• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Pengertian Konsentrasi Belajar

1. Beberapa Pengertian Konsentrasi Belajar

Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek, misalnya konsentrasi pikiran, konsentrasi perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2002:15). pengertian lain dari konsentrasi adalah kemampuan untuk menaruh perhatian pada sesuatu, gagasan atau orang (Andreson, 2008: 135)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi adalah suatu kemampuan untuk menaruh perhatian atau pemusatan pikiran, pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perasaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pada sesuatu hal atau suatu objek dalam suatu kegiatan tertentu.

Sedangkan Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman

“learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered throughtraining or experience”. Definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi tersebut dikemukakan oleh Cronbach, dalam

bukunya yang berjudul Educational psychology sebagai berikut

“learning is shown by change in behaviour as result of experience”. Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya. (Ahmadi, 2013:125).

Selain itu belajar dapat diartikan sebagai satu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan itu bersifat relatif konstan dan membekas. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik (Ahmadi, 2013:125).

Maka, konsentrasi belajar dapat diartikan sebagai pemusatan pemikiran seorang siswa untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan belajar di sekolah, rahasia sukses belajar adalah konsentrasi, konsentrasi dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman. Belajar merupakan bagian hidup bagi setiap orang. Disamping itu, belajar merupakan rangkaian aktifitas yang mencakup berbagai persyaratan dari belajar, agar studinya berhasil yaitu konsentrasi, kesabaran dalam berkonsentrasi sering menjadi problem bagi kebanyakan siswa (Ahmadi, 1991:105).

Konsentrasi ialah pemusatan perhatian tertuju pada satu objek tertentu dengan mengabaikan masalah-masalah lain yang tidak diperlukan. Ketika membaca suatu topik dari sebuah buku dengan mengabaikan topik-topik lain adalah suatu upaya memusatkan perhatian terhadap apa yang akan dibaca. Tindakan ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan daya konsentrasi dalam membaca. Konsentrasi belajar sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Dan konsentrasi belajar akan tercipta jika suasana atau lingkungan belajarnya mendukung (Salam, 2004:12).

Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan

biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain seseorang itu harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Jadi kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini mutlak perlu dimiliki oleh setiap siswa yang belajar. Dalam belajar, seseorang siswa yang tidak dapat berkonsentrasi jelas tidak akan berhasil menyimpan atau menguasai bahan pelajaran. Oleh karena itu, setiap siswa berusaha dengan keras agar memiliki konsentrasi tinggi dalam belajar. Cukup banyak siswa yang kurang mampu berkonsentrasi ketika belajar dalam waktu yang relatif lama.

Jadi yang dimaksud penulis dengan konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian atau pikiran terhadap sesuatu objek dalam suatu aktifitas yang berlangsung dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan.

Tujuan dari konsentrasi itu sendiri adalah untuk mengatur sesuatu yang disebut “pancaran otak”, yang dalam kondisi tidak terkontrol secara terus-menerus terganggu. Pancaran otak secara terus-menerus dibutuhkan untuk mengonsentrasikan pikiran pada objek yang ditentukan, dan untuk menyingkat atau mengklasifikasikan objek tersebut. Tanpa ada pancaran otak yang terjadi terus - menerus, maka tidak akan ada pekerjaan yang bisa dilakukan karena pikiran berangan-angan tanpa tujuan, dan pikiran ini terganggu oleh berbagai macam gangguan. Konsentrasi berhubungan secara langsung dengan proses

pikiran. Dan konsentrasi ini adalah pangkal untuk melawan fobia, harus diakui bahwa konsentrasi pada beberapa titik yang ditetapkan akan menghasilkan gelombang energi syaraf yang bersumber pada titik tersebut. (Vittoz, 2008:90).

Jadi pada dasarnya konsentrasi sangat diperlukan dalam kehidupan karena tanpa konsentrasi seseorang tidak akan optimal dalam menyelesaikan berbagai macam pekerjaan, terutama dalam belajar seorang siswa sangatlah memerlukan konsentrasi, karena dengan konsentrasi siswa akan mampu menyerap semua pelajaran dengan baik. Untuk menciptakan konsentrasi yang baik seorang siswa harus mampu melawan segala sesuatu hambatan yang menggangu konsentrasinya kemudian barulah mampu memusatkan pikiran untuk berkonsentrasi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang berkonsentrasi belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniyah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1. Faktor jasmaniyah

a. Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. dikatakan kesehatan seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi belajarnya, karena siswa akan mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang dan kurang semangat, pikiran terganggu, karena hal-hal ini maka penerimaan dan respons pelajran berkurang, syaraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola, menginterprestasi dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui indranya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan tentang ketentuan-ketentuan tentang bekerja, tidur, makan, olahraga, dan rekreasi (Ahmadi, 2013:79). Jadi faktor kesehatan sangatlah berpengaruh dalam konsentrasi belajar sekarang. Seseorang yang dalam kondisi tidak sehat maka akan mudah capek, lemas, dan lesu dan hal tersebut pasti membuat konsentrasinya semakin berkurang bahkan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.

Sebaliknya jika seseorang dalam kondisi sehat maka akan lebih bersemangat dalam menjalankan berbagai aktivitas, serta mampu membangun konsentrasi yang baik di dalam dirinya. Oleh karena itu seseorang haruslah pandai-pandai menjaga kesehatannya, yaitu dengan cara makan teratur, istirahat yang cukup, olahraga yang cukup dan rekreasi suapaya tidak mudah stres.

b. Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau tangan, lumpuh, dan lain-lain. Salah satu kurangnya konsentrasi adalah cacat mental dan fisik pada anak karena perkembangannya yang normal telah terganggu (Anderson, 2008:83). Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi, hendaklah belajar pada lembaga pendidikan khusus atau menggunakan alat bantu agar dapat menghindarkan atau mengurangi kecacatannya itu.

2. Faktor psikologis

Yang tergolong ke dalam faktor psikologis, yaitu intelegensi, minat, bakat, motif dan sikap.

a. Inteligensi

Flynn dan Azwar mengidentifikasikan intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman. Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengerti relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Flynn dkk, 1996:7)

Jadi pada umumnya kecerdasan atau kecakapan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam relaksasi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Anak yang normal IQ-nya (90-1000) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ (110-140) dapat digolongkan cerdas, 140 keatas dapat digolongkan genius, jadi semakin tinggi IQ seseorang akan makin cerdas pula. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental (mentally deffectife). Anak inilah yang sering mengalami kesulitan belajar (Ahmadi, 2013: 81). Dalam menerima pelajaran seorang siswa pasti mampu menerima dengan waktu yang berbeda-beda, ada yang dapat menerima materi dengan cepat ada pula yang sangat lambat, hal itu

dikarenakan kecerdasan seseorang yang berbeda-beda. Semakin tinggi IQ seseorang maka semakin mudah pula dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan. Tetapi semakin rendah IQ seseorang maka akan semakin lambat. Oleh karena itu kecerdasan sangatlah berpengaruh dalam menerima pelajaran. Kemudian perlakuan pendidik dalam mendidik siswanya akan memberi pengaruh terhadap kecerdasan seseorang.

b. Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi minat besar pengaruhnya terhadap konsentrasi belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

c. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena

siswa senang belajar dan pastilah siswa akan lebih giat lagi dalam belajar.

d. Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan yang jadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian.

e. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetep terhadap objek, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Jadi dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh sikap atau perasaan senang atau tidak senang pada penampilan gurunya, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.

3. Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kebutuhan rohani (bersifat psikis)

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan gejala pusing-pusing sehingga sulit untuk bersemangat dan berkonsentrasi.

b. Faktor ekstern

Ahmadi (2013:81) Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1. Faktor keluarga

a. Cara orang tua mendidik

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anak. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh pada hasil belajarnya, orang tua yang bersikap kejam, otoriter akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak, hal ini akan mengakibatkan perasaan yang tidak tentram, dan konsentrasi belajarnya terganggu.

Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa cara orang tua dalam mendidik anaknya haruslah penuh dengan kasih sayang, apabila seorang anak melakukan kesalahan sebaiknya dinasehati dengan baik serta diberikan pemahaman yang baik dan penuh kasih sayng karena apabila anak terbiasa mendapat perlakuan yang kasar maka akan mengganggu perkembangannya dalam berbagai hal, salah satunya dalam hal konsentrasi belajar.

b. Hubungan orang tua dengan anak

Yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang yang penuh perhatian, atau kebencian, sikap keras, acuh takacuh, memanjakan, dan lain-lain. Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak.

c. Suasana rumah

Suasana keluarga yang sangat ramai dan gaduh, tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya, sehingga sukar dalam belajar. demikian juga dengan keadaan rumah yang tidak harmonis, orang tua selalu berantem, keluarga selalu ditimpa kesedihan, keadaan yang seperti ini akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak yang tidak sehat mentalnya. Untuk itu hendaknya suasana rumah selalu dibuat menyenangkan, tenang, damai, harmonis, agar anak betah dirumah. Hal ini akan menguntungkan untuk kemajuan belajar anak.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga sangat erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, contohnya makan, pakaian, kesehatan, dan lain-lain, fasilitas belajar itu hanya dapat tercukupi jika keluarga mempunyai uang.

e. Dukungan orang tua

Ketika seorang anak sedang belajar, perlu adanya dorongan dan pengertian dari orang tua, jika anak sedang berkonsentrasi belajar, jangan diganggu dengan tugas-tugas dirumah. Orang tua harus membantu sedapat mungkin kesulitan anak yang dialami disekolah.

2. Faktor sekolah

a. Metode mengajar

Metode belajar yang tidak menarik atau guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak bervariasi, hal ini menunjukkan metode guru yang sempit, sehingga menimbulkan kebosanan, dan perhatian murid mudah dialihkan. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar sebaikknya diusahakan tepat, efisien dan efektif.

b. Kurikulum

Dalam bukunya yang berjudul “Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses” Ahmadi menjelaskan bahwa faktor exogin yang salah satu faktornya meliputi faktor lingkungan sekolah, menyebutkan bahwa

bahan pelajaran yang telah tinggi di atas ukuran normal kemampuan anak (Ahmadi, 1993:82)

Berdasarkan salah satu faktor yang disebutkan oleh Ahmadi dalam bukunya yang berjudul “Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses” penulis dapat menyimpulkan bahwa jika bahan ajarnya terlalu tinggi, pembagian bahan ajar yang tidak seimbang (kelas satu banyak pelajaran, dan kelas-kelas di atasnya sedikit pelajarannya), dan adanya pemadatan materi. Hal-hal itu akan membawa kesulitan belajar bagi siswa. Sebaliknya jika kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa, maka akan membawa kesuksesan dalam belajar.

c. Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajarannya. Pada umumnya, seorang siswa akan menyukai pelajaran karena guru yang mengajar dapat membangun relasi yang baik dengan siswanya.

d. Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi yang baik antara siswa sangat diperlukan, karena sesama siswa akan saling menghargai, menghormati, dapat bekerja sama dengan baik dan lain-lain. Hal ini dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap konsentrasi belajar.

e. Disiplin sekolah

Disiplin sekolah yang kurang dapat menimbulkan hambatan dalam belajar, misalnya murid-murid sering terlambat datang, tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru maka hal itu akan menghambat konsentrasi siswa dalam belajar belajar, dalam hal ini seorang guru yang tidak disiplin akan berpengaruh buruk bagi perkembangan pembelajarannya.

f. Alat pelajaran

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan belajar. ketidak lengkapan alat pelajaran maka guru akan cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga tidak mustahil jika anak mengalami kesulitan belajar.

g. Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar. waktu yang baik untuk belajar adalah pagi hari, karena di pagi hari energi siswa masih utuh dan udara pun masih sejuk maka akan mempengaruhi daya otak siswa sehingga memudahkan siswa untuk berkonsentrasi.

h. Standar belajar diatas ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Guru-guru yang menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak akan mengakibatkan kurangnya keberhasilan pada prestasi seorang siswa, sehingga hanya sebagian kecil dari siswanya yang dapat berhasil dengan baik.

i. Keadaan gedung

Terutama ditujukan pada ruang kelas, ruang kelas harus memenuhi syarat kesehatan seperti, ruang harus berjendela, ventilasi cukup sehingga udara segar dapat masuk ke dalam ruangan dan dapat menerangi ruangan, dinding yang bersih dan tidak kotor akan mengurangi pengalihan perhatian siswa untuk melihat coretan-coretan yang ada didinding. Letak gedung jauh dari keramaian, sehingga anak dapat berkonsentrasi dengan baik.

j. Lingkungan alamiyah

Yaitu seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau tidak terlalu gelap serta suasana sejuk dan tenang (Baharuddin, 2008:27). Sehingga kondisi di atas akan mempengaruhi aktifitas belajar anak. jadi lingkungan sekolah yang nyaman serta hubungan yang harmonis dengan guru, teman-teman sekolah serta staf administrasi akan membuat anak termotifasi untuk belajar.

Jadi lingkungan sekolah yang nyaman serta hubungan yang harmonis dengan guru dan antar siswa akan membuat anak termotifasi untuk belajar lebih baik.

3. Faktor masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Apabila anak suka bergaul dengan teman-teman yang tidak bersekolah, maka anak akan menjadi malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah berbeda dengan yang tidak bersekolah. Kewajiban orang tua adalah mengawasi dan mencegahnya agar mengurangi pergaulan dengan orang-orang yang kurang baik untuk perkembangan anak. corak kehidupan tetangga, misalnya main judi, minum-minuman keras, menganggur, tidak suka belajar, akan mempengaruhi anak-anak yang sekolah, minimal tidak ada motivasi anak dalam belajar, jadi dalam lingkungan masyarakat seorang anak harus dapat menyesuaikan situasi dan kondisi serta dapat mengatur waktu belajarnya. Sehingga tidak menggangu konsentrasi belajar.

4. Sebab-sebab siswa tidak dapat berkonsentrasi belajar

Seorang siswa yang tidak dapat berkonsentrasi ketika belajar bukanlah tanpa sebab. Diakui ada hal-hal lain yang ikut mempengaruhi lama pendeknya daya konsentrasi seseorang ketika sedang belajar. sebab-sebab anak tidak dapat berkonsentrasi, antara lain sebagai berikut:

a. Kurang minat terhadap mata pelajaran. Tidak adanya minat mengakibatkan siswa sukar mengerti isi pelajaran tersebut. Akhirnya pikirannya melayang-layang pada hal-hal lain.

b. Banyak urusan-urusan yang mengganggu perhatian, baik urusan luar ataupun

urusan pribadi.

c. Adanya gangguan-gangguan suara keras seperti radio, tape, dan lain-lain. Begitu juga udara yang sangat panas dan meja yang tidak enak atau kurang nyaman karena sudah rusak dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa.

d. Adanya gangguan kesehatan atau terlalu lelah. (Ahmadi, 1991:140)

Jadi berbagai penyebab anak tidak dapat berkonsentrasi antara lain berasal dari faktor dalam (internal) yaitu kurang minat atau tidak senang dengan mata pelajaran karena masalah pribadi atau gangguan kesehatan, sedangkan faktor lain dari luar (eksternal) yaitu banyak urusan-urusan yang menggangu, kondisi tempat belajar dan gangguan-gangguan suara keras atau gaduh.

5. Mengembangkan kemampuan konsentrasi belajar

Malas belajar yang dialami anak – anak biasanya disebabkan oleh

kurangnya konsentrasi yang dimiliki anak. karena jika tidak berkonsentrasi membuat anak sulit menguasai apa yang dibaca atau dipelajarinya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Akibatnya anak pun mudah bosan, putus asa dan malas untuk belajar. karena itu melatih konsentrasi anak sangat penting agar anak tidak malas untuk belajar.

Ada beberapa cara melatih konsentrasi anak, diantaranya adalah usahakan istirahat yang cukup dan tidur secara teratur. Karena latihan fisik sangat bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi, maka banyak murid sekolah umum yang memiliki masalah konsentrasi menjadi lebih bahagia dan percaya diri. Mereka juga bisa mengambil manfaat lebih banyak sewaktu mereka di sekolah. (Anderson, 2008:100)

Di bawah ini dijelaskan bagaimana mengatasi dan mengembangkan kemampuan konsentrasi, antara lain sebagai berikut:

a. Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam agama islam diajarkan, bahwa

setiap melakukan sesuatu harus didahului dengan basmalah, dan jika tidak maka seluruh pekerjaannya terputus. Begitu juga dengan belajar anak maka harus membaca basmalah terlebih dahulu kemudian berdoa supaya diberi pikiran yang jernih.

b. Berusahalah membuat ruang belajar sebagai tempat khusus untuk belajar,

tidak ada keributan, mainan, atau pengalih perhatian.

c. Mulailah dengan sesi belajar yang pendek saja. Lakukan sesi belajar dengan waktu yang pendek supaya tidak cepat bosan.

d. Tambah waktu belajar lima atau sepuluh menit setiap hari sehingga target itu

tercapai. Ini tahap pertama setelah berhasil berkonsentrasi, kemudian tambah waktu yang lebih banyak lagi hingga target dapat tercapai.

e. Buatlah target kecil dan beri selamat pada diri sendiri ketika target itu tercapai (maksudnya target dalam tujuan belajar, bukan target musuh). Memberikan selamat kepada diri sendiri dapat memberikan semangat. Berusahalah

sekuat-kuatnya untuk tertarik dengan apa yang dipelajari. Kalau mata pelajaran itu membuat bosan, cari teman yang menyukainya dan tanyakan alasannya kenapa dia menyukai mata pelajaran tersebut. Baca artikel majalah, nonton video tentang topik tersebut, atau surfing interten untuk mencari bahan tambahan tentang pokok bahasan tersebut, menyusun beberapa pertanyaan untuk dan diajukan kepada guru ketika di kelas.

f. Kalau mulai lelah atau melamun, berhentilah, beri waktu yang cukup untuk beristirahat. Jika sudah merasa bosan, maka segera berhenti belajar, sebab rasa

Dokumen terkait