• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah mengenai kedisiplinan. Dimana terjadinya proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengerahkan seluruh waktu dan tenaganya dalam menghadapi tantangan hidup. Dan dengan disiplin menerapkan proses sistematis penerapan kreativitas serta inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan memantau peluang di pasar (Zimmerer & Scarborough, 2005).

Pengertian wirausaha menurut Tarmudji (2000) adalah Wirausaha bila ditinjau dari etimologinya berasal dari kata “wira” dan “usaha”, kata wira berarti

“teladan” atau patut dicontoh, sedangkan “usaha” berarti “berkemauan keras”.

Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut: “Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup”. Atau lebih sederhana dirumuskan sebagai, “Seseorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan hidup”. Untuk menjadi seorang wirausahawan yang berhasil, seorang wirausaha harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras untuk mencapai tujuan usahanya.

Kewirausahaan adalah penciptaan atau inovasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa baru dalam organisasi organisasi yang baru. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kewirausahaan antara lain kondisi perusahaan, keberanian mengambil resiko, inovasi dan budaya (Schuler, 1986).

Inovasi bukan sekedar menciptakan sesuatu yang baru, tetapi sesuatu yang

dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam berwirausaha atau pada lokalitas tertentu (Lionberger & Gwin, 1982). Salah satu karakter penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi, sebuah usaha tidak dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhannya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha harus mampu melihat adanya peluang, menganalisa peluang, berinovasi dan mengambil keputusan untuk mencapai keuntungan yang berguna bagi dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya dan kelanjutan usahanya sebelum peluang tersebut dimanfaatkan oleh orang lain. Wirausaha yang berhasil biasanya memacu sebuah mimpi dan berusaha merealisasikannya karena adanya kepercayaan yang tinggi akan kesuksesan yang dapat diraih.

Hisrich (2001) mengemukakan bahwa kewirausahaan diartikan sebagai sebuah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan oleh individu yang menanggung resiko utama dalam hal modal waktu, dan komitmen karir atau menyediakan nilai bagi beberapa produk atau jasa. Produk atau jasa mungkin dapat terlihat unik ataupun tidak, tetapi dengan berbagai cara nilai akan dihasilkan oleh seseorang pengusaha dengan menerima dan menempatkan keterampilan dan sumber daya yang dibutuhkan. Hisrich (2001) menjelaskan lagi bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko

16

keuangan, fisik, serta resiko yang mengiringi, menerima moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

Menurut Drucker (dalam Suryana, 2003) dalam bukunya Innovation and entrepreneurship mengemukakan perkembangan teori kewirausahaan menjadi tiga (3) tahapan:

1. Teori yang mengutamakan peluang usaha. Teori ini disebut teori ekonomi, yaitu wirausaha akan muncul dan berkembang apabila ada peluang ekonomi.

2. Teori yang mengutamakan tanggapan orang terhadap peluang, yakni teori sosiologi, yang mencoba menerangkan mengapa beberapa kelompok sosial menunjukkan tanggapan yang berbeda terhadap peluang usaha dan teori psikologi yang mencoba menjawab karakteristik perorangan yang membedakan wirausaha berhasil atau tidak berhasil.

3. Teori yang mengutamakan hubungan antara perilaku wirausaha dengan hasilnya. Teori ini disebut juga dengan teori perilaku, yaitu yang mencoba memahami pola perilaku wurausaha. Kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai, karena kewirausahaan bisa merupakan sebuah pilihan kerja atau pilihan karir.

Menurut Suriani (2013) ada beberapa kiat-kiat yang seharusnya dimiliki seorang wirausaha agar berhasil dalam membangun bisnisnya, yaitu:

1. Inovatif

Seorang wirausahawan harus terus berinovasi untuk menemukan hal-hal baru yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu hal ini dibutuhkan agar wirausahawan tetap memiliki peluang yang besar untuk bersaing di pasar.

2. Berani Mengambil Resiko

Seorang wirausahawan harus dapat membuat perhitungan yang matang, tetapi berani menanggung resiko jika perhitungannya salah. Keberanian mengambil resiko, merupakan persepsi sesorang atas kemungkinan memperoleh keuntungan bila rencananya sukses dengan memikirkan konsekuensinya bila gagal. Keberanian mengambil resiko yang membedakan antara wirausahawan, dan manajer.

3. Kesempatan

Seorang Wirausahawan selalu mencari dan memanfaatkan setiap peluang yang ada bahkan dapat memanfaatkan ancaman sebagai kesempatan untuk meciptakan produk atau jasa yang baru atau lebih baik dari yang sudah ada.

4. Memiliki Motif Berprestasi

Seorang wirausahawan yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang kuat harus memiliki dorongan atau motivasi yang baik, kemampuan berfikir, kompetensi hubungan manusia, keterampilan teknis dan komunikasi. Hal-hal tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang wirausahawan dapat terus berprestasi dalam bisnisnya.

5. Kesabaran dan Kesiapan

Dalam memulai usaha apapun tentunya selalu beresiko gagal, kesulitan dana dan lain sebagainya. Agar berhasil maka diperlukan waktu, kesabaran dan kesiapan dalam mengahadapi kendala-kendala tersebut.

6. Tidak Menunggu Semua Ada Tersedia

Seorang wirausahawan dalam memulai usaha tidak perlu menunggu

18

semuanya ada tersedia, yang harus ia lakukan adalah memanfaatkan yang ada dan melengkapi sambil berjalan. Namun, hal mendasar yang perlu dimiliki untuk memulai suatu bisnis adalah ide, gagasan dan cara mengeksekusi rencana yang telah ditentukan.

7. Memiliki Hubungan Sosial Yang Baik

Seorang wirausahawan dalm memulai dan menjalankan usaha sering memerlukan bantun orang lain seperti keluarga, teman dan bank. Namun, sebelum mencari dukungan dari orang lain, harus memulai dari dirinya sendiri.

8. Menyukai Apa Yang Dilakukannya

Modal utama dalam menjalani usaha adalah menyenangi usaha yang dilakukannya. Tanpa minat ia akan mudah menyerah di tengah jalan apabila mengalami berbagai persoalan.

9. Menguasai Ilmu Dalam Bidang Usaha Yang Dilakukannya

Seorang wirausahawan harus memiliki pemahaman yang baik menyangkut usaha yang dia lakukan. Hal ini sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan bisnis kedepannya, dimana dengan ilmu yang dimilikinya, seorang wirausahawan dapat mengatasi ancaman dan peluang yang dihadapinya.

Selain itu, konsumen juga cenderung membeli barang atau jasa di tempat yang pengelolaan atau penyajiannya baik.

10. Memiliki Modal Usaha

Seorang wirausahawan dalam memulai suatu usaha tentunya memerlukan modal, dapat berupa modal sendiri atau kerjasama dengan orang lain, selain itu dapat berupa hubungan baik dan kepercayaan.

Dokumen terkait