i
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEGIATAN
POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU
NGESTI RAHAYU, KRADENAN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh:
RHAHADJENG MARISTYA PALUPI
R 1111031
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
iv ABSTRAK
RHAHADJENG MARISTYA PALUPI. R1111031. HUBUNGAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG KEGIATAN POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN. FK UNS.
Latar Belakang. Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal, kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, dipengaruhi kunjungan ibu yaitu pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, umur balita, dan jumlah balita.
Tujuan Penelitian. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Metode Penelitian. Analitik observasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan pada bulan Juni-Juli 2012 sebanyak 43 orang. Metode
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Besar sampel 43 orang,
instrument penelitian menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas serta lembar observasi penelitian, uji statistik penelitian
menggunakan Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 17.
Hasil Penelitian. Diperoleh pengetahuan responden baik sebanyak 49% dan
kunjungan balita aktif sebanyak 77%. Pada nilai p-value (Sig.) < 0,05; maka H0
ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan yang positif sebesar 0,309 antara
pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Simpulan Penelitian. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Kata kunci: Pengetahuan, Posyandu
v ABSTRACT
RHAHADJENG MARISTYA PALUPI. R1111031. CORRELATION
BETWEEN THE MOTHER KNOWLEDGE ABOUT POSYANDU ACTIVITIES WITH CHILDREN VISITATION IN POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN. FK UNS.
Background. Posyandu becomes important health services for infants and children of the earliest, children visitation in posyandu is related to the role of
mother as the most responsible person for the children’s health, mother's visitation
influenced by the education, employment status, income level, level of
knowledge, children’s age, and number of children.
The objectives of research. Determine the correlation between the mother
knowledge about posyandu activities with children visitation in Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
The methods of research. Observational analytic with cross sectional approach. The population are mothers of children in posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan in June-July 2012 as many as 43 people. The sampling method uses total sampling. Large sample size of 43 people, the research instrument used questionnaires that have tested the validity and reliability as well as research observations sheets, statistical tests used the Spearman Rank with SPSS version 17.0
The results of research. Good knowledge as much as 49% of respondents either and visit as much as 77% active children visitation. On the p-value (Sig.) <0,05, then Ho is rejected and Ha accepted that there is a positive correlation of 0,309 between mother knowledge about posyandu activities with children visitation in posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
The conclusions. There is a correlation between mother knowledge about posyandu activities with children visitation in Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Key words: Knowledge, Posyandu
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT dengan
segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG KEGIATAN POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA
DI POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN” . Karya tulis ilmiah ini
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana saint
terapan program studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:
1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K) selaku Ketua Program Studi D IV
Kebidanan Universitas Sebelas Maret.
2. Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes, selaku Ketua Tim KTI D IV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret.
3. Sri Anggarini P, S.SiT, M.Kes, selaku Pembimbing Utama yang selalu
membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.
4. Sri Mulyani S.Kep. Ns, M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang
selalu membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.
5. Putu Suriyasa, dr, MS. PKK.,Sp.Ok selaku Ketua Penguji dalam
pelaksanaan ujian Karya Tulis Ilmiah.
vii
6. Arsita Eka Prasetyawati, dr, M.Kes, selaku Sekretaris Penguji dalam
pelaksanaan ujian Karya Tulis Ilmiah.
7. Kepala Desa Blulukan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan
penelitian.
8. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati D IV Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
9. Teman-teman mahasiswa DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
10.Berbagai pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Karanganyar, Agustus 2012
Penulis
Rhahadjeng Maristya Palupi
viii MOTTO
Mengetahui bagaimana menunggu dengan sabar, itulah salah satu
rahasia untuk mencapai sukses.
Beranilah dan kumpulkan kekuatan pada waktu gagal untuk tegak dan
lompat sekali lagi yang lebih keras, sehingga orang yang tadinya
menertawakan akan bertukar menjadi takjub.
ix
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah Ini dipersembahkan Untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan rejeki
dan rahmatNya.
2. Orang tua, yang selalu memberikan segala
usaha demi penulis dapat mernyelesaikan
pendidikan ini
3. Calon Imamku yang selalu memberi
semangat.
4. Teman-teman DIV Kebidanan Transfer FK
UNS 2011.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dan
tidak dapat disebutkan satu persatu.
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN VALIDASI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat ... 5
xi
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 7
c. Cara memperoleh pengetahuan ... 10
2. Posyandu ... 11
a. Pengertian ... 11
b. Kegiatan pokok posyandu ... 12
c. Peserta posyandu mendapat pelayanan ... 13
d. Sasaran posyandu ... 13
e. Kunjungan balita ... 14
3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita ... 22
xii
F. Definisi Operasional ... 27
G. Cara Kerja ... 28
H. Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35
B. Karakteristik Responden ... 35
C. Analisis Data ... 37
1. Analisis Univariat... 37
2. Analisis Bivariat ... 39
BAB V PEMBAHASAN ... 40
A. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu ... 40
B. Kunjungan Balita ... 43
C. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjunan Balita ... 45
D. Kendala Penelitian ... 47
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Tentang Kegiatan
Posyandu……….…. 27
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Posyandu……….. 29
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………. 32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur……… 35
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir……….. 36
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Ibu……….. 36
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber
Informasi……… 37
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Posyandu……… 38
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita ……… 38
Tabel 4.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Posyandu dengan Kunjungan Balita……… 39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Surat Pernyataan Keaslian Penelitian
Lampiran 3. Surat Permohonan ke Responden
Lampiran 4. Informed Consent
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 7. Lembar Observasi Kunjungan
Lampiran 8. Tabulasi Validitas
Lampiran 9. Uji Validitas Kuesioner (SPSS)
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Kuesioner (SPSS)
Lampiran 11. Data Penelitian
Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Spearman Rank
Lampiran 13. Frequency Table
Lampiran 14. Tabel Crosstabulation
Lampiran 15. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 16. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 17. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azasi yang sekaligus sebagai investasi,
sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap
individu dan oleh seluruh masyarakat agar dapat menikmati hidup sehat,
dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah tanggung
jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Derajat kesehatan di Indonesia tergolong masih rendah, salah satu
penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan secara
optimal oleh masyarakat. Salah satu pelayanan kesehatan terutama di desa
yaitu posyandu, yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau
memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita (Adisasmito,
2007). Posyandu menjadi pusat pelayanan kesehatan penting untuk bayi
dan balita yang paling awal, namun pada kenyataannya di posyandu warga
masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk
memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak
sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita
(Willis, 2008).
Jumlah posyandu di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 266.827
posyandu. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan sekitar 3,55 posyandu
per desa/kelurahan (Kemenkes RI, 2011). Menurut data Kemenkes RI
(2010), cakupan pelayanan kesehatan anak balita (usia 12-59 bulan), yang
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 kali/tahun dan pemberian vitamin A 2 kali/tahun
sebanyak 78,11%. Di Jawa Tengah jumlah posyandu pada tahun 2011
sebanyak 47. 579 unit (Jateng Info, 2011), sedangkan di tahun 2011
terdapat cakupan kunjungan di posyandu sebesar 92,64% (Dinkes Jateng,
2011). Menurut Riskesdas tahun 2010 penimbangan anak umur 6-59 bulan
di posyandu sebesar 89,9% di provinsi Jawa Tengah. Keberadaan
posyandu juga sebagai bagian terpenting di kabupaten Karanganyar yang
terdiri dari Posyandu Purnama sebesar 744 unit, Posyandu Madya sebesar
427 unit, Posyandu Mandiri 139 unit dan Posyandu Pratama 20 unit
(Dinkes Karanganyar, 2011).
Posyandu menggunakan prinsip lima meja yaitu dari pendaftaran,
penimbangan bayi dan anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS),
penyuluhan, ibu hamil, pemberian makanan tambahan (PMT) serta
pelayanan tenaga professional meliputi pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, dan pengobatan seperti
pemberian obat-obatan, vitamin A, tablet zat besi (Fe) atau pemberian
rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit jika ditemuan kasus-kasus luar
biasa pada posyandu (Kemenkes, 2011).
Kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai
orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena
balita sangat bergantung dengan ibunya. Balita yang dibawa ke posyandu,
akan mendapatkan manfaat yaitu mendapatkan kesehatan ke arah yang
lebih baik, mendapatkan kemudahan pelayanan di satu kesempatan dalam
satu tempat sekaligus, dapat menghidari pemborosan waktu, tingkat
partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan cakupan
pelayanan dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya
peningkatan derajat kesehatan balita (Seno, 2008). Faktor yang
mempengaruhi kunjungan ibu yang memiliki balita ke posyandu yaitu
pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan,
umur balita, dan jumlah balita. Pendidikan dan pengetahuan merupakan
hal yang penting bagi manusia, yang dapat mengubah persepsi mengenai
suatu hal. Pengalaman-pengalaman itu harus disusun dan diatur
sedemikian rupa sehingga menjadi suatu keseluruhan yang berkaitan satu
sama lain sebagai suatu gejala yang dapat diterangkan, dengan pendidikan
dan pengetahuan yang dimiliki diharapkan seorang ibu akan dapat
meningkatkan dan berperan aktif dalam kegiatan posyandu dan akan selalu
berperilaku, bertindak dan bersikap untuk mendorong perilaku kesehatan
(Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Ngesti
Rahayu didapatkan bahwa posyandu tersebut termasuk dalam posyandu
Madya, karena memiliki 5 kader dengan kegiatan rutin tiap bulan tetapi
program posyandu yang dilakukan belum begitu aktif. Pada penelitian ini
peneliti memilih posyandu Ngesti Rahayu karena kegiatan posyandu yang
dilakukan belum begitu aktif. Ibu balita di posyandu Ngesti Rahayu yang
datang ke posyandu hanya untuk melakukan penimbangan pada anaknya,
setelah ditimbang ibu balita akan langsung pulang setelah dilakukan
pencatatan dan menerima PMT, dari wawancara pada salah satu kader dan
ibu balita didapatkan bahwa pada posyandu Ngesti Rahayu, ibu balita
jarang mengikuti kegiatan posyandu selain penimbangan dan pemberian
makanan tambahan. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis
bermaksud untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Hubungan
Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita di
Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah “Adakah hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan
posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu,
Kradenan?”
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan
posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu,
Kradenan.
b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan ibu balita tentang kegiatan posyandu.
b. Mengetahui jumlah balita di posyandu.
c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan
posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu,
Kradenan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan tentang hubungan pengetahuan ibu tentang
kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di posyandu.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi peneliti
Merupakan kesempatan dalam menerapkan teori-teori yang telah
diperoleh di perkuliahan dan menambah pengalaman dalam
membuat Karya Tulis Ilmiah yang benar.
b. Bagi masyarakat
Sebagai bahan kajian informasi tentang kegiatan keterpaduan
yang dilaksanakan di posyandu sehingga kesadaran akan manfaat
dari kegiatan posyandu semakin meningkat.
c. Bagi puskesmas
Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk
meningkatkan peran kunjungan balita di posyandu melalui
peningkatan pengetahuan tentang kegiatan posyandu.
d. Bagi posyandu
Sebagai masukan untuk memotivasi masyarakat demi tercapainya
angka partisipasi masyarakat (D/S) dengan tingkat kunjungan
balita yang lebih baik di posyandu.
e. Bagi peneliti lainnya
Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang
berhubungan dengan pengetahuan ibu dan kunjungan balita.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2005).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Meliono (2007) adalah:
a) Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan seseorang melalui upaya pengajaran dana
pelatihan baik di sekolah ataupun di luar sekolah.
b) Usia
Semakin banyak usia seseorang maka semakin
bijaksana dan banyak pengalaman atau hal yang telah
dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki pengetahuan.
c) Sumber informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas.
2) Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang tercangkup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan setelah diterima. Hal ini merupakan
tingkatan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan
dan sebagainya.
b)Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.
c) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
d)Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambar (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan
untuk menciptakan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formula-formula yang ada. Misalnya
dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005),
sebagai berikut:
1) Cara Kuno
a) Cara coba salah (Trial and Terror)
Cara coba salah dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa
pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau
informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai
prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya
baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa
lalu.
2) Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
“metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut
metodologi penelitian.
2. Posyandu
a. Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan
dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Kemenkes RI,
2011).
b. Kegiatan Pokok Posyandu
Kegiatan Pokok Posyandu antara lain (Kemenkes RI, 2011):
1) KIA
a) Ibu hamil, antara lain penimbangan BB dan pengukuran
TB, pemantauan status gizi, pemberian Fe, pemberian
imunisasi TT, kelas hamil dan penyuluhan, dll.
b) Ibu nifas, antara lain penyuluhan kesehatan, KB pasca
persalinan, ASI eksklusif dan gizi, perawatan payudara,
dll.
c) Bayi dan anak balita, antara lain penimbangan BB,
penentuan status pertumbuhan, penyuluhan dan konseling,
imunisasi dan deteksi dini tumbang.
2) KB, antara lain pemberian kondom dan pil ulangan, pelayanan
suntik KB dan konseling.
3) Imunisasi, pemberian disesuaikan sesuai dengan program
terhadap bayi dan ibu hamil.
4) Gizi, seperti deteksi dini gangguan tumbang, pemberian PMT,
Vit. A, dll.
5) Penggulangan Diare, antara lain penyuluhan PHBS dan
pemberian oralit.
c. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi (Kemenkes RI,
2011):
1) Kesehatan ibu dan anak antara lain: pemberian pil tambah
darah (ibu hamil), pemberian vitamin A dosis tinggi (bulan
vitamin A pada bulan Februari dan Agustus), PMT, lmunisasi,
penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau
kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap
bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu
KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi
sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui
meja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN:
S: Semua balita di wilayah kerja Posyandu.
K: Semua balita yang memiliki KMS.
D: Balita yang ditimbang.
N: Balita yang naik berat badannya
d. Sasaran Posyandu yaitu (Kemenkes RI, 2011):
1) Bayi (0-11 bulan)
2) Anak balita (12 bulan – 60 bulan)
Balita adalah anak yang menginjak usia di atas satu
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah
lima tahun (Muaris. H, 2006). Menurut Sutomo. B dan
Anggraeni. DY, (2010), balita adalah istilah umum bagi anak
usai 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat
usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air
dan makan. Perkembangan bicara dan berjalan sudah
bertambah baik, namun kemampuan lain masih terbatas.
Menurut Djaiman (2002) menyatakan bahwa umur 12
hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh
terhadap kunjungan posyandu karena pada umur ini merupakan
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
3) Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
4) WUS dan PUS.
e. Kunjungan Balita di Posyandu
Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu
tempat. Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke
posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya
penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan lain sebagianya.
Kunjungan balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur
setiap bulan atau 12 kali pertahun. Posyandu yang frekuensi
penimbangan atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun
dianggap masih rawan, sedangkan bila frekuensi kunjungan sudah
8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah
cukup baik (Dinkes Prov. Jateng, 2007).
Menurut Djaiman (2002), faktor yang berhubungan dengan
kunjungan balita ke posyandu meliputi:
1) Umur balita
Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk
seseorang dan pada masa ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensi berjalan sangat cepat. Djaiman (2002) menyatakan
bahwa umur 12 hingga 35 bulan merupakan umur yang paling
berpengaruh terhadap kunjungan karena pada umur ini
merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menetukan perkembangan anak selanjutnya. Hal lain yang
menyebabkan ibu balita tidak lagi hadir di posyandu khususnya
balita di atas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa
anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan
perkembangan sosial anak yang semakin bertambah.
2) Jumlah anak
Jumlah anggota keluarga mempengaruhi kehadiran ibu
yang mempunyai anak balita untuk hadir berpartisipasi dalam
posyandu, dalam kaitannya dengan kunjungan posyandu
seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di
posyandu.
3) Status Pekerjaan Ibu
Bekerja bagi ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh anak berkurang
sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya
untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang
atau bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk ikut
berpartisipasi di posyandu. Sedangkan pada ibu rumah tangga
memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk
beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anakya ke
posyandu.
4) Jarak tempat tinggal
Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat
mempengaruhi ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam
kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) bahwa faktor
lingkungan fisik/letak geografis berpengaruh terhadap perilaku
seseorang/masyarakat terhadap kesehatan. Ibu balita tidak
dating ke posyandu disebabkan karena rumah balita tersebut
jauh dengan posyandu sehingga ibu balita tersebut tidak datang
untuk mengikuti kegiatan dalam posyandu. Demikian juga
sesuai yang dikemukakan oleh WHO dalam Notoatmodjo
(2003) yang menyatakan bahwa sikap akan terwujud didalam
suatu tindakan tergantung dari situasi pada saat itu. Ibu balita
mau datang ke posyandu tetapi karena jaraknya jauh atau
situasi kurang mendukung maka balita tidak berkunjung ke
posyandu.
Menurut Hurlock (2005), perilaku ibu dalam kunjungan ke
posyandu dipengaruhi tiga faktor:
1) Faktor-faktor Presdisposisi (Presdisposing Factors)
a) Umur ibu
Umur sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
partisipasi sosial terdapat pada masa dewasa, wanita yang
cepat dewasa tetap aktif dibidang sosial seperti ikut serta
dalam Posyandu. Para ibu muda merupakan suatu
kelompok pendukung sukarela yang besar, pada umumnya
perhatian mereka sangat besar dan mudah diberi instruksi
untuk ikut serta dalam kegiatan Posyandu.
b) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
c) Pendidikan
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor
yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan
pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima
segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan
anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikannya dan sebagainya.
d) Pekerjaan ibu
Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama
seperti dengan pekerja lainnya. Bagi pekerja wanita,
bagaimanapun juga mereka adalah ibu rumah tangga yang
sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Wanita
mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibandingkan
rekan prianya. Dalam arti wanita harus lebih dulu
mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal yang
menyangkut tetek bengek rumah tangganya. Semua ibu
yang bekerja baik di rumah atau luar rumah, keduanya akan
tetap meninggalkan anak-anaknya untuk sebagian besar
waktu.
e) Jumlah anak dalam keluarga
Semakin besar keluarga maka semakin besar pula
permasalahan yang akan muncul dirumah terutama untuk
mengurus kesehatan anak mereka. Dalam kaitannya dengan
kunjungan di posyandu, seorang ibu akan sulit mengatur
waktu untuk hadir di posyandu karena waktunya akan habis
untuk memberi perhatian dan kasih sayang dalam mengurus
anak-anaknya di rumah.
f) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil pencarian atau perolehan
usaha, seluruh penerimaan baik berupa uang maupun
barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi
yang dimaksud pendapatan dalam penelitian ini adalah
suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan
pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota
keluarga lainnya. Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak dan kesadaran anak,
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak
baik yang primer maupun sekunder.
2) Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)
a) Keterjangkauan Fasilitas
Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas
dari faktor-faktor yang menjadi masa rantai terjadinya
penyakit, yang kesemuanya itu tidak terlepas dari factor
lingkungan dimana masyarakat itu berada, perilaku
masyarakat yang merugikan kesehatan, ataupun gaya hidup
yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang
kesehatan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas
kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, disamping faktor-faktor yang sudah
dibawa sejak lahir sehingga menjadi masalah tersendiri bila
dilihat dari segi individu, keluarga, kelompok, maupun
masyarakat secara keseluruhan. Semakin lengkap sarana
yang digunakan di Posyandu, semakin sering ibu membawa
anaknya di Posyandu.
b) Jarak Posyandu
Jarak merupakan komponen kedua yang
memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan
pengobatan. Jangkauan pelayanan Posyandu dapat
ditingkatkan dengan bantuan pendekatan maupun
pemantauan melalui kegiatan Posyandu. Posyandu
sebaiknya berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh
masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri,
Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah
ada, rumah penduduk, balai desa, balai RT, atau di tempat
khusus yang dibangun masyarakat. Keterjangkauan
masyarakat termasuk jarak akan fasilitas kesehatan akan
mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan.
3) Faktor-faktor Penguat (Reinforcing Factors)
a) Peran Kader
Keterampilan petugas Posyandu merupakan salah
satu keberhasilan dari system pelayanan di Posyandu.
Posyandu yang dilakukan oleh kader Posyandu yang
terampil akan mendapat respon positif dari ibu-ibu balita
sehingga kader tersebut ramah dan baik. Kader Posyandu
yang ramah, terampil dalam memberikan pelayanan
kesehatan dapat menyebabkan ibu-ibu balita rajin datang
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di Posyandu.
Kader berasal dari anggota masyarakat, bekerja sukarela,
mampu melaksanakan kegitan, mampu menggerakan
masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan, bekerja
sukarela, mampu melaksanakan kegitan, mampu
menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan
Posyandu.
b) Perangkat Desa atau orang tua
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan dan untuk terwujudnya suatu tindakan yang nyata
perlu pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara
lain fasilitas. Sikap ibu yang sudah positif terhadap
kunjungan posyandu tersebut harus mendapat konfirmasi
dari suaminya dan ada fasilitas posyandu yang mudah
dicapai agar ibu tersebut datang dalam kegiatan posyandu.
Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan
(support) dari pihak lain misalnya suami atau istri, orang
tua atau mertua sangat penting.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan
Kunjungan Balita di Posyandu
Pengetahuan merupakan tahap awal dimana subyek mulai
mengenal ide baru serta belajar memahami, yang pada akhirnya dapat
merubah perilakunya. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi, lebih
cenderung untuk menggunakan sebagian besar pendapatan dan waktu
bagi anak-anaknya. Ibu ini akan memanfaatkan sepenuhya fasilitas
kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat baik bagi
dirinya sendiri maupun anak-anaknya. Semakin tinggi pendidikan ibu
maka semakin tinggi juga pengetahuan yang dimiliki ibu, sehingga
akan semakin berkualitas informasi yang diterima. Jika ibu mengetahui
manfaat dan kegiatan yang dilakukan diposyandu serta manfaat balita
dibawa ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk
mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah
dilakukan oleh ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk
berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang
merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang
melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang dimiliki
(Notoatmodjo, 2005).
B.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual : Variabel yang diteliti
: Variabel luar yang dikendalikan
H. Hipotesis
Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan
kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasional analitik. Peneliti hanya melakukan pengamatan, atau
pengukuran terhadap berbagai variabel penelitian menurut keadaan apa
adanya dan tidak memberikan intervensi atau manipulasi pada subyek
penelitian (Taufiqurrohman, 2008). Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian korelasi dengan rancangan cross sectional (belah lintang), dimana
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek
menggunakan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2005).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan
dalam jangka waktu antara bulan Juni-Juli tahun 2012.
C. Populasi Penelitian
1. Populasi Target
Pada penelitian ini, populasi target yang digunakan adalah ibu yang
memiliki balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
2. Populasi Aktual
Pada penelitian ini populasi target yang digunakan adalah ibu yang
memiliki balita di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan pada bulan Juni-Juli
2012 sebanyak 43 orang.
D. Sampel dan Teknik Sampling
1. Sampel
Sampel penelitian ini adalah ibu balita yang menjadi anggota
posyandu Ngesti Rahayu.
2. Teknik Sampling
Metode pengambilan sampel menggunakan metode total sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil semua anggota
populasi menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43
responden.
E. Kriteria Retriksi
1. Kriteria inklusi
a. Semua ibu yang memiliki anak balita.
b. Memiliki kartu menuju sehat (KMS) atau buku KIA.
c. Balita yang hadir di posyandu Ngesti Rahayu pada saat dilakukan
penelitian yaitu pada bulan Juni-Juli.
2. Kriteria eksklusi
a. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.
F. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
No Variabel Definisi
operasional
Skala ukur
Alat ukur Kategori
G. Cara Kerja
1. Intervensi
a. Tahap persiapan
Studi pendahuluan, penyusunan proposal termasuk Instrument
penelitian dan perijinan.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Posyandu Ngesti
Rahayu, meliputi:
1) Memberikan kuesioner penelitian pada responden untuk dijawab
2) Mengecek nama dan identitas responden
3) Mencatat kunjungan balita yang dilihat dari kohort bayi dan balita
lalu di cross check dengan melihat KMS dan buku KIA
4) Merekap data dengan memberikan skor dan kode lalu melakukan
tabulasi
5) Mengolah data dengan bantuan SPSS versi 17.0
c. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini membuat laporan Karya Tulis Ilmiah berdasarkan
data yang diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian.
2. Instrumen Penelitian
a. Alat Penelitian
1) Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun
secara terstruktur yang berisi pertanyaan yang harus dijawab
responden untuk mengukur pengetahuan. Data diperoleh dari
jawaban responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner.
Kuesioner sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas
terlebih dahulu. Kuesioner pengetahuan merupakan daftar
pertanyaan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu yang akan
diberikan pada responden. Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner dengan pertanyaan tertutup berbentuk multiple choice,
dengan kategori:
a) Baik jika dijawab benar 76%-100%
b) Cukup jika dijawab benar antara 56%-75 %
c) Kurang jika dijawab benar < 56%
(Arikunto, 2006)
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
No Pengetahuan tentang
kegiatan posyandu
Cara penilaian menggunakan rumus prosentase (Machfoed, 2007)
N: jumlah seluruh soal
2) Kunjungan balita di posyandu menggunakan penilaian dalam
bentuk lembar observasi kunjungan yang dihitung oleh peneliti
setiap satu tahun dari bayi lahir sampai waktu dimana penelitian ini
dilakukan, dengan kategori:
a) Aktif, bila balita hadir di posyandu sebanyak > 8 kali dalam 1
tahun.
b) Tidak aktif, bila < 8 kali dalam 1 tahun.
b. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Riwidikdo (2009) responden yang digunakan untuk uji
coba sebaiknya yang memiliki kesamaan karakteristik dari tempat
dimana penelitian itu dilaksanakan. Agar diperoleh distribusi nilai
hasil yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk
uji coba minimal 30 orang. Hasil uji coba ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana alat ukur (skala pengukuran) yang telah
disusun tadi memiliki validitas dan reliabilitas.
1) Uji Validitas
Alat ukur dikatakan shahih atau valid bila alat ukur
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Mahfoedz, 2007). Untuk
menghitung validitas isi kuesioner dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment dan
diolah menggunakan SPSS versi 17.0 (Notoatmodjo, 2005).
Nilai r yang didapat dari perhitungan rumus Korelasi
PearsonProduct Moment tersebut dibandingkan dengan nilai
r
tabel,dengan taraf signifikasi 5%. Apabila nilai rhitung lebih besar dari
nilai
r
tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Arikunto,2006).
Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner penelitian terhadap
30 responden dari 30 item pertanyaan menunjukan bahwa 6 item
dinyatakan tidak valid dan 24 item dinyatakan valid. Item
pertanyaan yang tidak valid adalah item 1, 15, 20, 27, 28 dan 30,
dalam melaksanakan penelitian selanjutnya butir kuesioner yang
tidak valid akan dihapus dan tidak digunakan untuk penelitian.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menujukkan bahwa suatu instrumen cukup
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Jika nilai koefisien reliabilitas yang
diperoleh dari perhitungan lebih besar dari nilai rtabel maka tes
kuesioner digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dan diolah
dengan SPSS versi 17.0. Angket atau kuisioner dikatakan reliabel
apabila memiliki nilai koefisien Cronbach’s Alpha di atas 0,7
sehingga untuk mengetahui sebuah angket dikatakan reliabel atau
tidak dengan melihat besarnya nilai alpha (Riwidikdo, 2009).
Dari 24 item soal yang valid, dilakukan uji reliabilitas dengan
program SPSS versi 17.0 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,943
yang menunjukkan bahwa item soal reliabel.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Variabel Validitas 0,755; 0,646; 0,439; 0,565
0,943
Sumber: Data Primer, Juli 2012
H. Analisis Data
1. Metode pengolahan data
Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah (Hidayat, 2007):
a. Editing
Editing upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan, yang dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul kemudian dilakukan
pengecekan untuk meneliti apakah semua item pertanyaan yang
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
c. Tabulating
Mengelompokkan data yang telah diperoleh dari masing-masing
responden ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang
dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian. Jawaban yang sudah
diberi kode ke dalam tabel kemudian dianalisis menggunakan SPSS
versi 17.0
d. Scoring
Pada tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau
hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi
dapat diberi skor. Penilaian kuesioner pengetahuan ibu tentang
kegiatan posyandu, yaitu:
1) Setiap jawaban benar diberi skor: 1
2) Setiap jawaban salah diberi skor : 0
2. Analisa Data
a. Analisa univariat, dilakukan pada tiap variabel penelitian melalui
distribusi frekuensi dan prosentase. Hasil yang ditampilkan dalam
bentuk tabel dan narasi. Variabel yang dianalisis secara univariat
dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
b. Analisis bivariat yaitu menganalisis variabel-variabel penelitian guna
menguji hipotesis penelitian serta untuk melihat gambaran hubungan
antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Proses analisis data
dibantu dengan menggunakan SPSS versi 17.0.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian dianalisis
dengan SPSS versi 17.0 menggunakan rumus Spearman Rank
(Riwidikdo, 2009). Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1) Bila nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu, terdapat
perbedaan signifikan antara pengetahuan ibu dan kunjungan balita.
2) Bila nilai p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan ibu dan kunjungan
balita (Riwidikdo, 2009).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Ngesti Rahayu yang terletak di
Kelurahan Kradenan, Dusun Serengan, Desa Blulukan. Posyandu Ngesti
Rahayu termasuk dalam posyandu Madya dengan 54 balita, 1 bidan desa dan 5
kader di bawah binaan Puskesmas Colomadu. Posyandu Ngesti Rahayu
diselenggarakan satu bulan sekali setiap tanggal 17 pukul 10.00 WIB.
Kelurahan Kradenan termasuk dalam wilayah Kecamatan Colomadu,
Kabupaten Karanganyar.
B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita
usia 1-3 tahun sebanyak 43 orang. Karakteristik responden berdasarkan umur,
pendidikan terakhir, pekerjaan dan sumber informasi.
1. Umur
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur menunjukkan
umur ibu balita pada saat penelitian dilakukan.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Umur (Tahun) ∑ responden %
1. >30 11 25
2. 20-30 30 70
3. < 20 2 5
Jumlah 43 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Dari data di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden
berumur antara 20-30 tahun dengan jumlah 30 orang (70%).
2. Pendidikan Terakhir
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden
menunjukkan tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh ibu
balita.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir ∑ responden %
1. SD 3 7
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Berdasarkan pada data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 18 orang
(42%).
3. Pekerjaan Ibu
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu menunjukan jenis
pekerjaan yang ditekuni ibu balita sehari-hari.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
No Pekerjaan Ibu ∑ responden %
1. IRT 21 49
2. Swasta 16 37
3. Buruh 3 7
4. Lain-lain (Pelajar,
Guru Privat)
3 7
Jumlah 43 100
Berdasarkan pada data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak
21 orang (49%) dan paling sedikit memiliki pekerjaan sebagai buruh dan
lain-lain masing-masing sebanyak 3 orang (7%).
4. Sumber Informasi
Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi
menunjukan darimana responden mendapatkan pengetahuan untuk
menjawab kuesioner yang diberikan saat penelitian dilakukan.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
No Sumber Informasi ∑ responden %
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Pada data di atas diketahui bahwa mayoritas responden mendapat
sumber informasi dari Orang tua sebanyak 16 responden (37%).
C. Analisis Data
1. Analisis Univariat
a. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
Dalam penelitian ini, pengetahuan ibu balita dikelompokkan
menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Adapun distribusi
frekuensi pengetahuan terdapat pada Tabel 4.5:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pengetahuan
ibu tentang kegiatan posyandu sebagian besar sudah termasuk dalam
kategori baik yaitu sebanyak 21 responden (49%), sedangkan 16
responden (37%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 6
responden (14%) memiliki pengetahuan kurang.
b. Kunjungan Balita
Dalam penelitian ini, kunjungan balita dikelompokkan menjadi
dua kategori yaitu aktif dan tidak aktif.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita
No Umur (Tahun) ∑ responden %
1. Aktif 33 77
2. Tidak aktif 10 23
Jumlah 43 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa kunjungan
balita ke posyandu sebagian besar sudah termasuk dalam kategori aktif
yaitu sebanyak 33 balita (77%), sedangkan 10 balita (23%) memiliki
kunjungan tidak aktif.
2. Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini, hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan
posyandu dengan kunjungan balita dianalisis menggunakan uji statistik
Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 17.0
Tabel 4.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Correlation Coefficient 1.000 .309*
Sig. (2-tailed) . .044
N 43 43
Rank of
KUNJUNGAN
Correlation Coefficient .309* 1.000
Sig. (2-tailed) .044 .
N 43 43
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer Output SPSS, Juli 2012
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 didapatkan nilai
p-value< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan
pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,309
antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
Pengetahuan menurut Meliono (2007) dipengaruhi antara lain
pendidikan, usia dan sumber informasi. Pengetahuan Ibu tentang kegiatan
posyandu berdasarkan analisis univariat, sesuai dengan tabel 4.5 menunjukkan
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang
(49%). Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga dan lain sebaginya). Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Ibu yang memiliki
pengetahuan tinggi, lebih cenderung untuk menggunakan sebagian besar
pendapatan dan waktu bagi anak-anaknya. Ibu akan memanfaatkan
sepenuhnya fasilitas kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat
baik bagi dirinya sendiri maupun anak-anaknya.
Umur Ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan. Sebagian besar ibu balita berumur antara 20-30 tahun (70%),
menurut Erikson termasuk dalam kategori dewasa awal. Sedangkan pada umur
>30 tahun sebanyak 11 responden, menurut Erikson pada usia ini termasuk
kategori dewasa pertengahan (Santrok, 2002). Usia mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang, dengan usia yang lebih banyak, maka pengalaman
yang dimiliki juga akan semakin banyak dan beragam. Pengalaman dapat
dijadikan cara untuk menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal.
Selain itu usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik
(Erfandi, 2009).
Selain faktor umur, pendidikan juga mempengaruhi baik atau kurangnya
pengetahuan. Pendidikan formal terakhir ibu yang terbanyak adalah kelompok
lulusan SMA/SMK (42%). Menurut Notoatmodjo (2005), seseorang yang
telah menerima pendidikan yang lebih baik atau lanjutan lebih mampu
berpikir secara obyektif dan rasional. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari
media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kegiatan posyandu. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak memiliki pengetahuan rendah pula
(Erfandi, 2009).
Sebanyak 37% ibu balita mendapat informasi dari orang tua dan 35%
dari tenaga kesehatan. Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk
mendasari seseorang berfikir, tingkatannya tergantung dari ilmu pengetahuan
atau dasar pendidikan orang tersebut memperoleh pengetahuan dapat melalui
bangku sekolah maupun lingkungannya (Notoatmodjo, 2005). Menurut
Erfandi (2009) informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Pengetahuan Ibu berdasarkan tabel 4.5 sebanyak 6 orang (14%) memiliki
pengetahuan kurang. Pengetahuan yang dimiliki ibu balita menjadi landasan
terbentuknya kesadaran akan pentingnya kegiatan di Posyandu. Hal ini juga
sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan
yang kurang menjadikan Ibu tidak mengetahui pentingnya manfaat membawa
balita ke posyandu. Ibu kurang mempunyai kesadaran dan sikap yang positif
sehingga memiliki perilaku yang tidak tepat karena tidak mau mencari
informasi. Dukungan dari tenaga kesehatan di Posyandu seperti kader dan
bidan juga masih kurang dalam melakukan promosi kesehatan seperti
penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Hal ini memungkinkan Ibu tidak tahu
harus bertanya kepada siapa agar mendapatkan informasi yang tepat tentang
posyandu.
B. Kunjungan Balita
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa balita yang mempunyai
kunjungan aktif sebanyak 33 balita (77%). Dari data tersebut diketahui bahwa
sebagian besar ibu aktif membawa balitanya untuk datang ke posyandu. Balita
dikatakan aktif bila melakukan kunjungan > 8 kali setiap tahun. Pengetahuan
yang dimiliki ibu juga mempengaruhi keaktifan kunjungan balita, pemahaman
ibu tentang pentingnya manfaat posyandu dalam memantau kesehatan dan
tumbuh kembang anaknya, akan meningkatkan kesadaran ibu dalam
melakukan kunjungan ke posyandu. Berdasarkan keaktifan ibu balita dalam
kunjungan balita menunjukkan responden bersifat positif.
Umur anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan
balita, menurut Djaiman (2002) menyatakan bahwa umur 12 hingga 35 bulan
merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena pada
umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menetukan perkembangan anak selanjutnya. Status pekerjaan ibu menurut
Djaiman (2002) juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi kunjungan
balita. Pada penelitian ini sebagian besar ibu bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga sebanyak 49%. Seorang Ibu Rumah Tangga bisa lebih banyak
mendapatkan informasi penting tentang perkembangan balita dari posyandu.
Hal ini karena Ibu Rumah Tangga mempunyai waktu lebih banyak untuk
beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke posyandu.
Hasil analisa juga menyatakan bahwa sebanyak 10 balita (23%)
memiliki kunjungan tidak aktif, balita dikatakan tidak aktif bila melakukan
kunjungan < 8 kali setiap tahun ke posyandu. Kunjungan balita ke posyandu
berhubungan dengan kesadaran Ibu dalam membawa balita ke posyandu.
Kinerja atau pelayanan posyandu yang kurang baik juga akan mengakibatkan
kunjungan balita menurun. Pengetahuan Ibu yang kurang juga mempengaruhi
kunjungan balita ke posyandu, karena mempengaruhi cara berpikir Ibu dalam
meningkatkan kesadaran kesehatan terhadap diri sendiri dan keluarganya. Hal
lain yang menyebabkan balita tidak lagi hadir di posyandu khususnya balita di
atas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa anaknya sudah
mendapatkan imunisasi lengkap dan perkembangan sosial anak yang semakin
bertambah.
Didapatkan sebanyak 51% ibu balita bekerja mencari nafkah, baik untuk
kepentingan sendiri maupun keluarga. Hal ini berpengaruh pada
ketidakaktifan kunjungan balita ke posyandu, karena ibu tidak memiliki waktu
untuk mencari informasi karena kesibukan dalam bekerja, sehingga
berdampak pada berkurangnya keaktifan ibu membawa balita berkunjung ke
posyandu. Tidak aktifnya kunjungan juga tidak lepas dari peran kader dan
tenaga kesehatan yang ada, pengetahuan kader yang kurang dan kurang
percaya dirinya para kader dalam menerapkan ilmunya serta kurang mampu
dalam menerapkan informasi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. Peran
kader dan petugas kesehatan yang tidak optimal dalam mensosialisasikan
program posyandu dan jadwal posyandu kepada masyarakat juga
mempengaruhi ketidak aktifan kunjungan balita ke posyandu.
Faktor yang mempengaruhi aktif atau tidaknya kunjungan menurut
Djaiman (2002) meliputi umur anak, jumlah anak, status pekerjaan ibu dan
jarak tempat tinggal.
C. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan
Kunjungan Balita
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 didapatkan nilai p-value
(Sig.) sebesar 0,044, karena p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan
kunjungan balita. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
sebesar 0,309 antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita. Berdasarkan
arahnya hubungan antara kedua variabel adalah searah, artinya semakin baik
pengetahuan ibu balita maka semakin baik pula kunjungan balita ke posyandu.
Pengetahuan yang baik tentang kegiatan posyandu akan mempermudah
terjadinya perubahan perilaku, hal ini sesuai dengan pendapat Green yang
menyatakan bahwa salah satu faktor penentu terjadinya perubahan perilaku
adalah adanya faktor predisposisi (predisposing factor) yang di dalamnya
termasuk pengetahuan ibu (Notoatmodjo, 2003). Hal ini dapat mempengaruhi
kunjungan balita di posyandu, ibu yang memiliki pengetahuan baik akan
menerima manfaat dengan hadir dan mengikuti kegiatan posyandu serta
dengan suka rela membawa anaknya ke posyandu. Menurut Kresno (2008),
jika ibu mengetahui manfaat dan pelayanan yang dilakukan di posyandu serta
gunanya balita dibawa terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS
sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak
yang mudah dilakukan ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk
berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar
untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu
tergantung pengetahuan yang dimiliki.
Faktor penguat seperti peran orang tua dan kader juga mempengaruhi
kunjungan balita. Pada penelitian ini sebagian besar informasi didapat dari
Orang Tua sebanyak (37%), kurangnya peran kader dan tenaga kesehatan
dalam melakukan pendekatan dengan memberikan promosi kesehatan melalui
penyuluhan di posyandu membuat ibu balita lebih memilih bertanya pada
Orang Tua.
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini dilakukan oleh Nur Dwi
Sri Mulyanawati (2009) yang meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan
ibu balita tentang peran dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan
posyandu di kelurahan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian
menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang peran
dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan posyandu. Uji statistik
menggunakan Spearman Rank dengan nilai r (rho) sebesar 0,518 yang
memberikan kontribusi tingkat hubungan kedua variabel adalah sedang dan
korelasi r bertanda positif. Menurut penelitian Indah Dwi Purnaningsih (2011)
yang meneliti tentang Hubungan tingkat pengetahuan tentang tumbuh
kembang dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu, menunjukan
bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang
dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu dengan kategori rendah
dan dengan arah positif. Metode analisis data yang digunakan uji statistik
adalah Pearson Product Moment, dengan rhitung sebesar 0,266 dengan
probabilitas sebesar 0,020 oeh karena p < 0,05 maka H0 ditolak.
D. Kendala Penelitian
Kendala atau keterbatasan yang dihadapi dan dirasakan oleh peneliti
dalam penelitian ini diantaranya adalah waktu dan jumlah sampel yang
terbatas.