Secara umum, karakter dapat diartikan sebagai hal-hal yang menjadi ciri khas seseorang atau sesuatu yang membuatnya berbeda dengan yang lain. Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dalam sebuah cerita (novel, komik atau film), karakter sering diartikan sebagai tokoh dalam cerita tersebut, kadang juga disebut sebagai karakter fiksi. Karakter fiksi sendiri adalah tokoh yang pembaca atau penonton imajinasikan untuk berada di dalam dunia fiksi tersebut. Selain dalam wujud manusia, karakter dapat juga berwujud binatang, dewa, monster atau benda apa saja yang memiliki cerita. Karakter dapat terbentuk oleh banyak hal, dari segi internal (tokoh itu sendiri) karakter dapat muncul melalui :
Wajah (ekspresi)
Sifat, emosi dan perilaku. Cara berbicara dan cara berjalan Postur dan gestur tubuh
Warna ; warna kulit, rambut, pakaian dll.
Dari segi eksternal atau dari segi penciptaannya, karakter bisa terbentuk melalui : Gaya atau karakter gambar
Warna-warna yang digunakan. Suara, bunyi dll.
2.4.1 Karakter visual atau gambar
Setiap orang, khususnya seniman, kartunis atau pun seorang desainer memiliki garis dan gaya gambar yang berbeda-beda. Garis dan gaya inilah yang membuat sebuah gambar memiliki ciri khasnya masing-masing. Ciri khas dan keunikan ini akhirnya membentuk sebuah karakter. Gaya gambar ada bermacam-macam jenis, antara lain :
Gaya gambar naturalis. Gaya gambar yang sangat detail dan dibuat menyerupai bentuk aslinya.
Gaya gambar yang simpel atau sederhana. Yaitu gaya gambar yang merupakan penyederhanaan dari objek aslinya. Pada beberapa komik Jepang memakai gaya ini, contohnya adalah tokoh Sinchan.
Gaya gambar yang ekstrim atau dilebih-lebihkan, gaya gambar yang banyak melakukan distorsi-distorsi terhadap suatu bentuk. Gaya seperti ini biasanya banyak digunakan pada ilustrasi-ilustrasi fantasi.
Ada juga gaya gambar yang merupakan penggabungan dari gaya-gaya gambar yang sudah ada, dll.
Gaya atau karakter gambar biasanya dibuat berdasarkan selera si pelukis atau desainernya sendiri. akan tetapi ada juga gaya gambar tertentu yang dibuat dengan sengaja untuk mencapai target atau tujuan tertentu.
2.4.2 Ekspresi Wajah
Wajah adalah bagian tubuh yang paling mudah dikenali dari seseorang atau sebuah karakter. Selain itu wajah adalah bagian penting yang paling banyak mengundang perhatian pembaca atau penikmat karya tersebut. Wajah adalah instrumen yang kaya dan dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan fungsinya yang bermacam-macam, ini berlaku bagi manusia atau pun objek lainnya.
Ekspresi wajah merupakan salah satu kombinasi non-verbal, yang dilakukan baik sengaja atupun tidak sengaja. Ekspresi wajah juga dapat mendukung proses komunikasi verbal, karena wajah dapat menjadi pelengkap komunikasi dengan menampilkan ekspresi yang dapat memberitahukan perilaku si pembicara tentang informasi yang diceritakan.
gambar II.2. Berbagai macam ekspresi wajah ( Hart ; 1994 : 18)
Gestur wajah lebih dapat dimengerti dibandingkan dengan gestur tubuh. Oleh karena itu tidaklah aneh jika wajah dianggap sebagai jendela untuk menunjukkan keadaan emosi seseorang. Pada manusia, bagian-bagian wajah seperti ; alis, bibir, mata, rahang, pipi bisa dikatakan sebagai elemen-elemen pada wajah. Dari kombinasi elemen-elemen yang bergerak, diharapkan dapat menampilkan emosi dan berfungsi sebagai pelengkap terhadap postur dan gestur secara keseluruhan. Selain itu wajah juga merupakan bagian tubuh yang paling dapat mewakili seseorang atau sebuah karakter, karena dari membaca wajah seseorang kita bisa membuat penilaian
masing-masing. Bentuk ekspresi wajah bisa sangat beragam, beberapa yang termasuk didalamnya antara lain : marah; sedih; senang; takut; jijik, tertawa; kaget; menangis; bingung; tersenyum; mengejek; menyeringai; datar; konsentrasi dll.
2.4.3 Proporsi Tubuh
Proporsi tubuh karakter dalam dunia komik, desain ataupun kartun dapat dibagi menjadi dua yaitu proporsi natural dan proporsi ekstrim atau tidak natural. Proporsi natural adalah proporsi tubuh yang normal atau alami (seperti yang ada dalam kehidupan nyata). Sedangkan pada proporsi ekstrim, ukuran tubuh bisa sangat beragam, bergantung pada sang kartunis atau desainernya.
gambar II.3 Macam-macam bentuk proporsi tubuh ( Hart ; 1994 : 57)
Ada proporsi yang serba ‘cebol’, serba besar, serba bulat dan masih banyak lainnya. Misalnya pada tokoh kartun Walt Disney seperti Mickey mouse atau Donald Duck, proporsi ekstrim dapat dengan perbandingan 1:2 atau 1:3 (normal adalaha 1:7) dari tinggi kepala. Penggambaran seperti ini dimaksudkan untuk memperkuat kesan kartun karena tokoh-tokoh tersebut memanusiakan bentuk binatang (antropomorfis).
2.4.4 Postur dan Gestur
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berkomunikasi tidak hanya melalui kata-kata yang diucapkan melalui bibir, tetapi ditambah dengan postur, gestur dan intonasi nada bicara untuk memperjelas maksud pesan yang ingin disampaikan. Jadi bisa dikatakan bahwa Postur dan gestur atau bahasa tubuh merupakan bentuk komunikasi
non-verbal yang dapat berfungsi sebagai pelengkap komunikasi verbal melalui gerakan bagian-bagian tubuh. Pengertian postur dan gestur tubuh memiliki perbedaan. Menurut buku kamus “Oxford Advances Learner’s Dictionary’, posture(n) : attitude ir position of the body, yang artinya sikap atau posisi tubuh. Sedangakan gestur (n) : expressive movement of a part of the body, espcially the hand or head yang artinya gerakan ekspresif dari salah satu anggota tubuh, khususnya tangan atau kepala.
Postur biasanya berupa sikap atau posisi, yang diambil dari sebuah rangkaian gerakan yang berada dalam satu waktu. Postur bersifat ‘berhenti’. Sedangkan gestur lebih bersifat ‘bergerak’. Gestur secara umum berhubungan dengan wilayah atau budaya, cenderung tampak tidak terlihat dan terbatas dalam jarak sebuah gerakan. Biasanya posisi terakhir dari gestur merupakan kunci dari pengertian gestur tersebut. Dari postur dan gestur tubuh, manusia dapat mengenal berbagai macam perasaan dan menangkap maksud atau pesan tertentu, misalnya; peringatan, rasa cinta dll.
2.4.5 Antropomorfis
Antropomorfis dapat diartikan sebagai personifikasi atau prosopepeia yang berarti perlambangan karakteristik manusia pada benda-benda mati, benda-benda alam, hewan, dan lain-lain. Antropomorfis berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu ‘anthropos’ yang berarti manusia dan ‘morphe’ yang berarti bentuk. Penggunaan Antropomorfikal pada benda-benda maupun binatang-binatang ini memiliki tradisi yang panjang dalam seni dan kesusastraan. Mereka sering digunakan untuk menggambarkan karakter yang stereotip, dengan tujuan untuk mempercepat penyampaian karakter yang ingin dikehendaki oleh si pembuatnya dalam menciptakan suatu karakter. Antropomorfis terbentuk karena kecenderungan manusia untuk berimijinasi dan berfikir membayangkan benda-benda selain manusia dapat memiliki sifat dan karakter seperti manusia.
Didalam dunia kartun ataupun film, kita sering menjumpai karakter-karakter yang dibuat dalam bentuk Antropomorfis. Dalam kartun kita sering menjumpai hewan,
tumbuhan ataupun benda-benda mati seperti kucing, bebek, tikus, mobil, dan lain-lainnya, dapat berbicara, berperilaku dan berekspresi seperti manusia. Bahkan sebagian dari mereka ada yang diberi postur layaknya manusia yaitu memiliki tangan, kaki, memakai baju dan bisa berdiri diatas dua kaki. Contohnya adalah tokoh-tokoh kartun Walt Disney seperti Donald Duck, Goofy, Mickey mouse, tidak hanya hewan ada juga benda-benda mati yang diberi karakter manusia contohnya mobil-mobil dalam film animasi 3D ‘Cars’, lalu dalam film kartun Disney ‘Beauty and the Beast’ terdapat tokoh-tokoh yang berupa alat-alat rumah tangga seperti teko dan cangkir yang berperan bagaikan ibu dan anak. Antropomorfis banyak digunakan dalam karakter atau tokoh kartun (bukan manusia) agar maksud dan cerita yang ingin disampaikan dapat mudah diterima oleh para penonton atau pembacanya.
2.5 Pengertian Visual