BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kemandirian
1. Pengertian Kemandirian
40
41
sesuatu. Kemandirian sangat berhubungan dengan pribadi yang mandiri, kreatif dan mampu berdiri sendiri dengan memiliki kepercayaan diri yang mampu membuat seseorang sebagai individu yang mampu melakukan segala hal dengan sendiri.
Menurut Bathi dalam Rika,50 kemandirian merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan kepada diri sendiri, tidak banyak mengharapkan bantuan dari orang lain, dan bahkan mencoba memecahkan masalahnya sendiri. Sedangkan menurut Chaplin Kemandirian yaitu kebebasan individu untuk memilih, menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menetukan dirinya sendiri.51 Sedangkan Selfert dan Hoffnung ,mendefinisikan kemandirian yaitu kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan.52
Kemandirian merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan dan tugas sehari-hari s endiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak. Kemandirian berarti bahwa seseorang telah mampu bukan hanya mengenal mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pada fase kemandirian ini anak telah mampu menerapkan terhadap
50 Rika Sa’diyah, “Pentingnya Melatih Kemandirian Anak”, Kordinat, (April 2017), 35.
51 Cahplin, Kamus: Lengkap Psikologi, terjm. Kartini Kartono (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008).
52 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), 185.
42
hal-hal yang menjadi larangan atau yang dilarang, serta sekaligus memahami konsekwensi resiko jika melanggar aturan.53
Kemandirian belajar menurut Wragg E.C dalam kartadinata adalah suatu proses dimana mahasiswa mengembangkan keterampilan-keterampila penting yang memungkinkannya menjadi pelajar yang mandiri, mahasiswadimotivasi oleh tujuannya sendiri, imbalan dari proses belajar bersifat intrinsik atau nyata bagi mahasiswa dan tidak tergantung sistem luar untuk pemberian imbalan jerih payah belajarnya, dosen hanya merupakan sumber dalam proses belajar, tetapi bukan pengatur atau pengendali.54
Kemandirian merupakan kemampuan seseorang untuk tidak tergantung atau tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam merawat dirinya secara fisik (makan sendiri tanpa disuapi, berpakaian sendiri tanpa dibantu, mandi dan buang air besar serta kecil sendiri), dalam membuat sebuah keputusan secara emosi, dan dalam berinteraksi dengan orang lain secara sosial.55
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan kemandirian adalah kemampuan untuk mengoptimalkan daya yang dimilikinya dan keberaniannya menentukan pilihan, mengambil keputusan dan menanggung resiko untuk menyelesaikan setiap masalah yang ditemuinya di lingkungannya. Maka dalam menanamkan kemandirian dalam Wirausahawan harus memiliki potensi kemampuan, semangat, keinginan
53 Abdul Majid, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Rosdakarya, 2012), 26.
54 Rasdjo Dedi dkk, “Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar, Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa S1 Pgsd Masukan Sarjana Di Upbjj Ut Bandung”, Jurnal Pendidikan Dasar, 2 (Juli 2016). 167.
55 Rika, Pentingnya, 37.
43
yang komperensif dan motivasi yang tinggi untuk maju dan berkembang dalam kondisi apapun.56
2. Perkembangan Kemandirian
Perkembangan kemandirian adalah proses yang menyangkut unsur-unsur normatif. Ini mengandung makna bahwa kemandirian merupakan suatu proses yang terarah. Karena perkembangan kemandirian sejalan dengan hakikat eksistensi manusia, arah perkembangan tersebut harus sejalan dan berlandaskan pada tujuan hidup manusia.57
Sejumalah intervensi dapat dilakukan sebagai ikhtiyar pengembangan kemandirian, antara lain sebagai berikut:58
a. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan dalam keluarga b. Menciptakan ketebukaan
c. Menciptakan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan d. Penerimaan positif tanpa syarat
e. Empati terhadap orang lain
f. Penciptaan kehangatan hubungan dengan orang lain.
3. Aspek-Aspek Kemandirian
Steinberg dalam Astuti dan Sukardi,59 menyusun kemandirian dalam tiga aspek, yaitu:
a. Kemandirian Emosi (Emotional Autonomy), yaitu kemandirian yang merujuk pada pengertian yang dikembangkan seseorang mengenai
56 Dwi Wahyu Pril Ranto, “Peranan Kampus Dalam Membangun Kemandirian Mahasiswa Melalui Kegiatan Kewirausahaan,” JBMA, 1 (Juli, 2012), 70.
57Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik (Jakarta: Bumi Aksara), 10.
58 M. Ali dan M.Asrori, Psikologi 19-20
59 Sri Astuti dan Thomas Sukardi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Untuk Berwirausaha Pada Siswa Smk,” Pendidikan Vokasi, 3 (November 2013), 338.
44
individualis dan melepaskan diri atas ketergantungan mereka dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dari orang tua mereka.
b. Kemandirian perilaku (Behavior Autonomy), yaitu kemandirian dalam perilaku bebas untuk berbuat atau bertindak sendiri tanpa tergantung pada bimbingan orang lain. Kemandirian perilaku merajuk kepada kemampuan seseorang melakukan aktivitas sebagai manifestasi dari berfungsinya kebebasan dengan jelas menyangkut peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan pengambilan keputusan seseorang.
c. Kemandirian nilai (Value Autonomy), yaitu kemandirian yang merujuk pada suatu pengertian mengenai kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan keputusan dan menetapkan pilihan yang lebih berpegang pada prinsip-prinsip individual yang dimilikinya dari pada mengambil prinsip-prinsip orang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian itu meliputi tiga aspek yakni kemandirian yang timbul dari rasa yang ditandai dengan kemampuan melepaskan diri atas ketergantungan mahasiswa dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dari orang tua.
Kemandirian perilaku yang ditandai dengan kemampuan mengambil keputusan dan konsekuen dalam melaksanakan keputusan tersebut.
Kemandirian nilai yang ditandai dengan timbulnya keyakinan terhadap nilai-nilai yang abstrak (moral) atau ukuran benar/salah
45
4. Tingkatan dan Karakter Kemandirian
Beberapa penjelasan mengenai tungkat kemandirian menurut M. Ali dan M. Asrori60 kemandirian menyebar pada tingkat sadar diri, seksama, individualistis, dan mandiri, semua ini dapat ditafsirkan secara rinci pada masing-masing tingkatan sebagai berikut:
a. Tingkat Sadar Diri
Ini dapat ditafsirkan bahwa telah memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Cenderung mampu berfikir alternative 2) Melihat berbagai kemungkinan situasi
3) Peduli akan pengambilan manfaat dari situasi yang ada 4) Berorientasi pada pemecahan masalah
5) Memikirkan cara mengarungi hidup
6) Berupaya menyesuaikan diri terhadap siuasi dan peranan.
b. Tingkat Seksama
Ini dapat ditafsirkan bahwa telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Cenderung bertindak atas dasar nilai internal
2) Melihat dirinya sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan
3) Melihat keragaman emosi, motif, dan prespektif diri sendiri maupun orang lain
4) Sadar akan tanggung jawab
5) Mampu melakukan kritik dan penilaian diri 6) Peduli akan hubungan mutualistic
7) Berorientasi pada tujuan jangka panjang c. Tingkat Individualistis
Ini dapat ditafsirkan bahwa telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
60 Ali dan Asori, Psikologi, 115-116.
46
1) Memiliki kesadaran yang lebih tinggi akan individualitas
2) Kesadaran akan konflik emosionalitas antara kemandirian dan ketergantungan
3) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain 4) Sadar akan eksistensi perbedaan individual
5) Bersikap toleran terhadap perkembangan dalam kehidupan
6) Mamapu membedakan kehidupan dalam dirinya dengan kehidupan luar dirinya.
d. Tingkat Mandiri
Ini dapat ditafsirkan bahwa telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Telah memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan
2) Bersikap objektif dan realistis terhadap diri sendiri maupun orang lain.
3) Mampu mengintergrasikan nilai-nilai yang bertentangan 4) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik dalal diri 5) Menghargai kemandirian orang lain
6) Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain
7) Mampu mengekspresikan perasaannya dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
Dengan menggunakan perspektif tingkatan di atas menunjukan bahwa tingkat kemandirian seseorang pada umumnya bervariasi.
Kecenderungan bervariasi mengisyaratkan bahwa proses pengambilan keputusan oleh seseorang belum sepenuhnya dilakukan secara mandiri.
Walaupun demikian, tampak bahwa proses tersebut didsari oleh kecenderungan berpikir alternatif.
47
5. Indikator Kemandirian
Ciri khas kemandirian diantaranya mereka memiliki kecenderungan dan kemampuan dalam memecahkan masalah dari pada berkutat dalam kekhawatiran bila terlibat masalah. Seseorang yang mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan hasil sebelum berbuat. Orang yang mandiri percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau meminta bantuan. Orang yang mandiri memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya. Menurut Angga dkk, dalam (Sunaryo Kartadinata),61 ciri-ciri dari kemandirian adalah:
a. Bertanggungjawab
Bertanggung jawab dalam kemandirian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mampu menyelesaikan tugas diluar dan rumah tanpa harus meminta bantuan orang lain sehingga seseorang merasa bertanggung jawab terhadap kewajiban yang harusdilaksanakan.
2) Tidak menunda-nuda waktu menyelesaiakn tugas sehingga seorang anak mampu memanfaatkan waktu dengansebaik-baiknya.
3) Mampu membuat keputusan sendiri sehingga seorang anak dituntut mampu menentukan apa yang baik untuk dilakukan terutama berkaitan dengan masadepan.
b. Ulet dan progesif
Keuletan dan progesif dalam kemandirian mempunayai ciri-ciri sebagai berikut:
61 Angga Sucitra dkk, “Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa Beasiswa Bidikmisi di UPBJJ UT Bandung”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, 2 (September 201), 84.
48
1) Tidak mudah menyerah bila menghadapi masalah sehingga seorang akan terus dan terus berjuang untuk mencari jalan keluar masalah yangdihadapi.
2) Tekun dalam mengejar pretasi dalam hal ini seorang remaja mempuyai semangat yang tinggi dalam mecapai apa yang menjadikeinginan.
3) Mempunyai rencana untuk mewujudkan harapannya untuk itu seorang anak harus memiliki kemampuan yang baik untuk merencanakan masa depannyasendiri.
c. Inisiatif atau kreatif
Inisiatif atau kreatif dalam kemandirin mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai kreativitas yang tinggi sehingga dalam memecahkan masalah mempunyai berbagai cara untuk mengatasinya.
2) Mempunyai ide-ide cemerlang sehingga seorang remaja mempunyai kemampuan untuk mengembangkandiri.
3) Menyukai hal-hal yang baru sehingga mempunyai untuk selalu berpikir yang positif dan mencari pengalaman yang baru untuk mengembangkan kemampuanberpikir.
d. Pengendalian diri
Pengendalian diri dalam kemandirian mempunyai ciri-ciri sebgai berikut:
1) Mampu mengendalikan emosi sehingga seorang akan berpikir secara jernih dalam menentukantindakan.
2) Mampu mengendalikan tindakan dengan menggunakan cara berpikir yang jernih maka seorang remaja dapat menentukan tindakan yang dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan.