• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

B. Dinamika Kelompok

2. Pengertian Kelompok

Kelompok merupakan suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Dengan demikian kelompok menunjukan pada adanya kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berinteraksi secara intensif dan teratur, sehingga dalam kelompok tersebutterjadi pembagian tugas,

4

struktur dan norma tertentu, serta diikat perasaan hangat pada anggota-anggotanya.5

Secara umum kelompok dapat diartikan sebagai kumpulan dari dua orang atau lebih yang membentuk kesepakatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hartford mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bersatu dikarenakan memiliki tujuan yang sama yang kemudian bersepakat untuk merumuskan norma sebagai basis bagi mereka dalam beraktivitas, mencapai tujuan bersama, dan dalam membentuk perasaan kebersamaan.6

Selain itu pula kelompok dapat diartikan sebagai sesuatu yang alami, karena manusia merupakan makhluk sosial yang akan berinteraksi satu dengan yang lain sehingga membentuk kelompok-kelompok tertentu. Terdapat banyak definisi dari kelompok-kelompok.Banyak ahli dari disiplin ilmu yang membahas tentang kelompok namun bila dilihat dari sudut kebenaran, semua definisi tersebut benar karena melihat dari sudut pandang dan penekanan yang berbeda. Berkaitan hal tersebut, Johnson Menjabarkan tujuh definisi yang paling umum tentang kelompok yaitu:

a. Tujuan

Kelompok dapat diartikan sebagai sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk mencapai suatu tujuan.Kelompok

Kementerian Sosial RI, Modul Diklat Dasar Pekerjaan Sosial Dengan Lanjut

Usia”(Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS): Bandung), h.104.

6

Edi Suharto,Pekerjaan Sosial Industri (Memperkuat Corporate Sosial Responsibility) (Bandung: Alfabeta Bandung, 2009), h.38.

tersebut ada karena untuk suatu alasan. Orang membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang tidak dapat mereka capai sendiri. Yang menjadi pertanyaan apakah kelompok tetap ada tanpa adanya tujuan yang menguntungkan yang berusaha dicapai oleh para anggotanya? Freeman, pada awal tahun 1936, mengatakan bahwa orang-orang membentuk kelompok untuk mencapai tujuan umum.

b. Ketergantungan

Kelompok dapat diartikan sebagai kumpulan orang-orang yang bergantung dalam beberapa hal. Setiap kelompok indvidu bukanlah kelompok sebelum ada sebuah pristiwa yang mempengaruhi mereka satu sama lain. Zanden menyatakan kelompok adalah sekumpulan individu yang memiliki perasaan senasib, sehingga perasaan yang satu dapat dirasakan oleh anggota lain. Ketergantungan ini memang berbeda antara satu anggota dengan anggota yang lainnya, walaupun diakui bahwa keeratan keanggotaan kelompok tergantung dari tingkat ketergantungan anggota satu dengan anggota yang lainnya.

c. Interaksi antar Individu

Kelompok dapat diartikan sebagai sejumlah individu yang berinteraksi satu sama lain, sehingga kelompok tidak ada sebelum adanya interaksi. Homans menyatakan kelompok adalah sejumlah individu yang melakukan komunikasi selama jangka waktu tertentu secara langsung tanpa melalui perantara. Definisi ini

mendeskripsikan pengertian kelompok berdasarkan yang dilihat oleh teori ketergantungan. Bedanya teori ketergantungan dilihat dari sudut vertikal, sedangkan teori interaksi Homans melihat dari sudut horizontal yang menitik beratkan pada jaringan-jaringan sosial yang sekaligus berfungsi sebagai media interaksi dan perekat kelompok. d. Persepsi Keanggotaan

Kelompok dapat diartikan sebagai suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menganggap diri mereka berada dalam suatu kelompok. Para anggota kelompok masuk ke dalam kelompok kerena memiliki persepsi sendiri tentang kelompok itu. Interaksi di dalam kelompok, terutama tatap muka, akan menimbulkan makna tersendiri. Makna tadi ditangkap melalui indra yang berproses melalui persepsi. Menangkap impresi-impresi melalui persepsi akan dapat melahirkan prilaku kelompok oleh individu sebagai anggota kelompok.

e. Hubungan Terstruktur

Kelompok diartikan sebagai sekumpulan individu yang interaksinya tersusun oleh serangkaian peran dan norma-norma. Hal ini sesuai dengan para ahli sosiologi yang memandang kelompok sama dengan organisasi. Sehingga para ahli tersebut beranggapan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai kelompok (Soekanto) apabila:

1) Setiap anggota harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok.

2) Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain.

3) Minimal harus terdapat sesuatu faktor yang merupakan milik bersama, sehingga mempererat hubungan antar anggota.

4) Memiliki sistem dan berproses. f. Motivasi

Kelompok dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang mencoba untuk memuaskan beberapa kebutuhan pribadi melalui kebersamaan mereka. Berdasarkan definisi ini, sekelompok orang bukanlah kelompok sebelum mereka terdorong oleh alas an pribadi untuk bergabung dalam sebuah kelompok. Orang-orang menjadi anggota kelompok untuk mendapatkan penghargaan atau untuk memuaskan keanggotaan mereka.

Homans, menyatakan bahwa kelompok akan tetap kompak apabila dalam pertimbangannya selalu memiliki unsur pertimbangan keuntungan dan kerugian. Jika anggota kelompok merasa mendapat keuntungan maka kelompok itu akan tetap utuh. Sebaliknya apabila tidak, maka kelompok tersebut kemungkinan akan bubar. Agar kelompok tetap utuh dan anggotanya merasa mendapatkan keuntungan, maka diperlukan pemimpin.Fungsi pemimpin menjaga keselarasan dan mendistribusikan keuntungan pada seluruh anggota. Keberhasilan pemimpin menjadikan anggota termotivasi untuk bertahan dalam kelompoknya. Sehingga kehendak anggota mendominasi secara kuat terhadap semua gerak kelompok.

g. Pengaruh yang Meguntungkan

Kelompok diartikan sebagai sekelompok orang yang mempengaruhi satu sama lain. Sekelompok orang bukanlah suatu kelompok, sebelum mereka mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain dan karakter dasar yang menjelaskan suatu kelompok adalah pengaruh antar pribadi. Selanjutnya Suprihanto dkk, menyatakan kelompok sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan cara-cara tertentu sehingga perilaku dan atau prestasi seseorang mempengaruhi perilaku dan atau prestasi orang lain. Secara tegas Shaw menyimpulkan kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dalam hal-hal tertentu sehingga setiap orang akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain. Definisi tersebut mencoba mencari kompromi untuk memadukan penekanan pada berbagai macam definisi. Walaupun Shaw tidak menjelaskan interaksi itu sendiri dalam bentuk yang bagaimana. Sebab orang berkelahipun disebut berinteraksi satu dengan lainnya. Hal ini merupakan suatu kelemahan yang perlu diperhatikan.

Akhirnya upaya yang dapat dilakukan ialah sekedar mengindentifikasi aspek-aspek yang ditonjolkan oleh masing-masing definisi, kemudian dalam penggunaan tinggal mengadakan penyesuaian dengan apa yang menjadi sasaran. Adapun idetifikasi tersebut menurut Sudjarwo ialah:

1) Sesuatu dapat disebut sebagai kelompok apabila memiliki anggota minimal dua orang atau lebih.

2) Setiap anggota memiliki peluang yang sama untuk berinteraksi dan tidak menutup kemungkinan adanya bentuk pola ketergantungan.

3) Kelompok mempunyai tujuan dan semua kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut.

4) Tujuan kelompok ditetapkan sebagai manifestasi tujuan anggota.

5) Pola interaksi antar anggota kelompok cenderung stabil dan terpelihara serta terbuka terhadap penambahan anggota baru.

Pendapat senada dikemukakan Sahertian bahwa kelompok terdiri atas sejumlah individu setidaknya dua atau lebih yang berinteraksi sosial untuk mencapai tujuan yang sama dan bertindak dengan pola yang terorganisir. Berdasarkan pendapat para ahli maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kelompok merupakan suatu perkumpulan antara beberapa individu yang saling bekerja sama dan saling berinteraksi dan memiliki satu tujuan yang sama agar dapat memenuhi kebutuhan pribadi melalui kebersamaan mereka dan dapat mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Selain itu ada pula teori pembentukan kelompok salah satu diantaranya ialah teori Activity Interaction-Sentiment Theory,teori ini sering disebut juga dengan teori AIS dari Homans dengan konsepsi dasar yang berpijak pada dasar pemikiran sebagai berikut:

a. Semakin banyak seseorang melakukan aktivitas bersama dengan orang lain, maka semakin banyak interaksi yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan.

b. Semakin sering seseorang melakukan interaksi, maka semakin sering seseorang tersebut membagi perasaan dengan orang lain. c. Semakin seseorang memahami perasaan orang lain maka akan semakin tinggi frekuensi interaksi dilakukan, berarti juga semakin sering aktivitas dilakukan.7

Teori ini tampaknya akan mencoba mengembangkan alternarif baru yang mungkin dapat dikembangkan dari aktivitas yang dilakukan, interaksi yang dikembangkan, serta perasaan yang ditimbulkan.

Salah satu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media dalam proses pertolongan professional ialah dengan menggunakan terapi kelompok. Terapi kelompok ditunjukan untuk memfasilitasi individu agar dapat beradaptasi baik secara sosial, tingkah laku, dan emosional melalui proses kelompok. Biasanya, anggota kelompok dari terapi kelompok adalah mereka yang mengalami kesulitan emosional, kesulitan prilaku maupun interaksi dengan orang lain.8

7

Zulkarnain,Dinamika Kelompok,h. 18. 8

Siti Napsiyah dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.18.

Dokumen terkait