• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Klasifikasi

Dalam dokumen ARUM WIJAYANTI D1809010 (Halaman 30-37)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Klasifikasi

Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama. Dalam klasifikasi bahan pustaka dipergunakan penggolongan berdasarkan beberapa cirri tertentu. Misalnya oleh karena bentuk fisik yang berbeda, maka penempatan buku perpustakaan dipisahkan daripada surat kabar, majalah, piringan hitam, microfilm dan slides. Ada pula penggolongan berdasarkan penggunaan bahan pustaka, seperti koleksi referensi dipisahkan dari koleksi buku lain, koleksi buku kanak-kanak atau buku bacaan ringan. Akan tetapi yang menjadi dasar utama penggolongan koleksi perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah penggolongan berdasarkan isi atau subyek buku. Ini berarti bahwa buku-buku yang membahas subyek yang sama akan dikelompokan bersama-sama.

Semua bagan atau sistem klasifikasi, juga Klasifikasi persepuluhan Dewey berusaha untuk menyusun semua subyek yang mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan manusia ke dalam suatu susunan sistematis dan teratur, yang umumnya terdiri dari sejumlah kelas utama, yang masing-masing diperinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi, menurut suatu urutan yang logis, yang biasanya dari yang bersifat umum kepada yang bersifat khusus. Bagan DDC terdiri dari kelas utama, divisi, seksi, subseksi yang masih dapat diperinci lagi.

Sulistyo- Klasifikasi berasal dari kata cla ssis Klasifikasi adalah proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda/ entitas yang sama serta memisahkan benda/ entitas yang tidak sama .

Suwarno (2007:66) mengatakan bahwa lasifikasi adalah pengelompokan barang atau objek berdasarkan tingkat persamaannya , klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek atau benda-benda ke dalam golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama .

Klasifikasi dalam perpustakaan berarti pengelompokan buku-buku dan bahan pustaka lainnya ke dalam golongan tertentu dengan cirri-ciri yang sama . Bahan pustaka memilki beberapa ciri , misalnya pengarang , fisik , warna , ukuran dan lain-lain .

Menurut Suwarno (2007:66) secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis , yaitu :

2.2.21 Klasifikasi artifisial (a rtificial cla ssification) , yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut .

2.2.22 Klasifikasi fundamental (funda mental cla ssifica tion), yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subyek buku , yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah .

2.2.1 DDC (Dewey Decimal Cla ssification)

Klasifikasi persepuluhan Dewey (selanjutnya disebut DDC) adalah salah satu sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan perpustakaan di Indonesia . Klasifikasi DDC disusun oleh Melvil Dewey pada tahun 1876 . Edisi pertama terdiri dari 44 halaman yang terbagi dalam tabel dan indeks . Setiap periode tertentu sistem ini mengalami revisi yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Edisi 20 diterbitkan tahun 1989 terdiri dari 4 jilid . Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar , jilid 2 bagan dari 000-500 , jilid 3 bagan 600-900 dan jilid 4 merupakan indeks .

Penyusunan DDC oleh Melvil Dewey didasarkan pada lazimnya penyusunan buku-buku, pamphlet, dan kunjungannya ke berbagai perpustakaan. DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan penyusunan buku di perpustakaan. Jadi DDC bukanlah Klasifikasi Ilmu Pengetahuan seperti yang diduga banyak orang. Cirri dari DDC adalah sistem penempatan relatif. Dalam sistem ini pemberian nomor kelas (notasi) pada buku didasarkan pada subyeknya tanpa memperhatikan dimana bahan pustaka tersebut nantinya akan diletakkan di rak. Bila ada penambahan buku baru, maka buku tersebut dapat disisipkan di antara buku sejenis yang sudah dimiliki perpustakaan jika bahan pustaka baru tersebut berkaitan subyeknya.

Sistim penempatan semacam ini memungkinkan terjadi perubahan letak, selama bahan pustaka tersebut berkaitan subyeknya. Penempatan semacam itu disebut lokasi relative atau penempatan relatif.

Ada beberapa prinsip dasar DDC. Akan tetapi dari beberapa prinsip dasar tadi dua hal utama adalah masalah klasifikasi berdasarkan disiplin dan sifat hirarkis sebagai sistem klasifikasi.

2.2.1.1Klasifikasi berdasarkan disiplin

Pengelompokan bahan pustaka tidak hanya berdasarkan subyek saja, tetapi juga berdasarkan disiplin ilmu. Subyek yang sama mungkin akan memperoleh tempat lebih dari satu. Misalnya subyek tentang keluarga, mungkin digolongkan dalam kelas etika, agama, sosiologi, rumah tangga dan sebagainya tergantung pada pendekatan penulisan yang dibuat oleh pengarangnya.

2.2.1.2Sifat hirarkis

Salah satu ciri dari DDC adalah bersifat hirarkis, artinya pembagian notasi berkembang mulai dari yang umum sampai yang khusus dengan diambil garis penghubung dari disiplin ke subyek. Dalam sistem DDC ilmu pengetahuan dibagi kedalam 10 kelas utama, masing-masing kelas dibagi menjadi 10 seksi. Masing-masing seksi dibagi menjadi 10 subseksi. Pembagian semacam ini disebut pembagian desimal atau persepuluhan.

2.2.2 Tujuan Klasifikasi

Pada dasarnya klasifikasi dalam perpustakaan bertujuan untuk memudahkan pemustaka dalam menentukan kembali bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.

Sulistyo-Basuki (1993:397) merumuskan tujuan klasifikasi sebagai berikut :

2.2.2.1Menghasilkan urutan yang bermanfaat

Tujuan utama klasifikasi ialah menghasilkan urutan atau susunan dokumen yang paling banyak manfaatnya bagi staf maupun pemakai perpustakaan. Dokumen disusun menurut kelas berdasarkan hubungan timbal balik antara dokumen. Dengan demikian kelas berkaitan terkumpul menjadi satu. Dengan kata lain, dokumen berkaitan dikelompokkan dalam urutan berdekatan sedangkan kelas berlainan akan dipisahkan.

2.2.2.2Penempatan yang tepat

Bila dokumen dipinjam berarti dokumen tersebut diambil dari rak. Dengan demikian terjadi kekosongan ruang karena satu dokumen telah diambil. Hal ini mengharuskan pustakawan atau petugas perpustakaan menyusun kembali dokumen yang masih ada serta menata kembali bila dikembalikan. Pengembalian dokumen harus

pada tempatnya yang pasti sesuai dengan klasifikasi yang digunakan.

2.2.2.3Penyusunan mekanis

Bila susunan dokumen sudah berjalan maka biasanya pustakawan segan mengubahnya. Pada susunan yang telah berjalan, pustakawan menentukan urutan berikutnya dari dokumen yang ada. Dengan demikian bila ada dokumen baru, pustakawan sudah menentukan bagaimana cara menyisipkan dokumen baru di antara dokumen lama. Inilah makna penyusunan mekanis.

2.2.2.4Tambahan dokumen baru

Perpustakaan akan menerima buku terus menerus. Maka klasifikasi perpustakaan harus mampu menentukan lokasi yang paling bermanfaat bagi dokumen baru di antara dokumen lama. Ada dua kemungkinan yaitu dokumen baru disisipkan pada subyek yang telah ada atau membuat kelas baru karena kelas tersebut belum termuat dalam bagan klasifikasi.

2.2.2.5Penarikan dokumen di rak

Klasifikasi perpustakaan harus memungkinkan penarikan sebuah dokumen dari rak sehingga susunan dokumen tidak terganggu akibat penarikan tersebut.

2.2.2.6Tujuan lain mencakup :

a. Kompilasi bibliografi, katalog, katalog induk, dan sebagainya b. Klasifikasi informasi

c. Klasifikasi saran yang diterima dari pengunjung perpustakaan d. Penjajaran bahan non-buku seperti korespondensi, foto, dan

microfilm

e. Klasifikasi statistic berbagai jenis, misalnya klasifikasi buku yang dipinjam dapat digunakan untuk analisis permintaan pemakai

f. Penyusunan entri dalam bagian berkelas dari katalog berkelas g. Membantu pengkatalog menyusun tajuk subyek dengan proses

indeks berangkai

h. Membantu pengkatalog analisis buku untuk menentukan tajuk subyek buku

i. Membantu pemakai katalog menentukan lokasi sebuah buku di rak

j. Membantu staf menyusun daftar buku untuk perpustakaan cabang

Dalam dokumen ARUM WIJAYANTI D1809010 (Halaman 30-37)

Dokumen terkait