: jumlah seluruh soal

2) Kunjungan balita di posyandu menggunakan penilaian dalam

bentuk lembar observasi kunjungan yang dihitung oleh peneliti

setiap satu tahun dari bayi lahir sampai waktu dimana penelitian ini

dilakukan, dengan kategori:

a) Aktif, bila balita hadir di posyandu sebanyak > 8 kali dalam 1

tahun.

b) Tidak aktif, bila < 8 kali dalam 1 tahun.

b. Validitas dan Reliabilitas

Menurut Riwidikdo (2009) responden yang digunakan untuk uji

coba sebaiknya yang memiliki kesamaan karakteristik dari tempat

dimana penelitian itu dilaksanakan. Agar diperoleh distribusi nilai

hasil yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk

uji coba minimal 30 orang. Hasil uji coba ini digunakan untuk

mengetahui sejauh mana alat ukur (skala pengukuran) yang telah

disusun tadi memiliki validitas dan reliabilitas.

(46)

1) Uji Validitas

Alat ukur dikatakan shahih atau valid bila alat ukur

benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Mahfoedz, 2007). Untuk

menghitung validitas isi kuesioner dilakukan perhitungan dengan

menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment dan

diolah menggunakan SPSS versi 17.0 (Notoatmodjo, 2005).

Nilai r yang didapat dari perhitungan rumus Korelasi

PearsonProduct Moment tersebut dibandingkan dengan nilai

r

tabel,

dengan taraf signifikasi 5%. Apabila nilai rhitung lebih besar dari

nilai

r

tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Arikunto,

2006).

Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner penelitian terhadap

30 responden dari 30 item pertanyaan menunjukan bahwa 6 item

dinyatakan tidak valid dan 24 item dinyatakan valid. Item

pertanyaan yang tidak valid adalah item 1, 15, 20, 27, 28 dan 30,

dalam melaksanakan penelitian selanjutnya butir kuesioner yang

tidak valid akan dihapus dan tidak digunakan untuk penelitian.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menujukkan bahwa suatu instrumen cukup

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Jika nilai koefisien reliabilitas yang

diperoleh dari perhitungan lebih besar dari nilai rtabel maka tes

(47)

kuesioner digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dan diolah

dengan SPSS versi 17.0. Angket atau kuisioner dikatakan reliabel

apabila memiliki nilai koefisien Cronbach’s Alpha di atas 0,7

sehingga untuk mengetahui sebuah angket dikatakan reliabel atau

tidak dengan melihat besarnya nilai alpha (Riwidikdo, 2009).

Dari 24 item soal yang valid, dilakukan uji reliabilitas dengan

program SPSS versi 17.0 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,943

yang menunjukkan bahwa item soal reliabel.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Variabel Validitas 0,755; 0,646; 0,439; 0,565

0,943

Sumber: Data Primer, Juli 2012

H. Analisis Data

1. Metode pengolahan data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah (Hidayat, 2007):

a. Editing

Editing upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan, yang dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul kemudian dilakukan

pengecekan untuk meneliti apakah semua item pertanyaan yang

(48)

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Tabulating

Mengelompokkan data yang telah diperoleh dari masing-masing

responden ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang

dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian. Jawaban yang sudah

diberi kode ke dalam tabel kemudian dianalisis menggunakan SPSS

versi 17.0

d. Scoring

Pada tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau

hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi

dapat diberi skor. Penilaian kuesioner pengetahuan ibu tentang

kegiatan posyandu, yaitu:

1) Setiap jawaban benar diberi skor: 1

2) Setiap jawaban salah diberi skor : 0

2. Analisa Data

a. Analisa univariat, dilakukan pada tiap variabel penelitian melalui

distribusi frekuensi dan prosentase. Hasil yang ditampilkan dalam

bentuk tabel dan narasi. Variabel yang dianalisis secara univariat

dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

b. Analisis bivariat yaitu menganalisis variabel-variabel penelitian guna

menguji hipotesis penelitian serta untuk melihat gambaran hubungan

(49)

antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Proses analisis data

dibantu dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian dianalisis

dengan SPSS versi 17.0 menggunakan rumus Spearman Rank

(Riwidikdo, 2009). Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

1) Bila nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu, terdapat

perbedaan signifikan antara pengetahuan ibu dan kunjungan balita.

2) Bila nilai p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan ibu dan kunjungan

balita (Riwidikdo, 2009).

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Ngesti Rahayu yang terletak di

Kelurahan Kradenan, Dusun Serengan, Desa Blulukan. Posyandu Ngesti

Rahayu termasuk dalam posyandu Madya dengan 54 balita, 1 bidan desa dan 5

kader di bawah binaan Puskesmas Colomadu. Posyandu Ngesti Rahayu

diselenggarakan satu bulan sekali setiap tanggal 17 pukul 10.00 WIB.

Kelurahan Kradenan termasuk dalam wilayah Kecamatan Colomadu,

Kabupaten Karanganyar.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita

usia 1-3 tahun sebanyak 43 orang. Karakteristik responden berdasarkan umur,

pendidikan terakhir, pekerjaan dan sumber informasi.

1. Umur

Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur menunjukkan

umur ibu balita pada saat penelitian dilakukan.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No Umur (Tahun) ∑ responden %

1. >30 11 25

2. 20-30 30 70

3. < 20 2 5

Jumlah 43 100

Sumber: Data Primer, Juli 2012

(51)

Dari data di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden

berumur antara 20-30 tahun dengan jumlah 30 orang (70%).

2. Pendidikan Terakhir

Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden

menunjukkan tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh ibu

balita.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir ∑ responden %

1. SD 3 7

Sumber: Data Primer, Juli 2012

Berdasarkan pada data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 18 orang

(42%).

3. Pekerjaan Ibu

Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu menunjukan jenis

pekerjaan yang ditekuni ibu balita sehari-hari.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

No Pekerjaan Ibu ∑ responden %

1. IRT 21 49

2. Swasta 16 37

3. Buruh 3 7

4. Lain-lain (Pelajar,

Guru Privat)

3 7

Jumlah 43 100

(52)

Berdasarkan pada data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden memiliki pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak

21 orang (49%) dan paling sedikit memiliki pekerjaan sebagai buruh dan

lain-lain masing-masing sebanyak 3 orang (7%).

4. Sumber Informasi

Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi

menunjukan darimana responden mendapatkan pengetahuan untuk

menjawab kuesioner yang diberikan saat penelitian dilakukan.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

No Sumber Informasi ∑ responden %

Sumber: Data Primer, Juli 2012

Pada data di atas diketahui bahwa mayoritas responden mendapat

sumber informasi dari Orang tua sebanyak 16 responden (37%).

C. Analisis Data

1. Analisis Univariat

a. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu

Dalam penelitian ini, pengetahuan ibu balita dikelompokkan

menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Adapun distribusi

frekuensi pengetahuan terdapat pada Tabel 4.5:

(53)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan

Sumber: Data Primer, Juli 2012

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pengetahuan

ibu tentang kegiatan posyandu sebagian besar sudah termasuk dalam

kategori baik yaitu sebanyak 21 responden (49%), sedangkan 16

responden (37%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 6

responden (14%) memiliki pengetahuan kurang.

b. Kunjungan Balita

Dalam penelitian ini, kunjungan balita dikelompokkan menjadi

dua kategori yaitu aktif dan tidak aktif.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita

No Umur (Tahun) ∑ responden %

1. Aktif 33 77

2. Tidak aktif 10 23

Jumlah 43 100

Sumber: Data Primer, Juli 2012

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa kunjungan

balita ke posyandu sebagian besar sudah termasuk dalam kategori aktif

yaitu sebanyak 33 balita (77%), sedangkan 10 balita (23%) memiliki

kunjungan tidak aktif.

2. Analisis Bivariat

(54)

Dalam penelitian ini, hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan

posyandu dengan kunjungan balita dianalisis menggunakan uji statistik

Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 17.0

Tabel 4.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan

Correlation Coefficient 1.000 .309*

Sig. (2-tailed) . .044

N 43 43

Rank of

KUNJUNGAN

Correlation Coefficient .309* 1.000

Sig. (2-tailed) .044 .

N 43 43

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Data Primer Output SPSS, Juli 2012

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil pengolahan data yang telah

dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 didapatkan nilai

p-value< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan

pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita. Hal

ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,309

antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita.

(55)

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu

Pengetahuan menurut Meliono (2007) dipengaruhi antara lain

pendidikan, usia dan sumber informasi. Pengetahuan Ibu tentang kegiatan

posyandu berdasarkan analisis univariat, sesuai dengan tabel 4.5 menunjukkan

sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang

(49%). Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga dan lain sebaginya). Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Ibu yang memiliki

pengetahuan tinggi, lebih cenderung untuk menggunakan sebagian besar

pendapatan dan waktu bagi anak-anaknya. Ibu akan memanfaatkan

sepenuhnya fasilitas kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat

baik bagi dirinya sendiri maupun anak-anaknya.

Umur Ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan. Sebagian besar ibu balita berumur antara 20-30 tahun (70%),

menurut Erikson termasuk dalam kategori dewasa awal. Sedangkan pada umur

>30 tahun sebanyak 11 responden, menurut Erikson pada usia ini termasuk

kategori dewasa pertengahan (Santrok, 2002). Usia mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang, dengan usia yang lebih banyak, maka pengalaman

yang dimiliki juga akan semakin banyak dan beragam. Pengalaman dapat

(56)

dijadikan cara untuk menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal.

Selain itu usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik

(Erfandi, 2009).

Selain faktor umur, pendidikan juga mempengaruhi baik atau kurangnya

pengetahuan. Pendidikan formal terakhir ibu yang terbanyak adalah kelompok

lulusan SMA/SMK (42%). Menurut Notoatmodjo (2005), seseorang yang

telah menerima pendidikan yang lebih baik atau lanjutan lebih mampu

berpikir secara obyektif dan rasional. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kegiatan posyandu. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak memiliki pengetahuan rendah pula

(Erfandi, 2009).

Sebanyak 37% ibu balita mendapat informasi dari orang tua dan 35%

dari tenaga kesehatan. Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk

mendasari seseorang berfikir, tingkatannya tergantung dari ilmu pengetahuan

(57)

atau dasar pendidikan orang tersebut memperoleh pengetahuan dapat melalui

bangku sekolah maupun lingkungannya (Notoatmodjo, 2005). Menurut

Erfandi (2009) informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Pengetahuan Ibu berdasarkan tabel 4.5 sebanyak 6 orang (14%) memiliki

pengetahuan kurang. Pengetahuan yang dimiliki ibu balita menjadi landasan

terbentuknya kesadaran akan pentingnya kegiatan di Posyandu. Hal ini juga

sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari

oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut

akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan

yang kurang menjadikan Ibu tidak mengetahui pentingnya manfaat membawa

balita ke posyandu. Ibu kurang mempunyai kesadaran dan sikap yang positif

sehingga memiliki perilaku yang tidak tepat karena tidak mau mencari

informasi. Dukungan dari tenaga kesehatan di Posyandu seperti kader dan

bidan juga masih kurang dalam melakukan promosi kesehatan seperti

penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Hal ini memungkinkan Ibu tidak tahu

harus bertanya kepada siapa agar mendapatkan informasi yang tepat tentang

posyandu.

(58)

B. Kunjungan Balita

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa balita yang mempunyai

kunjungan aktif sebanyak 33 balita (77%). Dari data tersebut diketahui bahwa

sebagian besar ibu aktif membawa balitanya untuk datang ke posyandu. Balita

dikatakan aktif bila melakukan kunjungan > 8 kali setiap tahun. Pengetahuan

yang dimiliki ibu juga mempengaruhi keaktifan kunjungan balita, pemahaman

ibu tentang pentingnya manfaat posyandu dalam memantau kesehatan dan

tumbuh kembang anaknya, akan meningkatkan kesadaran ibu dalam

melakukan kunjungan ke posyandu. Berdasarkan keaktifan ibu balita dalam

kunjungan balita menunjukkan responden bersifat positif.

Umur anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan

balita, menurut Djaiman (2002) menyatakan bahwa umur 12 hingga 35 bulan

merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena pada

umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menetukan perkembangan anak selanjutnya. Status pekerjaan ibu menurut

Djaiman (2002) juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi kunjungan

balita. Pada penelitian ini sebagian besar ibu bekerja sebagai Ibu Rumah

Tangga sebanyak 49%. Seorang Ibu Rumah Tangga bisa lebih banyak

mendapatkan informasi penting tentang perkembangan balita dari posyandu.

Hal ini karena Ibu Rumah Tangga mempunyai waktu lebih banyak untuk

beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke posyandu.

Hasil analisa juga menyatakan bahwa sebanyak 10 balita (23%)

memiliki kunjungan tidak aktif, balita dikatakan tidak aktif bila melakukan

(59)

kunjungan < 8 kali setiap tahun ke posyandu. Kunjungan balita ke posyandu

berhubungan dengan kesadaran Ibu dalam membawa balita ke posyandu.

Kinerja atau pelayanan posyandu yang kurang baik juga akan mengakibatkan

kunjungan balita menurun. Pengetahuan Ibu yang kurang juga mempengaruhi

kunjungan balita ke posyandu, karena mempengaruhi cara berpikir Ibu dalam

meningkatkan kesadaran kesehatan terhadap diri sendiri dan keluarganya. Hal

lain yang menyebabkan balita tidak lagi hadir di posyandu khususnya balita di

atas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa anaknya sudah

mendapatkan imunisasi lengkap dan perkembangan sosial anak yang semakin

bertambah.

Didapatkan sebanyak 51% ibu balita bekerja mencari nafkah, baik untuk

kepentingan sendiri maupun keluarga. Hal ini berpengaruh pada

ketidakaktifan kunjungan balita ke posyandu, karena ibu tidak memiliki waktu

untuk mencari informasi karena kesibukan dalam bekerja, sehingga

berdampak pada berkurangnya keaktifan ibu membawa balita berkunjung ke

posyandu. Tidak aktifnya kunjungan juga tidak lepas dari peran kader dan

tenaga kesehatan yang ada, pengetahuan kader yang kurang dan kurang

percaya dirinya para kader dalam menerapkan ilmunya serta kurang mampu

dalam menerapkan informasi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. Peran

kader dan petugas kesehatan yang tidak optimal dalam mensosialisasikan

program posyandu dan jadwal posyandu kepada masyarakat juga

mempengaruhi ketidak aktifan kunjungan balita ke posyandu.

(60)

Faktor yang mempengaruhi aktif atau tidaknya kunjungan menurut

Djaiman (2002) meliputi umur anak, jumlah anak, status pekerjaan ibu dan

jarak tempat tinggal.

C. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan

Kunjungan Balita

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil pengolahan data yang telah

dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 didapatkan nilai p-value

(Sig.) sebesar 0,044, karena p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

sehingga ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan

kunjungan balita. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif

sebesar 0,309 antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita. Berdasarkan

arahnya hubungan antara kedua variabel adalah searah, artinya semakin baik

pengetahuan ibu balita maka semakin baik pula kunjungan balita ke posyandu.

Pengetahuan yang baik tentang kegiatan posyandu akan mempermudah

terjadinya perubahan perilaku, hal ini sesuai dengan pendapat Green yang

menyatakan bahwa salah satu faktor penentu terjadinya perubahan perilaku

adalah adanya faktor predisposisi (predisposing factor) yang di dalamnya

termasuk pengetahuan ibu (Notoatmodjo, 2003). Hal ini dapat mempengaruhi

kunjungan balita di posyandu, ibu yang memiliki pengetahuan baik akan

menerima manfaat dengan hadir dan mengikuti kegiatan posyandu serta

dengan suka rela membawa anaknya ke posyandu. Menurut Kresno (2008),

jika ibu mengetahui manfaat dan pelayanan yang dilakukan di posyandu serta

(61)

gunanya balita dibawa terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS

sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak

yang mudah dilakukan ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk

berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar

untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu

tergantung pengetahuan yang dimiliki.

Faktor penguat seperti peran orang tua dan kader juga mempengaruhi

kunjungan balita. Pada penelitian ini sebagian besar informasi didapat dari

Orang Tua sebanyak (37%), kurangnya peran kader dan tenaga kesehatan

dalam melakukan pendekatan dengan memberikan promosi kesehatan melalui

penyuluhan di posyandu membuat ibu balita lebih memilih bertanya pada

Orang Tua.

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini dilakukan oleh Nur Dwi

Sri Mulyanawati (2009) yang meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan

ibu balita tentang peran dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan

posyandu di kelurahan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian

menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang peran

dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan posyandu. Uji statistik

menggunakan Spearman Rank dengan nilai r (rho) sebesar 0,518 yang

memberikan kontribusi tingkat hubungan kedua variabel adalah sedang dan

korelasi r bertanda positif. Menurut penelitian Indah Dwi Purnaningsih (2011)

yang meneliti tentang Hubungan tingkat pengetahuan tentang tumbuh

(62)

kembang dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu, menunjukan

bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang

dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu dengan kategori rendah

dan dengan arah positif. Metode analisis data yang digunakan uji statistik

adalah Pearson Product Moment, dengan rhitung sebesar 0,266 dengan

probabilitas sebesar 0,020 oeh karena p < 0,05 maka H0 ditolak.

D. Kendala Penelitian

Kendala atau keterbatasan yang dihadapi dan dirasakan oleh peneliti

dalam penelitian ini diantaranya adalah waktu dan jumlah sampel yang

terbatas.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual  ........................................................
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual commit to user
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa itu, di kerajaan Aceh telah berlaku hukum Islam yang sesuai dengan agama yang dianut oleh masyarakat Aceh sendiri.Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya

389 Stempel Stop Map Bahan Kertas

Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa mikroorganisme yang menular harus mampu Melekat, Menduduki atau memasuki hospes dan Berkembang biak paling tidak sampai taraf

peningkatan prestasi belajar siswa yang memanfaatkan media model lebih tinggi daripada yang memanfaatkan CD interaktif pada materi pokok sel. Hal ini berarti

substitution yang diterapkan oleh Tal Farlow yaitu pada akor di birama ke 27. Tal menggantikan akor yang seharusnya Am7, menjadi Fm7 dan Eb6. Kedua akor tersebut

59 tentang akuntansi qardh karena pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Bukittinggi tidak melakukan pencatatan pada saat akad qardh tersebut sehingga tidak terlihat perlakuan

serta saran kepada peneliti yang berguna selama penyusunan skripsi ini,. hingga skripsi

Skripsi dengan judul “ Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frustescens l.) Secara Hidroponik”