UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang Ilmu Perpustakaan
Oleh
ARUM WIJAYANTI
D1809010
PROGRAM DIPLOMA III PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
MOTTOBarang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan ke surga
(HR. Muslim)
Kegagalan hari ini adalah keberhasilan untuk hari esok
(penulis)
Cacian, ejekan dan hinaan dari orang lain adalah motivasi untuk maju
dan menjadi yang terbaik
commit to user
Dengan segenap rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk :
Allah SWT yang tidak henti-hentinya memberikan anugerah kebesaran dalam suka, duka, dan letih sekalipun.
Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memotivasi dalam pembuatan Tugas akhir ini.
Kakak tersayang.
Seseorang yang selalu memberi semangat. Sahabat-sah
Seluruh karyawan perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
commit to user
-DDC EDISI 22 DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
Kuliah Kerja PUSDOKINFO ini mengambil lokasi di UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta ini untuk memenuhi Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2012. Pelaksanaan Kuliah Kerja PUSDOKINFO ini dilaksanakan tanggal 13 Februari sampai 13 April 2012.
Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah memberikan gambaran mengenai penggunaan e-DDC dalam proses pengklasifikasian subyek buku di Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta . Dalam penulisan Tugas Akhir ini untuk memperoleh data dan informasi, penulis menggunakan beberapa metode diantaranya; metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka
Tugas Akhir ini menitik beratkan pada DDC yang meliputi penerapan DDC manual ke e-DDC, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengimplementasikan e-DDC, cara pemecahan masalah yang terjadi dalam pengimplementasikan e-DDC UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Adapun penerapan DDC manual ke e-DDC membahas implementasi di UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, hambatan yang terjadi pengimplementasikan e-DDC adalah minimnya pengetahuan SDM tentang klasifikasi, Sistem klasiifikasi E-DDC dirasa kurang spesifik untuk menentukan nomor klasifikasi. Sedangkan pemecahan masalah yang terjadi dalam pengimplementasikan e-DDC adalah mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pustakawan agar lebih memahami tentang ilmu perpustakaan, Tetap menggunakan sistem klasifikasi DDC Manual di samping penggunaan sistem klasifikasi E-DDC.
commit to user
commit to user
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan segenap kemampuan yang penulis miliki, sehingga dapat selesai sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Penulisan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpustakaan.
Atas tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph.D Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Haryanto, M.Lib. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Muhammad Sholihin, S.Ag.,SIP. Selaku dosen pembimbing dalam penulisan Tugas Akhir.
4. Bapak Drs. Kandyawan. Selaku Penguji 1 (satu).
5. Bapak Drs. Sudjini, S.Sos selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing, memberi nasehat dan membantu penulis sehingga dapat menempuh perkuliahan dengan baik.
6. Ibu Dra. V. Rubiyah selaku kepala Perpustakaan Universitas
commit to user
Praktek Kerja Pusdokinfo di Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
7. Seluruh Staff Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
8. Seluruh dosen pengajar di Program D III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah mengajarkan semua ilmu pengetahuan tentang perpustakaan.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memudahkan penulisan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyempurnakan penulisan Tugas Akhir ini, namun demikian penulis masih mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dari semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, 2012
commit to user
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
commit to user
2.1. Tinjauan Pustaka ... 6
2.2. Landasan Teori ... 15
BAB III GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA ... 27
3.1. Sejarah Perpustakaan UST Yogyakarta ... 27
3.2. Perubahan Penempatan Ruang Perpustakaan UST ... 38
3.3. Visi, Misi dan Tujuan ... 30
3.4. Jaringan Kerjasama Perpustakaan ... 32
3.5. Usaha Peningkatan Kualitas Pustakawan ... 33
3.6. Letak Geografis Perpustakaan ... 34
3.7. Estafet Kepemimpinan ... 34
3.8. Pengelolaan dan Kepemilikan ... 35
3.9. Luas Gedung Perpustakaan ... 37
3.10. Susunan Organisasi ... 39
3.11. Rencana Strategi Perpustakaan UST 5 Tahun ... 39
3.12. Peraturan Perpustakaan UST ... 41
3.13. Keanggotaan ... 42
commit to user
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA ... 50
4.1. Penerapan Sistem Klasifikasi di Perpustakaan UST ... 50
4.2. Hambatan yang Dialami Dalam Implementasi E-DDC ... 78
4.3. Cara Mengatasi Hambatan dalam Implementasi E-DDC ... 78
4.4 Keunggulan dan Kelemahan DDC atau E-DDC ... 79
BAB V PENUTUP ... 82
5.1. Kesimpulan ... 82
5.2. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
Halaman
Tabel 1 Pelayanan Perpustakaan ... 29
Tabel 2 Pembagian Ruang ... 30
Tabel 3 Kepemilikan Data Koleksi ... 36
Tabel 4 Kepemilikan Data Inventarisasi ... 37
Tabel 5 Tenaga Pustakawan Tahun 2012 ... 38
Tabel 6 Jam Kunjung ... 41
commit to user
Halaman
commit to user
Halaman
Gambar 1, Tampilan kelas utama E-DDC ... 66
Gambar 2, Tampilan 10 divisi E-DDC ... 67
Gambar 3, Tampilan 10 seksi E-DDC ... 68
Gambar 4, Tabel-tabel E-DDC ... 69
Gambar 5, Tabel 1 Subdivisi standar E-DDC ... 70
Gambar 6, Tabel 2 Wilayah Geografis, periode sejarah ... 71
Gambar 7, Tabel 3 Masing-masing kesusastraan ... 71
Gambar 8, Tabel 4 Masing-masing bahasa ... 72
Gambar 9, Tabel 5 Ras, Kelompok etnis, Suku Bangsa ... 72
Gambar 10, Tabel 6 Bahasa-bahasa ... 73
Gambar 11, Tampilan Pertama untuk menentukan nomor klasifikasi ... 73
Gambar 12. Tampilan Kedua untuk menentukan nomor klasifikasi ... 75
commit to user
Lampiran 1 Surat Keterangan Pengantar Kuliah Kerja Pusdokinfo Lampiran 2 Surat Tugas Kuliah Kerja Pusdokinfo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sumber informasi atau sumber ilmu yang sangat bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika di Universitas. Yaitu sebagai pusat belajar dan mengajar, pusat penelitian dan informasi. Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta sebagai Perpustakaan Universitas dapat menjadi pendukung yang secara langsung membantu dalam proses belajar mengajar sesuai dengan bidang-bidang yang ada.
Perkembangan dunia teknologi yang demikian pesat berpengaruh signifikan terhadap berbagai bidang kehidupan termasuk bidang perpustakaan. Antara lain ditandai dengan perubahan perilaku dalam pencarian informasi yang berdampak bagi lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang jasa informasi dan perpustakaan. Sebagai lembaga yang bertugas menyimpan, mengolah, merawat dan mendistribusikan informasi, perpustakaan dituntut agar mampu memberdayakan pengetahuan dengan menggali potensi yang dimiliki perpustakaan.
temu kembali informasi adalah salah atu usaha untuk menemukan kembali informasi yang terdapat di dalam sebuah perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Kemudahan dalam pencarian informasi mendorong perpustakaan untuk memiliki alat bantu yang baik dan mudah penggunaan baik secara manual maupun dengan komputer.
Pemanfaatan teknologi informasi komputer memberikan peluang besar bagi perpustakaan, untuk mengubah serta peningkatan layanan yang telah ada. Layanan yang cepat, tepat dan akurat serta membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien, merupakan dambaan setiap pustakawan dan pemustaka. Perkembangan layanan ini dilakukan guna menyikapi dan memenuhi keinginan pemustaka. Perpustakaan sebagai sumber informasi, berbagai jasa layanannya dituntut selalu siap membantu pemustaka untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Di era globalisasi ini, perpustakaan memainkan peran yang sangat penting dalam siklus transfer informasi.
Dengan latar belakang tersebut diatas maka penulis mengambil tema tentang -DDC EDISI 22 DI UPT PERPUSTAKAAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulis mengambil tema tentang implementasi DDC di UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta adalah : 1.2.1 Untuk mengetahui penerapan e-DDC di UPT Perpustakaan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
1.2.2 Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengimplementasikan e-DDC UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
1.2.3 Untuk mengetahui cara pemecahan masalah yang terjadi dalam pengimplementasikan e-DDC UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dialokasikan selama 8 minggu yang berlangsung dari tanggal 13 Februari sampai 13 April 2012, bertempat di UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Hari Senin Kamis : Pkl. 08.00 15.30
1.4 Metode Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode berikut : 1.4.1 Metode Observasi
Menurut Moh. Pabundu Tika (1996 ; 67-68) menyatakan bahwa, cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
Penulis mengamati secara langsung bagaimana para pustakawan menggunakan e-DDC.
1.4.2 Metode Wawancara
Me
interview (wawancara) adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi social antara peneliti dengan yang
Wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada pimpinan dan staf UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
1.4.3 Metode Dokumentasi
data gambaran umum UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
1.4.4 Metode Studi Pustaka
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
Penulis melakukan pengumpulan data dengan membaca dan mencatat dari beberapa literatur yang ada untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
1.5 Rumusan Masalah
1.5.1 Bagaimana penerapan e-DDC di UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
1.5.2 Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pengimplementasian e-DDC UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian Klasifikasi
Menurut Hamakonda dan Tairas (1999:1) dalam bukunya Pengantar Klasifikasi persepuluhan yang tercantum di http://kangtarto.blogspot.com, Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama
Menurut Suwarno (2007: 66) dalam buku Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan di http://kangtarto.blogspot.com, secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis, yaitu:
2.1.1.1Klasifikasi artifisial (artificial cla ssification), yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya berdasarkan warna buku atau tinggi buku.
a. Ada beberapa jenis klasifikasi perpustakaan yang digunakan, diantaranya:
2.1.2.3.1 Dewey Decimal Cla ssifica tion (DDC) 2.1.2.3.2 Universal Decimal Classification (UDC) 2.1.2.3.3 Libra ry of Congress Cla ssification
Dari ketiga sistem klasifikasi di atas, yang paling banyak digunakan di perpustakaan adalah Dewey Decimal
Cla ssification (DDC). Pada modul ini hanya akan diuraikan Dewey Decimal Cla ssifica tion (DDC). Selain itu, juga akan diuraikan home classifica tion dimana sistem klasifikasi ini berbeda dengan sistem klasifikasi yang umum digunakan untuk jenis koleksi tertentu yang dimiliki perpustakaan dengan alasan efisiensi proses temu kembali informasi. 2.1.2 DDC (Dewey Decimal Cla ssification)
Sistem Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Dewey Decima l
Cla ssification / DDC) merupakan suatu aturan pengklasifikasian buku yang lazim dipergunakan secara umum di perpustakaan, baik di perpustakaan lokal maupun internasional. Pemakaian sistem klasifikasi ini bertujuan untuk memudahkan pencarian buku dan pengorganisasian buku-buku tersebut dalam kelompoknya. Banyak buku diseleksi, diidentifikasi dan didaftar dengan sistem Persepuluhan Dewey.
000-099 Umum 100-199 Filsafat 200-299 Agama
300-399 Ilmu-ilmu Sosial 400-499 Bahasa
500-599 Ilmu-ilmu Murni 600-699 Ilmu-ilmu Terapan 700-799 Kesenian
800-899 Kesusastraan 900 Geografi dan Sejarah
2.1.3 E-DDC (Electronik Dewey Decima l Classification)
Menurut Rotmianto Mohamad dalam http://www.e-ddc.org/2010/04/e-ddc-electronic-dewey-decimal.html. Pada intinya software ini adalah untuk membantu pustakawan atau petugas perpustakaan untuk menentukan nomor klasifikasi secara lebih mudah dari pada menggunakan sistem yang manual (memakai buku pedoman klasifikasi DDC yang versi aslinya). Pada mulanya pembuat akan menggunakan bahasa pemrograman PHP atau Java untuk membuatnya, tapi belakangan ia memilih HTML compiler dengan pertimbangan bahwa HTML compiler lebih ringan dan fleksibel digunakan bahkan di komputer sekelas Pentium II sekalipun.
sudah banyak beredar seperti Senayan/SLiMS, Athena eum Light, LASer, LinsPro, dan sebagainya. Dan e-DDC Edition 22 ini adalah penyempurnaan dari e-DDC versi sebelumnya yang masih berdasarkan DDC (cetak) Edisi 21. Terdapat beberapa penyempurnaan dalam e-DDC Edition 22 dari versi sebelumnya, yaitu:
2.1.3.1Notasi 297 Agama Islam untuk e-DDC Edition 22 sudah "100 %" berdasarkan DDC (cetak) Edisi 22 (dengan catatan notasi 2x0 tetap disertakan untuk mengakomodasi pihak-pihak yang masih
menggunakannya).
2.1.3.2Penyempurnaan notasi-notasi lainnya sesuai DDC (cetak) Edisi 22, seperti notasi 200 - 209 yang pada e-DDC versi sebelumnya tidak ada.
2.1.3.3Penambahan content Tesaurus yang memuat daftar kata-kata yang digunakan di e-DDC Edition 22 untuk menghindarkan kesalahan pengejaan.
dalam sistem klasifikasi DDC. Perbedaan antara sistem klasifikasi DDC dan E-DDC hanyaterletak pada bentuknya, sistem klasifikasi E-DDC masih dalam bentuk buku sedangkan sistem klasifikasi E-DDC dalam bentuk elektronik, sehingga dalam penggunaannya lebih mudah.
Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan dalam penggunaannya. Dalam laporan ini akan dibahas tentang implementasi dan cara penggunaan sistem klasifikasi E-DDC dalam menentukan nomor klasifikasi.
Diharapkan aplikasi e-DDC Edition 22 tersebut nantinya akan membantu mempermudah tugas-tugas di perpustakaan khususnya dalam menentukan penomoran klasifikasi koleksi secara lebih cepat dan mudah dengan notasi yang dibuat selengkap mungkin sehingga dapat mengcover kebutuhan notasi untuk perpustakaan besar, namun tetap sesuai dipakai untuk perpustakaan kecil. Selain itu, aplikasi e-DDC Edition 22 ini juga diproyeksikan dapat digunakan siapapun dengan mudah bahkan oleh petugas perpustakaan yang tidak/belum pernah mendapatkan pendidikan/pelatihan khusus tentang ilmu perpustakaan, terutama materi tentang penentuan nomor klasifikasi menggunakan Sistem Klasifikasi DDC manual (versi cetak). Dengan kata lain, aplikasi e-DDC Edition 22
user friendly
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama. Dalam klasifikasi bahan pustaka dipergunakan penggolongan berdasarkan beberapa cirri tertentu. Misalnya oleh karena bentuk fisik yang berbeda, maka penempatan buku perpustakaan dipisahkan daripada surat kabar, majalah, piringan hitam, microfilm dan slides. Ada pula penggolongan berdasarkan penggunaan bahan pustaka, seperti koleksi referensi dipisahkan dari koleksi buku lain, koleksi buku kanak-kanak atau buku bacaan ringan. Akan tetapi yang menjadi dasar utama penggolongan koleksi perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah penggolongan berdasarkan isi atau subyek buku. Ini berarti bahwa buku-buku yang membahas subyek yang sama akan dikelompokan bersama-sama.
Sulistyo- Klasifikasi berasal dari kata cla ssis Klasifikasi adalah proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda/ entitas yang sama serta memisahkan benda/ entitas yang tidak sama .
Suwarno (2007:66) mengatakan bahwa lasifikasi adalah pengelompokan barang atau objek berdasarkan tingkat persamaannya , klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek atau benda-benda ke dalam golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama .
Klasifikasi dalam perpustakaan berarti pengelompokan buku-buku dan bahan pustaka lainnya ke dalam golongan tertentu dengan cirri-ciri yang sama . Bahan pustaka memilki beberapa ciri , misalnya pengarang , fisik , warna , ukuran dan lain-lain .
Menurut Suwarno (2007:66) secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis , yaitu :
2.2.21 Klasifikasi artifisial (a rtificial cla ssification) , yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut .
2.2.1 DDC (Dewey Decimal Cla ssification)
Klasifikasi persepuluhan Dewey (selanjutnya disebut DDC) adalah salah satu sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan perpustakaan di Indonesia . Klasifikasi DDC disusun oleh Melvil Dewey pada tahun 1876 . Edisi pertama terdiri dari 44 halaman yang terbagi dalam tabel dan indeks . Setiap periode tertentu sistem ini mengalami revisi yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Edisi 20 diterbitkan tahun 1989 terdiri dari 4 jilid . Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar , jilid 2 bagan dari 000-500 , jilid 3 bagan 600-900 dan jilid 4 merupakan indeks .
Sistim penempatan semacam ini memungkinkan terjadi perubahan letak, selama bahan pustaka tersebut berkaitan subyeknya. Penempatan semacam itu disebut lokasi relative atau penempatan relatif.
Ada beberapa prinsip dasar DDC. Akan tetapi dari beberapa prinsip dasar tadi dua hal utama adalah masalah klasifikasi berdasarkan disiplin dan sifat hirarkis sebagai sistem klasifikasi.
2.2.1.1Klasifikasi berdasarkan disiplin
Pengelompokan bahan pustaka tidak hanya berdasarkan subyek saja, tetapi juga berdasarkan disiplin ilmu. Subyek yang sama mungkin akan memperoleh tempat lebih dari satu. Misalnya subyek tentang keluarga, mungkin digolongkan dalam kelas etika, agama, sosiologi, rumah tangga dan sebagainya tergantung pada pendekatan penulisan yang dibuat oleh pengarangnya.
2.2.1.2Sifat hirarkis
2.2.2 Tujuan Klasifikasi
Pada dasarnya klasifikasi dalam perpustakaan bertujuan untuk memudahkan pemustaka dalam menentukan kembali bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.
Sulistyo-Basuki (1993:397) merumuskan tujuan klasifikasi sebagai berikut :
2.2.2.1Menghasilkan urutan yang bermanfaat
Tujuan utama klasifikasi ialah menghasilkan urutan atau susunan dokumen yang paling banyak manfaatnya bagi staf maupun pemakai perpustakaan. Dokumen disusun menurut kelas berdasarkan hubungan timbal balik antara dokumen. Dengan demikian kelas berkaitan terkumpul menjadi satu. Dengan kata lain, dokumen berkaitan dikelompokkan dalam urutan berdekatan sedangkan kelas berlainan akan dipisahkan.
2.2.2.2Penempatan yang tepat
pada tempatnya yang pasti sesuai dengan klasifikasi yang digunakan.
2.2.2.3Penyusunan mekanis
Bila susunan dokumen sudah berjalan maka biasanya pustakawan segan mengubahnya. Pada susunan yang telah berjalan, pustakawan menentukan urutan berikutnya dari dokumen yang ada. Dengan demikian bila ada dokumen baru, pustakawan sudah menentukan bagaimana cara menyisipkan dokumen baru di antara dokumen lama. Inilah makna penyusunan mekanis.
2.2.2.4Tambahan dokumen baru
Perpustakaan akan menerima buku terus menerus. Maka klasifikasi perpustakaan harus mampu menentukan lokasi yang paling bermanfaat bagi dokumen baru di antara dokumen lama. Ada dua kemungkinan yaitu dokumen baru disisipkan pada subyek yang telah ada atau membuat kelas baru karena kelas tersebut belum termuat dalam bagan klasifikasi.
2.2.2.5Penarikan dokumen di rak
2.2.2.6Tujuan lain mencakup :
a. Kompilasi bibliografi, katalog, katalog induk, dan sebagainya b. Klasifikasi informasi
c. Klasifikasi saran yang diterima dari pengunjung perpustakaan d. Penjajaran bahan non-buku seperti korespondensi, foto, dan
microfilm
e. Klasifikasi statistic berbagai jenis, misalnya klasifikasi buku yang dipinjam dapat digunakan untuk analisis permintaan pemakai
f. Penyusunan entri dalam bagian berkelas dari katalog berkelas g. Membantu pengkatalog menyusun tajuk subyek dengan proses
indeks berangkai
h. Membantu pengkatalog analisis buku untuk menentukan tajuk subyek buku
i. Membantu pemakai katalog menentukan lokasi sebuah buku di rak
2.2.3 Langkah-langkah Klasifikasi
Qolyubi dkk (2007:178) agar lebih cepat, tepat, dan benar dalam menentukan nomor klasifikasi, perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
2.2.3.1Memahami pola pembagian subyek
Di dalam sistem ini, ilmu pengetahuan dibagi dari subyek besar menjadi subyek yang lebih kecil. Untuk itu, perlu dipahami adanya pembagian 10 kelas utama (ma in cla ss), 100 divisi, dan 1000 seksi atau subdivisi, serta cara-cara penggunaan tabel-tabel pembantu.
2.2.3.2Menentukan subyek
Dalam menentukan subyek usahakan mencari nomor yang paling spesifik. Untuk menentukan subyek hendaknya dibaca dan dipahami informasi yang diperoleh dari :
a.Halaman judul b.Kata pengantar c.Daftar isi
e.Dibaca tiap-tiap bab dan beberapa kalimat
f.Kesimpulan (bila ada)
g. Apabila dalam suatu buku terdapat dua subyek atau lebih, terlebih dahulu diklasifikasi pada kelas yang utama. h.Apabila tidak ada subyek yang utama,
koleksi itu diklasifikasi pada kelas yang paling bermanfaat bagi pemakai perpustakaan atau diklasifikasi pada kelas yang disebut lebih dahulu pada bagan klasifikasi.
i. Mengklasifikasi menurut subyeknya lebih dahulu, lalu menurut bentuk penyajian. Misalnya kamus, ensiklopedi dan lain-lain.
commit to user
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
3.1 Sejarah Berdirinya Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta
Tamansiswa hingga saat ini tahun 2012 telah mengalami perubahan dan perkembangan sangat pesat seiring dengan berkembangnya dan bertambahnya Program Studi yang ada. Dalam melayani pengguna atau pencari Informasi kini telah menggunakan aplikasi Teknologi Informasi yaitu dengan menggunakan program Aplikasi softwa re open sourse berbasis web sehingga akan mempermudah dalam penelusuran dan pelayanan informasi. Dengan penggunaan program yang akan dikembangkan melalui jaringan antar unit maka mahasiswa dapat mencari informasi tanpa harus mengunjungi perpustakaan dari unit satu ke unit yang lain, sedangkan informasi yang berkaitan dengan laporan-laporan pun menjadi lebih mudah dipantau oleh pimpinan yang berwenang sebagai yang memiliki hak acsses di perpustakaan.
3.2 Perubahan Penempatan Ruang Perpustakaan UST :
3.2.1 Dari awal th. 1956 -... di jalan Tamansiswa 121 sebelah selatan Pendopo Agung Tamansiswa
3.2.2 Tahun 1976 1990 menempati gedung baru lantai 2 sebelah selatan Pendopo Agung Tamansiswa
3.2.3 Tahun 1990 2000 menempati ruang kuliah lantai 1 di kompleks kampus FKIP Tuntungan
Civitas Akademika, Jumlah Fakultas dan Program Studi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Tahun 2012
19.Magister Pendidikan 20.Magister
Evaluasi Penelitian
orang Jl. Kusumanegara 157 Yogyakarta Nomor Telepon : 0274-553187
Sumber : UPT Perpustakaan Sarjana Wiyata Taman Siswa 2012
Tabel 2 Pembagian Ruang
No Keterangan Jumlah Petugas
Unit 1 1. Ruang Sirkulasi Unit III 1. Ruang Sirkulasi
2. Ruang Skripsi
1 -
Jumlah 10
Sumber : UPT Perpustakaan Sarjana Wiyata Taman Siswa 2012
3.3 Visi, Misi, Tujuan
Mewujudkan Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa sebagai sumber Infomasi Berbasis Teknologi, Pengembangan Ilmu Pengetahuan, dan melestarikan terhadap ajaran hidup Tamansiswa.
3.3.2 Misi :
3.3.3.2 Menyediakan berbagai informasi yang lengkap, uptudate, akurat dan terpercaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan membangun manusia berjiwa Tamansiswa sesuai dengan Azas Tamansiswa.
3.3.3.2 Meningkatkan minat akses mahasiswa, dosen dan masyarakat luas terhadap koleksi dan informasi Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. 3.3.3.2 Selalu berusaha meningkatkan kompetensi Sumber Daya
Manusia Perpustakaan. 3.3.3 Tujuan :
Guna mengimplementasikan visi dan misi, Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa memiliki tujuan Sbb. :
% pertahun dan peningkatan akses anggota sebesar 2 % perbulan.
3.3.3.3 Menyediakan fasilitas sarana dan prasaana serta perangkat komputer untuk menunjang informasi berbasis teknologi. 3.3.3.4 Tersedianya tenaga pustakawan profesional, dan trampil
dibidangnya untuk melaksanakan tugas kepustakawanan.
3.4 Jaringan Kerjasama Perpustakaan
3.4.1 Jaringan kerja sama yang telah ada di UST adalah : 3.4.1.1Jaringan Kerjasama :
a. Jogja libra ry for a ll alamat Web http://jogjalib.ac.id (sebagai anggota)
b. Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Propinsi DIY 3.4.1.2Alamat : Web side perpustakaan UST :
http://pustakaustjogja.ac.id
3.4.1.3Alamat akses jurnal elektronik oleh dosen dan mahasiswa : a. Proquest (religion, a gronomi, sosiologi, biologi, a rt),
Userna me: 08WBPRQ2HK, password: pqdikti
kedokteran/midline) userna me: ns003859, password, password.
3.5 Usaha Peningkatan Kualitas Pustakawan :
3.5.1 Mengikut sertakan kegiatan pada seminar-seminar baik yang di dalam kota maupun diluar kota.
3.5.2 Mengadakan kegiatan pelatihan-pelatihan teknologi informasi dengan aplikasi TI softwa re open source senayan pada bulan Maret 2011 diikuti oleh seluruh pustakawan, pelatihan bersama dengan komunitas SLIMS (Softwa re Libra ry Informa tion Mana jemen System) dan akan dilaksanakan pelatihan penyegaran kembali pada bulan April 2012 yang akan datang.
3.5.3 Kerjasama dengan yayasan Damandiri dengan alamat web : http://damandiri.ac.id
3.5.4 Tahun 2008 2012 sebagai pengurus aktif dalam Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Propinsi DIY alamat web http://fpptidiy.ac.id
3.6 Letak Geografis Perpustakaan
yang bersangk utan. Hal ini dilakukan karena untuk memberikan kemudahan bagi para mahasiswa yang mencari informasi guna kebutuhan studinya, tiga unit tersebut adalah sebagai berikut :
3.6.1 Perpustakaan unit 1 (sebagai unit pusat) berlokasi di Jl. Batikan No. 2 Tempel Wirogunan, Umbulharjo Yogyakarta (bedekatan dengan kampus FKIP dengan 9 program studi)
3.6.2 Perpustakaan unit 2 berlokasi dikomplek kampus 2 Jl. Kusumanegara 121 melayani fakultas ekonomi 2 program studi dan fakultas pertanian 2 program studi dan program pasca sarjana Magister Manajemen dengan 1 program studi
3.6.3 Perpustakaan unit 3 di komplek kampus pusat Jl. Kusumanegara 157 menempati lantai 3 melayani fakultas teknik dengan 2 program studi, fakultas psikologi 1 program studi dan pasca sarjana magister pendidikan 3 program studi.
3.7 Estafet Kepemimpinan :
1. Tahun 1956 - ... Nyi Hajar Dewantara
2. Tahun 1975 1979 Ki Djunari (Tenaga dari Staf Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa)
7. Tahun 2011 sekarang Dra. V. Rubiyah
3.8 Pengelolaan Dan Kepemilikan
3.8.1 Pengelolaan
Perkembangan penggunaan aplikasi program teknologi informasi perpustakaan :
3.8.1.1Awal 1978 pelayanan manual
3.8.1.2Tahun 1979 2006 penggunaan manual dengan mengacu aturan klasifikasi ilmu perpustakaan DDC (Decimal Dewey Clasification) dari edisi 20 ke edisi 21.
3.8.1.3Tahun 2007 2011 (bulan maret) menggunakan program CDS/ISIS (Winisis Under Window)
3.8.1.4Tahun 2011 (bulan april sekarang) menggunakan Softwa re Opensour se Sena ya n berbasis web.
3.8.2 Kepemilikan
Sumber : UPT Perpustakaan Sarjana Wiyata Taman Siswa 2012
Tabel 4.
Kepemilikan data inventarisasi
No Jenis Jumlah
1 Speedy 3
6 Handycam 1
Sumber : UPT Perpustakaan Sarjana Wiyata Taman Siswa 2012
3.9 Luas Gedung Perpustakaan
1. Unit 1 : 698,5 m2 2. Unit 3 : 70 m2 3. Unit 3 : 68,5 m2
Tabel.5
Tenaga Pustakawan 2012
No Nama/NIY Pangkat/Golon gan
Pendidikan Lama Tugas di Perpustakaan
NIY : 5878019 an
17 tahun Tenaga Teknis (Unit 1)
18 tahun Pelayanan Referensi (Unit
3 tahun Sirkulasi (Unit 1)
Penata/IIIa SLTA 3 tahun Sirkulasi (Unit 3)
9 Enik Setyowati
Pengatur Tk.I/Iid
SLTA 25 tahun Sirkulasi (Unit 2)
3 tahun Refeensi (Unit 1)
Sumber : UPT Perpustakaan Sarjana Wiyata Taman Siswa 2012
3.10 Susunan Organisasi
Bagan 1
s umber : UPT Perpustakaan Sarjana Wiyata Taman Siswa 2012
3.11 Rencana Strategi Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa 5 Ttahun
3.11.1 Tahun 2012 2013 (2 Tahun Pertama)
3.11.1.1 Peningkatan koleksi, SDM, dan kerja sama 3.11.1.2 Menambah dan melengkapi sarana dan
prasarana
3.11.1.3 Melaksanakan promosi keluar dan kedalam
Bendahara Sekretaris Pelaksana
Kepala UPT Perpustakaan PR I
Bidang Pengadaan
Bidang Pengolahan
Bidang PelayananSirkulasi
Administrasi & Dokumen
Layanan Umum
Perpustakaan/Tenaga Kontrak 3.11.1.5 Melakukan evaluasi secara
bertahap/periodik
3.11.2 Tahun 2014 2015 Menuju Perpustakaan Digital 3.11.1.6 Perencanaan perpustakaan digital 3.11.1.7 Peningkatan koleksi sumber informasi
digital
3.11.1.8 Peningkatan kompetensi kepustakawanan 3.11.1.9 Melakukan evaluasi secara
bertahap/periodik
3.11.3 Tahun 2016 Menuju Perpustakaan Yang Mandiri 3.11.1.10 Meningkatkan jaringan kerjasama 3.11.1.11 Mewujudkan SDM yang handal 3.11.1.12 Peningkatkan koleksi sumber daya
informasi
3.11.1.13 Melakukan evaluasi secara bertahap/periodik
3.12 Peraturan Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta NO. 20/UST/PERP/III/2012
Perpustakaan Unit
Sumber : UPT Perpustakaan Sarjana Wiyata Taman Siswa 2012
3.13 Keanggotaan
3.13.1 Anggota Biasa : Mahasiswa UST, Dosen, dan Karyawan
3.13.1.1 Bagi anggota baru, mengisi formulir anggota biasa dan menyerahkan pas foto warna ukuran 3x4 cm sebanyak 2 lembar dan membayar biaya kartu anggota Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
adalah jangka waktu dosen dan karyawan tersebut menjadi pegawai tetap UST.
3.13.1.4 Program program khusus yang diselenggarakan oleh UST membayar kartu anggota biasa perpustakaan sebesar Rp. 15.000,- dengan menunjukan kartu mahasiswa, mengisi formulir aktiv anggota biasa, menyerahkan pas foto warna ukuran 3x4 cm sebanyak 2 lembar.
3.13.2 Anggota Alumni: Mahasiswa yang telah lulus.
3.13.2.1 Alumni mengisi formulir aktivasi anggota baca. 3.13.2.2 Menyerahkan fotokopi kartu alumni UST.
3.13.2.3 Kartu alumni berfungsi sebagai kartu anggota perpustakaan.
3.13.3 Anggota Baca
3.13.3.1 Menyerahkan fotocopy kartu mahasiswa atau identitas lain yang masih berlaku sebanyak 1 lembar. 3.13.3.2 Menyerahkan pas foto berwarna terbaru ukuran 3x4
cm sebanyak 1 lembar.
3.13.3.3 Membayar biaya administrasi sebesar Rp 20.000,00 dengan masa keanggotaan 1 semester.
3.14.1 Ketentuan Umum
3.14.1.2 Pengunjung yang dapat masuk ke perpustakaan adalah anggota biasa, anggota alumni dan anggota baca.
3.14.1.3 Sebelum masuk ke perpustakaan pengunjung wajib menitipkan tas termasuk tas laptop, jaket, topi, dan sweater di rak tas yang telah disediakan kecuali laptop, alat tulis dan barang barang berharga. 3.14.1.4 Pengunjung wajib berpakaian rapi, tidak boleh
memakai kaos oblong, celana pendek dan sandal jepit.
3.14.1.5 Pengunjung wajib memperlihatkan kartu anggota biasa, kartu alumni atau kartu anggota baca yang berlaku.
3.14.1.6 Kartu anggota biasa, kartu alumni dan kartu anggota baca tidak dapat dipergunakan oleh orang lain. 3.14.1.7 Pengunjung diwajibkan memindai kartu anggota
cetak, fotokopian, atau bahan bacaan lainnya milik sendiri dengan melaporkan kepada petugas. 3.14.1.9 Pengunjung dimohon menjaga kerapian, keutuhan
koleksi, menjaga ketenangan dan ketertiban. 3.14.1.10 Pengunjung tidak diperbolehkan merokok,
membawa alat pemotong, makan dan minum selama di perpustakaan.
3.14.1.11 Pengunjung dimohon mematikan dering handphone selama di perpustakaan.
3.14.2 Layanan Sirkulasi
Koleksi sirkulasi adalah koleksi bahan pustaka buku yang diberikan kepada pemustaka dalam bentuk penelusuran koleksi, peminjaman dan pengembalian.
3.14.2.1 Ketentuan Peminjaman :
a. Buku yang dipinjam adalah buku koleksi sirkulasi.
untuk mahasiswa dan dapat diperpanjang satu kali masa peminjaman, 2 minggu untuk dosen dan karyawan, dan dapat diperpanjang 1 kali masa peminjamannya.
d. Peminjaman buku menggunakan kartu anggota perpustakaan
3.14.2.2 Ketentuan Perpanjangan dan Pengembalian
a. Peminjaman yang akan memperpanjang masa pinjamannya harus membawa buku dan kartu anggota biasa.
b. Peminjaman atau perpanjangan koleksi tidak dilayani apabila pengguna belum mengembalikan koleksi yang terlambat dan belum membayar denda.
c. Buku buku yang telah habis masa peminjamannya harus segera dikembalikan. 3.14.3 Layanan Referensi dan Skripsi.
a. Skripsi. b. Thesis.
c. Penelitian penelitian dosen.
3.14.4 Ketentuan Pelayanan Koleksi Referensi dan Skripsi.
3.14.4.1 Koleksi referensi hanya dapat dibaca di tempat dan yang boleh difotocopy hanya koleksi buku teks saja dengan membayar biaya perawatan per buku Rp. 3000,- dan biaya fotocopy Rp. 200 rupiah perlembar.
3.14.4.2 Koleksi yang selesai dibaca diletakkan di rak transit. 3.14.4.3 Koleksi skripsi, thesis dan penelitian hanya
diperbolehkan dibaca ditempat dan tidak diperbolehkan difotocopy.
3.14.5 Layanan Komputer dan Multimedia.
3.14.5.1 Pelayanan Komputer dan Multimedia
Pelayanan komputer dan multimedia berupa penyediaan fasilitas komputer, TV dan DVD yang dapat digunakan untuk mengakses koleksi CD yang disediakan oleh perpustakaan.
anggota perpustakaan.
b. Pemakai dapat menggunakan komputer dan multimedia maksimal selama 2 jam dan dapat diperpanjang jika tidak ada pengguna berikutnya.
3.14.5.3 Layanan Khusus Ketamansiswaan.
a. Pelayanan khusus ketamansiswaan adalah berupa ruang yang berupa ruangan yang menggunakan tempat duduk karpet dan disediakan meja meja kecil untuk menulis. b. Ketentuan pelayanan khusus koleksi
ketamansiswaan.
1. Pemakai adalah anggota biasa dan alumni serta anggota baca yang dapat digunakan untuk kegiatan rapat diskusi dan sarasehan tentang ketamansiswaan dll.
ketentuan hari dan waktu diharap memberitahukan terlebih dahulu kepada petugas.
3. UPT. Perpustakaan menerima sumbangan koleksi untuk pengembangan ketamansiswaan.
3.14.5.4 Sangsi
a. Dikenakan denda buku atas keterlambatan pengembalian buku per hari Rp. 300,-/ buku. b. Peminjaman yang menghilangkan buku yang
dipinjam diharuskan mengganti buku yang sama atau memfotocopy buku teks rangkap 2. c. Bila buku pinjaman robek sampul atau hilang
halamannya atau kotor, peminjam diharuskan memperbaiki seperti semula atau mengganti buku yang sama.
BAB IV
IMPLEMENTASI E-DDC EDISI 22 DI UPT PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA
4.1. Penerapan Sistem klasifikasi di perpustakaan Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa
membutuhkan DDC fisik yang asli sebagai bahan rujukan untuk menentukan subjek yang benar-benar pas, karena yang diolah jenis koleksi dan subjeknya pun beragam juga mendalam.
2.1.1 Sejarah singkat DDC
Bersumber dari http://supono.wordpress.com/2007/10/17/melvil-dewey-si-bapak-perpustakaan/. Melvil Dewey lahir pada 1851 di Adams Center, sebuah kota kecil yang masih menjadi bagian New York. Orang-tuanya memberi nama Melville Louis Kossuth Dewey. Nama Louis Kossuth diambil dari nama Lajos Kossuth, seorang pejuang revolusi Hungaria yang pada masa itu sangat terkenal setelah usahanya pada 1848.
Sejak masih kanak-kanak, Melvil Dewey telah menunjukkan
ketertarikan yang kuat terhadap buku. Ada anekdot yang menceritakan bahwa dia menyelamatkan banyak buku di perpustakaan pada saat sekolahnya terbakar pada 1868. Ketika itu, dia terlalu banyak menghirup asap sehingga dia menderita batuk kronis yang tidak kunjung sembuh. Oleh dokter yang merawatnya, dia diberitahu bahwa hidupnya mungkin tidak akan lama lagi. Sejak itu, dia menjadi sangat terobsesi untuk melakukan efisiensi, dilatar belakangi oleh perasaan bahwa dia tidak memiliki cukup banyak waktu. Selain sistem DDC, Dewey juga menciptakaan sistem ejaan yang
Sebelum Dewey menemukan DDC, tidak ada sistem yang seragam yang dipergunakan oleh perpustakaan-perpustakaan untuk mengklasifikasikan koleksi buku-bukunya. Masing-masing perpustakaan memiliki dan
mengembangkan sistemnya sendiri-sendiri. Bahkan ada perpustakaan yang mengelompokkan buku-buku berdasarkan ukurannya, tidak peduli temanya. Penomoran buku pun dilakukan berdasarkan nomor rak di mana buku
disimpan. Misalnya, buku-buku yang disimpan di rak nomor 100C akan diberi nomor 100C. Jadi, nomor buku mengacu pada nomor rak. Sistem penomoran
fixed location n
kesulitan yang tidak kecil. Masalahnya adalah ketika ada penambahan koleksi buku perpustakaan yang sampai menyebabkan buku-buku yang sudah ada harus digeser ke rak yang lain, maka nomor buku-buku tersebut pun harus diubah, menyesuaikan dengan nomor raknya yang baru. Perubahan nomor buku pun akan berdampak pada harus diubahnya kartu katalog buku-buku tersebut, karena nomor buku yang tercantum dalam katalog pun harus diubah.
topik dan penomoran dengan sistem desimal. Namun, nomor tidak mengacu pada rak, melainkan pada bidang ilmu.
Inovasi penting dari DDC adalah penomoran DDC tidak secara langsung merujuk pada lokasi buku. Nomor DDC hanya memberitahu letak relatif suatu buku di antara buku-buku yang lain. Untuk menemukan sebuah buku, dibutuhkan informasi tambahan, misalnya denah rak yang
menginformasikan di mana buku-buku dengan nomor-nomor tertentu ditaruh. fixed location
dengan nomor rak tempat buku tersebut disimpan. Berkat inovasi dari DDC ini, kita tidak perlu lagi mengalami masalah yang dihadapi bila menggunakan
fixed location
menyebabkan beberapa buku harus dipindah ke rak yang lain, maka denah lokasi saja yang perlu diubah, tidak perlu keseluruhan katalog.
oleh nomor-nomor di sisi kanan titik desimal. Dengan sistem seperti ini, DDC dapat mengakomodasi perkembangan pengetahuan sejak masa Dewey hingga saat ini.
4.1.1. Sistem Klasifikasi DDC ( Dewey Decimal Cla ssification ) 4.1.1.1. Unsur-unsur pokok dalam DDC
Sebagai suatu sistem klasifikasi, DDC memiliki unsur-unsur pokok, yaitu:
a. Sistematika
DDC menggunakan sistematika berupa bagan yang berisi pembagian ilmu pengetahuan berdasarkan pada prinsip-prinsip tertentu.
b. Notasi
c. Indeks relatif
Indeks relatif menunjuk pada sejumlah tajuk yang disertai rincian aspek-aspeknya dan disusun secara alfabetis serta memberikan petunjuk yang biasanya berupa nomor klasifikasi. Meskipun sistem klasifikasi itu dilengkapi dengan indeks relatif. Untuk menentukan nomor klasifikasi suatu koleksi dengan nomer tertentu, pengklasifikasi harus mengecek lebih dahulu pada bagan klasifikasi.
Indeks itu dikatakan relatif karena mencatat aspek-aspek yang tersebar dalam berbagai bagan atau nomor, lalu dikumpulkan menjadi satu dalam jajaran abjad. Di samping itu, dalam sistem DDC ada indeks spesifik, yaitu indeks yang hanya menunjukkan satu aspek atau satu tempat.
d. Tabel pembantu
Table pembantu berupa notasi khusus yang digunakan untuk menyatakan aspek tertentu. Table-tabel pembantu itu berupa beberapa hal sebagai berikut : 1. Tabel 1 Subdividi standar
2. Tabel 2 Wilayah
3. Tabel 3 Subdivisi kesusastraan 4. Tabel 4 Subdivisi bahasa
5. Tabel 5 Ras, Bangsa dan kelompok etnis 6. Tabel Bahasa-bahasa
000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu murni 600 Ilmu Terapan 700 Kesenian 800 Kesusastraan
900 Sejarah dan Geografi
Selanjutnya masing-masing kelas utama itu dibagi ke dalam 10 divisi. 10 divisi tersebut aantara lain :
700 KESENIAN DAN SENI DEKORASI 710 Seni Perkotaan dan Pertamanan 720 Arsitektur
760 Seni Grafika 770 Fotografi 780 Musik
790 Seni Rekreasi & Pertunjukan
Kemudian masing-masing divisi dibagi lagi ke dalam 10 seksi. 10 seksi tersebut antara lain :
700 KESENIAN DAN SENI DEKORASI 701 Filsafat dan teori
702 Aneka ragam kesenian dan seni dekorasi 703 Kamus, ensiklopedi dan konkordans kesenian
704 Topik-topik khusus yang dapat diterapkan secara umum 705 Terbitan berseri
706 Organisasi dan manajemen dalam kesenian 707 Pendidikan, penelitian, topik-topik berkaitan 708 Gedung kesenian, museum, koleksi privat 709 Pengolahan historis, geografis, perorangan
.1 Aspek apresiasi
Termasuk prinsip-prinsip psikologis, estetika, kritik .8 Ciri-ciri khas
Komposisi, warna, bentuk, gaya, perspektif, nilai dekoratif, visi, waktu, ruang, gerakan, simetri
.9 Metodologi
Studi tentang cara-cara, peraturan-peraturan, dalil-dalil yang diadakan dalam kesenian.
b. Prinsip desimal
c. Tabel-tabel pembantu
1. Tabel 1 subdivisi standar
Tabel subdivisi standar (SS) tidak dapat digunakan secara tersendiri melainkan dapat digunakan apabila diikuti dengan angka dari bagan klasifikasi.
Ringkasan 01 Filsafat 02 Aneka ragam
03 Kamus, ensiklopedi, konkordans 04 Topik-topik khusus
05 Penerbitan berseri
06 Organisasi dan manajemen
07 Pendidikan, penelitian, topik-topik berkaitan 08 Sejarah dan deskripsi berkenaan jenis-jenis orang 09 Pengolahan historis, geografis, perorangan
Tabel ini terdiri atas dua bilangan atau lebih dan bilangan pertama pasti nol (0)
Kaidah-kaidah :
a) Apabila subyek angka dasarnya (BN = Ba se Number) tidak berakhir dengan nol, maka langsung dapat ditambahkan. Rumus : BN + SS = BNSS
Kamus Biologi
Biologi (BN) 574 Kamus (SS) 03
Kamus Biologi BN + SS = 574.03
b) Apabila subyek angka dasarnya (BN) berakhir dengan nol, maka nol-nya dihilangkan.
Rumus : BN0 + SS = BN0SS Contoh :
Majalah Musik
Musik (BN) 780 Majalah (SS) 05
Majalah Musik BN0 + SS = 780.05 780.5 c) Apabila angka dasarnya (BN) berakhir dengan dobel nol
(00), maka kedua nol-nya dihilangkan. Rumus : BN00 + SS = BN00SS Contoh :
Pendidikan Agama
Agama (BN) 200 Pendidikan (SS) 07
Catatan : kaidah di atas tidak berlaku apabila dalam bagan klasifikasi terdapat perintah yang berbeda
2. Tabel 2 wilayah
Tabel wilayah (W) tidak dapat digunakan secara tersendiri melainkan digunakan bersama dengan notasi dari bagan klasifikasi ataupun melalui notasi 09 dari subdivisi standar.
Ringkasan
1 Wilayah umum
2 Manusia ( tanpa disebutkan wilayah) 3 Dunia-Purba
4 Eropa 5 Asia 6 Afrika
7 Amerika Utara 8 Amerika Selatan 9 Bagian lain Kaidah-kaidah :
dengan tetap memperhatikan kaidah BNSS, BN0SS dan BN00SS.
Contoh BNSS :
Perkembangan ilmu militer di Indonesia Ilmu militer (BN) 330
SS 09
Indonesia (W) 598
Perkembangan ilmu militer di Indonesia BNSS + W = 355.095.98
Contoh BN0SS : Situasi ekonomi China Situasi ekonomi (BN) 330
SS 09
China (W) 51
Situasi ekonomi China BN0SS + W = 330.095.1 330.951 Contoh :
Kemajuan teknologi di Afrika
Kemajuan teknologi (BN) 600
SS 09
Afrika (W) 6
Catatan : Apabila dalam bagan klasifikasi DDC terdapat perintah penggabungan, subyek itu langsung dapat digabungkan dengan wilayah.
3. Tabel 3 subdivisi kesusastraan
Karya-karya kesusastraan menempati notasi 810-890 untuk masing-masing Negara/benua. Dalam penggunaan angka subdivisi kesusastraan dapat digunakan secara langsung. Ringkasan
01-07 subdivisi standar Sajak
Drama Fiksi Esai Pidato Surat-surat Humor
Contoh :
Tabel 7
Subdivisi Kesusastraan
Judul Subyek Subdivisi Nomor Kesusastraan Klasifikasi Humor
Fiksi Prancis Sastra Prancis
Fiksi 84 3 843
4. Tabel 4 subdivisi bahasa
Tabel subdivisi bahasa tidak digunakan secara tersendiri, melainkan digunakan dengan angka dasar untuk masing-masing bahasa, seperti yang terdapat di bawah notasi 410-490. Ringkasan
01-03 Subdivisib standar Notasi dari tabel 1
03 Ensiklopedi dan konkordans
Golongkan kamus dari bentuk standar dari suatu bahasa dalam 3
2. Etimologi dan bentuk standar bahasa 3. Kamus dari bentuk standar bahasa
4. Sistem structural (tata bahasa) dari bentuk standar bahasa 7. Bentuk-bentuk bukan standar dari bahasa
8 Penggunaan standar dari bahasa (linguistic terapan) Contoh :
Kamus bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia 41
Kamus 3
Kamus bahasa Indonesia 413
5. Tabel 5 ras, bangsa, kelompok etnis
Tabel ini tidak digunakan secara tersendiri, melainkan bila perlu saja. Baik secara langsung atau melalui notasi subdivisi standar 089 dari tabel 1 dengan angka mana saja dari bagan klasifikasi.
Contoh :
Psikologi bangsa Australia
Australia 24
Psikologi bangsa Australia = 155.842.4 Seni keramik orang Arab
Seni keramik 738
Arab 927
Seni keramik orang Arab = 738.089.927 6. Tabel 6 bahasa-bahasa
Tabel ini tidak digunakan secara tersendiri, tetapi dapat digunakan bersama angka dari bagan klasifikasi dan dari
tabel -notasi dalam tabel ini tidak harus sama dengan angka-angka yang digunakan untuk bahasa-bahasa dalam 410-490 dan 810-890.
Contoh :
Penerjemahan
Al-Al- 2x1.2
Al-4.1.2. E-DDC ( Electronic Dewey Decimal Classification )
E-DDC ( Electronic Dewey Decimal Cla ssifica tion ) merupakan bentuk sistem klasifikasi yang diadaptasi dari DDC. Sama halnya dengan DDC, dalam E-DDC ini juga mempunyai 10 bidang ilmu pengetahuan. E-DDC juga terbagi menjadi 10 kelas utama (ma in class), 100 divisi dan 1000 seksi sama seperti dalam sistem klasifikasi DDC. Perbedaan antara sistem klasifikasi DDC dan E-DDC hanyaterletak pada bentuknya, sistem klasifikasi DDC masih dalam bentuk buku sedangkan sistem klasifikasi E-DDC dalam bentuk elektronik, sehingga dalam penggunaannya lebih mudah.
Dari 10 kelas utama di atas dapat ditemukan 10 divisi yaitu dengan cara mengklik salah satu kelas dan akan muncul tampilan berikut ini.
Dari 10 divisi di atas dapat ditemukan 10 seksi yaitu dengan mengklik salah satu divisi dan akan muncul tampilan berikut ini.
Pada sistem klasifikasi E-DDC memiliki beberapa tabel-tabel pembantu sama halnya pada sistem klasifikasi DDC. Tabel-tabel ini tidak dapat digunakan secara tersendiri melainkan digunakan dengan bagan klasifikasi. Penggunaan tabel-tabel pembantu sama seperti pada sistem klasifikasi DDC. Untuk melihat tabel-tabel pembantu pada sistem klasifikasi E-DDC kembali pada home kemudian klik ta bles. Maka akan muncul tampilan berikut ini.
Di bawah ini adalah tampilan dari macam-macam tabel dan penggunaannya dalam menentukan nomor klasifikasi. Penggunaan tabel-tabel berikut sama dengan penggunaan tabel pada sistem klasifikasi DDC.
a. Tabel 1 Subdivisi Standar
b. Tabel 2 Wilayah Geografis, periode Sejarah
Gambar 6. Tampilan elektronik Dewey Decimal Classification (e-DDC)
c. Tabel 3 Subdivisi dari Masing-masing Kesusastraan
d. Tabel 4 Subdivisi dari Masing-masing Bahasa
Gambar 8. Tampilan elektronik Dewey Decimal Classification (e-DDC)
e. Tabel 5 Ras, Kelompok Etnis, Suku Bangsa
f. Tabel 6 Bahasa-bahasa
Gambar 10. Tampilan elektronik Dewey Decimal Classification (e-DDC)
Menentukan subyek
Sebelum menentukan nomor klasifikasi terlebih dahulu yang perlu dilakukan adalah menentukan subyek. Dalam menentukan subyek suatu bahan pustaka dapat ditemukan atau diperoleh dari :
a. Halaman judul b. Kata pengantar c. Daftar isi
d. Pendahuluan (bila ada)
Pada dasarnya langkah-langkah untuk menentukan nomor klasifikasi melalui software E-DDC baik menggunakan tabel-tabel pembantu ataupun tidak, sama halnya dengan langkah-langkah pada sistem klasifikasi DDC, seperti yang telah disebutkan di atas. Namun pada sistem klasifikasi E-DDC dalam menentukan nomor klasifikasi dapat dilakukan secara langsung. Langkah-langkah untuk menentukan nomor klasifikasi melalui sistem klasifikasi E-DDC tersebut ialah pertama : tuliskan subyek yang ingin dicari pada kolom search.
Kedua kemudian klik list topic atau enter dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
Ketiga : Pilih salah satu kelas yang cocok dengan topik. Beberapa kelas yang berkaitan dengan topik atau subyek dan akan muncul tampilan seperti berikut.
Gambar 13. Tampilan elektronik Dewey Decimal Classification (e-DDC)
Hasil pencarian akan muncul dalam highlight warna biru. Ada kalanya akan muncul beberapa highlight beserta nomor klasifikasinya. Gunakan nomor klasifikasi yang paling cocok dengan topik yang dicari.
klasifikasi E-DDC di sini masih harus didampingi DDC manual dalam menentukan nomor klasifikasi.
Pada kenyataannya penggunaan E-DDC di perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta belum terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki sangat minim pengetahuannya akan sistem klasifikasi.
4.1.3 Manfaat E-DDC bagi Perpustakaan, Pustakawan dan Pemustaka di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
4.1.2.1 Manfaat E-DDC bagi perpustakaan : a. Mengatasi keterbatasan waktu
b. Mempercepat proses klasifikasi dan penempatan koleksi pada rak
c. Meningkatkan layanan d. Menghemat biaya
e. Mempermudah dalam pelayanan untuk kepentingan akreditasi
4.1.2.2 Manfaat E-DDC bagi pustakawan :
a. Sistem klasifikasi E-DDC meringankan tugas atau pekerjaan pustakawan
c. Memudahkan pustakawan dalam penataan koleksi rak d. Memudahkan pustakawan dalam memberukan pelayanan
kepada pemustaka
4.1.3.3 Manfaat E-DDC bagi pemustaka :
a. Memudahkan pemustaka dalam mencari dan menemukan buku-buku atau informasi yang dibutuhkan dalam perpustakaan
b. Menghemat waktu dalam pencarian informasi
c. Menemukan informasi yang dibutuhkan dengan tepat, cepat dan akurat.
4.2 Hambatan yang dihadapi dalam implementasi E-DDC
4.2.2.1 Minimnya pengetahuan SDM tentang klasifikasi.
4.2.2.2 Sistem klasiifikasi E-DDC dirasa kurang spesifik untuk menentukan nomor klasifikasi.
4.3 Cara mengatasi hambatan dalam implementasi E-DDC
4.3.2.1 Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pustakawan agar lebih memahami tentang ilmu perpustakaan
4.4 Keunggulan dan Kelemahan DDC atau E-DDC
Sulistyo-Basuki (1993:410) mengatakan DDC atau E-DC sebagai sistem klasifikasi untuk perpustakaan.
4.4.2 Keunggulan DDC
a. DDC merupakan sistem klasifikasi yang praktis. DDC merupakan bagan klasifikasi yang paling banyak digunakan di dunia, termasuk Indonesia. Hal itu membuktikan kehandalannya sebagai sistem klasifikasi.
b. DDC menggunakan lokasi relative untuk pertama kalinya.
c. Indeks relative menyatukan subyek yang sama dengan aspek berlainan yang tersebar dalam berbagai disiplin ilmu.
d. Notasi murni dengan angka Arab dikenal secara universal. Pustakawan dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda dengan mudah dapat menyesuaikan sistem tersebut.
e. Urutan numeric kasat mata dapat memudahkan penjajaran dan penempatan buku di rak.
f. Sifat hirakis notasi DDC mencerminkan hubungan antara nomor kelas. g. Penggunaan notasi decimal memungkinkan perluasan dan pembagian
subdivisi tanpa batas.
i. Revisi berkala dengan interval teratur menjamin kemutakhiran bagan klasifikasi Dewey.
4.4.3 Kelemahan DDC
a. Klasifikasi Dewey terlalu berorientasi pada sifat Anglo-saxon serta Kristiani. Hal ini , Nampak pada notasi 900 Geografi, 800 Sastra serta bias pada Protestanisme Amerika pada notasi 200. b. Disiplin ilmu yang berkaitan acapkali terpencar, misalnya 300
ilmu-ilmu sosial terpisah dari 900 geografi dan sejarah. Pada bidang lain, kelas 400 bahasa terpisah dari 800 sastra.
c. Penempatan beberapa subyek tertentu dipermasalahkan, misalnya ilmu perpustakaan pada kelas karya umum (000), psychology sebagai subdivisi dari filasfat (100) dan olahraga serta hiburan dalam kesenian (700).
d. Pada kelas 800, karya literer oleh pengarang yang sama ditebarkan berdasarkan bentuk literer padahal para pandit (scholar) menginginkannya terkumpul menjadi satu.
rendah menjadi subdivisi-subdivisi.
f. Laju pertumbuhan ilmu pengetahuan tidak sama sehingga membuat struktur ilmu pengetahuan tidak seimbang. Ada kelas yang dianggap statis seperti Agama san Filsafat, ada pula yang tumbuh cepat seperti kelas 300 ilmu-ilmu social, 500 sains, dan 600 teknologi. Pada kelas 300, 500 dan 600 ada kesan terlalu padat.
g. Perluasan sebuah subyek dapat dilakukan dengan sistem decimal, tetapi anehnya angka baru untuk subyek baru tidak dobel disisipkan antara nomor koordinat (yaitu nomor antara divisi, misalnya 610 dan 620) walaupun memang tempat yang layak ada di antara nomor koordinat. DDC melakukan penambahan subyek baru dengan memasukkannya pada subdivisi dari subyek yang telah ada.
h. Karena kemampuan perluasan tidak terbatas berkat sistem decimal, hasilnya ialah angka yang cukup panjang untuk beberapa subyek.
PENUTUP
Bab penutup disajikan kesimpulan dalam penulisan tugas akhir yang berjudul -DDC EDISI 22 di PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
hati penulis ingin mengemukakan saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat untuk pihak yang berkepentingan, khususnya pihak Kantor Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
5.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1. Sistem klasifikasi yang digunakan di Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta adalah sistem klasifikasi DDC 22.
5.1.2 Pada awalnya Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa menggunakan sistem klasifikasi DDC manual untuk menentukan nomor klasifikasi.
5.1.3 Berimplementasi dengan E-DDC agar lebih praktis dalam menentukan nomor klasifikasi.
5.1.4. Hambatan yang dialami dalam implementasi E-DDC di Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta antara lain :
5.1.4.1. Minimnya pengetahuan SDM tentang klasifikasi.
5.1.5.1 Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pustakawan agar lebih memahami tentang ilmu perpustakaan.
5.1.5.2Tetap menggunakan sistem klasifikasi DDC Manual di samping penggunaan sistem klasifikasi E-DDC
5.2 Saran
Saran dari penulis setelah memberikan kesimpulan, antara lain :
5.2.1. Menambah tenaga kerja pustakawan, dengan menambah pustakawan akan mempercepat dan meringankan pengolahan bahan pustaka buku di Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
5.2.2. Untuk menunjang kegiatan dalam perpustakaan, staf diharapkan sering mengikuti seminar-seminar ataupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu perpustakaan. Dengan demikian akan meningkatkan pelayanan atau disiplin ilmu mengenai kegiatan perpustakaan.
5.2.3. Perlunya penambahan tenaga kerja di UPT Perpustakaan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
5.2.4. Perlunya meningkatkan kedisiplinan baik petugas perpustakaan maupun pengguna.