• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Pengertian Karakter Dan Unsur-Unsurnya

Dilihat dari asal katanya, “karakter” merupakan sebuah konsep yang berasal dari kata Yunani “charassein”, yang berarti mengukir sehingga terbentuk

sebuah pola. Memiliki suatu karakter yang baik, tidak dapat diturunkan begitu ia dilahirkan, tetapi memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan

pendidikan. Dalam bahasa Arab karakter dikenal dengan istilah “akhlaq”, yang merupakan jama’ dari kata “khuluqun” yang secara linguistik diartikan dengan

budi pekeri, perangai, tingkah laku atau tabiat, tatakrama, sopan santun, adab dan tindakan (Saebani dan Hamid, 2010:13). Ibn Miskawai (W. 421H/1030 M) sebagai pakar akhlaq terkemuka menyatkaan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.37 Sedangkan karakter menurut Simon Philips yang dikutib oleh Fathul Mu’in dalam bukunya Pendidikan

36

Taliziduhu Ndraha, Op.cit., hlm 51 37

Sri Wahyuni Tanshzil, Model Pembinaan Pendidikan Karakter Pada Lingkungan Pondok Pesantren Dalam Membangun Kemandirian Dan Disiplin Santri.. Jurnal Penelitian Pendidikan | Vol. 13 No. 2 Oktober 2012.h 5.

Karakter adalah kumpulan tata nilai menuju suatu system, yang melandasi pemikiran, sikap, dan prilaku yang ditampilan.38

2. Unsur-Unsur Karakter

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis yang mempengaruhi unsur-unsur terbentuknya karakter pada manusia.Unsur-unsur ini kadang juga menunjukan bagaimana karakter seseorang .Unsur-manusia.Unsur-unsur tersebut antara lain, sikap, emosi, kepercayaan dan kebiasaan.

1.Sikap

Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian dari karakternya bahkan diangap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Tentu tidak selamanya benar, tetapi dalam hal tertentu sikap seseorang terhadap sesuatu yang ada dihadapanya, biasanya menunjukan bagaimana karakternya.

2.Emosi

Kata emosi berasal dari kata emovere dalam bahasa latin yang berarti (berarti luar dan movere artinya bergerak). Emosi adalah bumbu kehidupan sebab tanpa emosi ,kehidupan manusia akan terasa hambar.Manusia selalu hidup dengan berfikir dan merasa, oleh karena itu emosi merupakan salah satu bagian dari karakter.

3.Kepercayaan

Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari factor' sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu “benar”atau “ salah” atas dasar

bukti, sugesti otoritas, pengalaman, dan intuisi sangatlah penting untuk membangun watak dan karakter manusia.

4.Kebiasaan dan Kemauan

38Fathul Mu’in ,Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik Dan Praktik,( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2011) h,160

Kebiasaan adalah komponen konotatif dari factor sosiopsikologis. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, tidak direncanakan. Ia merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi berkali-kali. Setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam menangapi stimulus tertentu. Kebiasaan memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan. Sementara kemauan merupakan kondisi yang sangat mencerminkan karakter seseorang ,jadi kebiasaan dan kemauan adalah bagian dari unsur-unsur karakter. 5.Konsepsi Diri

Hal penting lainya yang berkaitan dengan ( pembangunan ) karakter adalah konsepsi diri. Konsepsi diri penting karena biasanya tidak semua orang acuh pada dirinya. Orang yang sukses biasanya adalah orang yang sadar bagaimana membentuk watak dan karakternya.39

C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Adapun peneliti mendapatkan inspirasi dari penelitian terdahulu yang relevan adalah: Kultur pesantren dalam membentuk sumber daya manusia studi kasus di Pondok pesantren Nurul jadid Paiton Probolinggo,yang di tulis oleh saudara Zainuddin dari Uin Malang 2009. Skripsi menjelaskan tentang kultur budaya pesantren yang membentuk sumber daya manusia yang ada di dalam pesantren, bisa sumber daya santri, ustad maupun kyai sendiri.skripsi ini menekankan pengaruh kultur pesantren terhadap etos kerja dari sumber daya manusia adapun perbedaan dari skripsi penulis adalah ,penulis menekankan pembentukan karakter santri dari kultur pesantren. Dan penulis mendapatkan inspirasi penulisan kultur pesantren dari skripsi ini.

Budaya Pesantren: Persimpangan antara Keindonesaan dan Keislaman,Jurnal Pesantren ditulis oleh Saidi .Sumber kompas. Didalam jurnal ini, pesantren dalam prakteknya, pesantren memiliki wilayah intern, dan ekstern yang keduanya tak bisa dipisahkan. Karena memuat semangat keislaman, dan

keindonesiaa (Nasionalisme), dan perbedaan dari jurnal dan skripsi penulis adalah didalam jurnal ini menekankan tentang kultur pesantren dari sisi perjuangan nasionalisme Indonesia ,dan penulis kultur pesantren untuk pembentukan karakter santri.

Pengalaman Mengenai Peran Kultur Terhadap Proses Belajar-Teori Vygotsky, Jurnal pendidikan ,penulis Zuhrati,Spd. Didalam jurnal ini, Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif seseorang berasal dari hubungan sosial dan kultur. Baik itu kultur individual maupun hubungan pendidikan dengan perkembangan berperan penting dalam perkembangan kognitif karena memberi dasar untuk menyimpulkan asumsi dasar tentang pembelajaran. Menurut Vygotsky, kultur bukan hanya memberi latar untuk pengembangan kognitif individual. Kultur juga memberi simbol-simbol kultural (perangkat psikologis) dan anak belajar berpikir dengan bentuk penalaran ini. Penulis mendapatkan inspirasi dalam penulisan definisi kultur pesantren. Perbedaan antara jurnal ini dengan skripsi penulis adalah jurnal ini membahas secara utuh tentang makna dan definisi kultur saja, sedangkan penulis menuliskan kultur pesantren dan fungsinya.

Skripsi Korelasi Pendidikan Pondok Pesantren Dengan Prestasi Belajar Santri Di Mts An-nur .Khusaini UIN Malang 2006. Didalam skripsi ini dijelaskan tentang sejarah pesantren, dan pola pendidikan pesantren yang dapat meningkatkan prestasi dari hasil belajar santri. Dan penulis mendapatkan inspirasi tentang definisi pesantren dan sejarah pesantren, perbedaan antara skripsi ini dengan karya tulis penulis adalah skripsi ini lebih membahas tentang system pendidikan pesantren sedangkan penulis lebih menekankan kepada kultur pesantren.

IBDA’ Jurnal Study Islam Dan Budaya.Penulis Nawawi. Didalam skripsi ini dijelaskan tentang sejarah,basis kultural pesantren ,pendidikan keagamaan dipesantren, kurikulum, system pengajaran, dan sejarah pesantren, penulis mendapatkan inspirasi tentang definisi, dan sejarah pesantren, perbedaan yang terdapat dari jurnal ini dan tulisan penulis adalah jurnal ini masih menjelaskan

secara umum tentang makna dan definisi pesantren sedangkan penelitian penulis dikhususkan di Pondok pesantren al-Amanah-al-Gontory.

Dari buku pendidikan karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, yang ditulis oleh Fatchul Mu’in. Didalam buku ini tertuliskan tentang pendidikan karakter dan urgensi pendidikan progresif dan revitalisasi peran guru dan orang tua,dan penulis mendapatkan inspirasi dalam menuliskan definisi pesantren, dan perbedaan yang terdapat dalam buku dan dan skripsi penulis adalah jika didalam buku masih dijelaskan secara umum tentang makna karakter sedangkan didalam skripsi penulis dikhususkan tentang karakter santri.

Dari buku Tradisi Pesantren yang ditulis oleh Zamakhsyari Dhofier. Didalam buku ini tertuliskan tentang studi pandangan hidup kyai dan visinya mengenai masa depan Indonesia dengan tradisi pesantren, di buku ini juga dituliskan akar dan sejarah awal pesantren dengan segala macam kultur budaya pesantren didalamnya, perbedaan antara buku ini dengan tulisan penulis adalah jika didalam buku ini masih bersifat umum dalam menjelaskan tentang sejarah dan kultur pesantren sedang penulis mengkhususkan dengan penelitian tentang pesantren di pondok pesantren Al-amanah alGontory.

Tesis, Peningkatan Mutu Prndidikan Pesantren,( Studi Komparatif atas

Pondok Ma’hadut Tholabah dan Pondok Modern Daruu Ulil Albab di

Kabupatan Tegal ) UIN jakarta penulis Ahmad Ta’rifin. Didalam tesis ini penulis menuliskan tentang bagaimana meningkatkan mutu pesantren,bagaimana meningkatkan manajerial di dalam kultur pesantren,dan peningkatan professional guru atau ustad.Penulis dalam skripsi ini mendapatkan inspirasi tentang pondok pesantren dari tesis ini, dan perbedaan tesis ini dengan tulisan penulis adalah jika didalam tesis ini dijabarkan tentang bagaimana cara meningkatkan mutu pesantren sedangkan penulis menuliskan bagaimanakah korelasi dari kultur pesantren terhadap pembinaan karakter santri.

Skripsi tentang Pengembangan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Mencetak Santri Profesional ( Studi Kasus di Pondok Pesantren An-nur II Al-Murtadho Bululawang,Malang ) UIN Malang 2010 . Didalam skripsi ini tertuliskan tentang pengembangan system pendidikan pesantren dan tujuan

pesantren berdasarkan undang-undang, penulis mendapatkan inspirasi tentang tujuan pesantren dan macam-macam pesantren, dan perbedaanya dengan skripsi penulis, skripsi penulis lebih menekankan pada pesantren dan kulturnya, sedangkan skripsi ini menekankan pada pesantren dan system pendidikanya. Jurnal Pesantren, Nu Online,Dengan Judul Antara Kultur Pesantren dan Kaum Intelektual Modern, penulis W.S. Abdul Aziz. Didalam jurnal ini menurut penulis. Gusdur walau dilahirkan dari ranah tradisional NU, namun pemikirannya membusur kepada arah modernis, baik dalam prespektif politik maupun wacana keagamaan. Dia mengharapkan walaupun berasal dari kultur pesantren tradisional tetap bisa berproses d kancah politik dan bisa bersaing dengan kaum modernis. Dan perbedaanya dengan skripsi penulis adalah jurnal ini lebih berbicara peran santri yang berasal dari kultur pesantren salafi terhadap perkembangan bangsa, sedang penulis menuliskan tentang kultur pesantren terhadap terbinanya karakter santri.

Journal Pendidikan,Model Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi .Penulis Dasmin Budimansyah,dkk. Didalam jurnal ini dituliskan tentang bagaimana pengertian karakter,dan bagaimana menanamkan pendidikan karakter terhadap mahasiswa, penulis mendapatkan inspirasi tentang makna dan definisi karakter, dan perbedaanya dengan skripsi penulis adalah jika jurnal ini karakter mahasiswa sedangkan penulis adalah karakter santri.

D. Kerangka Berfikir

Sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren tetap saja menarik untuk dikaji dan ditelaah kembali. Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang mempunyai kekhasan tersendiri serta berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya tapi juga mengandung makna keaslian kultur di Indonesia.

Dalam dunia pesantren terdapat kultur pesantren dimana kultur menjadi corak atau identitas pesantren dalam mendidik dan mengajarkan para santrinya .Dari kultur juga membentuk pola lingkungan pesantren yang setiap harinya para santri berada didalam system pendidikan paripurna yaitu pendidikan 24

jam, dan apa yang mereka lihat,mereka dengar dan mereka rasakan adalah suatu pendidikan.Khususnya untuk mendidik mental dan karakter santri menjadi pribadi yang kuat iman dan kaya amal.

Karena membentuk karakter seseorang bukanlah dengan waktu yang cepat, pembentukan karakter membutuhkan proses yang panjang, serta adanya ketauladanan di lingkungan pesantren. Dengan demikian semua yang ada didalam pesantren bersunguh-sunguh menciptakan kultur pesantren yang positif dimaksudkan agar menjadi salah satu faktor yang membentuk kepribadian serta karakter santri.

Dengan kata lain kultur pesantren sangat mempengaruhi karakter santri, karena kultur merupakan identitas utama suatu lembaga atau organisasi ,dapat juga dikatakan bahwa kultur merupakan ruh yang dapat membawa kemajuan atau kemunduran suatu lembaga. Begitu pula kultur yang ada dipesantren maka dapat dikaitkan keberhasilan pembentukan karakter pesantren dipengaruhi bagaimana pembentukan kultur pesantren yang telah dipetakan oleh para pendirinya.

Dokumen terkait